DI SUSUN OLEH :
Siti Nurul Ainunnisha 021118190
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
TAHUN 2020
I. Latar Belakang
Indonesia adalah negara terpadat, dan sebagian besar penduduknya menganut
ajaran Islam. Masyarakat muslim merupakan pangsa pasar utama negara ini, dan
mayoritas penduduknya beragama Islam, oleh karena itu wajar jika pemerintah
memberikan perhatian khusus terhadap hak konsumen melalui berbagai produk
legislasi. Bagi umat Islam, konsumsi makanan halal mutlak diperlukan, karena itu
adalah perintah Islam, bukan hanya anjuran, tetapi juga kewajiban1. Sebagaimana
dinyatakan dalam ayat 88 Al-Qur'an: "Makanlah makanan yang bersih dan lezat,
makanan yang Allah limpahkan kepadamu, dan hormati Allah yang kamu
percayai."
Pangan merupakan kebutuhan primer yang menunjang aktifitas fisik manusia.
Makanan tidak saja berfungsi sebagai pemasok tenaga, ia juga sebagai sumber
pengatur dan pelindung tubuh terhadap penyakit, dan sumber pembangun tubuh,
baik untuk pertumbuhan atau perbaikan tubuh. Melalui makanan yang
mengandung kalori dan gizi tubuh manusia dapat bertahan dengan baik.
Islam adalah agama yang bertujuan untuk kemaslahatan umat. Semua hal tentang
kehidupan sudah diatur didalamnya. Allah telah mengatur segala sesuatu yang
diperbolehkan, dilarang, dihindari maupun dijauhi, termasuk perintah untuk
menjauhi makanan dan minuman yang haram. Dilihat dari perspektif Islam,
konsep halal merupakan hal yang vital bagi seorang muslim. Halal berarti
diperbolehkan atau diijinkan dalam agama Islam (Alquran Surat Albaqarah 168-
169). Oleh sebab itu, umat Muslim akan cenderung mencari produk untuk
dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama. Dalam hal ini tingkat religiusitas
konsumen dapat mengukur seberapa besar usaha dan komitmen seseorang untuk
mematuhi peraturan yang disudah ditetapkan dalam agama. Pemahaman dan
kepedulian seseorang tentang makanan yang boleh dikonsumsi menurut hukum
Islam pasti berbeda. Saat ini jaminan kehalalan pada suatu produk pangan sangat
penting dalam Islam, karena telah banyak diberitakan adanya bahan-bahan
berbahaya atau bahan yang sebenarnya tidak layak digunakan dicampurkan pada
bahan makanan dan minuman. Masih banyak masyarakat membeli produk yang
akan dikonsumsi dengan pola berpikir bahwa makanan haram hanyalah makanan
yang bahan utamanya menggunakan bahan yang haram saja tanpa berpikir lebih
luas bahwa ada hal lain yang bisa mempengaruhi kehalalan produk seperti cara
mengolah, produk tambahan yang digunakan, cara mendistribusikan, dan cara
menyimpan dapat mempengaruhi kehalalan produk. Oleh sebab itu dibutuhkan
label dan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah resmi dalam
rangka menjamin kehalalan dan mutu produk.
Label merupakan salah satu cara penyampaian informasi produk yang tertera pada
kemasan. Selain memberikan informasi tentang nama produk, pada label juga
terdapat informasi tentang daftar bahan yang terdapat pada produk, berat bersih,
keawetan, nilai atau kegunaan produk, dan informasi halal. SKB No. 427 /
MENKES / SKB / VIII / 1985 Menteri Kesehatan dan Menteri Agama mengatur
tentang pencantuman teks halal. Makanan halal adalah segala jenis pangan yang
tidak mengandung unsur atau bahan yang dilarang / merugikan atau tidak diolah
menurut hukum Islam. Produsen menuliskan teks halal pada label untuk
bertanggung jawab atas tingkat kehalalan makanan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah yang
berjudul “Makalah Sertifikasi Pangan Halal MUI”.
II. Tujuan sertifikasi kehalalan pangan
Sertifikasi Halal MUI merupakan fatwa ataupun hukum tertulis Majelis Ulama
Indonesia yang menyatakan halalnya sebuah produk baik itu makanan, minuman,
obat-obatan maupun kosmetika, sesuai dengan syariat Islam.
perusahaan yang ingin memperoleh sertifikat halal LPPOM MUI, baik industri
pengolahan (pangan, obat, kosmetika), Rumah Potong Hewan (RPH), dan
restoran/katering/dapur, harus melakukan pendaftaran sertifikasi halal dan
memenuhi persyaratan sertifikasi halal. Berikut ini adalah tahapan yang
dilewati perusahaan yang akan mendaftar proses sertifikasi halal :