Anda di halaman 1dari 7

Tarigan et al.

J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):12-18

[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/

PERAWATAN DISC DISPLACEMENT WITH REDUCTION PADA KASUS OPEN


BITE ANTERIOR MENGGUNAKAN SPLIN REPOSISI ANTERIOR

Marsal Tarigan1 , Ricca Chairunnisa2


1Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Sumatera Utara.
2Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara.
__________________________________________________________________________________

Abstract

Disc displacement with reduction adalah gangguan temporomandibular non inflamasi yang umum
ditemukan. Kelainan ini dapat berhubungan dengan open bite anterior. Meskipun perawatan disc
displacement with reduction dengan gejala kliking tanpa gejala lain masih kontroversial, perawatan
dengan splin dapat menghilangkan kliking dan mengembalikan diskus ke posisi yang tepat. Tulisan ini
bertujuan untuk menjelaskan perawatan gangguan sendi temporomandibular disc displacement with
reduction pada kasus maloklusi open bite anterior tanpa disertai rasa sakit dengan splin reposisi
anterior. Pasien laki laki usia 24 tahun datang ke Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU dengan
keluhan terdengar bunyi saat membuka mulut lebar sejak 5 bulan lalu. Pada pemeriksaan klinis
didapati bunyi disendi rahang kanan, pembukaan mulut 45mm, deviasi kekanan dan tidak ada sakit
pada daerah sendi pada saat membuka mulut. Pasien memiliki riwayat pernah jatuh dan dagu koyak
karena terbentur kelantai sekitar 12 tahun lalu. Pasien memiliki kebiasaan mengunyah lebih sering di
sebelah kiri. Radiografi menunjukkan posisi kondilus kanan dan kiri berbeda saat membuka mulut.
Pasien merasakan berkurangnya bunyi kliking saat membuka mulut setelah 2 minggu pemasangan splin
reposisi. Splin reposisi anterior digunakan pada perawatan fase simtomatik setelah perawatan
pendahuluan berupa anjuran mengunyah dua sisi dan latihan buka-tutup mulut tanpa deviasi pada
kasus disc displacement with reduction dengan etiologi maloklusi open bite anterior. Splin reposisi
anterior akan memperbaiki hubungan fossa glenoid, diskus dan kondilus, sehingga mengurangi suara
sendi. Dengan menghilangkan gangguan mekanis, maka diskus mampu menyesuaikan kondisi di
dalam sendi sehingga deformasi diskus tidak semakin parah. Splin reposisi anterior dapat mengatasi
gejala gangguan sendi temporomandibula, sehingga tercapai keseimbangan oklusi, otot dan sendi
rahang. Perawatan harus dilanjutkan dengan perawatan ortodonti untuk mengoreksi open bite
anterior sehingga tercapai keseimbangan oklusi, otot dan sendi rahang secara defenitif.

Keywords : Open bite, Temporomandibular joint, Disc displacement with reduction, Klicking,
Splin reposisi anterior.
_________________________________________________________________________

12
Tarigan et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):12-18

PENDAHULUAN pterygoid lateral, ligamentum sprains, hipoplasia


Klasifikasi American Academy of mandibula, hipermobility juga mungkin sebagai
Orofacial Pain (AAOP) membagi kelainan factor resiko penyebab terjadinya DDwR.7
temporomandibular secara luas ke TMDs yang Disc displacement with reduction dengan
berhubungan dengan otot (myogenous), dan TMD gejala kliking sering tidak disertai rasa sakit atau
gabungan (arthrogenous). Gangguan TMJ adalah disfungsi, dan karena itu, tidak memerlukan
kategori gangguan temporomandibular (TMD) perawatan. Bagi pasien dengan suara sendi yang
yang luas yang timbul dari kapsul dan struktur tidak diinginkan ini, bisa menyebabkan
intracapsular.3,7,8 Kategori ini dibagi menjadi tiga kegelisahan pasien sehingga dibutuhkan
subkategori: gangguan kompleks condylar diskus, penanganan untuk menghilangkan kliking.3
ketidakcocokan struktural permukaan artikular, DDwR umumnya dapat diobati dengan metode
dan gangguan inflamasi.2,3,7 Derengement konservatif (non invasive) atau non konservatif
kompleks diskus condylar dapat dibagi menjadi (invasive / bedah). Perawatan non invasiv
dua subkategori untuk tujuan pengobatan: Disc meliputi pemberian obat obatan, terapi termal,
displacement with reduction dan Disc merubah kebiasaan, terapi fisik, selective grinding
displacement without reduction.3,7 Disc gigi dan terapi splin.4,7 Meskipun perawatan disc
displacement with reduction (DDwR) sendi displacement with reduction dengan gejala kliking
temporomandibular adalah gangguan tanpa gejala lain masih kontroversial, perawatan
temporomandibular non inflamasi yang umum dengan splin dapat menghilangkan kliking dan
ditemukan.4,7,8,9 Penelitian sebelumnya telah mengembalikan diskus ke posisi yang tepat.3,4,5
menunjukkan bahwa DDwR didapati sekitar 15% Terapi splint dianggap efektif untuk
-25% pasien di klinik TMD.4 Disc displacement menyesuaikan kembali perpindahan disk.4,5
with reduction merupakan tahap awal gangguan Diantara berbagai jenis splint, anterior
disk.7 Kelainan gangguan gangguan timbul dari repositioning splint (ARS) umumnya digunakan
perpanjangan ligamen kapsul dan diskontinu untuk DDwR.4,5 Beberapa penelitian
ditambah dengan penipisan cakram artikular. menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi
Faktor etiologi terhadap DDWR sebagian untuk mereposisi disk dengan menggunakan
disebabkan oleh gaya biomekanis abnormal yang ARS.4 Secara umum, tujuan terapi splin adalah
terjadi pada kondilus mandibula, yang mengubah untuk memperbaiki hubungan antara fososa
bentuk dan fungsi jaringan artikular, yang glenoid, diskus artikular dan kondilus,
umumnya menyebabkan suara pada artikular mengurangi nyeri sendi dan suara, memperbaiki
selama pembukaan dan penutupan mulut. fungsi rahang, dan menghilangkan gangguan
Perubahan ini biasanya diakibatkan oleh trauma mekanis.4,5,6,7
makro atau mikro. Trauma makro dapat terjadi Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan
karena kecelakaan lalulintas atau pukulan ke perawatan gangguan sendi temporomandibular
wajah yang menyebabkan trauma mandibular dan disc displacement with reduction pada kasus
sumber mikrotrauma yang umum adalah bruxism, maloklusi open bite anterior tanpa disertai rasa
stres, clenching, parafunction, maloklusi gigi, sakit dengan, anterior repositioning splint.
pengunyahan berlebihan, kehilangan gigi
posterior, defleksi oklusi gigi, perubahan bentuk LAPORAN KASUS
artikular tuberkel dan permukaan artikular, Pasien laki laki usia 24 tahun datang ke
kurangnya pelumasan, perubahan bentuk disk, Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU dengan
gangguan artikular degeneratif, hiperaktivitas otot keluhan terdengar bunyi saat membuka mulut
lebar sejak 5 bulan lalu. Pasien memiliki riwayat
• Corresponding author pernah jatuh dengan dagu koyak karena terbentur
Email address : marshalltarigan@gmail.scom kelantai sekitar 12 tahun lalu dan gigi 46 telah

13
Tarigan et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):12-18

dilakukan perawatan saraf gigi juli 2016. Pasien


memiliki kebiasaan mengunyah lebih sering di
sebelah kiri. Pada pemeriksaan klinis pasien
instruksikan membuka dan menutup mulutnya
secara perlahan untuk mendeteksi bunyi klik
dengan palpasi di area preauricular. Kemudian,
pasien diminta membuka mulutnya selebar
mungkin. Begitu bunyi klik terdeteksi dengan
palpasi, pembukaan mulut dicatat dengan
mengukur jarak antara sisi kiri gigi insisivus Gambar 1. Profil wajah
sentral atas dan bawah, didapati bunyi disendi
rahang kanan pada pembukaan mulut 45mm, Permeriksaan intra oral (Gambar.2a) dan
deviasi kekanan dan tidak ada sakit pada daerah analisis radiografi panoramik (Gambar .2b)
sendi pada saat membuka dan menutup mulut. didapati gigi 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23 >< 33, 32,
Beberapa pertanyaan ditujukan kepada pasien 31, 41, 42, 43, 44: open bite, gigi 13-12-11-21-
berdasarkan Research Diagnostic Criteria for 22-23, 34-33-32-31-41-42-43-44: diastema, gigi
Temporo-Mandibular Disorders (RDC/TMD) 41,43: distolabiotorsiversi, gigi 42 :
untuk mengetahui riwayat kesehatan TMJ yang mesiolabiotorsiversi, gigi 33, 34 : bukoversi, gigi
bertujuan untuk membantu menentukan 36, 37: mesiolinguotorsiversi, gigi 46 :
klasifikasi jenis gangguan temporomandibular linguoversi, gigi 27 : mesiobukotorsiversi, gigi
(TMDs) selama pemeriksaan otot-otot sekitar 36, 46 tamabalan komposit, gigi
wajah, leher dan TMJ. Pemeriksaan ekstra oral 14,16,17,23,24,25,26,27,34,35,36,37,44,45.46 :
menunjukkan bentuk wajah asimetris (Gambar atrisi. Kondisi periodontal yang baik. Ukuran
1a). Pemeriksaan palpasi dilakukan pada otot-otot kondilus di wilayah kiri sama besarnya dengan
ekstraoral dan intra oral. Palpasi pada otot-otot daerah kanan. Berdasarkan klasifikasi oklusi sudut
ekstraoral (masseter, temporal, sternocleido- di sebelah kanan kelas I angle; kiri kelas II ½ P
mastoides, stylohioid/digastrik posterior, angle; ovenbite -5 sampai dengan -7 mm. Deviasi
pterygoid medial/ suprahyoid/ digastrik anterior, ke kanan terjadi saat mulut terbuka. Adapun hasil
splenius capitis dan trapezius) dan palpasi otot- dari pemeriksaan tersebut diatas ditunjukkan pada
otot intraoral (tendon temporal, area pterygoid table 1.
lateral) yang berkaitan dengan TMDs dicatat
sesuai dengan skor yang terdapat pada kriteria
DC/TMD yaitu ( 0: no pain; 1: mild pain; 2:
moderate pain; 3: severe pain). Selain itu
dilakukan juga pemeriksaan berbagai gerakan
vertikal (pembukaan mulut maksimum dengan
bantuan yang disertai rasa sakit dan tanpa rasa
sakit; pembukaan mulut maksimum tanpa
bantuan), gerakan ekskursi (gerakan lateral kiri
dan kanan), gerakan protrusif dan pemeriksaan
median line rahang bawah serta pola pembukaan
mulut. Pemeriksaan palpasi rasa sakit pada TMJ (a)
juga dilakukan seperti palpasi intra-auricular dan
ekstraauricular serta pemeriksaan suara sendi.

14
Tarigan et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):12-18

Kiri : Angle class II


1/2P (hub. M1)
Openbite : 3 mm (overbite -
3)
Mid Line RB pd Deviasi ke kanan pada saat
saat pembukaan pembukaan mulut
maksimal maksimal

Pada pemeriksaan Radiografi TMJ


menunjukkan posisi kondilus kanan dan kiri
(b) berbeda saat membuka mulut.
Gambar 2. (a) Pemeriksaan intra oral, (b) 1. Pada saat Penutupan Mulut ( Closed Mouth )
radiografi panoramic posisi kondilus mandibula berada dalam fossa
glenoidalis, posisi kondilus mandibular kanan
Tabel 1: Hasil pemeriksaan otot-otot dan berada lebih ke anterior (Gambar 3a)
manipulasi fungsional yang berkaitan
dengan TMDs dan pemeriksaan TMJ
PEMERIKSAAN REGIO
KA KI
Masseter Superior :0 Superior :0
Middle : 0 Middle :0
Inferior : 0 Inferior :0
Temporal Ant : 0 Ant : 0
Med : 0 Med : 0
Post : 0 Post : 0
Temporal Tendon 0 0 Gambar 3. Radiografi TMJ saat mulut tertutup
Posterior servikal 0 0
leher (region of
cervical neck) 2. Pada saat Pembukaan Mulut ( Open Mouth )
Sternocleido- Post : 0 Post : 0 : Kanan : posisi kondilus mandibular kanan
mastoideus Ant : 0 Ant : 0 dan kiri berada di anterior dari tuberkulum
Clavicula: 0 Clavicula :
0
artikularis (Gambar 3b)
Trapezius 0 0
Pembukaan mulut 57 mm.
maksimum tanpa (dikurangi openbite 5mm-
rasa sakit (mm) 7mm)
=50mm
Pembukaan mulut
maksimum dengan -
rasa sakit (mm)
Suara TMJ Open Open : -
:clicking Tutup : -
Close : - Gambar 3. Radiografi TMJ saat mulut terbuka
Pergerakan Clicking + Cliking -
protrusive Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas dan
Pergerakan Lateral 6mm 7 mm menggabungkannya dengan RDC/ TMD, maka
Rasa sakit TMJ 0 0 diagnosa pasien tersebut adalah Disc
(lateral (lateral
pole) pole)
Displacement with reduction et causa maloklusi
Sakit Kepala - - openbite anterior dan mikrotrauma oleh karena
Tinitus - - defleksi oklusi setelah terjadinya karies yang telah
Oklusi Kanan : Angle class I di tambal pada gigi 46. Pada pemeriksaan palpasi
(hub. M1)
otot ekstraoral (otot masseter, otot temporalis,

15
Tarigan et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):12-18

tendon temporalis,) regio sebelah kanan


tidak terdapat rasa sakit. Pada saat palpasi lateral
pole (extra auricular) tidak terdapat rasa
sakit pada TMJ saat membuka mulut. Pada
pemeriksaan membuka mulut ada bunyi kliking
pada TMJ sebelah kanan. Adanya deviasi ke
kanan yang konsisten saat membuka dan menutup Gambar 4. Hasil survey model dan penentuan
mulut. daerah yang akan dibloking
Perawatan pertama yang disebut sebagai
3. Penanaman model yang disertai dengan
perawatan fase satu dilakukan kepada pasien
peninggian gigitan kerja pada artikulator
tersebut meliputi:
semiadjustable
1. Komunikasi : mendiskusikan anatomi yang
4. Wax up dilakuan pada model rahang bawah
berhubungan dengan suara klik sehingga
agar tidak mengganggu fonetik dan estetik.
pasien tidak cemas dan pasien mengalami suatu
Wax up dilakukan menutupi tinggi permukaan
kelainan yang reversible yang mungkin
kontur gigi sesuai hasil survei sehingga lebih
berhubungan dengan kebiasaan buruk, seperti
estetis dan retentif tetapi jangan melebihi
cenderung mengunyah satu sisi yaitu sebelah
margin gingiva karena akan menyebabkan
kiri kepada pasien dianjurkan mengubah
iritasi.
kebiasaan tersebut
2. Terapi fisik: pasien melakukan latihan
membuka-menutup mulut secara perlahan
tanpa terjadi deviasi, yang dilakukan di depan
cermin.
3. Pemakaian Splin oklusal : pada kasus
ini Anterior Repositioning Splint menjadi
pilihan karena adanya deviasi pada pembukaan Gambar 5. Wax up yang disusun pada model
Mandibula
mulut, disertai suara sendi “kliking” yang
mengindikasikan adanya inkordinasi diskus
5. Pemrosesan splin reposisi menggunakan resin
kondilus
acrylic polimerisasi panas yang bening
Prosedur pembuatan
6. Pemasangan anterior repositioning splint,
anterior reposisioning splin sebagai berikut:
dengan memperhatikan adaptasi dan retensi;
1. Pengambilan gigitan kerja dengan Peninggian
ketebalan splint harus sesuai dengan besar
gigitan kerja sesuai free way space pasien (2-4
openbite ditambah free way space; kontak
mm) sambil mandibula dimajukan ke depan
oklusal dalam posisi edge to edge; bunyi
sampai posisi edge to edge terhadap maksila
kliking hilang saat anterior repositioning
dan pada posisi median line mandibula sejajar
splint, terpasang; instruksi pasien untuk
median line maksila. Pada kasus ini peninggian
memakai splin selama 24 jam. Anterior
gigitan kerja adalah jarak open bite 3mm
repositioning splint digunakan selama 4-6
(antara insisivus sentral rahang atas dan rahang
bulan dan dipakai setiap waktu kecuali
bawah) ditambah free way space 2mm.
sewaktu makan.(Gbr.6)
2. Survei pada model untuk mendapatkan tinggi
kontur gigi yang akan diwax up dan
menentukan area yang membutuhkan bloking
out. (Gbr. 4)

16
Tarigan et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):12-18

Gambar 6. Insersi mandibular repositioning oleh pemendekan otot pterygoid lateral, dan hasil
splint translasi kondilus ke anterior dan kaudal
sepanjang eminensia artikular). Untuk
7. Pasien diinstruksikan untuk melakukan Kontrol mengurangi kemungkinan perubahan oklusal,
seminggu pasca insersi anterior repositioning disarankan untuk menghindari pemakaian penuh
splint dan pemeriksaan dilakukan untuk waktu, dan dipakai pada malam hari saja. 3
Dalam perawatan TMD pertimbangan fungsional
mengetahui keluhan pasca pemasangan
jauh sangat penting meskipun pertimbangan
meliputi: estetis juga menjadi perhatian utama. Ketika
• Pemeriksaan tentang keluhan pemasangan merencanakan perawatan oklusal pertimbangan
anterior repositioning splint, apakah ada estetis tidak dapat dikesampingkan. Pasien
traumatic oklusi pada splin reposisi dengan harus ditanya berkaitan dengan masalah estetis
menggunakan articulating paper. karena perawatan kadang-kadang tidak dapat
• Pemeriksaan terhadap bunyi kliking, kliking diterima karena alasan estetis tersebut. Misalnya
pasien tidak mau memakai splin
sudah hilang saat membuka mulut dengan
oklusalnya karena secara estetis tidak
memakai anterior repositioning splint . menyenangkan.
• Pemeriksaan deviasi pada saat membuka dan Anterior repositioning splint akan efektif jika
menutup mulut, belum normal, masih dijumpai digunakan oleh pasien terus-menerus.
deviasi Pertimbangan estetis dan fungsional menjadi
8. Kontrol 2 minggu pasca pemasangan untuk penting apabila anterior repositioning splint,
memeriksa kembali keluhan pada kontrol digunakan sepanjang hari. Adapun keuntungan
utama dari anterior repositioning splint ini adalah
pertama dan seterusnya sampai keluhan pasien sedikit mempengaruhi fungsi fonetik, lebih estetis
hilang. dan pasien mudah untuk menggerakkan
mandibula ke posterior.
PEMBAHASAN
Beberapa karakteristiik keberhasilan splin SIMPULAN
terdiri dari stabilitas, seimbang dalam relasi DDWR adalah kelainan diskus TMJ yang
sentrik, intensitas stop yang sama pada semua paling umum ditemukan, faktor etiologi yang
gigi; penutupan posterior segera; permukaan dominan adalah trauma. DDWR mungkin
seperti lapangan es; transisi yang mulus pada asimtomatik dan mungkin tidak memerlukan
ekskursi arah lateral, protrusive dan lateral yg perawatan, karena struktur anatomis kondilus
memanjang (crossover); nyaman dipakai; estetis dapat menyesuaikan diri dengan posisi diskus
yang wajar.1 artikular yang berubah.
Beberapa alat terapi oklusal disarankan untuk Diagnosis klinis dapat diandalkan namun
perawatan TMD dan untuk kasus disc MRI adalah standar terbaik untuk mendiagnosis
displacement with reduction paling umum DDWR. Pengobatan konservatif selalu menjadi
digunakan adalah anterior repositioning splint pilihan pertama, anterior repositioning splint
yang dapat membantu memperbaiki relasi diskus adalah pilihan terbaik untuk perawatan disc
kondilus dengan menempatkan mandibula pasien displacement with reduction karena
dan TMJ ke posisi anterior sehingga mengurangi lebih memenuhi dari segi fungsional dan estetis.
klik TMJ yang terjadi saat pembukaan dan Teknik invasif menjadi pilihan bilamana
penutupan rahang. 3,4,5,6 Tujuan perawatan dengan perawatan konservatif tidak cukup untuk menekan
menggunakan anterior repositioning splint bukan rasa sakit atau memperbaiki gerakan mandibula;
untuk mengubah posisi mandibula secara
permanen tetapi hanya mengubah posisi DAFTAR PUSTAKA
sementara sehingga memberikan kesempatan 1. Okeson JP. Management of
jaringan retrodiskal untuk beradaptasi melakukan temporomandibular disorders and occlusion.
perbaikan.6 Membatasi durasi pemakaian anterior 7th Edition. Philadelphia: Mosby
repositioning splint penting untuk mengurangi Elsevier.2013:317-348
kemungkinan perubahan oklusal ireversibel,
seperti gigitan terbuka posterior yang disebabkan

17
Tarigan et al. J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (2):12-18

2. Schiffman EL, Ohrbach R, Truelove EL et al.


Diagnostic Criteria foTemporomandibular
Disorders (DC/TMD) for clinical and
research applications: Recommendations of
the international RDC/TMD consortium
network and orofacial pain special interest
group.J Oral Facial Pain Headache.
2014;28(1):6–27.
3. Young AL. Internal derangements of the
temporomandibular joint: a Review of the
anatomy, diagnosis, and management. The
journal of Indian Posthodontic society
2015:15(1):2-7
4. I-Yueh Huang, Ju-Hui Wu, Yu-Hsun Kao,
Chao-Ming Chen, Chun-Ming Chen, Yi-His
Yang, Splint therapy for disc displacement
with reduction of the temporomandibular
joint. Part I: Modified mandibular splint
therapy. Kaohsiung Jurnal of Medical
sciences (2011) 27, 323-329
5. Ju-Hui Wu, Yu-Hsun Kao, Chao-Ming Chen,
Ching-Wei Shu, Chun-Ming Chen, I-Yueh
Huang, Modified mandibular splint therapy
for disc displacement with reduction of the
temporomandibular joint. Journal of dental
sciences (2013) 8,91-93
6. Yadav S, Karani JT. The Essentials of
Occlusal Splint Therapy. Int journal of
Prosthet Dent. 2011:2(1):12-21
7. Lalue SM, Gonzaga AR, Guimaraes AS et al.
Disc displacement with reduction of the
Temporomandibular Joint: The real Need for
treatment. J Pain relief 2005 :4: 5;1-5.
8. Mcnelly ML, Olivo Sa, Magee DJ. A
systematic review of the effectiveness of
physical therapy interventions for
temporomandibular disorders. Phys
Ther.2006;86:710-725
9. Adibi SS, Ogbureke EI, Minavi B, et al. why
use Oral Splints for temporomandibular
Disorders (TMDs). Texas Dental Journal
2014
10. Yadav S, Karani JT. The Essentials of
Occlusal Splint Therapy. Int journal of
Prosthet Dent. 2011:2(1):12-21

18

Anda mungkin juga menyukai