Anda di halaman 1dari 3

Penerapan Nilai-nilai Pancasila Sebagai

Etika Politik di Indonesia


Proses kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa lepas dari dimensi kehidupan politik. Akan
tetapi, kehidupan politik di setiap negara tentu saja berbeda. Salah satu penyebabnya adalah
faktor ideologi. Kehidupan politik orang hidup di negara yang menganut paham liberal, tentu
saja berbeda dengan yang hidup di negara sosialis atau komunis. Begitu juga dengan kehidupan
politik rakyat Indonesia, berbeda dengan rakyat bangsa lainnya.

Kehidupan politik rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai pancasila. Pancasila
merupakan landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita. Berkaitan dengan hal tersebut,
proses pembangunan politik yang sedang berlangsung di negara kita sekarang ini harus
diarahkan pada proses reaktualisasi sistem politik demokrasi pancasila yang handal, yaitu sistem
politik yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki kualitas kemandirian tinggi yang
memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan dirinya secara terus-menerus sesuai
dengan tuntutan aspirasi masyarakatnya dan perubahan zaman.

Dengan demikian, sistem politik demokrasi pancasila akan terus berkembang bersamaan dengan
perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa mempertahankan, memelihara dan memperkuat
relevansinya dalam kehidupan politik. Nilai-nilainya bukan saja dihayati dan dibudidayakan,
tetapi diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus berkembang. Proses
reformasi yang sedang berjalan di Indonesia merupakan bukti kedinamisan kehidupan politik
masyarakat Indonesia.

Akan tetapi, kedinamisan itu, jangan sampai menanggalkan nilai-nilai pancasila. Kehidupan
politik yang semakin demokratis dengan ditandai oleh terbukanya saluran asprirasi politik
masyarakat, seperti adanya kebebasan mendirikan partai politik, kebebasan berpendapat,
pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota legislatif serta kepala daerah secara langsung,
harus selalu didasari oleh nilai-nilai pancasila.

Eksistensi sebuah negara salah satunya tergantung pada keberadaan ideologisnya. Eksistensi
negara dalam berbagai urusan baik urusan ke dalam maupun keluar  sangat dipengaruhi oleh
ideologi yang dimilikinya. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh setiap negara dalam hal ini
pemerintahannya selalu berdasarkan pada ideologi nasional negara yang bersangkutan. Tidak
hanya itu, ideologi negara menjadi pandangan dan pedomaan hidup aktivitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari setiap warga negaranya. Dalam konteks kehidupan
politik, pancasila harus dijadikan sebagai etika politik oleh setiap warga negara dalam aspek
kehidupan hendaknya selalu diimplementasikan dengan berlandaskan nilai-nilai pancasila.

Dalam rumusan pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, “Pendidikan
diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Sesuai dengan hal tersebut upaya pendidikan politik merupakan sarana vital dalam pembentukan
warga negara atau individu-individu untuk mendapatkan informasi, wawasan serta memahami
sistem politik yang berimplikasi pada persepsi mengenai politik dan peka terhadap gejala-gejala
politik yang terjadi disekitarnya. Sedangkan Brownhill dan Smart (1989:9) mengemukakan
bahwa “Pendidikan politik adalah suatu cara untuk mempertahankan keadaan yang tetap stabil
pada suatu saat tertentu, serta diharapakan dapat memberikan dasar bagi proses demokrasi yang
lebih maju”. Dengan demikian, pendidikan politik erat kaitannya dengan mempertahankan
keadaan agar tetap stabil pada periode tertentu.

Dari uraian diatas hemat saya bahwa pendidikan politik adalah upaya pendidikan yang
sistematis, berkesinambungan dan menyeluruh bagi setiap warga negara dalam rangka
membentuk warga negara yang baik yaitu memiliki kesadaran politik, berpartisipasi dalam
kehidupan politik, dan bertanggungjawab.

Tujuan Pendidikan Politik

Pada hakekatnya, tujuan pendidikan politik disetiap negara berbeda-beda. Hal ini terjadi karena
landasan serta tujuan pelaksanaan pendidikan politik disesuaikan dengan dasar dan falsafah
bangsa. Menurut Wahab (Komarudin, 2005:24),”... pendidikan politik bertujuan membentuk
warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan dengan baik hak-hak dan
kewajibannya sebagai individu warga negara”. Proses pendidikan politik merupakan suatu proses
untuk membina dan mengembangkan warga negara untuk mengenali sistem politik dan reaksi
terhadap gejala-gejala politik. Pada dasarnya tujuan pendidikan politik adalah membentuk
manusia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam rangka memahami situasi sistem politik
menuju kesejahteraan hidup bangsa. Selain itu, pendidikan politik diharapkan mampu
menciptakan warga negara yang memiliki jiwa nasionalis dan egaliter serta kualitas pribadi yang
kuat sebagai warga negara.

Makna Etika Politik

Secara sederhana etika politik dapat diartikan sebagai cabang etika yang mempertanyakan
tanggung jawab dan kewajiban manusia dalam menjalankan kehidupannya. Jadi, etika politik
tidak hanya mempertanyakan tanggungjawab dan kewajiban manusia sebagai warga negara saja,
melainkan seluruh aktivitas hidupnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup kehidupan politik yang
mencakup bidang kehidupan lainnya. Dengan kata lain, etika politik berkenaan dengan dimensi
politis kehidupan manusia (Magnis-Suseno, 2001:17).

Etika politik mempunyai fungsi yang terbatas dalam masyarakat, yaitu hanya berkutat pada
penyediaan alat-alat teoritis yang mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara
bertanggungjawab. Etika politik tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan
berdasarkan pada aspek rasionalitas, objektifitas dan argumentasi. Akan tetapi etika politik
membantu agar pembahasan-pembahasan ideologis dapat dijalankan secara objektif. Etika politik
dapat memberikan orientasi dan pegangan normatif bagi setiap orang yang mau menilai kualitas
tatanan kehidupan politik dengan tolak ukur martabat manusia atau mempertanyakan legitimasi
moral sebuah keputusan politik

Anda mungkin juga menyukai