Anda di halaman 1dari 21

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Mata Kuliah : Topik : PENGUJIAN CAMPURAN Job Sheet : MIX


MATERIAL DAN PERKERASAN JALAN  KARAKTERISTIK CAMPURAN Pertemuan : H3,H4

Kode : Semester : ASPAL DAN AGREGAT Waktu : 12 jam

JOB : MIX
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT

A. Tujuan dan Sasaran Praktikum

Praktikum ini secara umum memberikan pengertian dan kemampuan dasar kepada
praktikan untuk dapat menentukan komposisi yang tepat antara agregat, aspal dan material
pengisi (filler) dalam campuran aspal dan agregat.

Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan praktikan :

a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pembuatan campuran aspal dan agregat


b. Terampil menggunakan peralatan pengujian karakteristik campuran aspal dan agregat
dengan baik dan benar
c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian karakteristik campuran aspal
dan agregat
d. Dapat menyimpulkan nilai kadar aspal optimum campuran aspal dan agregat
berdasarkan nilai karakteristik campuran yang diperoleh.

B. Referensi
 ASTM D 2726 - 73
 Mix Design Methods for Asphalt Concrete and Other Hot Mix Types MS-2 (1993). Sixth
Edition, Asphal Institute
 SNI – 06 – 2489 - 1991

C. Teori Dasar
Campuran Aspal dan agregat untuk perkerasan jalan yang biasa disebut sebagi aspal beton
merupakan suatu bahan lapis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat kasar,
agregat sedang dan halus serta bahan mineral lain sebagai pengisi (filler) dengan aspal
sebagai bahan pengikat dalam perbandingan yang proporsional dan teliti serta diatur dalam
suatu perencanaan campuran. Jika campuran tersebut dibuat dalam perbandingan yang
semestinya, diharapkan akan menghasilkan suatu bahan campuran lapisan permukaan jalan
yang tahan lama dan diharapkan sanggup memikul beban lalu lintas yang berat. Ada
beberapa jenis campuran beraspal (Asphalt Mix) antara lain :

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

 Asphaltic Concrete (AC)  Split Mastic Asphalt (SMA)


 Asphalt Macadam  Guss Asphalt
 Hot Rolled Asphalt (HRA)  Dan lain-lain

Dalam merencanakan suatu campuran aspal beton perlu dilakukan beberapa percobaan
laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan bahan seperti aspal, bahan
agregat dan pemeriksaan campuran. Pemeriksaan mengenai aspal dan agregat telah dibahas
pada Bab mengenai aspal dan agregat, sedangkan di sini selanjutnya akan dibahas mengenai
pemeriksaan campuran keduanya saja sebagai campuran beraspal untuk bahan perkerasan
jalan.

Tahapan yang perlu diketahui dalam perencanaan suatu campuran beraspal antara lain :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap aspal yang akan dipakai. Macam pemeriksaan yaitu
menentukan viskositas dan berat jenis aspal. Viskositas diperlukan guna menentukan
suhu campuran maupun suhu pemadatan.
b. Menentukan spesifikasi gradasi agregat yang akan dipakai, yaitu suatu besaran
prosentase agregat yang lewat suatu saringan dengan ukuran tertentu. Banyak macam
spesifikasi agregat yang dipakai dalam perkerasan jalan sesuai dengan kebutuhan.
c. Melakukan pemeriksaan mutu agregat yang akan dipakai.
d. Menentukan kombinasi beberapa fraksi agregat sehingga mendapatkan gradasi
campuran yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, karena pada umumnya agregat
yang akan dipakai terdiri dari beberapa fraksi.
e. Jika mutu bahan sudah terpenuhi dan harga viskositas dari aspal serta kombinasi fraksi
sudah diketahui, kemudian dibuat campuran agregat dengan berbagai kadar aspal.
selanjutnya dilakukan percobaan Marshall guna menentukan flow dan stabilitas
campuran beraspal.

Syarat-syarat utama aspal beton yang bermutu baik adalah :


a. Campuran harus mempunyai nilai stabilitas yang cukup, yaitu harus sanggup menahan
beban lalu lintas tanpa terjadinya deformasi dalam bentuk jejak roda (rutting) atau
rusak bergelombang akibat dorongan beban roda kendaraan (pushing).
b. Campuran tidak boleh retak-retak, artinya harus mampu menahan lendutan
(deflection), yang mungkin timbul terhadap lapisan hamparan atau permukaan tanpa
mengalami kerusakan.
c. Campuran harus dapat bertahan lama (durable), artinya tidak rusak atau aus di bawah
beban lalu lintas dan kondisi cuaca yang ada.
d. Campuran harus cukup kekasarannya (skid resistance), dan harus tetap seperti
sedemikian selama masa pelayanannya.
e. Harus cukup ekonomis dalam artian murah namun kuat.

 Stabilitas
Stabilitas yaitu kemampuan campuran beraspal sebagai bahan perkerasan untuk
menahan deformasi akibat beban lalu lintas tanpa terjadinya perubahan tetap seperti
gelombang, alur ataupun bleeding. Kebutuhan akan stabilitas sejalan dengan jumlah lalu

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

lintas dan beban kendaraan yang lewat. Jalan dengan volume lalu lintas tinggi dan
mayoritas kendaraan berat menuntut stabilitas yang lebih besar, demikian sebaliknya
untuk lalu lintas yang rendah dan mayoritas kendaraan ringan memerlukan stabilitas
yang tentunya kecil juga. Kestabilan yang terlalu tinggi menyebabkan lapisan akan
menjadi kaku dan cepat mengalami retak, di samping itu juga karena volume antar
agregat yang kurang, mengakibatkan kadar aspal yang dibutuhkan jadi rendah. Hal ini
menghasilkan film tipis dan mengakibatkan ikatan aspal mudah lepas sehingga
durabilitasnya rendah.

Kekuatan atau stabilitas ini diharapkan dari sifat saling kunci (interlocking) antar agregat
penyusun, pelekatan yang disumbangkan oleh aspal dan / atau adanya mortar. Dengan
demikian stabilitas yang tinggi dapat diperoleh dengan mengusahakan :
1. Agregat dengan gradasi yang rapat (dense-graded)
2. Agregat dengan permukaan kasar
3. Agregat berbentuk kubus
4. Aspal dengan penetrasi rendah
5. Aspal dengan jumlah yang mencukupi untuk ikatan antar butir

Stabilitas :
- Kuat tekan ( s )
- Flexural strength ( fc’ )

Surface

Base

Karena beban yang diakibatkan oleh pergerakan lalu lintas seperti ilustrasi di atas, maka
filosofi benda uji dalam pengujian Marshall dilakukan seperti berikut :

Posisi tidur

Dalam perkerasan jalan stabilitas yang diharapkan adalah stabilitas yang memadai,
artinya tidak trelalu tinggi, tidak juga terlalu rendah.

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 3


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Tinggi
Minimize Avoided (dihindarkan)

Desirable (diinginkan)

maximize Avoided
Rendah

Sumber kekuatann berbagai jenis campuran :


 Asphaltic Concrete : kekuatan bersumber pada interlocking agregat
 Hot Rolled Asphalt : kekuatan bersumber pada mortar campuran
 Split Mastic Asphalt : Kekuatan pada mortar campuran
 Macadam : kekuatan diperoleh pada pelaksanaan

 Durability
Durability campuran adalah ketahanan terhadap disintegrasi karena beban lalu lintas
dan berbagai faktor lingkungan (cuaca, air dan perubahan suhu). Makin besar proteksi
terhadap agregat makin besar durabilitas. Aspal menyelimuti agegat dalam bentuk film
aspal untuk melindungi agregat dari air, sehingga air tidak dapat merusak agregat. Film
aspal yang tebal dapat menghasilkan aspal beton yang berdurabilitas tinggi, tetapi
kemungkinan terjadinya bleeding menjadi tinggi.

Aspal juga mengisi rongga udara, sehingga rongga udara berkurang danmenghindari
terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan aspal menjadi rapuh atau getas.
Namun ada batasan minimum rongga udara terisi aspal untuk menghindari terjadinya
bleeding.

Durabilitas dapat menurun dapat disebabkan oleh dua hal :


 Faktor Eksternal : udara, panas, air / uap air (oksidasi)
 Faktor Internal : aspal, agregat (kehancuran secara mekanis)

Ketahhanan diharapkan meningkat dengan adanya proteksi aspal terhadap agregat yang
makin besar. Untuk memaksimumkan durabilitas dilakukan dengan cara :
 Campuran aspal beton mempunyai kandungan aspal yang cukup untuk
menyelimuti semua partikel agregat.
 Aspal yang cukup untuk mengisi ruang udara di antara agregat.

Aspal Cukup :
Selimut tipis
Agregat terselimuti aspal
Antar rongga terisi aspal

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 4


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Aspal Berlebihan :
Selimut tebal

Aspal mendesak, sehingga

Agregat saling menjauh

Kelebihan aspal mengakibatkan bleeding

 Skid Resistance
Skid resistance adalah tahanan geser yang diberikan oleh perkerasan sehingga
kendaraan tidak mengalami slip baik di waktu hujan atau basah maupun diwaktu kering.
Kekesatan dinyatakan dengan koefisien gesek antar permukaan jalan dan ban
kendaraan.

Skid resistance dapat menurun akibat :


 Kelebihan aspal yang menyebabkan bleeding.
 Microtekstur dari agregat yang menyebabkan polishing.
 Skid resistance dapat menjadi tinggi, dengan :
 Penggunaan aspal dengan kadar aspal yang tepat.
 Penggnaan agregat dengan permukaan kasar.
 Penggunaan agregat berbentuk kubus.
 Penggunaan agregat kasar yang cukup.

 Workability
Workability adalah mudahnya suatu campuran untuk dihampar dan dipadatkan
sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kepadatan yang diharapkan.
Faktor yang mempengaruhi workability antara lain :

 Gradasi agregat, agregat bergradasi baik lebih mudah dilaksanakan dari pada
agregat bergradasi lain.
 Temperature campuran yang ikut mempengaruhi kekerasan bahan pengikat yang
bersifat termoplastis.
 Kandungan bahan pengisi (filler) yang tinggi, menyebabkan pelaksanaan lebih sukar.

 Ekonomis
Campuran harus direncanakan dengan menggunakan jenis dan kombinasi material yang
menghasilkan biaya termurah tetapi memenuhi persyaratan stablitas, durabilitas,
fleksibilitas, skid resistance dan workabiltas.

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 5


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Dalam campuran aspal dan agregat, aspal berfungsi sebagai bahan ikat. Perkerasan dengan
bahan ikat aspal akan terbuka di alam dan akan langsung oleh perubahan cuaca. Jika aspal
yang diberikan lebih rendah dari kebutuhan optimal, maka ikatan yang timbul kurang
sempurna, sebaliknya pemberian yang berlebihan dapat memberikan ikatan yang baik
tetapi pada suhu tinggi kelebihan aspal itu akan berakibat tidak baik juga. Untuk itu perlu
ditentukan jumlah aspal yang tepat.

Beberapa cara menentukan kadar aspal dalam campuran :

 Metode Ruang Kosong


 Metode Luas Permukaan
 Percobaan laboratorium (Metoda Marshall)

Maksud Pemeriksaan Marshall :

Pemeriksaan dengan alat Marshall dimaksudkan untuk menentukan ketahanan dan


kekuatan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran beraspal. Ketahanan
dan kekuatan (stabilitas) ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban
sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram ataupun pounds.
Kelelehan plastis ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran beraspal yang terjadi
akibat suatu beban sampai batas waktu yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”.

Secara umum, prosedur perencanaan dan pengujian campuran aspal dan agregat dengan
menggunakan Metoda Marshall dapat dilihat pada bagan alir berikut ini.

Bagan Alir Perencanaan dan Pengujian Campuran :

Agregat

Spek Campuran Pembuatan Benda Uji Pemadatan

Aspal

Uji Marshall Pengujian Berat Jenis


Campuran

Analisis Rongga dan Berat


Isi Campuran

Kriteria
Perencanaan

Penentuan Kadar Aspal


Optimum

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 6


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Proses perencanaan dimulai dengan memilih spesifikasi (spek) campuran tertentu. Dari
spek ini akan diperoleh keterangan mengenai komposisi campuran, yaitu gradasi yang
harus digunakan serta jenis aspal yang boleh digunakan.

Proses selanjutnya adalah pembuatan benda uji campuran yang diikuti oleh pemadatan.
Disarankan paling sedikit dibuat 5 variasi kadar aspal, dan untuk setiap kadar aspal
tersebut dibuat 3 benda uji. Pemadatan benda uji, dalam hal ini menggunakan Metoda
Marshall, dinyatakan dalam jumlah tumbukan yang dikenakan pada benda uji tersebut.
Jumlah tumbukan ini didasarkan pada jenis lalu lintas rencana (dapat dilihat pada Kriteria
Perencanaan).

Sebelum melakukan uji Marshall terlebih dahulu dilakukan pengujian berat isi dan berat
jenis untuk dapat menghitung kandungan rongga di dalam rongga campuran. Untuk
penggambaran kurva Marshall sebaiknya kalau manual menggunakan mistar yang lentur
(flexural), jangan pakai yang kaku (fixed/mal), atau dapat juga dilakukan dengan komputer.
Setelah semua perhitungan selesai dilakukan, dapat ditentukan kadar aspal optimum
berdasarkan kriteria perencanaan yang diambil.

D. Prosedur Praktikum
D.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri dari :

1. Tiga buah cetakan benda uju dari logam yang berdiameter 10,16 cm dan tinggi 7,62
cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
2. Mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :
a. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder,
dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm.
b. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis) berukuran 20,32 x
20,32 x 45,72 cm dilapisi dengan pelat baja berukuran 30,48 x 30,48 x 2,54 cm dan
dijangkarkan pada lantai beton di ke empat bagian sudutnya.
c. Pemegang cetakan benda uji.
3. Alat pengeluar benda uji.
Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji
dipakai sebuah alat ekstruder yang berdiameter 10 cm.
4. Alat Marshall lengkap dengan :
a. Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung.
b. Cincin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg, dilengkapi arloji
(dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm.
c. Arloji pengukur kelelehan (flow) dengan ketelitian 0,25 mm beserta
perlengkapannya.
5. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memanasi sampai sampai
200oC (3oC).
6. Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu 20 – 60oC (3oC).

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 7


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

7. Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan


ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram.
8. Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250oC dan 100oC dengan
ketelitian 1% dari kapasitas.
9. Perlengkapan lain :
a. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
b. Sendok pengaduk dan spatula.
c. Kompor dan pemanas (hot plate).
d. Sarung tangan dari asbes, sarung tangan dari karet dan pelindung pernafasan atau
masker.
e. Kantong plastik kapasitas 2 kg.
f. Kompor gas elpiji atau minyak tanah.

D.2 Bahan
- agregat sesuai spesifikasi yang ditetapkan
- aspal keras sesuai spesifikasi yang ditetapkan

D.3 Keselamatan Kerja


Pemakaian peralatan dan pakaian keselamatan kerja dapat diatur dengan peraturan yang
mengikat pada para pengguna laboratorium bahan bangunan.

 Gunakan peralatan sesuai petunjuk prosedur praktikum dan atas petunjuk


pembimbing praktikum.
 Periksalah peralatan sebelum dipergunakan.
 Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai praktikum

Hal ini dimaksudkan agar keamanan dan ketertiban dapat teratasi, baik pengamanan alat-
alat ataupun praktikan itu sendiri.

Untuk praktikum ini, praktikan harap memakai :

1. Sarung tangan
2. Jas lab
3. Masker
4. Alat-alat lain pengaman panas

D.4 Prosedur Pelaksanaan


1. Pembuatan Benda Uji
a. Keringkan agregat, sampai beratnya tetap pada suhu (1055)oC. minimum selama 4
jam, keluarkan dari alat pengering (oven) dan tunggu sampai beratnya tetap.
b. Pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki (sesuai spek)
dengan cara penyaringan, contoh seperti berikut :

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 8


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

1 sampai ¾”
¾” sampai 3/8”
¾” sampai No.4 (4,76 mm)
No.4 (4,76 mm) sampai No.8 (2,38 mm)
Lewat No.8 (2,38 mm)

2. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan


Panaskan aspal sampai mencapai tingkat kekentalan (viskositas) yang disyaratkan baik
untuk pekerjaan pencampuran maupun pemadatan.

Tabel : Tingkat Kekentalan (Viskositas) Aspal Untuk Aspal Padat dan Aspal Cair.

Pencampuran Pemadatan
Alat
Aspal Aspal Aspal Aspal
Satuan Satuan
Padat cair Padat cair
Kinematik 170 ±20 170 ±20 CST 280 ±30 280 ±30 CST
Viscosimeter
Saybolt Furol 85 ±10 85 ±10 DET. S.F 140 ±15 140 ±15 DET. S.F
Viscosimeter

Gambar : Grafik Untuk Penentuan Suhu Pemadatan dan Suhu Pencampuran

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 9


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

3. Persiapan campuran
Proses pencampuran dilakukan sebagai berikut :
a. Siapkan bahan untuk setiap benda uji yang diperlukan yaitu agregat sebanyak
1200 gram sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63,5 mm  1,27 mm.
Pencampuran agregat agar sesuai dengan gradasi yang diinginkan dilakukan dengan
cara mengambil nilai tengah dari batas spek. Untuk memperoleh berat agregat yang
diperlukan dari masing-masing fraksi untuk membuat satu benda uji adalah dengan
mengalikan nilai tengah tersebut terhadap total berat agregat.
b. Panaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 280C di atas suhu
pencampuran untuk aspal padat, bila menggunakan aspal cair pemanasan sampai
14 0C di atas suhu pencampuran.
c. Tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan seperti Tabel viskositas
sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut,
kemudian aduklah dengan cepat pada suhu sesuai rencana sampai agregat
terselimuti aspal secara merata.

4. Pemadatan benda uji

Proses pemadatan dilakukan sebagai berikut :

a. Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan
seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,3 – 148,9oC.
b. Letakan cetakan di atas landasan pemadat dan tahan dengan pemegang cetakan.
c. Letakan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting
menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan.
d. Masukkan seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-
keras dengan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling pinggirannya dan 10
kali di bagian tengahnya.
e. Lakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak :

- 75 kali tumbukan untuk lalulintas berat


- 50 kali tumbukan untuk lalu lintas sedang
- 35 kali tumbukan untuk lalu lintas ringan
dengan tinggi jatuh 457,2 mm. selama pemadatan harus diperhatikan agar
kedudukan sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan.
f. Lepaskan pelat alas berikut leher sambung dari cetakan benda uji, kemudian
cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher
sambung pada cetakan yang dibalikkan tadi.
g. Tumbuklah dengan jumlah tumbukan yang sama sesuai butir ( e ) terhadap
permukaan benda uji yang sudah dibalikkan tersebut.
h. Lepaskan keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji pada permukaan
ujungnya.
i. Keluarkan dengan hati-hati dan letakkan benda uji di atas permukaan yang rata dan
biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang.
j. Dinginkan dengan kipas angin meja bila diperlukan pendinginan yang lebih cepat.

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 10


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

5. Pengujian Campuran Aspal Metoda Marshall (SNI 06-2489)


Cara Pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Rendamlah benda uji dalam bak perendam selama 30 – 40 menit dengan suhu
tetap 60oC (1 oC) untuk benda uji yang menggunakan aspal padat, untuk benda uji
yang menggunakan aspal cair masukkan benda uji kedalam oven selama minimum 2
jam dengan suhu tetap 25oC (1 oC).
b. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakkan ke dalam
segmen bawah kepala penekan dengan catatan bahwa waktu yang diperlukan dari
saat diangkatnya benda uji dari bak perendaman atau oven sampai tercapainya
beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik.
c. Pasang segmen atas di atas benda uju dan letakkan keseluruhannya dalam mesin
penguji.
d. Pasang arloji pengukur kelelehan (flow) pada kedudukannya di atas salah satu
batang penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara
selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala
penekan.
e. Naikkan kepala penekan beserta benda ujinya dinaikkan hingga menyentuh alas
cincin penguji, sebelum pembebanan diberikan.
f. Atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol.
g. Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50 mm per
menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurun
seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum
atau stabilitas (stability) yang dicapai, koreksilah bebannya dengan menggunakan
faktor perkalian yang bersangkutan dari Tabel koreksi bila benda uji tebalnya
kurang atau lebih besar dari 63,5 mm.
h. Catat nilai kelelehan (flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur kelelehan
pada saat pembebanan tercapai. Waktu yang diperlukan dan saat diangkatnya
benda uji dari rendaman air sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh
melebihi 30 detik.

D.5 Perhitungan dan Pelaporan


a. Perhitungan Berat Jenis dan Rongga Campuran
 Berat Jenis Curah Campuran (Bulk Spesific Gravity)
Berat benda uji kering
=
Berat benda ujikering permukaan jenuh – Berat benda uji dalam air

 Berat Jenis Maksimum Campuran Teoritis

100
= % agregat dalam campuran % aspal dalam campuran
+
BJ efektif agregat BJ aspal

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 11


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

 Berat Jenis Efektif Agregat


Berat Jenis Bulk + Berat Jenis Agregat Semu
=
2

 Persentase Aspal Terhadap Campuran (%)


% aspal terhadap berat agregat
= X 100
% aspal terhadap berat agregat + 100


3
Berat Isi (Unit Weight) (t/m )

Berat benda uji


=
Isi benda uji

 Persen Rongga Terhadap Agregat ( Voids in Mineral Aggregate – VMA )


VMA = 100 – volume agregat

 Persen Rongga Terisi aspal ( Voids Filled with Bitument = VFB )

100 x Volume aspal


VFB =
Persentase rongga terhadap agregat

 Persen Rongga Terhadap Campuran ( Voids in Mixture = VIM )

100 x berat isi campuran


VIM = 100 -
BJ teoritis

b. Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)


Untuk keseragaman, kadar aspal dilaporkan dalam bilangan desimal satu angka
dibelakang koma. Berat isi dilaporkan dalam ton/m 3 dua angka di belakang koma.
Persen rongga terhadap batuan dilaporkan dalam bilangan bulat. Persen rongga terisi
aspal dilaporkan dalam bilangan bulat. Stabilitas dilaporkan dalam bilangan bulat.
Untuk tiap benda uji yang diperiksa, laporan harus meliputi keterangan berikut :

1. Tinggi benda uji percobaan


2. Beban maksimum dalam kg (pounds), bila perlu dikoreksi
3. Nilai kelelehan, dalam perseratusan centimeter (inchi)
4. Suhu pencampuran
5. Suhu pemadatan
6. Suhu percobaan

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 12


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Tabel : Angka Korelasi Stabilitas


Isi benda Uji
3 Tebal Benda Uji Angka Korelasi
Cm
Inchi mm
200 – 213 1 25,4 5,56
214 – 225 1 1/16 27.0 5,00
226 – 237 1 1/8 28,6 4,55
238 – 250 1 1/16 30,2 4,17
251 – 264 1 1/4 31,8 3,85
265 – 276 1 5/16 33,3 3,57
277 – 289 1 3/8 34,9 3,33
290 – 301 1 7/16 36,5 3,03
302 – 316 1 1/2 38,1 2,78
317 – 328 1 9/16 39,7 2,50
329 – 340 1 5/8 41,3 2,27
341 – 353 1 11/16 42,9 2,08
354 – 367 1 3/4 44,4 1,92
368 – 379 1 13/16 46,0 1,79
380 – 392 1 7/8 47,6 1,67
393 – 405 1 15/16 49,2 1,56
406 – 420 2 50,8 1,47
421 – 431 2 1/16 52,4 1,39
432 – 443 2 1/8 54,0 1,32
444 – 456 2 3/16 55,6 1,25
457 – 470 2 1/4 57,2 1,19
471 – 482 2 5/16 58,7 1,14
483 – 495 2 3/8 60,3 1,09
496 – 508 2 1/16 61,9 1,04
509 – 522 2 1/2 63,5 1,00
523 – 535 2 21/40 64,0 0,96
536 – 546 2 9/16 65,1 0,93
547 - 559 2 10/16 66,7 0,89
560 – 573 2 3/4 68,3 0,86
574 – 585 2 13/16 71,4 0,83
586 – 598 2 7/8 73,0 0,81
559 – 610 2 15/16 74,6 0,78
611 – 625 3 76,2 0,76

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 13


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan KAO adalah :
1. Buat grafik yang menyatakan :
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan VIM (%)
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan VMA (%)
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan VFB (%)
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Berat isi
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Stabilitas
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Flow
- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Marshall Quotient (MQ)
2. Cari nilai-nilai VIM, VMA, VFB, Stabilitas, Flow, MQ yang memenuhi syarat dengan
menggabungkan grafik di atas dengan kriteria perencanaan.
3. Kadar aspal optimum ditentukan dengan cara menggabungkan nilai-nilai tersebut
sehingga didapat suatu range kadar aspal yang memenuhi syarat-syarat tersebut.
Kadar aspal optimum dapat diambil sebagai nilai tengah dari range tersebut.

Tabel : Kriteria Perencanaan Campuran Aspal Beton (Bina Marga)


Lalu Lintas Berat Lalu Lintas Sedang Lalu Lintas Ringan
Sifat Campuran (2 x 75 Tumbukan) (2 x 50 Tumbukan) (2 x 35 Tumbukan)
Min. Maks. Min. Maks. Min. Maks.
Stabilitas (kg) 550 - 450 - 350 -
Kelelehan (mm) 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0
Stabilitas/kelelehan 200 350 200 350 200 350
(kg/mm)
Rongga dalam 3 5 3 5 3 5
Campuran (%)
Indeks Perendaman (%) 75 - 75 - 75 -
Persentase Minimum Rongga dalam Agregat
Ukuran Maksimum Nominal Persentase minimum Rongga Dalam agregat
Agregat
No. 16 (1,18 mm) 23,5
No. 8 (2,36 mm) 21,0
No. 4 (4,75 mm) 18,0
3/8 inch (9,50 mm) 16,0
½ inch (12,50 mm) 15,0
¾ inch (19,00 mm) 14,0
1 inch (25,40 mm) 13,0
1 ½ inch ( 37,50 mm) 12,0
2 inch (50,8 mm) 11,5
2 ½ inch (63,00 mm) 11,0

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 14


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

BAGAN TAHAPAN PELAKSANAAN


PELAKSANAAN PENGUJIAN MARSHALL

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 15


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

GAMBAR PERALATAN UTAMA


PENGUJIAN MARSHALL (KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT)

Saringan dan alat penggetar :

Waterbath :
Alat untuk perendaman sampel
dengan penentuan suhu tertentu

Timbangan dan keranjang :


Alat untuk menentukan berat
sampel kering dan sampel dalam air

Alat Uji Marshall :


Alat bantu untuk perendaman
piknometer dalam waterbath

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 16


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Termometer :
Alat untuk menentukan besarnya
suhu pencampuran dan pemadatan

Mould cetakan benda uji

Alat Tumbuk Benda Uji

Penggorengan :
Untuk mencampur aspal dan agregat
dalam kondisi panas

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 17


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

SKETSA PROSEDUR PELAKSANAAN


PENGUJIAN MARSHALL (KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT)








MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 18


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

D.6 Contoh Perhitungan dan Pelaporan

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 19


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM
PENENTUAN KADAR ASPAL OPTIMUM :

Kadar Aspal Vs Stabilitas Kadar Aspal Vs Flow

1,500 5.00
1,400
1,300 4.50
Stabilitas (KG)

F l o w (mm)
1,200 4.00
1,100 3.50
1,000
900 3.00
800 2.50
700
600 2.00
500 1.50
2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5
Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)

Kadar Aspal Vs V I M Kadar Aspal Vs M Q

9
600.00
8
500.00
7
M Q (Kg/mm)
V I M (%)

6 400.00
5
300.00
4
3 200.00

2 100.00
2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5
Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)

Kadar Aspal Vs VFB Kadar Aspal Vs VMA

100.00 17.000
90.00 16.000
80.00 15.000
V M A (%)
VFB (%)

70.00 14.000
60.00 13.000
50.00 12.000
40.00 11.000
30.00 10.000
2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5
Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)

Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan metode Overlap


Kriteria campuran untuk Lalu Lintas Berat (2 x 75 Tumbukan)
Spesifikasi Rentang Kadar Aspal Yang Memenuhi Spesifikasi
Sifat
Campuran Min Mak 3,0% 3,5% 4,0% 4,5% 5,0%
s

Stabilitas (kg) 550 -

Flow (mm) 2,0 4,0

V I M (%) 3 5

M Q (Kg/mm) 200 350

Kadar Aspal Optimum = 4,4 %

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 20


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Evaluasi

Penilaian praktikum :
Bobot Penilaian
 Motivasi kerja individu ataupun team work. 20 %
 Prosedur kerja dan penggunaan peralatan 25 %
yang benar serta aspek keselamatan kerja.
 Ketelitian membaca data, analisa data, 25 %
pembahasan masalah dan kesimpulan.
 Pemahaman teoritis 30 %

Penilaian pemahaman teori :


Berdasarkan jawaban langsung (lisan) yang diberikan kepada praktikan berupa
pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini :
1. Coba jelaskan secara ringkas pengertian campuran hotmix
2. Sebutkan kriteria campuran beraspal yang baik ?
3. Apa pengertian kadar aspal optimum dalam campuran beraspal ?
4. Sebutkan peralatan pengujian marshal !
5. Coba terangkan prosedur pengujian marshall untuk menentukan nilai kadar aspal
optimum pada campuran beraspal !

Petunjuk Penilaian
Setiap nomor pada latihan di atas berbobot 20 %. Kemampuan anda menjawab soal
dengan benar mencerminkan penguasaan materi yang telah diberikan.

Jawaban yang benar Kategori Penguasaan Materi


< 20% Kurang Sekali
< 25 % Kurang
25 % - 50 % Cukup
50 % - 75 % Baik
> 75 % Sangat Baik

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : MIX - 21

Anda mungkin juga menyukai