Anda di halaman 1dari 4

1.

Ringkasan Jurnal

Judul jurnal : Students’ Reflections on Pandemic Impacted Chemistry Learning

Penulis : Abigail Jennifer G. and R. Lipin*

Latar Belakang :

Metode inovatif dan kontemporer telah ditetapkan

memberikan "mode digital pembelajaran kimia" sebagai media yang dikenal di

era pra-COVID. Namun, negara berkembang memiliki lebih sedikit

eksposur dan ketergantungan pada platform digital, sedangkan COVID-19

Pandemi telah memengaruhi terjemahan digital dari konvensional

Negara-negara berkembang yang kelebihan populasi terus-menerus dihadapkan pada kemiskinan dan
akses yang tidak setara ke teknologi, menciptakan kesenjangan digital. Di sisi lain, faktor sosial ekonomi
seperti kesenjangan generasi antara guru dan siswa, pendapatan keluarga, dan kesenjangan
keterampilan teknologi informasi juga menjadi penyebab eksklusi digital.Penguncian pandemi telah
menyebabkan kurangnya interaksi tatap muka yang cenderung membuat kita kehilangan daya saing dan
ff mempengaruhi perkembangan keseluruhan. Aspek masa kini ini membuat banyak diantara kita
antusias mengikuti e-quiz, virtual poster, dan lomba lisan. Platform virtual yang besar meningkatkan
partisipasi dan akses audiens, yang mendorong kami untuk mengikuti kompetisi elektronik ini, di mana
pun

Tujuan : dalam artikel di jelaskan bahwa "Refleksi ini dimaksudkan untuk

menjadi sudut pandang siswa tentang transformasi digital absolut

pembelajaran kimia selama pandemi ini dengan a

perspektif kontemplatif untuk masa depan dalam berkembang

negara.

Hasil yang di dapatkan dalam artikel : di dalam jurnal tersebut di dapatkan bahwa 90,5% siswa yang
telah mengakses alat bantu digital sedangkan 85,7% merasa lebih memberikan kejelasan dan membantu
dalam pemahaman yang lebih baik. 76,6% siswa lebih suka penilaian elektronik berbasis konsep
pekerjaan laboratorium untuk pemaparan lengkap ke kurikulum.
Sementara untuk Hasil Survei Peer tentang Persepsi Efektivitas Pembelajaran Kimia Diperpanjang
melalui Kesempatan Dipercepat Pandemi adalah Hasil survei rata-rata antara 3,8 dan 4,6 sesuai dengan
“ netral ” dan “ setuju ” bahwa webinar yang menjangkau khalayak luas bermanfaat, dan telah
meningkatkan minat dalam berbagai cabang kimia. 96,9% siswa setuju bahwa kompetisi kimia online
berguna dalam memperluas pengetahuan kimia selama periode lockdown. Meskipun hanya 55,4% siswa
telah menggunakan atau belajar menggunakan freeware dan platform pembelajaran sumber terbuka,
84,6% menganggap alat TIK sebagai perangkat baru dan ff pendekatan efektif dalam pembelajaran
kimia.

2. A. Pebandingan masalah yang diceritakan dalam artikel adalah ..

Di negara maju penggunaan media digital sudah menjadi hal biasa dalam pembelajaran yang
kemungkinan tidak menimbulkan masalah-masalah yang seperti di negara berkembang . Dalam artikel
tersebut di jelaskan bahwa "Negara-negara berkembang yang kelebihan populasi terus-menerus
dihadapkan pada kemiskinan dan akses yang tidak setara ke teknologi, menciptakan kesenjangan digital.
Di sisi lain, faktor sosial ekonomi seperti kesenjangan generasi antara guru dan siswa, pendapatan
keluarga, dan kesenjangan keterampilan teknologi informasi juga menjadi penyebab eksklusi digital.

Di indonesia sendiri masih banyak wilayah-wilayah yang tertinggal yang bahkan akses internetnya
tidak bisa di gunakan . Hal ini yang menghambat laju perkembangan dari dunia digital dalam
pembelajaran . Akan tetapi secara umum transisi digital ini sudah berlangsung di negara indonesia ,
terlebih pada siswa dan mahasiswa yang mendalami ilmu pendidikan

B . Cara menghadapi masalah dalam pembelajaran kimia di masa pandemi

Adalah dengan meningkatkan cara mengajar dan mengubah model pembelajaran yang sering di
gunakkan dalam pembelajaran tatap muka . Tentunya hal ini tidak mudah akan tetapi perlu adanya
keseriusan dari guru atau pengajar . Dan pengajar giat"nya untuk selalu mengingatkan kepada siswa
terkait cara belajar yang efektif agar kiranya pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif pula
contohnya

" tetapkan manajemen waktu

Atur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan fokus tugas yang dibebankan guru atau dosen. Hal
ini lebih mudah dijalani jika pihak sekolah atau universitas memberikan batasan jadwal akses daring
kepada murid-muridnya. Hal ini akan berbeda jika penyedia layanan pendidikan memberikan fleksibilitas
penuh kepada pelajar. Para siswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka.Bagi orang-orang yang
belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan mengerjakan tugas-tugas sekolah di menit-menit terakhir
tenggat waktu yang ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas
di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa yang melakukan remote
learning.
*Persiapkan teknologi yang dibutuhkan

Para murid harus mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan
pembelajaran jarak jauh. Tidak semua sekolah sudah menyediakan layanan belajar daring yang
memadai, oleh karenanya beberapa platform belajar daring dapat menjadi alternatif. Demikian juga
perkakas teknologi seperti komputer, gawai pintar, atau tablet menjadi penting, dan terutama juga
jaringan internet yang laik.

* Belajarlah dengan serius

Kesalahan yang sering dilakukan siswa, sebagaimana dilansir dari Psychology Today adalah tidak fokus
ketika melakukan remote learning. Selama melakukan pembelajaran di internet, terdapat banyak sekali
distraksi yang mengganggu proses pembelajaran. Godaan untuk menonton video, mengakses media
sosial, hingga membaca-baca konten berita secara impulsif seringkali dilakukan tanpa rencana
sebelumnya.Oleh sebab itu, penting bagi siswa untuk berusaha fokus dan konsisten selama waktu
belajar yang ditetapkan. Hindari segala macam distraksi yang berpotensi mengganggu proses belajar.
Jika memungkinkan, tetapkan ruang khusus untuk belajar dan menjauhkan diri dari gangguan anggota
keluarga yang lain.

* Jaga komunikasi dengan pengajar dan teman kelas

Bagi yang belum terbiasa melakukan remote learning, ia harus menyesuaikan diri untuk terus visible dan
berkomunikasi tanggap dengan pengajar atau teman kelas lain. Jika dibutuhkan, perlu juga diadakan
grup khusus untuk membahas tugas yang dibebankan pengajar. Kendati tidak harus dilakukan dengan
tatap muka, komunikasi mesti terjalin dengan baik untuk menghindari kesalah pahaman.Gunakan
momen-momen semacam ini untuk mengasah keterampilan komunikasi daring yang dilakukan. Jika
memang belum yakin dengan hasil tugas yang dikerjakan, segera hubungi pengajar. Lakukan sesegera
mungkin untuk menunjukkan komitmen bahwa kita serius untuk belajar.

3. Strategi yang cocok dan adaktif untuk membelajarkan siswa di masa covid-19 adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran berbasis sumber daya

Dalam metode ini peserta didik menggunakan semua sumber daya untuk memperoleh informasi yang
diperlukan terkait dengan materi yang dipelajari. Metode ini merupakan gaya belajar mandiri, maka
menuntut peserta didik untuk mengembangkan kemandirian dalam mencari informasi.

Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran berbasis sumber daya adalah pertama, guru
menyiapkan materi dalam bentuk modul ataupun video pembelajaran yang dibuat oleh guru sesuai
dengan materi yang hendak diajarkan. Modul dapat dikirimkan kepada siswa melalui whatsapp ataupun
moodle. Video dapat diupload di youtube kemudian peserta didik diberikan link dari video pembelajaran
tersebut. Pada tahapan ini guru membuat mind maping untuk memudahkan peserta didik dalam
memahami dan mendeskripsikan materi yang sulit. Dengan adanya mind maping peserta didik yang
membaca modul atau menyimak video pembelajaran akan menjadi lebih fokus pada poin pentingnya
dan dapat menyimpulkannya ke dalam konsep yang lebih sederhana. Memungkinkan peserta didik
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengambil informasi lebih efektif dan efisien. Peserta didik juga
diajak untuk mengembangkan ketrampilan dalam pencarian informasi secara elektronik. Kedua, setelah
siswa menyimak video ataupun membaca modul yang diberikan oleh guru, siswa menjawab pertanyaan
yang telah disediakan di moodle terkait dengan materi yang dipelajari dengan cara menjawab
pertanyaan secara langsung di moodle ataupun mengirimkan jawaban melalui email. Metode
pembelajaran berbasis sumber daya ini memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran, mendorong pembelajaran mandiri,
memfasilitasi dan memperkuat penggunaan ketrampilan penelitian secara mandiri. Selain itu peserta
didik belajar menghargai nilai sumber daya informasi seperti internet, buku ataupun modul yang pada
akhirnya meningkatkan minat baca dan pemahaman peserta didik. (gml2/ton)

Anda mungkin juga menyukai