Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan ke 1

Sterilisasi Alat dan Bahan

A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mengetahui proses sterilisasi alat dan bahan.

B. Kajian Pustaka
Sterilisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menghancurkan atau
mengurangi mikroorganisme yang dapat muncuk pada atau dalam produk atau
kemasan. Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang unik,
seperti bebas dari mikroorganisme, pyrogen dan bebas dari pratikulat, serta
memiliki standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan kulatias. Tujuan
utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak tidak adanya kontaminasi
mikroba. Kontaminasi dapat berasal dari beberapa penyebab diantaranya
adalah steriliasi media yang kurang sempurna, lingkungan kerja dan
pelaksanaan cara kerja saat penanaman, eksplan, molekul-molekul atau benda-
benda asing berukuran kecil yang jatuh atau masuk kedalam botol kultur
setelah penanaman dan ketika diletakan diruangan (Kurniawan, 2016: 3).
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat
dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehyde,
etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia: oleh
sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat
disingkirkan secara mekanik oleh sterilifugasi kecepatan tinggi atau oleh
filtrasi (irianto, 2006: 75).
Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme. Sterilisasi dapat diletakan juga, bahwa sebuah proses untuk
mematikan semua untuk kehidupan (Boleng, 2005: 66).
2

Menurut Boleng (2005: 67-68, 71), secara umum ada dua cara sterilisasi,
yaitu:
1. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik, terdiri atas beberapa macam, yaitu:
a. Sterilisasi yang menggunakan cahaya matahari
1) Sinar ultraviolet
2) Sterilisasi cara ini digunakan untuk sterilisasi air sungai
b. Sterilisasi dengan cara pengeringan
Pengeringan digunakan untuk membunuh kuman, teruntuk bentuk
vegetatifnya. Sterilisasi dengan cara pengeringan tidak efektif terhadap
sproma kuman
c. Sterilisasi dengan cara pemanasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses sterilisasi pemanasan
adalah:
1) Jenis pemanasan: pemanasan basa atau pemanasan kering
2) Suhu dan lama pemanasan
3) Angka (jumlah) sel mikroorganisme yang ada
4) Keberadaan spora didalam sel mikroorganisme
5) Jenis bahan yang mengandung mikroorganisme
d. Sterilisasi dengan cara penyaringan
Sterilisasi cara ini digunakan untuk larutan antibiotic, serum, larutan
karbohidrat, dan lain-lain. Cara ini juga berguna untuk memisahkan
kuman dari toksin dan dari fage. Sterilisasi cara ini juga dipergunakan
dalam menyaring kuman yang jumlahnya sedikit didalam suatu cairan.
Virus dan mikoplasma dapat lewat saringan kuman. Hal ini merupakan
kekurangan dari cara sterilisasi dengan penyaringan ini. Ada beberapa
jenis saringan kuman yaitu: filter dari gelasin berlubang, filter membrane
atau kolpdion, tabung porseler (misalnya Berkefeld atau Camberland),
filter piringan absess (misalnya Seitz)
e. Sterilisasi dengan cara radiasi
Sterilisasi cara radiasi terdiri atas beberapa cara yaitu:
3

1) Sterlisasi dengan sinar Ultraviolet (UV)


Sterilisasi dengan sinar ini, mengakibatkan terjadinya denaturasi
protein, kerusakan DNA, hambatan replikasi DNA.
2) Sterilisasi dengan radiasi sinar X dan pengion lain
Cara sterilisasi ini dapat menyebabkan kerusakan atau kematian DNA
sel. Sterilisasi seperti ini biasanya dipergunakan untuk
mensterilisasikan benda-benda semperit sekali pakai, pembalut lekat
f. Sterilisasi dengan ultrasonik dan gerakan sonik
Proses ini bersifat bakteriosidal. Biasanya menimbulkan guncangan,
mekanis dan pecahan kuman
2. Sterilisasi secara kimia
Bahan kimia bersifat bakteriostatik. Hal ini disebabkan:
a. Bahan kimia tersebut dapat menggumpalkan protoplasma kuman
b. Bahan kimia tersebut dapat menimbulkan kerusakan selaput sitoplasma
c. Bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi oksidasi atau pembakaran
protoplasma kuman
d. Bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi enzim atau koenzim kuman.
Proses sterilisasi digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi mikrob
yang tidak diinginkan pada bahan pembawa. Teknik sterilisasi media yang
umumnya digunakan adalah sterilisasi autoklaf dan radiasi sinar Gamma.
Sterilisasi autoklaf mempunyai kelemahan yaitu mampu meningkatkan
kelarutan logam Mn pada bahan pembawa sterilisasi tanah menggunakan
autoklaf dapat meningkatan kelarutan Fe, Mn, Zn. Peningkatan logam-logam
berat dalam jumlah besar ini akan berpengaruh negatif terhadap pada viabilitas
mikrob dalam bahan pembawa dan pada akhirnya akan berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman. Pemilihan metode sterilisasi diperlukan agar bahan
pembawa tidak mengalami kerusakan yang dapat mempengaruhi viabilitas
inokulan. Metode sterilisasi bahan pembawa yang umum digunakan adalah
metode fisik yaitu meliputi pemanasan, pengeringan dan radiasi (Nurrobifami,
2017: 1-2).
4

Syarat sterilisasi adalah niali yang mutlak. Secara historis, pertimbangan


sterilisasi bersandar pada uji sterilisasi lengkap yang resmi, namun sediaan
akhir pengujian sterilisasi mengalami banyak Batasan. Batasan yang paling
nyata adalah sifat dasar dari uji sterilisasi ini adalah uji yang destruktif,
sehingga hal ini tergantung pemilihan statistic sampel acak dari keseluruhan.
Pemantauan proses sterilisasi didasarkan dengan tiga cara yaitu secara fisika
dengan mengukur temperatur, tekanan, dan waktu secara kimia dengan
autoclave tape, sterilization pouch yang memperlihatkan perubahan warna bila
telah tercapai siklus sterilisasi yang dilakukan; secara biologis dengan
menggunakan spore strip atau suspensi biakan spora; untuk cara autoklafisasi
digunakan Geobacillus stearothermophilus, sedangkan pada sterilisasi dengan
oven dipakai Bacillus atrophaeus (Meliawaty, 2012: 148-149), (Kurniawan,
2016: 3).
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna sehingga bisa
memberikan jaminan sterilisasi, dapat digunakan mikroba pengjui yang bersifat
termofilik dan memiliki endospore yaitu Bacillus stearothermophillus,
lazimnya miroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas
spore strip ini dimasukan dalam autoklaf dan disterilkan. Stelah proses
sterilisasi lalu ditumbuhkan pada media (Kurniawan, 2016: 4).
Autoklaf merupakan alat sterilisasi yang mahal harganya. Inovasi oven
sudah banyak diterapkan, diantaranya melalui penambahan ozon dan infrared,
sehingga menjadi alat sterilisasi yang jauh lebih murah. Ruangan dalam oven
itu dibagi menjadi 2, bagian atas dilengkapi ozon sedangkan bagian bawah
dengan infrared . Pemanasan dalam oven ini hanya dilakukan selama 15 menit
dalam temperatur 125˚C. Secara teoritis sterilisasi melalui pemanasan dalam
oven konvensional, dilaksanakan pada temperatur 160˚C selama 2 jam atau
pada temperatur 180˚C selama 1 jam. Perbedaan temperatur dan waktu
sterilisasi ini menarik untuk ditelaah lebih lanjut (Meliawaty, 2012: 149)
Menurut Fitri (2014: 2), sterilisasi alat antara lain:
5

1. Sterilisasi cawan petri


Cawan petri dibungkus dengan kertas bekas dengan posisi cawan petri
yang besar dibawah, ujung kertas disamakan kemudian dikunci
membentuk kipas dan ujungnya dilipat segitiga. Setelah itu, cawan petri
dimasukkan ke dalam autoklaf dinyalakan dengan suhu 121°C dan cawan
petri disterilkan selama 15 menit.
2. Sterilisasi tabung reaksi
Tabung reaksi ditutup dengan kapas yang dibungkus kain kassa, semua
tabung diikat menjadi satu dan bagian tutupnya dibungkus dengan
almunium foil. Autoklaf diisi dengan air aquades samapai permukaan air
di bawah angsang. Masukkan tabung reaksi kedalam autoklaf ditutup
dengan dikencangkan. Suhu tekanan pada autoklaf umumnya 121°C.
Tanda digital menyala apabila sterilisasi telah selesai. Tutup autoklaf
dibuka, jika sudah turun media steril yang diambil.
Sterilisasi dengan panas kering digunakan pada bahan-bahan seperti pipet,
tabung rekasi, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum
suntik dan bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gilserin, minyak, vaselin
dan bahan-bahan berupa bubuk. Suhu yang digunakan beriksar 160-175oC.
Kemudian ada sterilisasi dengan perlakuan kimia, bahan yang mudah rusak
jika disterilkan pada suhu tinggi, maka bisa disterilkan secara kimiawai dengan
menggunakan gas atau radiasi. Bahan kimia yang dapat digunakan ialah etilena
oksida, formaldehida, dan glutaradehida alkalin. Bahan kimia ini digunakan
pada suhu kamar. Lamanya perlakuan beriksar antara 2 sampai 18 jam
(Wahyu, 2017: 105-106).
Proses sterilisasi lain yang dilakukan pada suhu kamar ialah penyaringan.
Dasar metode ini adalah proses mekanis yang membersihkan larutan atau
suspensi dari segala organisme yang hidup dengan cara melakukannya lewat
suatu saringan, misalnya saringan Zeitz. Bahan yang biasa disterilkan adalah
ekstrak tanaman, serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin bakteri, media
sintetik tertentu, dan antibiotik. Kemudian ada sterilisasi basah atau panas
lembab dilakukan menggunakan autoklaf. Sterilisator tersebut menggunakan
6

uap air jenuh bertekanan 15 lb/in2 selama 15 menit pada suhu 121oC. Autoklaf
digunakan mensterilkan bahan-bahan yang dapat ditembus oleh kelembaban
diantaranya ialah media biakan, larutan, kapas, sumber karet, dan peralatan
laboratorium. Sterilisasi dengan autoklaf dilakukan pada suhu dan tekanan
yang lebih rendah. Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak
begitu tinggi, karena mampu mendenaturasikan atau mengkoagulasi protein
pada organisme hidup sehingga organisme tersebut dapat mati (Wahyu, 2017:
106, 103).
7

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Labu Erlenmeyer 1 buah
b. Cawan Petri 2 buah
c. Tabung Reaksi 3 buah
d. Pipet Ukur 2 buah
e. Ozon sterilizer 1 unit
f. autoklaf 1 unit
2. Bahan
a. Semua alat yang disterilisasi
b. Alumunium Foil secukupnya
c. HVS secukupnya
d. Label 5 lembar
e. Tisu secukupnya

D. Cara Kerja
1. Alat yang akan di sterilisasi diambil, kemudian dicuci dengan
menggunakan air bersih
2. Alat yang sudah dicuci dikeringkan menggunakan tisu hingga benar-benar
kering
3. Permukaan alat-alat atau bahan yang akan disterilisasi dibungkus
menggunakan alumunium foil dan HVS untuk meminimalisir adanya
spora bakteri kontaminan
4. Setelah itu, alat yang sudah dibungkus disterilisasi menggunakan alat ozon
sterilizer
5. Alat dan atau bahan yang tidak tahan panas (<180◦C) ditempatkan pada
rak pintu atas dan yang tahan panas (<250◦C) pada rak pintu bawah
6. Pintu sterilizer dalam keadaan tertutup sebelum dihubungkan ke stop
kontak
7. Ozon sterilizer dihubungkan dengan stop kontak pada sumber arus 220V
8. Alat Ozon sterilizer dihidupkan dengan cara menekan tombol “POWER”
8

9. Proses sterilisasi dapat dimulai dengan menkan tombol “DESINFECT”


(kiri power) hinggalampu indicator menyala merah
10. Untuk mengaktifkan sterilisasi teknologi ozone pada rak pintu atas,
dengan menekan tombol O3 (kiri disinfect) hingga lampu indicator
menyala kuning
11. Proses sterilisasi berjalan selama ± 10 menit setelah lampu indicator mati
(dilarang membuka pintu Ozon sterilizer) otomatis
12. Lampu indikator power ditunggu hingga menyala, lalu matikan dengan
menekan tombol power
13. Sebelum membuka pintu Ozone sterilizer disarankan untuk menunggu ±20
menit, terhitung waktu setelah proses sterilisasi berakhir

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Mikroskop
    Makalah Mikroskop
    Dokumen5 halaman
    Makalah Mikroskop
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Pertumbuhan Dan Perkembangan
    Pertumbuhan Dan Perkembangan
    Dokumen21 halaman
    Pertumbuhan Dan Perkembangan
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • PTT Kel.5
    PTT Kel.5
    Dokumen25 halaman
    PTT Kel.5
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen1 halaman
    Dokumen
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen8 halaman
    Dokumen
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Ujian Akhir Statistika Soal Bu Tika Dan Bu Masitah (Anisa Rizky A)
    Ujian Akhir Statistika Soal Bu Tika Dan Bu Masitah (Anisa Rizky A)
    Dokumen2 halaman
    Ujian Akhir Statistika Soal Bu Tika Dan Bu Masitah (Anisa Rizky A)
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Statistika 1
    Tugas Statistika 1
    Dokumen2 halaman
    Tugas Statistika 1
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen (5) 11
    Dokumen (5) 11
    Dokumen3 halaman
    Dokumen (5) 11
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Makalah Metil
    Makalah Metil
    Dokumen21 halaman
    Makalah Metil
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen A
    Dokumen A
    Dokumen1 halaman
    Dokumen A
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Ekologi
    Ekologi
    Dokumen2 halaman
    Ekologi
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen 21
    Dokumen 21
    Dokumen3 halaman
    Dokumen 21
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sadler 2009
    Sadler 2009
    Dokumen2 halaman
    Sadler 2009
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Irianto
    Irianto
    Dokumen2 halaman
    Irianto
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen3 halaman
    Dokumen
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab I - 3 Proposal Fix
    Bab I - 3 Proposal Fix
    Dokumen52 halaman
    Bab I - 3 Proposal Fix
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen A
    Dokumen A
    Dokumen1 halaman
    Dokumen A
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Makalah Metil
    Makalah Metil
    Dokumen21 halaman
    Makalah Metil
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    Dokumen19 halaman
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Warna
    Warna
    Dokumen1 halaman
    Warna
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Suhu Terhadap Hewan
    Pengaruh Suhu Terhadap Hewan
    Dokumen8 halaman
    Pengaruh Suhu Terhadap Hewan
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan 2 FISHEW
    Kegiatan 2 FISHEW
    Dokumen10 halaman
    Kegiatan 2 FISHEW
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Ke 1 Bakteriologi
    Kegiatan Ke 1 Bakteriologi
    Dokumen12 halaman
    Kegiatan Ke 1 Bakteriologi
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Ke 3 Ksda New
    Kegiatan Ke 3 Ksda New
    Dokumen11 halaman
    Kegiatan Ke 3 Ksda New
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen8 halaman
    Dokumen
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Perbandingan Morfologi Sel Darah
    Perbandingan Morfologi Sel Darah
    Dokumen14 halaman
    Perbandingan Morfologi Sel Darah
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan 1 FISMAN
    Kegiatan 1 FISMAN
    Dokumen12 halaman
    Kegiatan 1 FISMAN
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Baru
    Dokumen Baru
    Dokumen5 halaman
    Dokumen Baru
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen8 halaman
    Dokumen
    Anisa Rizky Amalia
    Belum ada peringkat