Anda di halaman 1dari 6
‘Rial Seminar Hmish Apts lop dan Rais, 2006 FAKTOR FISIOLOGI TANAMAN TEPI JALAN YANG MENENTUKAN, KEMAMPUAN SERAPAN POLUSI UDARA GAS "NO, _Pangesti Nugrahani* Elsje Louise Sisworo* * Fakultas Pertanian UPN *Veteran® Jatim Surabaya ** Departemen Arsitektur Lanskap IP Bogor -Puset Aplikasi Teknologi Isotop dan Rediasi ~ BATAN ABSTRAK FAKTOR FISIOLOGI TANAMAN TEP JALAN YANG MENENTUKAN KEMAMPUAN SERAPAN POLUSI UDARA GAS "*NO,, Nitrogen dioksids [NO3) meropakan salah satu gas peneamar Judara yang berasal dari emisi kendaraan bermotorTanaman tep jalan, memiliki kapasites sbagat penyerap polutan udara,Polens tanaman dalam penyerapan gts dari udara dapat diketabss dari proses proves fsologt Pong tesjadi pada daun. Penelitian ini berujuan untuk mengulur kemarspuan tanaman tepi jalan dalam Ienyerap polotan NO; dan faktorfaktorfsiologt yang menentukan, Untuk mengetahui penycrapan 325 NOs bleh tananan dart udara digonakan gas NO, berlabel "N (sotop "N|. Hesll peneitian mentnjukkan just Serapan terhadap gas "NO; bervarisi diantara tanaman yang ditelits, dari 2.732 yplg bingga 117-770 vale ‘Fanaman famboyan (Delonic regia, azam londo (PhitheceTobium dulce, bungur (eagersirocma indica) dan alodogan bult Fobialtheafragrans| meme kapastas serapan "NO, yang tinggi |> 30 ya). Tanaran bungs Kkupukupw (Bauhinia purpurea) memiliki kapasitas sedeng (25.117 ye), sedangkan angsann [Pterosarpue Inutcus),tanjung (Mimusops elem) dan sawo kesik(Manhara houki) memiliki kapesitas serapan retdah fe 1S ivi) Faktor fisilog\ tenaman yang mienentskan serapan NO, adalah laju fotosintess, lau transpirasi dan Gaya hantar stomata, Faktor-faktor ini berhubugan dengan stomata, meskipun Kerapatan stomata tisk Imenentukan serapa NO, oleh tanamen, demikigs juga dengan faktor potensal ai tnaman ata Kuncl: fisiologl tanaman, polusl udara ABSTRACT PHYSIOLOGICAL FACTORS OF STREETSIDE TREES ON ABSORBING NO; GAS. POLLUTANS. Nitrogen dioxide (NO;| is one of the important afr pollutants, which is contributed by ssutomobiles. Plants a3 a streetscape element could play a role in reducing air pollutants. Plant capacity in ‘mbvorbing gas pollutants was determined by physiological factors. The purpose of this research was to measure the capacity of street side trees on absorbing NO, pollutant, physiological plant factors affected absorption, and visual quality of plants on the roadside, The “¥-labelled NO, gas is helpful in measuring the amount of NO, uptake by plant from the ait. The research found that the amount of !™N absorbed by plants varied among investigated tree species, ranging from 2.782 yg/g to 127.770 ug/g. According to the amount of UN absorption, Delonte reyia, Phitkecelobium dulce, Lagerstroemia indica and Pabjalthea fragrans have high absorbing capacity (> 30 ug/g), Bauhinia purpurea has moderate absorbing capacity [25-117 yg), and Prerocarpus indicus, Mimusops elengl, Manilkara hauki have low absorbing capacity (< 15 ya/gl. Physiological factors of the plant such as photosynthetic rates, transpiration rates, and stomatal conductance, affected the absorption of !'NO;. But there was no significant corcelation between the water potenstals and the stomata] density with the capacity ofthe plant in absorbing "NO, Keywiords : Plant physiological, ar pollutans: PENDAHULUAN terlepas dari adanya peningkatan _jumlah kendaraan bermotor di dunia yang diperkirakan meningkat sepuluh kali lipat pada tahun 2000 dibandingkan pada tahun 1950 (Fenger, 1999) Tanamen sebagai elemen lanskap jalur Penurunan kualitas lingkungan perkotaan yang ditandai dengan semakin meningketnya pencemaran udara, berdampak —_terhadap Kesehatan masyarakat perkotaan. Sumber pencemaran udara di perkotaan yang potensial adalah kendaraan bermotor, yang menghasilkan gas-gas hasil emisi kendaraen bermotor berupa CO, SO,, partikel, dan gas NO, Nitrogen dioksida (NO,) merupakan kelompok gas yang paling banyak ditemui sebagai pencemar udara dibandingkan dengan bentuk oksida_ nitrogen lainaya di atmosfer. Sejak tahun 1950 hingga tabun 2000, hasil emisi gas SO, meningkat dua kali lipat, sedangkan gas NO, meningkat empat kali lipat (Sastrawijaya, 2000), Hal ini tidak hijau jalan, baik berupa pohon, semak ataupun perdu, pada berbagai penelitian diketabui memiliki potensi_ dan peran penting sebagai penyerap dan penjerap polutan udara. Morfologi dan anatoni daun, seperti bentuk daun, ketebalan daun, kerapatan stomata, dan keberadaan trikomata, mempengaruhi kapasitasnya sebagai penyerapan polutan udara (Nasrullah, 1997; Patra, 2002). Proses penyerapan gas oleh tanaman terjadi terutama pada daun melalui stomata (Gardner, Pearce dan Mitchell, 1991) 5 ‘leh Senay Di AplhasiEotop dan Rac, 208 terjadi dalam tanaman terutama daun, antara lain folosintesa, respirasi, transpirast dan daya hantar stomata ‘Untuk mengetahui penyerapan gas NO, dari udara digunakan gas NO, berlabel SN fisotop “N}. Dengan menggunakan gas ini maka Nitrogen yang berasal dari tanah dapat dibedakan dengan Nitrogen yang berasal dari dara. Serapan gas NO; dapat diketahui dengan menganalisa kandungan "IN dalam jaringan tanaman (Hadarson dan Danso, 1990; Nasrullah, 1997 | penclitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan tanaman jalur hijau jalan dalam menyerap polutan khususnya NO, dan faktor faktor fisiologis yang mempengaruhi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa tanaman yang memiliki laju fotesintesis, laju transpirasi, daya hantar stomata dan potensial air tanaman yang tinggi, memiliki serapan NO, tingsi BAHAN DAN METODE ‘Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Surabaya dan Bogor. Survey jenis tanaman yang akan diteliti di lakukan di Surabaya. Persiapan bibit tanaman dilakukan di kebun pembibitan, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor. Perlakan percobaan yang berupa pemaparan (exposure) gas "NO; dilalsukan di Pusat Studi [imu Hayati, IPB Bogor. Analisis sampel tanaman untuk mengetahui serapan °N dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi ‘Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR), BATAN, Jakarta; analisis Kerapatan stomata dilakukan di Laboratorium Silvikultur Biotrop, Bogor dan analisis potensial air tanaman dilakukan di Laboratorium Treub Balithang - Puslitbang Biologi LIPT, Bogor. Penelitian berlangsung pada bulan Januari sampai September 2005. Bahan Penelitian Jenis yang diteliti adalah tanaman yang dominan dipergunakan dalam lanskap jalur bijau jalan perkotaan kota: Survey dilakukan di kota Surabaya pada beberapa ruas jalan kota yang ditentukan dengan sengala [purposive sampling), dan pengambilan data sekunder dari dinas yang terkait. Jenis tanaman yang diteliti meliputi § jenis tanaman pohon, yaitu: angsana, asam londo, bunga kupu-kupu, flamboyan, bungur, glodogan bulat, sawo kecik, dan tanjung Pengukuran Serapan “NO; Bahan tanaman yang dipergunakan dalam penelitian adalah bibit tanaman yang intensif dipelihara hingga mencapai ukuran tinggi 60 - 80 em, selama lebih kurang 6 bulan. Tanaman diperlakukan dengan pemaparan (exposure) gas NO, dengan konsentrasi 3 ppm selama 60 menit di dalam gas chamber (bilik gas}, Pemaparan gas SNO, dilakukan di dalam dua buah bilik gas sebagai ulangan, yang ditempatkan dalam Brvironmental Testing Chamber (Ogawa Seiki 6328), Intensitas cahaya di dalam billk gas ditetapkan 1000 lux, suhu udara 30°C dan kelembaban udara relatif awal perlakuan 60%. Tanaman yang telah mendapat _perlakuan pemaparan gas "NO,, dipisahkaan bagian-bagian daun , batang dan akarnya. Masing-masing agian’ tanaman — dianalisis kadar N-totalnya dengan metode Kjeldhal, dan persen kelimpahan atom "N sampel dianalisis dengan menggunakan spektrometer emisi [Yasco, N-151) Pengukuran Laju Fotosintesa, Transpirasi, Daya Hantar Stomata, dan Potensial Air Tanaman Laju fotosintesa, transpirasi dan daya hantar stomata diukur dengan menggunakan Leaf Chamber Analyzer Type LCA-4 Daun tanaman yang akan dianalisis dimasukkan ke dalam portable leaf chamber yang dihubungkan dengan panel LCA-4 untuk membaca nilai pengukuran Parametrer yang akan diukur diatur dalam LCA. 4, sedangkan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya diatur dalam Miero Climate Control. Nilai pengukuran selanjutnya akan terproses dalam internal calculation. Pengukuran nilai potensial air total dilakukan dengan menggunakan Pressure Chamber Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode observasi terhadap seluruh sampel tanaman yang diteliti, dengan ulangan lima kali Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian inj adalah data hasil pengukuran serapan “NO; data hasil pengukuran laju fotosintesis, laju tranpirasi, potensial air, kerapatan stomata, dan gaya hantar stomata Data hasil pengukuran laju fotosistesis, laju transpirasi, potensial air Kerapatan stomata, dan daya hantar stomata dianalisis dengan menggunakan analisis, regresi-korelasi yang dibandingkan dengan jumlah serapan "N, Jumlah N- yang berasal dari gas “NO, dihitung menurut rumus __$Kelimpahan atom Fkelimpaban atom dai "NO, x N total Nsampel dimana: 76 9% kelimpahan atom 'SN dari "NO, = % 8N' sampel - % atom "N blanko atom % atom "N blanko {di alam) = 0367 % HASIL, DAN PEMBAHASAN Serapan Polutan Gas NO, Kemampuan tanaman dalam menyerap polutan gas NO; dari udara ditunjukkan dengan jumlah serapan "N oleh daun. Dengan asumsi bahwa "No tidak difixasi oleh akar, maka besarnya serapan dinyatakan dengan tiap unit gram berat kering daun dan tiap unit cm? luas daun [Tabel 1). Hasil pengukuran serepan "N dalam jaringan {anaman, menunjukkan hesil yang beragam antar spesies. Jumlah serapan "N pada delapan spesies tanaman yang diteliti adalah antara 2,723 ig sampai dengan 117.770 ug per gram berat kering daun atau antara 0.032 ug sampai dengan 0.448 ig per em? luas daun. abel 1, Serapan '°N pada tanaman potion “Spesies Serapan "IN Setapan, fr upto Flamboyan 17770 044s Bungur 95.357 0.209 Asam Londo 4.190 0.155 Glodogan bulat 30.247 oa Bunga kupo 27 o10 kups ae 908s ‘Angsana 167 oor Tenjung 2703 0x2 Savio kecik — Spesies tanaman yang — menunjukkan serapan tertinggi, baik per satuan berat kering daun maupun per las permukaan daun, adalah tanaman flamboyan. Spesies. tanaman_ sawo kecik menunjukkan serapan "SN terendah per berat kering daun, dan per luas daun, Tanaman dengan serapan "N lebih besar dari 30.0 ug/g, pada penelitian Nasrullah (1997) dikelompokkan ke dalam kelompok tanaman dengan serapan tinggi. Termasuk. di dalam kelompok tersebut antara lain adalah tanaman flamboyan dan asam londo, yang pada penelitian ini juga merupakan tanaman yang termasuk dalam kelompok tanaman dengan serapan tinggi. Pada penelitian ini tanaman bungur dan glodogan bulat juga memiliki kemampuan serapan tinggi. Tanaman yang memiliki kemampuan serapan 'N tinggi menggambarkan kemampuannya yang tinggi pula dalam mereduksi polutan NO, dari udara. ‘Risse Sean ih Apts Tot dan Rade, 208 Tanaman angsana yang banyak dipergunakan sebagai pohon tepi jalan di kota Surabaya, ternyata termasuk dalam katagori tanaman dengan serapan '"NO, rendah | < 15.00 ugg). Hasil ini sejalan dengan penelitian Nasrullah 1997} yang menyatakan bahwa fanaman angsana yang juga banyak digunakan sebagai elemen lanskap jalan di Jakarta dan Bogor, termasuk tanaman dengan serapan NO, yang tidak tinggi. Penelitian terdahulu tnenunjukkan bahwa kemampuan berbagai jenis tanaman pohon tepi jalan untuk mereduksi polutan NO, tercatat mencapai 45% - 63% pada konsentrasi awal NO, 0,089 ppm. ‘Tanaman-tanaman tersebut antara Jain bungur, asam keranji dan bunga kupu-kupu (Departemen Pekerjaan Umum, 1998). Dalam penelitian ini, tanaman angsana yang banyak dipergunakan sebagai pohon tepi jalan di kota Surabaya, ternyata termasuk dalam katagori tanaman dengan serapan "NO, rendah ( < 15.00 uglg |. Hasil ini sejalan dengan penelitian Nasrullah (1997) yang menyatakan bahwa tanaman angsana yang juga banyak digunakan sebagai elemen lanskap jalan di Jakarta dan Bogor, termasuk tanaman dengan Serapan NO: yang tidak tinggi Patra (2002) menyatakan bahwa keadaan morfologi daun mempengaruhi besarnya serapan “N. Tanaman memiliki morfologi daun_ yang beragam, ada yang berbulu, licin, tebal, tipis dan sebagainya. Daun yang mempunyai morfologi tebal, memiliki serapan "N yang rendah Ketebalan daun dapat diprediksi dari rasio berat ering daun dengan luas daun. Daun yang memiliki rasio tingsi menunjukkan daun yang tebal, Tabel 2 memperlihatixan besarnya serapan SN pada berbagai rasio berat kering daun terhadap luas daun, Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa daun tanaman sawo kecik memiliki daun yang relatit lebih tebal dari tanaman yang lain kerena memiliki rasio berat kering dan luas daun yang lebih tinggi dari tanaman lainnya. Namun sebaliknya, tanaman asam londo memiliki rasio terkecil, berarti daun relatif lebih tipis. Demikian juge daun pada tanaman flamboyan dan bungur. Tanaman dengan rasio berat kering dan luas daun kecil menunjukkan —_kecenderungan memiliki kemampuan penyerapan "'N yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang memiliki rasio tinggi, seperti diketahui pada penelitian Patra {2002}, Gas "NO, yang diserap oleh daun, ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Hal ini dapat difihat dari hasil analisis jaringan tanaman yang menunjukkan adanya "N di dalam jaringan daun, batang dan aker pada semua tanaman yang diteliti (Gambar 1, Banyaknya "N cia ‘isl Sein Ino Apia Iotp dan acs, 2005 yang ditranslokasikan ke jaringan lain oleh tiap spesies tanaman tampaknya berbeda-beda, namun data pada Tabel 3 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah ''N terserap paling banyak berada di dalam jaringan daun, kecuali pada tanaman sawo kecik dan angsana, Jumlah serapan " N dalam daun mencapai_rata-rata 72.6%, dalam batang 8.3% dan dalam akar 19.19. Pada semua tanaman yang. diteliti, menunjukkan bahwa akumulasi ?N yang terserap ternyata lebih banyak terdapat pada akar daripada batang ‘Tabel 2. Serapan !3N berdasar raso berat dan luas daun Rasio Berat ——_Serapan "'N No Spesies Kering dan (ype) per Ras. Laas Deu aus Le Sawo Kecik wae an 2, Tenjung 583 1033 5. Bunge Kupu-kupu Sat 50.16 4, Glodogan Bulat 441 452 5. Angsana 393 2.88 6 Flamboyan 352 98.30 7. Bungue 3.28 108.18 8 Asm Lande 192 1.35 ‘abel 3 Persentase "N dalam jaringan tanaman Ni spate Daun Batang Akar (i mm 1. Flamboyan 977 M12 2, Asam Londo 98.7 160 AT 3. Bungur 897 10 93 4 Glodogan Bulat 752 79 169 5. Bunga Kupwkupa 73910016. 6, Tanjung 836 76 88 7. Angsana 28 1621.0 8 Sawo Kecik 3302S 8 Ratrrata 26 83 ad Keberadaan SN dalam jaringan daun, batang dan akar, menunjukkan bahwa tanaman dapat menyerap polutan NO, melalui daun dan Kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman, Oleh Karena itu, penggunaan isotop SN untuk penelitian fiksasi N, dengan pemupukan melalui akar pada tanaman budidaya telah dilakukan secara luas (Hardarson dan Danso, 1990), Karena akumulasi "N dapat dideteksi dari biji-bijian hasil panen, Keberadaan "SN di seluruh jaringan tanaman dapat dijadikan indikator Keberadaan polutan NO, yang dapat diserap tanaman. Huse.” Soe ei tr ape top ap Gambar 1 Alokasi serapan '*N pada begian tanamean, Hubungan antara Laju Fotosintesis, Laju ‘Transpirasi, dan Potensial Air Tanaman dengan Serapan "NO, Hasil pengukuran —_terhadap _laju fotosintesis, laju transpirasi dan potensial air delapan spesies tanaman yang diteliti dengan menggunakan leaf chamber aralyzer (LCA-4}, menunjukkan hasil seperti tertera pada Tabel 4, Tabel 4, Laju fotosintesis, laju transpirasi, dan potensial air tanaman Speses aju Loja Potensial Fotosntesis Tronspiret = Ar (jemol/ m=) [mol!m?) MPa) dete) detik) Angsana 6303 1.880 033 Bungur 3253 ost 103 Sawo Kecik ani 0983 138 Bangs Kup 7828 2.382 127 hops ‘Tanjung 4.85 2.201 on Glodogan Bulat 4.800 ene Lg Flanboyan 15704 3.621 980 Asam Loado 4928 175 0% Tanaman flamboyan yang memiliki laju fotosintesis dan laju transpirasi tinggi. ternyata memilikt serapan yang tinggi pula terhadap gas “NO, . Hubungan yang positif dan cukup nyata Ja = 0,2) antara serapan "NO, dengan laju fotosintesis dan laju transpirasi terjadi pada seluruh tanaman yang diteliti, Nilai koefisien Korelasi. antara_laju fotosintesis dan laju transpirasi dengan serapan "NO, masing-masing adalah 0,62 dan 0,53 7B Fotosintesis adalsh proses dimana karbon, hidrogen dan oksigen diasimilasi, sedangkan transpirasi adalah penguapan air dari tumbuhan. Kedua proses ini berhubungan erat dengan membuka dan menutupnya stomata di daun. Molekul air yang berdifusi keluar dari stomata mempengaruhi mesuknya molekul_ CO; (Salisbury dan Ross, 1995) Nilat potensial air. tanaman. menggambarkan status air di dalam jaringan tanaman. Data pada Tabel ¢ menunjukkan nilai potensial air fanaman antara -1.53 sampai dengan -0.33 MPa pada saat pengukuran, dimana suhu, kelembaban udara dan kandungan air tanah dalam keadaan seragam. Hasil analisis korelasi antara nilai potensial air dengan serapan "N, ternyata memililt nilai koefisien korelasi yang sangat rendah (1 ~ 0.16 | serta tidak nyata pada selang kepercayaan 80% (a = 0.2). Menurut Salisbury dan Ross (1995) potensial osmotik yang lebih negatif mendorong sel penjaga menyerap air, sehingga stomata membuka, Namun defisit air akan menurunkan fotosintesis walaupun potensial air daun masih cukup tinggi, Penurunan fotosintesis per satuan Juas daun erat hubungannya dengan menutupnya stomata. Stomata dan Hubungannya dengan Serapan oN Stomata merupakan bagian daun yang diketahui sebagai tempat pertukaran gas, Pada penelitian ini kerapatan stomata ternyata tidak menunjuikan adanya hubungan dengan serapan SN oleh daun, Hal ini ditunjukkkan oleh nilat koefisien korelasinya yang sangat rendah (r= 0.07), Beberapa penelitian menyatakan bahwa kerapatan stomata menunjukkan kemampuan penyerapan daun terhadap polutan (Patra, 2002) Demikian juga penalitian Nasrullah (1997) menunjukkkan adanya korelasi antara kerapatan, stomata dengan besarnya serapan pada beberapa spesies tanaman, namun pada 148 spesies Jain yang diteliti, diperoleh nilai korelasi_ yang, rendah, Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang PU [1998] juga menyatakan bahwa dengan makin rapatnya stomata per luas daun tidak selalu menunjukkan pengurangan NO, yang, tinggi pula. ‘Tabel 5 memperlihatkan hasil pengukuran kerapatan dan daya hentar stomata, Hasil analisis| korelasi diantara keduanya sangat rendah [r = 0.04), namun daya hantar stomata memiliki korelasi yang cukup tinggi (¢ = 0.64) dengan serapan N. Dengan demikian dapat diduga bahwa selain faktor kerapatan stomata, daya hantar stomata merupakan faktor yang, mempengaruhi serapan NO, Daya hantar stomata menunjukkan seberapa besar stomata ile Sends Nash Aplkai rotop dan Rad, 2006 membuka dan menutup, Daya hantar stomata ini berbanding langsung dengan transpirasi bila H,O yang diukur, dan fotosintesis bila CO, yang diukur (Salisbury dan Ross, 1995) ‘Tabel 5 Kerapatan stomata dan daya hantar stomata Kerapaten stomata Daya haar stomata Spesies (bunk um) (vel? ets Aogiana # ats Bungur w ans Sao heck 109 aes Bunge kupu kup a 0239 Tanjung B 0228 Glodogan buat 8 0193 Flambojan 6 0519 ‘Asam londo 8 101 KESIMPULAN 1, Tanaman pohon tepi jalan yang diteliti mampu menyerap gas NO, dengan tingkat serapan tinggi adalah tanaman flamboyan, bungur, asam londo, dan glodogan bulat} tingkat serapan sedang adalah tanaman bunga kupwkupu; sedangkan tingkat — serapan rendah adalah tanaman tanjung, angsana dan sawo kecik. 2. Faktor fisiologis tanaman yang menentukan serapan "NO, adalah laju fotosintesis, laju transpirasi, dan daya hantar stomata 3, Ada korelasi positif yang nyata antara serapan HNO, dengan laju fotostntests, laju transpirasi dan daya hantar stomata 4. Nilai potensial air tanaman tidak menunjukkan korelasi positif yang nyata dengan serapan "NO, oleh tanaman demikian juga faktor kerapatan stomata. DAFTAR PUSTAKA 1. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. 1999. Pengaruh tanaman jalan terhadap polusi udara akibat Jalwlintas kendaraan flaporan penelitian], Bandung: Badan Penelitien dan Pengembangan PU Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Departemen Pekerjean Umum. 2. GARDNER FP, PEARCE RB, MITCHELL RL. 1991. | Fisiologt Tanaman Budidaya Susilo H, penerjemah. Jakarta: Ul- Press, Terjemahan dari: Crop Physiology 7 ‘Azle Seria Hah Aplits Sotop dan Racis, 2006 3, HARDARSON G, dan DANSO SKA. Use of ™N_ methodology to assess 1990. ?. PATRA AD. 2002, Faktor tanaman dan faktor lingkungan yang mempengaruhi biological Nitrogen fixation, In: Hardarson G, editor. Use of nuclear techniques in studies of _soilplant relationships. Vienna: International Atomic Energy Agency. 4, JBS FENGER. 1999. Urban Air Quality. Atmospheric Environment 33: 4877-4900 5. [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2004, Pedoman umum penanaman jalur hijaw jalan, Jakarta: Bidang Pengendalian Dampak Sumber Non Institusi, Kementerian Lingkungan Hidup. 6. NASRULLAH N. 1997, Studi kemampuan tanaman tepi jalan raya dalam menyerap polusi udara (NO,} {laporan riset], Riset Unggulan Terpadu Ill, Bidang Teknologi _Perlindungan Lingkungan, Tahun 1995-1997, Jakarta: Dewan Riset Nasional, Kantor Menteri Riset dan Teknologi kemampuan tanaman dalam menyerap polutan gas NO, _|tesis|. Bogor: Program — Pascasarjana, ——_Institut Pertanian Bogor, 8, SALISBURY FB, dan ROSS CW. 1995, Fisiologi Tumbuhan, Diah R. Lukman dan Sumaryono penerjemah, Bandung: ITB, Terjermahan dari: Plant physiology 9. SASTRAWIJAYA AT, 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta 80

Anda mungkin juga menyukai