Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 02 No. 02 Juni 2013 Halaman 95 - 104


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Artikel Penelitian

DAMPAK KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS


TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM MENERIMA PELAYANAN
KESEHATAN PUSKESMAS DI KOTA AMBON
THE IMPACT OF FREE HEALTH CARE POLICY ON PATIENTS SATISFACTION IN RECEIVING
HEALTH SERVICE AT HEALTH CENTER IN AMBON CITY

Lintje Sintje Corputty1, Hari Kusnanto2, Lutfan Lazuardi2


1
Dinas Kesehatan Kota Ambon, Propinsi Maluku
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRACT Metode: Jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif.


Background: The Mayor of Ambon City, in order to improve Lokasi dilaksanakan pada lima pus kesmas koordinator
the welfare of society especially the health sector has made a kecamatan. Subjek penelitian, Kepala Dinas Kesehatan Kota,
policy too free basic health services costs at health centers Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Kepala puskesmas,
and its network for all communities. In implementing this policy, Bidan, dan Tenaga Kesehatan lainnya, serta Masyarakat
there are many problems both tecnical and operational. berada pada lima puskesmas tersebut. Data penelitian diperoleh
Objectives: The objective of this research was to determine dengan cara wawancara mendalam dan diskusi kelompok
the performance of officers in providing free health services terarah. Analisis data digunakan teknik kualitatif yaitu interpretasi
to the public in accordance with the level of satisfaction in naratif, kesimpulan dan validasi data dengan teknik triangulasi.
terms of free health care. Hasil Penelitian: Kinerja petugas tidak maksimal pada
M ethods: This research is descriptive analysis with a pelayanan gratis tersebut, petugas bekerja normatif-normatif
qualitative approac h and conducted at five s ub district saja tanpa menunjukan prestasi/hasil kerja yang baik, ini
coordinator public health services.Research data obtained by diakibatkan karena tidak didukung dengan insentif atau
in-depth interviews and focused group discussion.For data kompensasi khusus untuk petugas kesehatan, Pemberian
analysis,qualitative techniques were used, that is, narrative tunjangan khusus daerah harus merata pada semua petugas
interpretations, conclusions and data validation by triangulation kesehatan. Fasilitas penunjang perlu disiapkan untuk kelancaran
techniques. pelayanan gratis seperti logistik serta tata ruang puskesmas .
Results: The results show that on giving free services,officer Kesimpulan: Tingkat kepuasan masyarakat masih jauh dari
does not show any improvement in their performance. This harapannya ditinjau dari segi akses pelayanan, dalam arti
was the res ult of the absence of incentives or spec ial masyarakat belum puas dengan pelayanan gratis yang diterima
compensation for them. Material and non material compensation dari puskesmas.
is expected to increase work motivation. Supporting facilities
such as logistics and health facilities should be prepared to Kata Kunci: Kebijakan Pelayanan Gratis, Kinerja, Insentif dan
improve provision of free services, thus in turn increasing Kompensasi, Kepuasan Pasien
patient’s satisfaction.
PENGANTAR
Key words: Free Health Servic es Polic y, Performance,
Incentive and Compensation, Patient Satisfaction.
Kebijakan desentralisasi merupakan sebuah ja-
waban dari reformasi yang diperjuangkan oleh sege-
nap lapisan dan para cendikiawan di negara ini. De-
ABSTRAK sentralisasi diharapkan pemenuhan kebutuhan ma-
Latar Belakang: Pada era desentralisasi dengan adanya syarakat akan dapat dipenuhi dengan benar-benar
otonomi daerah Walikota Ambon, dalam rangka meningkatkan mempertimbangkan kemampuan dan karakteristik
kesejahteraan masyarakat, khususnya dibidang kesehatan,
membuat suatu kebijakan membebaskan biaya pelayanan daerah. Sebagai bentuk dari kesadaran hal tersebut,
kesehatan dasar gratis di puskesmas dan jaringannya kepada diberlakukan Undang-Undang No. 22/1999 tentang
seluruh masyarakat tanpa membedahkan status sosial ekonomi. Otonomi Daerah, dan Undang-Undang No. 25/1999
Dalam pelaksanaan kebijakan ini, terdapat banyak permasalahan tentang perimbangan keuangan Pusat dan Daerah,
baik teknis maupun operasional, diantaranya: kebijakan yang
tidak diimbangi dengan insentif dan kompensasi khusus bagi yang selanjutnya disempurnakan dengan Undang-
petugas dalam memberikan pelayanan dan masih kurangnya Undang No. 32/2004.
fasilitas pendukung pelayanan gratis. Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui kinerja petugas dalam yang menjadi tanggung jawab atau urusan peme-
memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat
sesuai dengan tingkat kepuasannya dari segi akses pelayanan rintahan daerah1. Hal ini tentu menjadi suatu peluang
pasca kebijakan pelayanan kesehatan gratis yang besar bagi daerah untuk membangun kese-

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013  95


Lintje Sintje Corputty, dkk.: Dampak Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis

hatan masyarakat setempat, namun dapat pula men- tanggal 14 Februari tahun 2008 tentang pembebasan
jadi ancaman karena kemampuan daerah dan ber- biaya pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh ma-
bagai macam aspek yang sangat kental mempe- syarakat kota Ambon di puskesmas dan jaringannya.
ngaruhi arah kebijakan seorang kepala daerah de- Kebijakan ini secara langsung maupun tidak lang-
ngan kewenangan otonomi yang dimilikinya. sung menuntut dinas kesehatan untuk dapat mende-
Formulasi kebijakan merupakan hal yang sulit, sain kebijakan politik tentang pengobatan gratis
terutama pada isu yang mempunyai dampak eko- untuk semua masyarakat agar dapat bermanfaat da-
nomi dan politik yang besar, adanya sistem pemilihan lam pengembangan program kesehatan. Puskesmas
kepala daerah yang langsung memberikan dampak sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan Ka-
terhadap upaya calon kepala daerah untuk membawa bupaten/Kota harus bertanggung jawab untuk me-
sektor kesehatan sebagai cara mendapatkan du- nyelenggarakan upaya kesehatan dasar perorangan
kungan suara dari masyarakat. dan masyarakat secara gratis.
Kampanye pemilihan Kepala Daerah Kota Am- Dalam menunjang pelayanan kesehatan maka
bon tahun 2006, dalam penyampaian visi dan misi pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana ke-
calon walikota dan wakil walikota tentang pembe- sehatan. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan
basan tarif pelayanan kesehatan gratis pada masya- yang ada pada lima puskesmas lokasi penelitian di
rakat kota Ambon. Setelah terpilih dan dilantiknya Kota Ambon dapat dilihat dalam Tabel 1.
kepala daerah maka ,sesuai dengan pasal 34 ayat Fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan
3 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia oleh Pemerintah Kota Ambon harus didukung dengan
Tahun 1945. Undang-Undang No. 32/2004 tentang tersedianya tenaga kesehatan dalam upaya melak-
Pemerintahan daerah, maka Pemerintah Kota Am- sanakan pelayanan kesehatan. Jumlah tenaga kese-
bon dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ke- hatan di puskesmas dapat dilihat pada Tabel 2.
pada masyarakat menganggap perlu memberikan Tabel tersebut menunjukkan bahwa penempatan
pembebasan biaya pelayanan kesehatan bagi ma- tenaga kesehatan di puskesmas bervariasi antara
syarakat Kota Ambon. Kebijakan Walikota Ambon satu puskesmas dengan puskesmasa yang lain, di-
yang dituangkan dalam Surat Keputusan No. 41 mana ada beberapa puskesmas yang jumlah tena-

Tabel 1. Sarana dan Prasarana Kesehatan


SARANA / Nama Puskesmas
NO TOTAL
PRASARANA Benteng Martha C. Tiahahu Hutumuri Passo Poka
1 Puskesmas 1 1 1 1 1 5
2 Pustu 2 1 2 2 5 12
3 Rumah Dokter 1 - 1 1 1 4
4 Rumah Paramedis 1 - - 1 1 3
5 Kendaraan Roda 4 1 1 1 1 1 5
6 Sepeda Motor 2 2 1 1 2 8

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Ambon, 2008

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas


Nama Puskesmas
NO SPESIFIKASI
Benteng Martha C.Tiahahu Hutumuri Passo Poka
1 Dokter Umum 1 1 1 1 1
2 Dr Gigi 1 1 1 1 1
3 Apoteker - 1 - - -
4 SKM - 1 - - 1
5 D III Keperawatan 1 3 3 3 1
6 D III Bidan 2 3 1 2 2
7 D III Gizi - 1 - 1 1
8 D III Kesling - 1 - 1 -
9 D III Gigi - 1 - - -
10 Perawat Umum 9 10 6 11 10
11 Bidan 2 2 3 4 5
12 Perawat Gigi 1 3 - - 1
13 Pelaksana Gizi 1 1 1 1 -
14 Sanitarian 1 1 1 2 -
15 Asisten Apoteker 1 1 1 1 -
16 Analis / TEM - 1 - - -
17 SMA - - - 1 -
Jumlah 20 32 18 29 23
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Ambon, 2008.

96  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

ganya banyak dan ada puskesmas yang jumlah te- (79%), Puskesmas Tiahahu (12,5%), Puskesmas
naganya kurang bahkan ada puskesmas yang tena- Hutumuri (25%), Puskesmas Passo (37,5%) Pus-
ga-tenaga tertentu tidak ada. Hal ini dapat menyebab- kesmas Poka(16,7%), hal ini dikarenakan kebijakan
kan pelayanan kesehatan kepada masyarakat men- pelayanan gratis pada tahun 2007 masih berupa ins-
jadi tidak maksimal,karena tidak didukung dengan truksi walikota dan tahun 2008 baru secara resmi
sumber daya manusia yang profesional. berlaku, sesuai dengan Surat Keputusan Walikota
Pelayanan kesehatan gratis diberlakukan yang No. 41/2008.
diperuntukkan bagi semua masyarakat Kota Ambon, Jumlah kunjungan yang meningkat ini menjadi
persyaratan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) tanggung jawab petugas puskesmas, beban petugas
dan anak–anak yang orang tuanya berstatus sebagai bertambah tetapi tidak diimbangi dengan jasa pela-
warga Kota Ambon yang memiliki Kartu Tanda Pen- yanan (insentif) dan kompensasi bagi petugas pus-
duduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK). kesmas sebagai suatu motivasi kerja yang mendu-
Pembebasan biaya pelayanan kesehatan gratis kung. Puskesmas merupakan ujung tombak pela-
tersebut meliputi: Pemeriksaan Kesehatan, Peme- yanan pertama kepada masyarakat, agar semua ma-
riksaan Laboratorium Sederhana, Pemeriksaan Ke- syarakat mampu menjangkau pelayanan kesehatan
sehatan Gigi, Pelayanan Emergensi, Pelayanan KB, yang bermutu secara adil dan merata2. Kebijakan
dan Pemberian Obat-obatan. pelayanan kesehatan gratis yang berpihak kepada
Sejak pelayanan kesehatan gratis di puskes- masyarakat harus juga disertai dengan kebijakan
mas dan jaringannya diberlakukan terjadilah pening- lain untuk kepentingan petugas, sebagai bentuk per-
katan kunjungan dari tahun 2007-2008 Puskesmas hatian pemerintah kota yang bertujuan untuk me-
benteng (3,1%), Puskesmas Martha Christina Tia- ningkatkan motivasi petugas dalam memberikan pe-
hahu (2,6%), Puskesmas Hutumuri (5,7%), Puskes- layanan yang bermutu seperti pemberian insentif khu-
mas Passo (6,3%), Puskesmas Poka (45,3%). Pe- sus atau kompensasi. Jika hal ini tidak dilaksanakan
ningkatan kunjungan yang tertinggi pada puskesmas akan membuat kinerja petugas lebih anjlok lagi dan
poka ini terjadi karena puskesmas tersebut terletak masyarakat pasti mendapat pelayanan yang tidak
jauh dari kota ambon dan di sana tidak ada dokter memuaskan bahkan mendapat perlakuan yang tidak
praktek swasta. Sedangkan puskesmas hutumuri adil.
terletak diluar kota dengan jangkauan yang jauh, tapi Kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kota
dokter puskesmas tinggal didesa tersebut dan prak- Ambon menyebabkan masyarakat lebih mudah un-
tek pada sore hari, puskesmas benteng, puskesmas tuk memperoleh akses pelayanan kesehatan di pus-
martha christina tiahahu dan puskesmas passo kesmas dan jaringannya, tetapi kemudahan dalam
berada pada pusat kota ,dan banyak dokter praktek menerima pelayanan kesehatan tidak dibarengi de-
swasta. ngan pelayanan yang bermutu yang diberikan oleh
Jumlah kunjungan yang meningkat ini terdiri dari petugas kesehatan.
kunjungan askeskin/jamkesmas, gratis(KTP/KK), Pemerintah Daerah belum memberikan suatu
askes, dan umum. Jumlah kunjungan terbesar adalah insentif khusus, biaya jasa pelayanan medik, serta
pasien umum dan pasien gratis bervariasi disetiap bentuk kompensasi yang berarti tetapi petugas pus-
puskesmas yang dilihat pada tabel berikut : kesmas diharapkan bisa tetap memberi pelayanan

Tabel 3. Jumlah dan Jenis Kunjungan


Jumlah dan Jenis Kunjungan
No Puskesmas Tahun 2007 Tahun 2008 Juli Tahun 2009
Ask Jamkes Umum KTP/KK Ask Jamkes umum KTP/KK Ask Jamkes Umum KTP/KK
1 Benteng 6597 5468 31875 107 6874 5164 32568 5756 2564 1160 3798 3270
2 Martha CH. 4133 4963 23674 85 4875 1065 24354 4684 3846 1201 9648 738
Tiahahu
3 Hutumuri 1877 3044 4209 62 1704 4199 1700 3310 1149 1999 8274 1045
4 Passo 3202 1887 10504 158 2518 1711 2678 2492 2068 1378 1841 2620
5 Poka 1092 1809 6998 98 1608 2522 4914 850 825 1355 3007 594
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Ambon, 2008

Tabel di atas jumlah kunjungan pasien gratis kepada masyarakat dengan tidak menyalah gunakan
meningkat di atas rata- rata (93,4%) dari tahun 2007 hak dan kewajibannya. Motivasi petugas semakin
ke tahun 2008, dan pada tahun 2008-tahun 2009 menurun bahkan jam kerja tidak dipatuhi, apel pagi
meningkat rata-rata untuk Puskesmas Benteng jam 08.00 dan pulang jam 16.30 tapi kenyataannya

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013  97


Lintje Sintje Corputty, dkk.: Dampak Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis

ada petugas yang masuk kerja diatas jam 08.00 dan pok terarah, melakukan coding, mengkategorikan,
pulang sebelum jam 16.30, kondisi tersebut pasti melakukan keabsahan data yang diperoleh, dengan
mempunyai dampak kepada mutu layanan yang di metode triangulasi.
berikan kepada masyarakat. Mutu merupakan suatu
keputusan yang berhubungan dengan proses pela- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yanan yang berdasarkan tingkat dimana pelayanan Gambaran Kebijakan Pelayanan Kesehatan
memberikan kontribusi terhadap outcomes3. Pela- Gratis
yanan kesehatan yang bermutu adalah suatu hasil
dari tindakan medis maupun non medis yang diberi- a. Persepsi stakeholder tentang kebijakan
kan terhadap tingkat kepuasan pasien, karena apa- pelayanan gratis di puskesmas
bila makin tinggi tingkat kepuasan pasien terhadap Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
pelayanan medis dan non medis yang diselenggara- besar 70,59% stakeholder menyatakan bahwa kebi-
kan, makin tinggi mutu suatu pelayanan kesehat- jakan pelayanan kesehatan dasar gratis yang di buat
an. Tingkat kepuasan pasien yang dimaksud adalah oleh pemerintah Kota Ambon sangat baik sekali ka-
terhadap akses layanan kesehatan, jangkauan ma- rena sangat membantu masyarakat dari sisi akses
syarakat terhadap puskesmas dan jaringannya serta pelayanan, serta meringankan beban masyarakat
sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada apalagi masyarakat ekonomi lemah dan masyarakat
waktu dan tempat saat dibutuhkan. Tetapi petugas yang tidak terdaftar sebagai keluarga miskin, seperti
puskesmas ada datang terlambat,pasien seringkali kutipan wawancara berikut:
menunggu sampai jam 09.00. baru memulai pelayan- “Kebijakan PEMKO ini baik sekali karena pu-
an, dan ada juga yang harus apel pagi jam 08.00 nya niat untuk mensejahterakan semua ma-
syarakat yang penting mempunyai KTP/KK,
tapi selesai apel tidak langsung bekerja tetapi kesi- sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena
bukan yang lain. Pelayanan semakin tidak ramah, masalah kesehatan itu sangat penting” (Infor-
pasien harus menunggu sekian waktu mengakibat- man15)
kan pasien kecewa karena tidak sesuai dengan “Ini sangat menolong karena masyarakat
cuma dengan menunjukkan identitas bukti
harapannya. diri, semuanya terlayani gratis sampai pada
Usaha dari kepala puskesmas untuk mengatasi terima obat sehingga memudahkan masya-
masalah-masalah tersebut dilakukan dengan mem- rakat, ” (Informan 6)
bahas dalam rapat–rapat puskesmas, serta untuk
membuat komitmen bersama, akan tetapi hasilnya Sebagian kecil stakeholder 29,41% menyata-
tidak mempunyai dampak yang baik karena tidak kan bahwa kebijakan pelayanan gratis suatu kebijak-
ada suatu ketegasan maupun tindakan disiplin se- an politis yang mana sektor kesehatan dipakai untuk
hingga pelayanan kesehatan gratis yang diberikan mendapat dukungan suara pada pemilihan Walikota
oleh petugas tidak menghasilkan kepuasaan yang dan Wakil Walikota pada Pilkada tahun 2006 yang
sesuai dengan diterima oleh masyarakat/pasien lalu, sehingga kebijakan itu harus dijalankan karena
itu sebagai penjabaran dari visi dan misi dari kam-
BAHAN DAN CARA PENELITIAN panye politis seperti, kutipan wawancara berikut ini:
Jenis Penelitian kualitatif dengan rancangan stu- “Kebijakan pelayanan gratis yang dijalankan
,....... inikan sebuah realisasi pada saat kam-
di kasus4. Data yang disajikan secara kualitatif dis- panye pilkada , jadi harus dijalankan , karena
kritif. Data primer yang diperoleh melalui wawancara merupakan sebuah janji kalau tidak pasti jadi
mendalam yang sudah disiapkan alat bantu pedo- pertanyaan di masyarakat ‘’( Informan 8)
man wawancara, serta diskusi kelompok terarah. “Ada masyarakat yang datang berobat masih
mau bayar karena belum mempunyai KTP/KK
Informan terdiri dari stakeholder 17 orang yang terdiri ditanya katanya sulit dan terlalu lama mengu-
dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Kepala rusnya harus bulak balik kantor kecamatan,
Bidang Pelayanan Kesehatan, lima orang kepala belum petugas kecamatan selalu marah-
puskesmas, lima orang bidan puskesmas dan lima marah jadi dari pada pusing mengurus KTP/
KK, bayar saja kan harga puskesmas juga
orang tenaga kesehatan lainya, serta informan dari masih murah “(informan 9)
masyarakat pada lima kelompok puskesmas koor-
dinator kecamatan. Penelitian dilaksanakan pada b. Persepsi stakeholder tentang kelanjutan
lima puskesmas yang berada pada lima daerah wila- kebijakan pelayanan kesehatan dasar
yah kecamatan Kota Ambon. Semua data yang di- gratis
peroleh dari informan dianalisis sesuai dengan pro- Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
sedur penelitian kualitatif yaitu: membuat transkip besar stakeholder 64,71% setuju dengan kelanjutan
dari hasil wawancara mendalam dan diskusi kelom-

98  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

kebijakan pelayanan gratis ini kalau perlu dapat di ditempatkan di puskesmas sudah cukup, dan mung-
tingkatkan pada rujukan kelas tiga seperti dikutip kin saja ada petugas yang nganggur, tergantung
pada wawancara berikut ini : puskesmas dalam mengatur pegawai sesuai dengan
“Setuju sekali kalau gratis ini dilanjutkan ka- tugas dan fungsinya, seperti kutipan hasil wawancara
rena sangat menolong masyarakat, dan sa- sebagai berikut:
ngat dibutuhkan masyarakat, tergantung
“Peningkatan kunjungan,....pasti, tapi kita
masyarakat itu saja mau memiliki KTP/KK atau
sudah membagi tugas dengan jelas, sehing-
tidak” (Informan 16)
ga tidak terlalu merasa sebagai suatu beban
“Sekarang kan sudah ada kartu Jamkesda
karena masing-masing kerja sesuai dengan
yang mana masyarakat juga berobat ke pus-
fungsinya dan setelah selesai pelayanan kita
kesmas gratis , jadi alangkah baiknya kerja
langsung menyelesaikan semua adminis-
sama antara Pemkot dan pemda Provinsi un-
trasi di puskesmas, supaya tidak terjadi pe-
tuk bisa meningkatkan pelayanan nya sampai
numpukan pekerjaan” (Informan 11)
pada tingkat rujukan minimal rujukan kelas
“Terjadi peningkatan kunjungan yah,... petu-
III karena ini sangat besar sekali dampaknya
gas puskesmas harus diatur agar bisa ditem-
dalam membantu masy arakat kalau gratis
patkan merata dalam pembagian kerja pus-
sampai pada tingkat ini” (Informan 11)
kesmas, jadi tergantung pembagian tugas
dipuskesmas itu sendiri “(Informan 13)
Sebagian informan 29,41% menyatakan bahwa
kebijakan gratis bisa di lanjutkan tapi perlu peme- Kinerja petugas setelah kebijakan gratis ini me-
rintah menyiapkan logistik dan fasilitas yang lengkap nurun dibandingkan sebelum pelayanan gratis. Jum-
dalam mendukung pelayanan tersebut dan untuk lah kunjungan gratis meningkat hal demikian meng-
obat-obatan tidak ada kendala, tergantung permin- akibatkan tambahnya beban kerja petugas, petugas
taan kita ke dinas, tetapi untuk obat suntik KB ini melayani dengan sikap yang cemberut, tidak ramah,
harus juga disiapkan supaya masyarakat bisa dila- bahkan petugas yang bekerja hanya sebagian kecil
yani dengan baik karena gratis tanpa ada persediaan yang memulai pelayanan,yaitu petugas pada loket
obat yang lengkap membuat masyarakat juga ber- karcis. Apabila petugas loket terlambat, maka pela-
sungut. Seperti kutipan hasil wawancara berikut ini: yananpun akan tertunda. Pasien sudah menunggu
“Kelanjutannya oke-oke saja ......... yang pen- untuk mendapatkan pelayanan petugas yang lain
ting pemerintah menyiapkan logistik, fasilitas
pendukung yang cukup supaya pelayanan selalu acuh bahkan bersifat masa bodoh tidak terlalu
berjalan lancar tidak ada kendala” (Informan perduli dengan mengutamakan pelayanan, petugas
8) suka memilih duduk berceritra sehingga waktu pela-
yanan ada yang baru dimulai pada jam 09.00 pagi.
Dampak Kebijakan Pelayanan Gratis Terhadap Pasien yang sudah lama antri, tapi karena pelayanan
Kinerja Petugas gratis petugas melayani dengan sikap yang tidak
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar in- profesioanal melayani memilih-milih kalau dikenal
forman 88,24% informan menyatakan bahwa dengan dilayani duluan,atau pasien yang bayar lebih diuta-
adanya kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini makan sehingga ini yang membuat pasien gratis me-
terjadi peningkatan jumlah kunjungan berarti beban milih tetap bayar dan terbukti bahwa kunjungan
kerja juga bertambah, pasti membutuhkan sikap dan umum tetap masih tinggi walaupun sudah gratis.
motivasi dari petugas yang tinggi, seperti pada kutip- Pelayanan sering terjadi kesalahan yang dilaku-
an wawancara berikut ini: kan petugas di apotik, obat pasien selalu diberikan
"Kita mulai apel pagi jam 08.00 setelah selesai pada pasien yang lain untungnya pasien sendiri yang
langsung kita mulai melayani pasien pada lo-
ket pendaftaran, dan biasanya pada awal membaca pada penulisan kantong obat bukan na-
minggu kerja pasiennya banyak sekali se- manya dan kembali tanya pada bagian apotik. Pasien
hingga kita bisa melayani sampai jam 12.00 emergensi selalu dirujuk kalau kondisi memang
baru istirahat” (Informan12) benar-benar membutuhkan rujukan lanjut itu harus
“Yah, kinerja kita kan dapat diukur secara
kwantitas dilihat dari tingginy a angka dilakukan tetapi hanya karena alasan tidak ada
kunjungan, karena dengan adanya pengobat- fasilitas emergensi. Hal demikian banyak dipengaruhi
an gratis ini pasien semakin banyak yang ke- oleh faktor individu. Seseorang/individu dapat menun-
puskesmas dan pasti menuntut kita supaya jukkan kinerja yang baik adalah individu yang mem-
bisa memberi pelayananan yang baik agar
pasien merasa puas “ (Informan 9) punyai integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan
fisik sehingga individu tersebut memiliki konsentrasi
Sebagian kecil Informan 11,76 % informan diri yang baik, dengan konsentrasi diri yang baik
menyatakan bahwa terjadi peningkatan kunjungan merupakan modal utama individu untuk mampu me-
tapi tidak menjadi beban kerja, karena petugas yang ngelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013  99


Lintje Sintje Corputty, dkk.: Dampak Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis

optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas tugas dan kerja yang diembankannya, uraian tugas
kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. juga penting agar bisa dapat mengetahui petugas
Faktor individu tersebut sangat mempengaruhi sese- yang mampu bekerja dan yang tidak mampu untuk
orang dalam bekerja meningkatkan kinerjanya, ka- bekerja perlu sekali suatu perhatian khusus dari
rena secara psikis pelayanan gratis kunjungan ber- seorang pimpinan dalam mengatur serta mengelola
tambah tapi tidak ada pengaruh dengan berapa besar tenaga kerja yang ada. Ketidak jelasan dalam uraian
jasa yang dibayar, dibandingkan dengan pelayanan tugas tersebut akhirnya petugas yang merasakan
pasien gratis dengan kartu jamkesmas. Tingkat kedi- bertugas diloket tetap saja di situ dan begitu juga
siplinan kerja sudah tidak dipatuhi yang biasanya yang ada pada ruangan yang lain sehingga apabila
setiap hari harus apel jam 08.00 ini sudah jarang pasien yang banyak maka akan terjadi peningkatan
terjadi maka tingkat absen semakin tinggi, waktu beban kerja pada ruangan-ruangan tertentu ,namun
pelayanan yang sangat terlalu singkat mulai kerja untuk kesuksesan organisasi atau kegagalannya bu-
jam 09.00 dan setelah jam 11.00 sudah tutup loket, kan pada suatu bagian saja tetapi secarah utuh, un-
apabila pasien gratis yang datang diatas jam tersebut tuk itu mengatur dan mengelola tenaga kerja sangat
petugas sudah tidak mau melayani dengan alasan lah penting untuk peningkatan kinerja organisasi.
kerja administrasi yang lain atau juga kalau terpaksa Fasilitas kerja yang memadai, untuk pelayanan
dilayani tapi tanpa melalui pemeriksaan dari dokter, gratis ini kinerja pegawai tidak maksimal juga dise-
hanya perawat yang memberi resep obat, dengan babkan oleh fasilitas pendukung pelayanan, dalam
alasan dokter sudah capek periksa pasien yang ba- melayani pasien gratis dengan kunjungan yang me-
nyak atau dokter sudah punya tugas yang lain entah ningkat tajam, kurang tersedianya logistik puskes-
tugas dinas ataupun diluar jam dinas, karena kondisi- mas harus menunggu dari dinas kesehatan dan se-
kondisi seperti ini membuat kinerja puskesmas se- mua itu diterima setiap tiga bulan sekali dalam ben-
bagai suatu hasil keluaran sama sekali tidak mem- tuk barang. Dana APBD yang diterima oleh puskes-
punyai dampak yang baik terhadap akses pelayanan mas hanya untuk peningkatan cakupan pelayanan.
kesehatan, sikap dan perilaku individu menggambar- puskesmas tidak menyusun RASK dan DASK tetapi
kan kinerja yang tidak baik /menurun. Beban petugas disusun oleh dinas kesehatan kota, pada tahun 2009
yang meningkat ada pada perawat puskesmas, di- ini baru puskesmas disuruh memasukan rencana
sebabkan dokter selalu diikut sertakan dalam setiap program dan anggaran untuk tahun 2010 tapi ber-
kegiatan pelatihan-pelatihan maupun tugas luar lain- dasarkan anggaran yang disetujui oleh Dinas Kese-
nya sehingga beban kerja perawat lebih tinggi diban- hatan Kota. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
dingkan dengan dokter yang tugas rutin periksa pa- tidak ada obat suntik KB yang disiapkan oleh peme-
sien saat berada di puskesmas pada waktu tertentu rintah daerah dalam pelayanan gratis ini puskesmas
saja, seperti kutipan wawancara berikut ini: pun tidak ada dana untuk pengadaan obat suntik
“Yah saya sebagai perawat yang sudah se- KB puskesmas tetap setor retribusi ke pemerintah
nior disini dan sudah dikenal oleh masyarakat daerah melalui Dinas Kesehatan Kota Ambon tanpa
, masyarakat datang butuh pelayanan tapi ka-
lau dokter sudah tidak ditempat sayalah yang ada pengembalian hal tersebut mengakibatkan kiner-
selalu bertugas memeriksa pasien” ja puskesmas tidak maksimal/menurun karena tidak
(informan 11) didukung oleh lingkungan organisasi, dalam hal ini
dinas kesehatan seperti, hasil wawancara berikut
Faktor lingkungan organisasi. Lingkungan kerja ini:
organisasi sangat menunjang bagi individu dalam “Kita melayani pasien gratis banyak, tetapi
mencapai prestasi kerja, dalam hal ini yang sangat ATK yang disiapkan dari Pemerintah Daerah
berpengaruh dalam lingkungan kerja untuk pelayanan tidak cukup tiga bulan sekali baru diterima
bagaimana, kita harus menunggu baru
gratis tersebut, adalah: 1) uraian tugas yang jelas, lakukan pelayanan kan tidak”(informan 7)
dan 2) fasilitas kerja yang relatif memadai. “Pelayanan gratis ,tapi kita tetap setoran
Uraian tugas yang jelas, pembagian fungsi dan retribusi ke Pemerintah Daerah melalui Dinas
tugas pokok yang jelas belum diatur dengan baik di Kesehatan,kita kan tidak punya pendapatan
apa-apa di puskesmas kalau ada kekurangan
puskesmas, sehingga bagi petugas puskesmas dalam pelay anan gratis ini mau belanja
masing-masing seringkali bekerja hanya berdasarkan dengan ambil uang dari mana”, (informan 11).
tingkat pendidikan profesi saja, uraian tugas ini sa- Kinerja individu dipengaruhi oleh beberapa faktor,
ngat penting agar petugas dapat memahami dengan antara lain pengetahuan, ketrampilan, kemampuan,
jelas apa yang perlu dikerjakan serta dapat bertang- motivasi dan peran. Sejalan dengan hal tersebut
gung jawab serta berkreaktif dalam mengembangkan maka setiap individu bertanggung jawab atas kinerja

100  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

terdapat lima tanggung jawab utama yang harus “Pemerintah membuat kebijakan sudah ba-
dipenuhi oleh setiap individu dalam organisasi untuk gus, tidak ada insentif kusus, tapi kan tunjang-
an fungsional juga sudah dinaikan , dan yang
mencapai hasil kinerja yang diinginkan tanggung ja- penting pelayanan bisa berjalan lebih baik
wab tersebut adalah: 1) memberikan komitmen ter- mungkin kedepan hal itu juga bisa difikirkan
hadap pencapaian tujuan, 2) meminta umpan balik oleh pemerintah sehingga ada insentif kusus
atas kinerja yang ia lakukan, 3) melakukan komu- untuk pelayanan gratis” ( Informan 15)
nikasi yang terbuka dan teratur dengan manajernya, Menurut Handoko7, suatu cara untuk mening-
4) mendapatkan data kinerja dan membagi data itu katkan prestasi kerja/kinerja dan motivasi karyawan
kepada pihak lain, dan 5) menyiapkan diri untuk adalah melalui kompensasi berupa insentif sebagai
dilakukan evaluasi atas kinerja yang telah ia capai. balas jasa untuk kerja mereka. Sedangkan perilaku
pegawai perlu dibenahi agar berorientasi pada pro-
Insentif dan Kompensasi Pasca Kebijakan duktivitas dan kualitas kerja serta mengutamakan
Pelayanan Gratis. kepentingan masyarakat umum dan sosial equity,
Insentif yang diterima petugas pasca kebijakan hal ini terkait erat dengan sistem insentif dan pertang-
pelayanan kesehatan gratis. gungjawaban di dalam sistem administrasi secara
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar infor- keseluruhan8.
man 76,47% menyatakan bahwa Kebijakan pelayan- Produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh
an gratis yang dijalankan oleh pemerintah yang berpi- banyak faktor antara lain sistem imbalan atau insentif
hak kepada masyarakat, harus disertai juga dengan dan motivasi merupakan bagian penting dari berba-
kebijakan kebijakan lain untuk petugas kesehatan gai faktor tersebut, dengan motivasi yang tepat serta
khususnya petugas puskesmas karena dalam hal insentif yang memuaskan para karyawan akan ter-
ini puskesmas lah yang sebagai ujung tombak pela- dorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam
yanan kepada masyarakat, puskesmas yang ber- melaksanakan tugasnya9. Petugas puskesmas yang
tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat sebagian besar berstatus Pegawai Negeri Sipil
dalam wilayah kerjanya.Jumlah kunjungan yang me- (PNS), mempunyai gaji yang tidak mencukupi untuk
ningkat, pasti beban kerja juga bertambah sehingga kebutuhan sehari-hari seperti yang dikemukakan
sangat diharapkan ada insentif sebagai suatu mo- oleh sebagian besar stakeholder. Kekurangan peng-
tivasi kerja, seperti kutipan wawancara berikut ini: hasilan sebagai pegawai negeri ini akan menimbul-
“....Sebenarnya, kebijakan pelayanan gratis kan moitivasi untuk memenuhinya, sebab merupakan
ini hanya menguntungkan masyarakat siih... kebutuhan yang masih dirasakan kurang. Hal ini juga
tapi buat petugas tidak ada yah..... apa mau sama seperti yang dikemukakan Siagian10 bahwa
dikata, kita kan pegawai negeri yang digaji manusia akan termotivasi untuk mencapai kebutuh-
pemerintah, mau tidak mau harus bekerja
walaupun tidak ada insentif kusus untuk itu, an yang masih kurang, untuk menambah penghasil-
kita harus tetap memberi pelay anan kese- an guna mencukupi kebutuhan hidupnya, maka pe-
hatan sebaik-baiknya. ( Informan 4) tugas puskesmas sangat mengharapkan adanya
insentif karena ini sangat cukup berarti untuk me-
“Tidak ada insentif untuk ini, yah pasien tam-
bah banyak, kita sebagai petugas kerja saja nambahkan penghasilan mereka dalam memenuhi
karena itu tugas kita untuk melayani mau belanja hari-hari, karena tidak ada waktu untuk men-
apalagi, tapi apabila ada insentif dari Pemkot cari penghasilan tambahan, harapan kami pemerin-
secara merata maka ini sangat baik, karena tah daerah bisa melihat hal tersebut apabila disatu
menurut saya......, tidak ada kecemburuan
sosial, terhadap yang lain toh, bu?” ( Informan pihak mengunakan pengetahuan, ketrampilan, tena-
17) ga dan sebagian waktunya untuk berkarya disuatu
organisasi tentu mengharapkan imbalan yang
memadai11.
Sebagian informan 23,53% mengatakan me-
mang tidak ada insentif khusus untuk pelayanan gra- Kompensasi yang Diterima Petugas Pasca
tis ini, tapi kan ada pemerintah daerah memberikan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis.
tunjangan lain sepereti hasil kutipan wawancara Sebagian besar informan 76,47% menyatakan
berikut ini: kompensasi material sangat dibutuhkan karena ada
“Ia memang tidak ada insentif kusus,....tapi yang mengatakan kami tidak punya penghasilan
kan pemerintah daerah sudah memberikan apa-apa diluar gaji, sehingga sangat mengharapkan
uang makan dan uang transport toh ... wa-
kompensasi dari pemerintah daerah untuk mening-
laupun itu untuk semua pegawai kota am-
bon, (Informan 13) katkan kesejahteraan juga seperti kutipan hasil
wawancara berikut ini:

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013  101
Lintje Sintje Corputty, dkk.: Dampak Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis

“Yah buat saya, lebih penting kompensasi adalah ujung tombak pelayanan pertama kepada
dalam bentuk material karena itu sangat masyarakat yang bertanggung jawab terhadap kese-
mendukung bagi kita y ang hany a gaji
paspasan ini, yah kalau bisa dinaikan ” hatan penduduk yang ada pada wilayah kerjanya12.
((Informan 9) Pendapat informan tentang kompensasi ini berbeda-
beda, tetapi yang diminati oleh banyak orang adalah
“Selama kebijakan pelayanan gratis ini kan kompensasi material, karena memang semuah bu-
saya, tahu bahwa kompensasi yang diberikan
berupa uang transport, dan uang makan bagi tuh uang, sehingga kompensasi ini yang sangat diha-
semua pegawai Kota Ambon sudah lama rapkan dan disukai oleh banyak orang ketimbang
diterima,tapi saran saya kalau bisa diterima kompensasi non material yang tidak bisa langsung
tepat waktu/ tiap bulan saja” (Informan 7 ) dinikmati manfaatnya. Sebagaimana13 Kompensasi
merupakan apa yang diterima oleh para karyawan
Hasil penelitian didapatkan sebagian informan sebagai ganti kontribusi mereka terhadap organisasi.
23,53% menyatakan kompensasi dalam bentuk non
material itu juga penting. Petugas sangat mengha- Kepuasan Pasien Pasca Pelayanan Kesehatan
rapkan kompensasi ini juga yaitu, kemudahan-ke- Gratis
mudahan untuk meningkatkan Sumber Daya Manu- Hasil penelitian yang didapat sebagian besar
sia (SDM), seperti dokter yang mau mengikuti pen- informan 61,29% menyatakan tidak puas dengan
didikan spesialis dan paramedis yang mau mengikuti pelayanan gratis yang diterima dari pelayanan pus-
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi serta juga bisa kesmas, sebagai hasil kutipan wawancara berikut
mengikuti diklat, promosi jabatan atau yang dalam ini:
bentuk penghargaan lainnya, seperti yang dikutip ‘’Pelayanan gratis itu bagus ibu, tapi, katong
dari hasil wawancara berikut ini : kalau ke puskesmas seringkali suster-sus-
“Kompensasi bukan hany a dalam bentuk ter itu melayani pilih-pilih muka lai, dorang
uang saja, tapi perlu perhatian juga dalam suka marah-marah, jadi katong memilih bayar
meningkatkan SDM , artinya kalau kita mau saja supaya lebih cepat dan enak daripada
berbicara tentang mutu pelayanan ,kususnya katong tunggu sampe
tentang kepuasan pasien saja bu,tapi SDM
tidak ada, tidak ada tenaga profesional kan, "Katong kalau datang di puskesmas terlam-
susah juga bu” ( Informan 11) bat sadiki saja dorang bilang seng tarima pa-
sein lagi loket su tutup padahal baru jam 10.30
‘’Kompensasi sangat di butuhkan sebagai atau jam 11.00 ibu e.., tapi ada yang katong
suatu dorongan motivasi kerja sehingga, sudatang dari jam 8.15 dorang juga masih
selain uang yang kita terima, perlu juga duduk cerita seng perlu untuk layani dulu,
kesempatan untuk pengembangan SDM , sampe ada yang jam 9.00 baru dorang mulai
memberi beasiswa tugas belajar, maupun layani ini yang katong seng mau pake KTP/
bentuk penghargaan agar semangat kerja KK lai bayar saja supaya dorang dipuskesmas
juga tinggi dan pasti pelayanan kesehatan itu jangan marah-marah’’ ( Informan 54)
yang diberikan juga baik kan?” ( Informan 9)
"Kalau beta lihat ibu,...katong pigi puskesmas,
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pada katong tunggu sampe pastiu, baru kalau di
ruang tunggu baeka ada kursi for katong
kebijakan pelayanan gratis pengaruh insentif dan duduk lai, pasien su banyak katong tunggu
kompensasi sangat berdampak besar sekali dalam obat saja badiri di halaman ibu,... apalagi kalau
peningkatan kinerja petugas puskesmas, tidak dibe- supanas katong mau mati saja susakit da-
rikan insentif dan kompensasi padahal itu sangat tang tambah sakit lai, lalu katong mau rasa
puas dan rasa nyaman bagimana’’
merupakan suatu motivasi bagi petugas dalam be- (Informan28)
kerja. Kondisi dilapangan sangat memprihatinkan
petugas bekerja hanya biasa-biasa saja kerja rutin "Katong mau puas bagimana, katong datang
tidak berkreaktif, disiplin kerja tetap ditaati karena subawa KTP mau suntik KB, kata seng ada
obat katong musti beli sendiri lai atau katong
ini menyangkut pembayaran uang tarnsport dan uang bayar Rp 15. 000, baru dapat suntik karena
makan, tetapi hasil pelayanan tidak sesuai dengan suster bilang seng ada obat suntik KB, jadi
harapan pasien, semua menunggu perintah dari di- dari pada katong mau pulang katong bayar
nas kesehatan. Sejalan dengan kebijakan pelayanan saja lalu gratis y ang cuma Rp.1500, saja
kah‘’,.... (Informan 53)
gratis ini tidak ada supervisi untuk monitoring dan
evaluasi pelayanan gratis dari dinas, atau pimpinan "Katong disini ,dong su tutup loket jam 11.00,
puskesmas sehingga tidak jelas bahwa gambaran jadi kalau misalnya katong bawa anak dari
tugas pelayanan yang diberikan bermutu/tidak yang sekolah sakit kalau dorang sukanal dilayani
dengan marah- marah, tapi ada juga yang
diterima oleh masyarakat dari petugas. Puskesmas seng layani lai katong pulang ,jadi katong su

102  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

tau kalau diatas jam 11.00 katong seng Menjaga mutu pelayanan menyangkut kepuas-
kepuskesmas lai karena pasti seng dilayani’’ an pasien sangat dipengaruhi oleh bermacam-ma-
(Informan 39)
cam faktor/unsur yang mendukung untuk menjaga
Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil mutu unsur-unsur tersebut adalah: 1) unsur masukan
informan 38,71% menyatakan puas dengan pela- yang disebut dengan, 2) unsur lingkungan, 3) unsur
yanan gratis yang diterima dari puskesmas sebagai proses, dan 4) unsur keluaran. Kepuasan pasien
kutipan hasil wawancara berikut ini : dari kebijakan pelayanan gratis masih jauh dari apa
"Katong kalau datang di puskesmas, yang yang diharapkan oleh pasien/masyarakat dan perlu
penting bawa KTP/ KK katong su barobat sekali ditinjauh ulang tentang kebijakan tersebut12.
gratis, jadi katong senang juga karena kalau Perlu survei pendahuluan dalam melaksanankan se-
seperti kamuka itu kalau katong datang bawa buah kebijakan agar kebijakan itu mempunyai dam-
anak 2 berobat dapat obat puyer dan sirup lai
katong ada yang bayar sampe Rp 6000,tapi pak yang baik bagi masyarakat dan juga mempunyai
sakarang kan seng lai yang penting katong dampak yang baik juga untuk penyelenggara pela-
punya bukti diri ada saja katong gratis semua yanan sehingga benar-benar pelayanan yang diberi-
jadi katong puaslah dengan pelayanan yang kan itu pelayanan yang bermutu. Tingkat kepuasan
katong terima" (Informan 23)
pasien ditinjau dari segi akses pelayanan, masih
"Kalau katong mau bilang pelayanan gratis jauh dari yang diharapkan, namun puskesmas dan
bagus dan membantu katong, untuk katong jaringannya selalu berada strategi dengan tempat
sebagai masyarakat ekonomi lemah, apalagi tinggal penduduk, hanya dibeberapa puskesmas
katong seng terdaftar sebagai keluarga
miskin sangat menolong ibu,. karena katong yang sebagian penduduk, untuk kepuskesmas masih
seng kasi kaluar uang apa- apa lai yang keluarkan biaya untuk transport lebih besar dari tarif
penting katong ada punya bukti diri KTP/KK puskesmas, tetapi secara keseluruhan sudah me-
katong datang berobat dapat tindakan sesuai mudahkan masyarakat menjangkau puskesmas un-
deng katong pung saki , semua gratis katong
pasti sanang sekali’’............(Informan 15) tuk mendapatkan pelayanan. Sistem layanan itu sen-
diri/bagaimana pelayanan yang bermutu yang diberi-
Sebagai dampak dari kebijakan gratis yang dite- kan oleh petugas, dan sejauh mana layanan itu tetap
rapkan oleh pemerintah daerah, harus dapat dieva- tersedia saat dibutuhkan pada kondisi biasa maupun
luasi dengan jelas, karena dari hasil penelitian yang emergensi itu sangat belum memenuhi harapan pa-
berkenan dengan kepuasan yang diberikan oleh pe- sien/masyarakat. Sesuai dengan hasil penelitian
tugas setelah dilakukan koding dan kategori terdapat yang didapat bahkan dari segi penampilan petugas
lebih besar tingkat ketidak puasan masyarakat. Hal dalam memberi pelayanan masih sangat jauh dari
ini juga harus seimbang artinya pemerintah punya yang diharapkan, maka hasil penelitian ini sama de-
kebijakan gratis tetapi perlujuga fasilitas pendukung ngan penelitian yang dilakukan di bengkulu Selatan13,
pelayanan. Pelayanan gratis untuk semua masyara- dan di Kabupaten Lombok Tengah bahwa kebijakan
kat kurang efektif karena yang seharusnya masyara- pelayanan gratis14, mutu pelayanan di puskesmas
kat ekonomi keatas menjadi subsidi bagi yang eko- rendah atau dengan kata lain pelayanan yang tidak
nomi lemah, bukan masyarakat mampu/kaya harus berkualitas dan tidak bermutu. Kebijakan pelayanan
menjadi tanggung jawab pemerintah, Ada juga ma- gratis tersebut mulai dari input, process dan output,
syarakat yang sudah menentukan pilihan yang baik sebagai suatu mata rantai yang tidak bisa terpisah-
untuk kesehatannya, misalnya tidak ada fasilitas kan, karena saling mempengaruhi antara satu dengan
yang mendukung yang disiapkan oleh pemerintah, yang lain dalam pelayanan yang bermutu dan
pasien ditawar dengan fasilitas pribadi yang disiap- berkualitas.
kan oleh dokter puskesmas walaupun dengan biaya
yang besar tetap diminati masyarakat karena mereka KESIMPULAN DAN SARAN
membutuhkan. Seperti kutipan hasil wawancara Kesimpulan
berikut ini: Persepsi stakeholder merasa bahwa kebijakan
‘’Yah gratis itu bagus juga tapi ,kalau pelayanan Pemerintah Kota Ambon tentang pelayanan kese-
yang tidak bagus, lebih baik katong pilih bayar hatan dasar gratis sangat baik dan menguntungkan
yang penting katong puas dengn pelayanan bagi masyarakat. Kinerja Pegawai puskesmas se-
dan beta melihat kalau gratis ini benar- benar
untuk yang tidak mampu saja, tidak usah sa- telah kebijakan gratis menurun karena belum merata
ma rata karena itu tidak mendidik,nanti ma- pembagian tugas pokok dan fungsi kerja, masih ku-
syarakat rasa tidak sehat juga tidak mengapa rangnya dukungan organisasi, dan belum ada super-
kan kepuskesmas gratis toh’’. (Informan kel visi khusus untuk penilaian kinerja dari dinas kese-
3)

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013  103
Lintje Sintje Corputty, dkk.: Dampak Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis

hatan dan juga dari pimpinan puskesmas terhadap REFERENSI


kebijakan pelayanan kesehatan gratis. Tidak ada 1. Dwiyanto A, Mewujudkan Good Govermance
insentif dan kompensasi khusus yang diberikan bagi Melalui Pelayanan Publik, Gadjah Mada
petugas dalam menjalankan pelayanan gratis, baik University Press, Yogyakarta, 2005.
secara material maupun non material. Tingkat ke- 2. Dinas Kesehatan Kota Ambon, Profil Dinas
puasan pasien dalam menerima pelayanan gratis di Kesehatan Kota Ambon, Kota Ambon, 2008.
puskesmas tidak sesuai harapannya, karena fasi- 3. Dinas Kesehatan Kota Ambon, Laporan
litas, logistik serta tata ruang puskesmas sebagai Tahunan Dinas Kesehatan Kota Ambon, Kota
penunjang pelayanan gratis, sikap serta penampilan Ambon, 2008.
petugas dalam memberi pelayanan, dan Sumber Da- 4. 4 Depkes RI, Rencana Pembangunan
ya Manusia (SDM) yang masih kurang di Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,
puskesmas. 5. Depkes RI, Jakarta, 1999.
6. Depkes RI, Sistem Kesehatan Nasional,
Saran Depkes RI, Jakarta, 2004.
Kebijakan pelayanan gratis, sebaiknya diper- 7. W ijono, Manajemen Mutu Pelayanan
untukkan bagi masyarakat ekonomi lemah ke bawah, Kesehatan. Airlangga University Prees,
karena ternyata masih ada masyarakat yang kaya Surabaya, 1999.
juga termasuk dalam program kebijakan pelayanan 8. 7 Yin RK, Study Kasus Dsain dan Metode, PT
gratis. Sebaiknya ada kebijakan untuk penyeleng- Raja Brafindo Persada, Jakarta, 2002.
gara pelayanan yaitu adanya kebijakan tentang 9. Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik,
pemberian insentif dan kompensasi kepada petugas Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,
kesehatan, agar pelayanan yang diberikan benar- Yogyakarta, 2007.
benar bermutu dan berkualitas sehingga, masyarakat 10. Handoko H, Daya Manajemen Personalia dan
puas dengan pelayanan yang diterimanya. Pengada- Sumber Manusia, BPFE, Yogyakarta, 2001.
aan logistik dan fasilitas pendukung pelayanan agar 11. 10 Siagian SP, Manajemen Sumber Daya
pelayanan berjalan baik dan lancar, serta tidak ter- Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006.
kendala. Kebijakan ini, apabila dilanjutkan diharapkan 12. Thoha M, Perilaku Organisasi Konsep Dasar
bisa sampai tingkat rujukan kelas III, khususnya bagi dan Aplikasinya, PT. Raja Grafindo Persada,
keluarga tidak mampu yang tidak terdaftar sebagai Jakarta, 2007.
keluarga miskin, bisa kerja sama dengan pemerintah 13. Azwar A, Program Menjaga Mutu Pelayanan
provinsi, karena sudah ada JAMKESDA. Kesehatan, Cetakan II Yayasan Penerbit Ikatan
Perlu ada supervisi untuk monitoring dan eva- Dokter Indonesia, Jakarta, 1994.
luasi bagi petugas puskesmas menyangkut pelayan- 14 Saharudin, Minat Pemanfaatan Pelayanan
an kesehatan gratis. Sebaiknya ada penilaian kinerja Pengobatan di Puskesmas Masat Kecamatan
petugas, berikan reward bagi yang berkinerja baik Pino Kabupaten Bengkulu Selatan, Tesis,
dan atau punishment bagi yang tidak baik/ sesuai. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2005.
Membuat Perencanaan yang baik dalam pengusulan 15 Saimi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
insentif serta kompensasi kepada Pemerintah Dae- Pemanfaatan Pelayanan Persalinan Gratis di
rah baik dalam bentuk material maupun non mate- Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah Provinsi
rial sebagai alat motivasi petugas. Nusa Tengara Barat, Tesis, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, 2005.

104  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 02, No. 2 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai