Anda di halaman 1dari 7

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Prospektif

Dosen Pengampu: Dr. Sriyono, M.Si., Ak., CA.

Azka Mufida
142160046

EA-B
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
2018
Analisis Prospektif

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dari proses analisis laporan keuangan.
Analisis tersebut hanya dapat dilakukan setelah laporan keuangan historis disesuaikan dengan
benar untuk merefleksikan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Penyesuaian ini
mencakup eliminasi pos sementara pada laporan laba rugi atau mengalokasikannya ke tahun lalu
atau yang mendatang, kapitalisasi (pembebanan) pos-pos yang telah dibebankan (dikapitalisasi)
oleh manajemen, kapitalisasi sewa operasi, investasi dengan metode ekuitas, dan bentuk lain dari
pendanaan di luar laporan posisi keuangan. Analisis prospektif meliputi perkiraan laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

PROSES PROYEKSI

Proyeksi Laporan Keuangan


Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti laporan posisi keuangan, dan
laporan arus kas.

Proyeksi Laporan Laba Rugi


Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan. Contoh ini
digunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan. Analisis lebih
terperinci melihatkan informasi eksternal berikut.
 Tingkat aktivitas ekonomi makro diharapkan. Karena pembelian pelanggan
dipengaruhi oleh tingkat penghasilan pribadi dapat dibelanjakan (personal diposable
income), analisis mengikutsertakan estimasi yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi
pada umumnya dan pertumbuhan penjualan eceran pada khususnya. Misalnya, bila
ekonomi membaik, dapat diproyeksikan adanya kenaikan penjualan dibandingkan
penjualan tahun lalu.
 Peta persaingan. Apakah jumlah pesaing bertambah? Apakah pesaing yang lebih lemah
menghentikan operasinya? Perubahan peta persaingan akan memengaruhi proyeksi atas
unit penjualan dan kemampuan target untuk menaikkan harga. Kedua hal tersebut akan
berdampak pada pertumbuhan.
 Bauran toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya menikmati kenaikan penjualan
yang lebih besar dibandingkan dengan toko lama karena toko baru dapat meraih pasar
yang tidak tertangani dengan baik atau menyediakan komposisi barang yang lebih
mutakhir dibandingkan dengan pesaing yang ada. Toko lama umumnya tumbuh seiring
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi lokal secara keseluruhan. Karena itu, analisis harus
mempertimbangkan rencana ekspresi yang diumumkan oleh manajeman.

Berikut langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan laporan laba rugi:


1. Penjualan
2. Laba kotor
3. HPP
4. Penjualan, umum, dan administrasi
5. Penyusutan dan amortisasi
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
8. Beban pajak
9. Pos luar biasa dan dihentikan
10. Laba bersih

Proyeksi Laporan Posisi Keuangan


Langkah-langkah untuk memperkirakan laporan posisi keuangan:
1. Buatlah proyeksi aset lancar selain kas dengan menggunakan proyeksi penjualan atau
harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.
2. Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian MD&A (Diskusi dan Analisis
Manajemen) di laporan tahunan.
3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi penjualan
atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan seperti dijelaskan di bawah
ini.
4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang.
5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya
kecuali menunjukkan tren yang jelas berbeda.
6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang tahun
lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari butir (4) di atas.
7. Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu, kecuali
menunjukkan tren yang jelas berbeda.
8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan
laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu, kecuali menunjukkan tren
yang jelas berbeda.

Jumlah langkah (3) – (10) menghasilkan total kewajiban dan ekuitas. Karena itu, total
asset sama dengan jumlah tersebut dan angka kas yang dihasilkan dihitung dari total asset
dikurangi (1) dan (2). Pada titik ini, Kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Selanjutnya,
utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk penerbitan (pembelian kembali) yang
diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang diinginkan dan untuk mempertahankan leverage
keuangan historis. Penyesuaian tersebut mengindikasikan tingkat pendanaan yang dibutuhkan
untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Untuk memulai, proyeksi piutang, persediaan, asset tetap, utang usaha, dan beban yang
masih harus dibayar menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat
perputarannya. Misalnya, tingkat perputaran piutang didasarkan pada penjualan tahun berjalan
adalah:
Penjualan
Tingkat perputaran piutang usaha =
Saldo piutang usaha
Berikutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut:
Proyeksi penjualan
Proyeksi piutang usaha =
Tingkat perputaran piutang usaha

Berikut ini langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan posisi keuangan:


1. Piutang
2. Persediaan
3. Aset lancar lain
4. Aset tetap
5. Akumulasi penyusutan
6. Aset tetap bersih
7. Aset jangka panjang lainnya
8. Utang usaha
9. Bagian lancar utang jangka panjang
10. Beban yang masih harus dibayar
11. Utang pajak
12. Pajak tangguhan dan kewajiban lain
13. Utang jangka panjang
14. Saham biasa
15. Tambahan modal disetor
16. Laba ditahan
17. Kas

Proyeksi Laporan Arus Kas


Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi dan proyeksi di
laporan posisi keuangan. Proyeksi laporan arus kas disajikan dari arus kas bersih dari operasi
yang mendanai sebagian dari pengeluaran modal, pengurangan utang jangka panjang, dan
dividen.

Analisis Sensitivitas
Proyeksi laporam keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos
laporan laba rugi dengan pos laporan posisi keuangan.

Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa


Sebagaimana disebutkan pada pendahuluan bab ini, anilisis prospektif merupakan inti
analisis efek. Model penilaian laba sisa, misalnya, menentukan nilai ekuitas pada waktu t sebagai
jumlah nilai buku kini dan nilai sekarang laba sisa yang diperkirakan di masa depan:
di mana BV t merupakan nilai buku pada akhir periode t, RI t + n adalah laba sisa di periode t + n,
dan k adalah biaya modal (lihat Bab 1). Laba residu (residual income) pada waktu t
didefinisikan sebagai laba bersih komprehensif dikurangi pembebanan pada nilai buku awal,
yaitu RI t = NI t – (k x BV t – 1).
Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih di masa depan dan nilai buku ekuitas
pemegang saham. Model penilaian memerlukan estimasi atas enam parameter berikut:
 Pertumbuhan penjualan
 Margin laba bersih (laba bersih/penjualan)
 Perputaran modal kerja bersih (penjualan/modal kerja bersih)
 Perputaran aset tetap (penjualan/ aset tetap)
 Leverage keuangan (aset operasi/aset tetap)
 Biaya modal ekuitas

Laba bersih diestimasikan dengan menggunakan proyeksi penjualandan proyeksi margin


laba bersih (penjualan x margin laba bersih). Modal kerja bersih dan aset tetap diestimasikan
dengan menggunakan proyeksi penjualan dan estimasi tingkat perputaran untuk modal kerja
bersih dan aset tetap (penjualan/tingkat perputaran). Terakhir, ekuitas diproyeksikan
menggunakan rasio aset operasi terhadap ekuitas (aset operasi = modal kerja bersih + aset tetap).
Penilaian ekuitas sangat bergantung pada proyeksi. Sebagaimana telah dibahas di
atas, penilaian harus menguji sensitivitas estimasi harga saham terhadap asumsi yang mendasari
proyeksi.

Tren Penggerak Nilai


Modal laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham
ditambah nilai sekarang dari laba sisa (residua income-RI) yang diperkirakan, di mana RI t = NI t
– (k x BV t-1). Laba sisa juga dapat dinyatakan dlam bentuk rasio sebagai,
RI = (ROE t – k) x BV t-1
di mana ROE = NI t/BV t-1. Bentuk ini menekankan kenyataan bahwa harga saham berubah
hanya jika ROE ≠ k. Dalam kondisi ekuilibrium, tekanan kompetisi akan mendorong tingkat
pengembalian (ROE) mendekati biaya (k) sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan
demikian, estimasi harga saham adalah proyeksi pembalikan ROE pada nilai jangka panjangnya
bagi perusahaan dan industri tertentu.
Perputaran total aset (total asset turnover-TAT) merupakan komponen kedua ROA.

LAMPIRAN 9A - PERAMALAN JANGKA PENDEK


Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang berguna adalah peramalan
arus kas jangka pendek (short term cash forecasting). Peramalan jangka pendek diminati oleh
penggunaan internal seperti manajer dan auditor untuk mengevaluasi aktivitas operasi
perusahaan saat ini dan masa depan. Peramalan ini juga diminati oleh pengguna eksternal seperti
kreditor jangka pendek guna menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka
pendek. Analisis ini menekankan pada peramalan kas jangka pendek saat kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya diragukan. Keakuratan peramalan
arus kas berbanding terbalik dengan horizon peramalan-semakin lama periode peramalan,
semakin berkurang keandalan peramalan tersebut. Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas
faktor-faktor yang memengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat
diestimasikan secara andal dalam jangka panjang. Dalam peramalan jangka pendek pun,
informasi yang jumlahnya signifikan diperlukan. Karena peramalan arus kas bergantung pada
informasi yang tersedia bagi publik, tujuan analisis ini adalah peramalan yang cukup akurat.
Dengan mempelajari dan membuat peramalan arus kas, analisis akan menghasilkan pandangan
yang lebih luas atas pola arus kas perusahaan.

POLA ARUS KAS


Pola arus kas penting untuk dipelajari sebelum menguji model untuk analisis dan
proyeksi arus kas. Kas dan setara kas (selanjutnya disebut “kas”) merupakan aset yang paling
likuid. Hampir seluruh keputusan manajemen adalah melakukan investasi aset atau membayar
beban memerlukan kas. Hal ini menyebabkan manajemen lebih berfokus pada kas daripada
konsep dana likuid lainnya. Beberapa pengguna (seperti kreditor) terkadang menganggap aset
seperti piutang dan persediaan sebagai bagian dari aset yang likuid mengingat pos tersebut
bersifat dalam dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.
Kas yang dimiliki tidak menghasilkan atau hasilnya kecil, dan dalam situasi kenaikan
harga, kas (seperti semua aset moneter) menghadapi penurunan daya beli. Namun, demikian, kas
memiliki rasio yang paling kecil. Manajemen bertanggung jawab atas keputusan investasi kas
dalam bentuk aset atau untuk membayar biaya. Konversi kas ini meningkatkan risiko karena
pemulihan kas dari aktivitas-aktivtas tersebut kurang pasti. Beragam jenis dan tingkat risiko
terkait dengan konversi kas tersebut. Misalnya, risiko konversi kas menjadi investasi sementara
lebih rendah daripada risiko konversi kas menjadi aset jangka panjang seperti pabrik dan
peralatan. Investasi kas dalam aset atau biaya untuk mengembangkan dan memasarkan produk
baru memiliki risiko pemulihan menjadi kas yang lebih tinggi. Likuiditas jangka pendek dan
solvabilitas jangka panjang bergantung pada pemulihan dan kemampuan realisasi pengeluaran
kas.
Arus kas masuk dan arus kas keluar saling terkait. Kegagalan salah satu aspek aktivitas
bisnis perusahaan akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas. Kegagalan penjualan
berdampak pada konversi persediaan menjadi piutang dan kas yang mengakibatkan penurunan
persediaan kas. Ketidakmampuan perusahaan untuk mengganti kas dari sumber seperti ekuitas,
pinjaman, atau utang usaha dapat menghambat aktivitas produksi dan mengakibatkan kerugian di
penjualan masa depan. Sebaliknya, membatasi pengeluaran pada pos seperti iklan dan pemasaran
dapat memperlambat konversi persediaan menjadi piutang dan kas. Pembatasan jangka panjang
atas arus kas keluar atau arus kas masuk dapat menurunkan solvabilitas perusahaan.
Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis. Saat
persediaan barang jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya dan beban dijual, margin laba
perusahaan menghasilkan arus kas masuk dana likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi
margin laba, makin besar pertumbuhan dana likuid. Laba terutama berasal dari selisih antara
penjualan dan harga pokok penjualan (laba kotor) dan memiliki dampank yang sangat besar pada
arus kas. Banyak biaya, seperti biaya yang berasal dari penggunaan aset tetap atau beban yang
ditangguhkan, tidak membutuhkan pengeluaran kas. Sama halnya dengan pos seperti penjualan
tanah secara cicilan jangka panjang yang menghasilkan piutang tak lancar yang membatasi
relevansi akrual bagi arus kas, ukuran-ukuran tersebut harus digunakan secara tepat dalam
analisis untuk menilai pola arus kas.
Arus kas memiliki keterbatasan dalam satu hal penting. Saat perusahaan memperoleh kas
masuk, manajemen berwenang menentukan penggunaannya. Pilihan penggunaan ini bergantung
pada komitmen pembayaran, seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran modal, atau
pembayaran utang. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan utang. Manajaemen memiliki wewenang yang
besar atas penggunaan arus kas masuk yang tidak dikomitmenkan (disebut arus kas bebas).
Komponen arus kas beban ini penting dan menjadi perhatian khusus dalam analisis.

PENTINGNYA PERAMALAN PENJUALAN


Keandalan peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan penjualan. Dengan sedikit
pengecualian, seperti dana dari aktivitas pendanaan atau dana untuk aktivitas investasi, sebagian
besar arus kas terkait dan bergantung pada penjualan. Peramalan penjualan meliputi analisis atas:
 arah dan tren penjualan,
 pangsa pasar,
 kondisi industri dan ekonomi,
 kapasitas produksi dan keuangan,
 faktor kompetisi.
Komponen-komponen tersebut umumnya dinilai bersamaan dengan lini produk yang berpotensi
dipengaruhi oleh kekuatan pasar masing0masing. Contoh berikut ini mengilustrasikan
pentingnya peramalan penjualan.

PERKIRAAN ARUS KAS DENGAN ANALISIS PRO FORMA


Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji dengan laporan
keuangan pro forma (peforma financial statements). Dalam pengujian ini, asumsi yang
mendasari peramalan kas digunakan untuk menyusun laporan laba rugi pro forma selama periode
yang diramal dan neraca pro forma pada akhir periode ramalan. Laporan keuangan pro forma ini
digunakan untuk menghitung rasio keuangan dan menyimpulkan hubungan lainnya, dan
dibandingkan dengan data historis untuk menguji kelayakannya. Perbandingan ini harus
menyertakan penyesuaian untuk faktor-faktor yang diperkirakan akan memengaruhinya selama
periode yang diramalakan.

Anda mungkin juga menyukai