Kafrawi
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62 Mataram
Telp (0370) 633035, Fax 626954
Email : -
H. Abdul Khair
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62 Mataram
Telp (0370) 633035, Fax 626954
Email : -
M. Saleh
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62 Mataram
Telp (0370) 633035, Fax 626954
Email : -
Sarkawi
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62 Mataram
Telp (0370) 633035, Fax 626954
Email : -
ABSTRAK
Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilaksanakan berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan sebagaimana telah diamanatkan dalam ketentuan Pasal 18 dalam
UUD 1945 merupakan landasan konstitusional bagi daerah untuk membangun serta
mengembangkan diri sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Daerah diberikan keleluasaan
dan kebebasan untuk mengatur dan mengurus segala urusan pemerintahan daerah
menjadi urusan rumah tangga sendiri, sehingga dapat berinisiatif secara mandiri untuk
merumuskan berbagai strategi kebijakan berdasarkan kebutuhan serta kepentingan yang
dapat memberdayakan kehidupan masyarakat setempat. Pemerintahan daerah diberikan
kemampuan (hak) untuk dapat berbuat serta tugas (kewajiban) yang harus dilakukan
sesuai dengan ruang lingkup kewenangan sebagai daerah otonom. Bentuk tindakan nyata
yang harus dimiliki oleh suatu daerah otonom adalah kemampuan untuk menggali serta
mengembangkan potensi sumber daya alam menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebagai sumber penerimaan utama. PAD salah satu tolok ukur dan/atau persyaratan untuk
dapat dikategorikan sebagai daerah otonom dalam konsep otonomi daerah. Kewajiban
bagi unsur penyelenggara pemerintahan daerah optimalisasi dalam upaya memperkuat/
memperbesar kemandirian daerah melalui PAD dengan intensifikasi maupun extensifikasi
sumber penerimaan sebagai sendi utama dari esensi pelaksanaan otonomi daerah.
DOI : https://doi.org/10.29303/jatiswara.v33i3.178
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
294 Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi | Peluang Dan Tantangan Dalam...
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
Pulau Sumbawa yang memiliki luas 14.386 rumah tangga sendiri sesuai prinsip otonomi
km2, merupakan wilayah yang berada di daerah. Karena ciri atau syarat untuk dapat
Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan sebagai disebut sebagai suatu daerah otonom adalah,
wilayah yang membawahi lokasi Gunung mempunyai hak dan kemampuan untuk
Tambora dengan titik ketinggian 2.824 m menggali sumber penerimaan sendiri sebagai
berstatus gunung api aktif. sumber pembiayaan urusan urusan otonomi
Berdasarkan pemetaan daerah potensial daerah, berdasarkan kebijakan pemerintahan
pengembangan (Geowisata) kepariwisataan di daerah. Karena prinsip otonomi daerah yang
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau sumbawa memberikan kewenangan yang besar/luas
yang memiliki potensi sumber daya alam yang kepada pemerintahan daerah, agar mempunyai
besar untuk pengembangan pembangunan kekuatan untuk melakukan perbuatan hukum
pariwisata dengan julukan SAMOTA, yaitu secara mandiri dalam bentuk produk hukum
Pulau Satonda, Moyo dan Gunung Tambora daerah termasuk perbuatan hukum dengan
yang mempunyai karakteristik dengan pihak lain. Oleh karena itu, pemerintahan
nilai jual yang dapat berkonstribusi kepada daerah mempunyai hak keleluasaan untuk
penguatan PAD melalui kegiatan obyek bertindak/berbuat dalam urusan rumah
wisata alam/ darat dan laut. Selain itu Pulau tangga daerah, dan memiliki kewajiban
Moyo memiliki wisata bahari yang memeiliki yang mengikat untuk dilaksanakan dalam
panorama keindahan bawah laut yang indah. penyelenggara urusan pemerintahan dalam
Hasil studi dari berbagai sumber, potensi hubungannya dengan prinsip otonomi luas,
Geowisata di Pulau Moyo yang berpeluang nyata dan tanggung jawab.
dikembangakn diantaranya adalah2: Tanjung Dengan demikian, pemerintahan daerah
Pasir, air terjun matajitu, gua air manis dan mempunyai hak untuk mengatur dan
gua liang petang. Gunung Tambora adalah mengurus pengeloaan potensi sumber daya
gunung yang sangat terkenal di dunia karena alam yang secara nyata dimiliki oleh daerah
letusan dahsaytanya pada tanggal 10-11 April setempat. Dan hal yang sangat penting adalah
1815 yang menyebabkan korban jiwa 92.000 merealisasikan aspek kewajiban serta tanggung
jiwa3. Dari letusan tersebut berdampak pada jawab dalam rangka memberdayakan potensi
potensi yang besar sekali dianataranya: air, potensi sebagai sumber penerimaan tersebut
mineral batuan gunung api, tanah (lahan yang berkonstribusi pada besar dan kuatnya
pertanian, lahan spana untuk rans peternakan PAD, sehingga menjadi daerah yang mampu
sapi, kerbau dan kuda, panas bumi dan aspek mendanai urusan rumah tangga daerah
umbevwisata. Potensi PAD yang lainnya secara dominan dari sumber penerimaan
adalah Pulau Satonda yang merupakan pulau sendiri. Karena secara faktual, daerah
gunung api yang letaknya di sebelah barat daerak otonom kabupaten/kota di Provinsi
laut Gunung Tambora berjarak 26 km.4 Pulau Nusa Tenggara Barat mempunyai keadaan
Satonda memeiliki keindahan alam dengan sumber pembiayaan penyelenggaraan urusan
berbagai potensi yang ada terutama Sumbaer pemerintahan dengan ketergantungan kepada
Daya Alam bawah laut. sumber dana dari pemerintah pusat sangat
Potensi alam tersebut dapat memberikan dominan. Karena itu, inovasi merumuskan
konstribusi yang sangat berpengaruh terhadap regulasi dan kreatifitas menjalankan
menguatnya sumber penerimaan daerah kebijakan sebagai suatu kewajiban bagi
melalui PAD dan merupakan indikator yang elemen penyelenggara pemerintahan daerah
mengambarkan realisasi dari kemampuan dalam mengoptimalisasi potensi sumber
daerah otonom dalam melaksanakan urusan penerimaan bagi PAD sebagai unsur yang
2
Heryadi Rachmat.(2011). Geowisata Nusa Tenggara
esensial dalam otonomi daerah. Dan potensi
Barat, IAGI Pengda NTB, hlm.63. potensi yang nyata sebagaimana tersebut
3
Ibid., hlm.69-70. di atas menjadi tanggung jawab yang
4
Ibid., hlm.101-102.
Peluang Dan Tantangan Dalam.... | Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi 295
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
296 Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi | Peluang Dan Tantangan Dalam...
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
pengamatan dan wawancara kepada informan yang bisa anda kunjungi saat berlibur ke pulau
maupun responden, sedangkan bahan hukum moyo tersebut. inilah 5 destinasi populer
dapat dilakukan dengan menghimpun bahan di pulau moyo yang banyak di gemari para
bahan hukum berupa peraturan perundang wisatawan.
undangan sebagai hukum positif dan referensi
hukum berupa buku-buku literatur, maupun
karya karya ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan obyek yang ditili .
C. PEMBAHASAN
Peluang Dan Tantangan Dalam.... | Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi 297
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
burung kakatua, rusa, babi hutan dan lainnya Air Terjun Mata Jitu
yang akan membuat petualangan anda lebih
seru.
Poto jarum
298 Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi | Peluang Dan Tantangan Dalam...
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
tertinggi di Nusantara dan mengeringkan posisi yang sama ketika terjadi letusan pada
dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa
waktu seabad untuk mengisi kembali dapur inilah, temuan tersebut sering disebut
magma tersebut. sebagai Pompeii dari timur.
Aktivitas vulkanik gunung berapi Akibat letusan tahun 1815, Gunung
ini mencapai puncaknya pada Tambora membentuk kaldera kering terbesar
bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam di Indonesia dan ketinggiannya berkurang
skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index.9 dari sekitar 4.000 meter menjadi 2.850 meter
Letusan tersebut menjadi letusan tebesar hingga sekarang.
sejak letusan danau Taupo pada tahun Geografi
181.10 Letusan gunung ini terdengar hingga
pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu
vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi,
Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini
menyebabkan kematian hingga tidak kurang
dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di
antaranya terbunuh secara langsung akibat
dari letusan tersebut.
Bahkan beberapa peneliti memperkirakan
sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi
angka ini diragukan karena berdasarkan Pemandangan gunung Tambora dan
atas perkiraan yang terlalu tinggi.11 Lebih sekelilingnya dari udara.
dari itu, letusan gunung ini menyebabkan
perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya
(1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa
musim panas karena perubahan drastis dari
cuaca Amerika Utara dan Eropa karena
debu yang dihasilkan dari letusan Tambora
ini. Akibat perubahan iklim yang drastis
ini banyak panen yang gagal dan kematian
ternak di Belahan Utara yang menyebabkan
terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-
19.[4].
Kawah di puncak gunung Tambora.
Selama penggalian arkeologi tahun 2004,
tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan
Gunung Tambora terletak di pulau
yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di
Sumbawa yang merupakan bagian dari
kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik.12
kepulauan Nusa Tenggara. Gunung ini
Artifak-artifak tersebut ditemukan pada
adalah bagian dari busur Sunda, tali dari
9
Degens, E.T.; Buch, B (1989). “Sedimentological kepulauan vulkanik yang membentuk rantai
events in Saleh Bay, off Mount Tambora”. Netherlands Jour- selatan kepulauan Indonesia.13 Tambora
nal of Sea Research 24 (4): 399–404.
10
Oppenheimer, Clive .(2003). “Climatic, environmen- membentuk semenanjungnya sendiri di
tal and human consequences of the largest known historic pulau Sumbawa yang disebut semenanjung
eruption: Tambora volcano (Indonesia) 1815”. Progress in
Physical Geography 27 (2): 230–259. Sanggar. Di sisi utara semenanjung tersebut,
11
Tanguy, J.-C.; Scarth, A., Ribière, C., Tjetjep, W. terdapat laut Flores, dan di sebelah selatan
S. (1998). “Victims from volcanic eruptions: terdapat teluk Saleh dengan panjang
a revised database”. Bulletin of Volcanology 60 (2):
137–144.
12
University of Rhode Island (2006-02-27). URI vol- 13
Foden, J. (1986). “The petrology of Tambora volcano,
canologist discovers lost kingdom of Tambora. Siaran pers. Indonesia: A model for the 1815 eruption”. Journal of Volca-
Diakses pada 6 Oktober. nology and Geothermal Research 27 (1–2): 1–41.
Peluang Dan Tantangan Dalam.... | Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi 299
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
86 km dan lebar 36 km. Pada mulut teluk Tim tersebut menggunakan radar
Saleh, terdapat pulau kecil yang disebut penembus tanah untuk mencari lokasi rumah
Mojo. kecil yang terkubur. Mereka menggali kembali
Selain seismologis dan vulkanologis yang rumah dan mereka menemukan sisa dua
mengamati aktivitas gunung tersebut, gunung orang dewasa, dan juga mangkuk perunggu,
Tambora adalah daerah untuk riset ilmiah peralatan besi dan artifak lainnya. Desain
arkeolog dan biologi. Gunung ini juga menarik dan dekorasi artifak memiliki kesamaan
turis untuk mendaki gunung dan aktivitas dengan artifak dari Vietnam dan Kamboja.
margasatwa. Dompu dan Bima adalah kota Uji coba dilakukan menggunakan teknik
yang letaknya paling dekat dengan gunung karbonisasi memperjelas bahwa mereka
ini. Di lereng gunung Tambora, terdapat terbentuk dari pensil arang yang dibentuk
beberapa desa. Di sebelah timur terdapat desa oleh panas magma. Semua orang, rumah dan
Sanggar. Di sebelah barat laut, terdapat desa kebudayaan dibiarkan seperti saat mereka
Doro Peti dan desa Pesanggrahan. Di sebelah berada tahun 1815.
barat, terdapat desa Calabai. Sigurdsson menyebut kebudayaan ini
Terdapat dua jalur pendakian untuk sebagai Pompeii dari timur. Berdasarkan
mencapai kaldera gunung Tambora. Rute artifak yang ditemukan, yang mayoritas
pertama dimulai dari desa Doro Mboha benda perunggu, tim menyatakan bahwa
yang terletak di sisi tenggara gunung orang-orang tersebut tidak miskin. Bukti
Tambora. Rute ini mengikuti jalan beraspal sejarah menunjukan bahwa orang di pulau
melalui perkebunan kacang mede sampai Sumbawa terkenal di Hindia Timur untuk
akhirnya mencapai ketinggian 1.150 m di madu, kuda, kayu sepang (caesalpinia
atas permukaan laut. Rute ini berakhir di sappan), memproduksi dye merah, dan
bagian selatan kaldera dengan ketinggian cendana yang digunakan untuk dupa dan
1.950 m yang dapat dicapai oleh titik pengobatan. Daerah ini diketahui produktif
pertengahan jalur pendakian. Lokasi ini dalam bidang pertanian.
biasanya digunakan sebagai kemah untuk Penemua arkeologi memperjelas bahwa
mengamati aktivitas vulkanik karena hanya terdapat kebudayaan yang hancur karena
memerlukan waktu satu jam untuk mencapai letusan tahun 1815. Sebutan Kerajaan
kaldera. Rute kedua dimulai dari desa Tambora yang hilang disebut oleh media.
Pancasila di sisi barat laut gunung Tambora. Dengan penemuan ini, Sigurdsson bermaksud
Jika menggunakan rute kedua, maka kaldera untuk kembali ke Tambora tahun 2007 untuk
hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. mencari sisa desa, dan berharap dapat
Bukti arkeologi menemukan istana.
Ekosistem
Pada musim panas tahun 2004, tim
dari Universitas Rhode Island, Universitas Tim penelitian yang dipimpin oleh ahli
North Carolina di Wilmington, dan botani Swiss, Heinrich Zollinger, tiba di
direktorat vulkanologi Indonesia, dipimpin pulau Sumbawa tahun 1847.14 Misi Zollinger
oleh Haraldur Sigurdsson, memulai adalah untuk mempelajari letusan dan
sebuah penggalian arkeologi di gunung pengaruhnya terhadap ekosistem lokal. Ia
Tambora. Setelah enam minggu, tim adalah orang pertama yang memanjat ke
tersebut menggali bukti adanya kebudayaan puncak gunung Tambora setelah letusan
yang hilang yang musnah karena letusan gunung tersebut. Gunung tersebut masih
gunung Tambora. Situs tersebut terletak tertutup oleh asap. Ketika Zollinger
25 km sebelah barat kaldera, di dalam hutam, memanjat, kakinya tenggelam beberapa
5 km dari pantai. Tim tersebut harus melewati kali melalui kerak permukaan tipis menuju
endapan batu apung vulkanik dan abu dengan 14
“Heinrich Zollinger”. Zollinger Family History Re-
tebal 3 m. search. Diakses tanggal 14 November.
300 Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi | Peluang Dan Tantangan Dalam...
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
Peluang Dan Tantangan Dalam.... | Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi 301
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
dan danau kawah, koral, danau air asin, seperti Tiongkok dan India. Bahkan data-data
tinggi permukaan danau kawah dan air laut, empiris melukiskan bahwa KEK di negara
didinding kawah yang berlapis, sumbat lava, tersebut mampu menarik para investor,
mata air asin-payau, dan lain-lain. terutama investor asing untuk berinvestasi dan
Obyek geowisata lain di luar kawasan menciptakan lapangan kerja. Hal itu tak lain
pulau satonda antara lain obyek geologi karena kemudahan yang didapat para investor,
wisata pantai, gunungapi tambora, situs kemudahan itu berbentuk kemudahan di
kerajaan yang tertimbun letusan gunung bidang fiskal, perpajakan dan kepabeanan.
tambora 1815, gua, air terjun dan lain-lain. Bahkan ada juga di bidang non-fiskal, seperti
Selain itu, pulau satonda adalah tempat kemudahan birokrasi, pengaturan khusus di
yang tepat untuk menyalurkan hobi seperti bidang ketenagakerjaan dan keimigrasian,
panjat tebing dan lain-lain, karena disana serta pelayanan yang efisien dan ketertiban di
terdapat tebing-tebing terjal, bukit-bukit dalam kawasan.
berhutan dan semak belukar yang ditumbuhi Zona bebas dan entrepots telah digunakan
bermacam-macam tumbuhan. Pulau satonda selama berabad-abad untuk menjamin
mengundang banyak ilmuan untuk melakukan penyimpanan gratis dan pertukaran sepanjang
penelitian mencari dan menemukan misteri rute perdagangan. KEK Modern muncul dari
apa yang terkadung di dalamnya dan lain tahun 1950-an di negara-negara industri.
sebagainya. Yang pertama adalah di Bandara Shannon
Selain potensi-potensi sebagai mana yang di Clare, Irlandia. Dari tahun 1970 dan
di uraukan di atas, sumber-sumber PAD seterusnya, zona menyediakan manufaktur
lainya juga berupa tambang pasir biji besi, padat karya telah dibentuk, dimulai
perkebunan, perikanan, peternakan, tambang di Amerika Latin dan Asia Timur. Zona ini
galian C lainnya dan masih banyak lagi menarik investasi dari perusahaan-perusahaan
potensi yang lainnya. multinasional.
Potensi lain yang dapat dijadikan unggulan Sejak pemerintah mengeluarkan
dalam peningkatan PAD diantaranya alah Peraturan Pemerintah (PP) No.2 Tahun
menjadikan kawasan tertu dalam skala KEK 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan
(Kawasan Ekonomi Khusus) dan KAPET Ekonomi Khusus (KEK), terlihat pemerintah
(Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu). semakin nyata dalam mempercepat dan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melakukan pemerataan pembangunan
adalah kawasan dengan batas tertentu yang ekonomi di Indonesia. Percepatan dan
tercangkup dalam daerah atau wilayah untuk pembangunan ekonomi akan mempengaruhi
menyelenggarakan fungsi perekonomian langsung maupun tidak langsung terhadap
dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK perkembangan pembangunan suatu
dikembangkan melalui penyiapan kawasan wilayah. Sebelum peraturan terkait KEK
yang memiliki keunggulan geoekonomi dan dikeluarkan, pemerintah sudah sejak lama
geostrategi dan berfungsi untuk menampung berusaha melakukan tindakan serius dalam
kegiatan industri, ekspor, impor, dan mempercepat dan melakukan pemerataan
kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai pembangunan di seluruh kawasan Indonesia.
ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Salah satu program pemerintah dahulu
Pada dasarnya KEK dibentuk untuk hingga saat ini yang terus berjalan dalam
membuat lingkungan kondusif bagi akitivitas melakukan pemerataan pembangunan di
investasi, ekspor, dan perdagangan guna Indonesia, yakni Kawasan Pengembangan
mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta Ekonomi Terpadu (KAPET). Untuk itu tulisan
sebagai katalis reformasi ekonomi. Untuk ini berupaya mengupas secara singkat tentang
ide ini diinspirasi dari keberhasilan beberapa KAPET dan KEK serta perbedaan diantara
negara yang lebih dulu mengadopsinya,
302 Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi | Peluang Dan Tantangan Dalam...
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
Peluang Dan Tantangan Dalam.... | Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi 303
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
304 Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi | Peluang Dan Tantangan Dalam...
[Jurnal Hukum
JATISWARA] [Vol. 33 No. 3 November 2018]
Peluang Dan Tantangan Dalam.... | Kafrawi, H. Abdul Khair, M. Saleh & Sarkawi 305