Anda di halaman 1dari 7

Harits Atika Ariyanta : Preparasi Nanopartikel Perak dengan Metode Reduksi

PREPARASI NANOPARTIKEL PERAK DENGAN METODE REDUKSI


DAN APLIKASINYA SEBAGAI ANTIBAKTERI PENYEBAB
LUKA INFEKSI

Silver Nanoparticles Preparation by Reduction Method and its Application as


Antibacterial for Cause of Wound Infection

Harits Atika Ariyanta


Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia
(haritasatika@yahoo.com)

ABSTRAK
Sintesis nanopartikel perak dan aplikasinya sebagai antibakteri penyebab luka Infeksi. Nanopartikel perak
disintesis dengan metode reduksi. Natrium sitrat dipakai sebagai reduktor sekaligus sebagai stabilisator. Koloid
nanopartikel perak yang terbentuk selanjutnya dianalisis karakteristiknya menggunakan Spektrometer UV-Vis,
Particle Size Analyser (PSA) dan Transmission Electron Microscope (TEM). Analisis terhadap spektra UV-Vis
menunjukkan bahwa nanopartikel yang paling stabil adalah yang disintesis menggunakan natrium sitrat 1%. Ka-
rakterisasi dengan PSA menunjukkan nanopartikel perak yang terkecil berukuran 10 nm dengan ukuran rata-rata
26,4 nm. Karakterisasi menggunakan TEM menunjukkan bahwa nanopartikel yang terbentuk adalah nanopartikel
perak dengan struktur kristal Face Centered Cubic (FCC). Nanopartikel perak hasil sintesis diaplikasikan pada
kain pembalut luka dengan lama perendaman terbaik selama 36 jam. Performa hasil perendaman dalam mengham-
bat pertumbuhan bakteri dievaluasi melalui uji aktivitas terhadap bakteri penyebab infeksi, yaitu Eschericia coli,
Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus. Hasil uji kuantitatif menunjukkan bahwa dengan perendaman selama
36 jam presentase reduksi bakteri mencapai 100%.
Kata kunci : Nanopartikel, perak, antibakteri, kain pembalut luka

ABSTRACT
Synthesis of silver nanoparticles and their application as antibacterial for cause of wound infection have
been reported. Silver nanoparticles were synthesized by reduction method. Sodium citrate was used as reductor
and stabilizing agent. Colloidal silver nanoparticles were produced, then its characteristics were analyzed using
UV-Vis Spectrometre, Particle Size Analyser (PSA) and Transmission Electron Microscope (TEM). The analysis
of UV-Vis spectra found that the most stable silver nanoparticles were synthesized using sodium citrate 1%. The
characterization with PSA found that the smallest particle size was 10 nm with the mean size of 26,4 nm. The cha-
racterization using TEM found that the nanoparticles produced were silver nanoparticles with a Face Centered
Cubic (FCC) structure. Synthesized silver nanoparticles were applied to wound dressings with the best immersion
period of 36 hours. The performance of the soaked wound dressing in supressing bacterial growth was assessed by
activity test on infection causing bacterias, namely Eschericia coli, Bacillus subtilis, and Staphylococcus aureus.
Results of the quantitative test showed that by immersing the wound dressing for 36 hours in synthesized silver
nanoparticles, the percentage of bacterial reduction was up to 100%.
Keywords : Nanoparticles, silver, antibacterial, wound dressing

36
JURNAL MKMI, Maret 2014, hal 36-42

PENDAHULUAN konsentrasi pereduksi terhadap ukuran partikel.


Perkembangan teknologi nanopartikel Karakterisasi produk yang dihasilkan dikarakte-
atau sering disebut nanoteknologi telah terjadi risasi menggunakan Spektrometer UV-Vis, Par-
baru-baru ini. Nanoteknologi secara umum dapat ticle Size Analyzer (PSA) dan Transmission Elec-
didefinisikan sebagai teknologi perancangan (de- tron Microscope (TEM).4
sain), pembuatan dan aplikasi struktur/material Berdasarkan kegunaannya sebagai agen
yang berdimensi nanometer. Nanoteknologi tidak antibakteri, nanopartikel perak yang dihasilkan
hanya sebatas tentang cara menghasilkan mate- akan diaplikasikan sebagai lapisan antibakteri
rial atau partikel yang berukuran nanometer, penyebab luka infeksi. Mikroba penyebab infeksi
melainkan memiliki pengertian yang lebih luas yang paling sering dijumpai adalah Staphylococ-
termasuk cara memproduksi serta mengetahui cus aureus, Eschericia coli dan Bacillus subtilis.
kegunaan sifat baru yang muncul dari material Ketiga bakteri tersebut merupakan bakteri peng-
nano yang telah dibuat. Koloid perak telah lama hasil toksin yang berbahaya bagi manusia dan ke-
diketahui memiliki sifat antimikroba. Kemam- bal terhadap antibiotik. Untuk mengatasi masalah
puan antimikroba perak dapat membunuh semua tersebut diperlukan upaya pengendalian kehidu-
mikroorganisme patogenik, dan belum dilapor- pan bakteri penyebab infeksi luka.
kan adanya mikroba yang resisten terhadap perak. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, pe-
Bentuk dan ukuran nanopartikel perak sa- ngendalian kehidupan bakteri dalam penyebab
ngat penting dalam penentuan sifat optik, listrik, infeksi luka dalam penelitian ini dilakukan de-
magnet, katalis dan antimikrobanya. Semakin ke- ngan menambahkan sifat antibakteri nanopartikel
cil ukuran partikel semakin besar efek antimik- perak pada kain pembalut luka. Nanopartikel pe-
roba. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi rak yang terdapat dalam kain pembalut luka akan
ukuran partikel dalam sintesis, yaitu temperatur bereaksi dengan cairan luka yang terdapat bakteri
larutan, konsentrasi garam dan agen pereduksi penyebab infeksi. Nanopartikel perak tersebut se-
dan waktu reaksi.1 Nanopartikel perak telah ba- cara perlahan akan membebaskan ion perak yang
nyak dibuat dengan beberapa metode dan kondisi dapat merusak RNA dan DNA bakteri sehingga
yang berbeda seperti metode reduksi kimia, foto menghambat replikasi bakteri. Replikasi bakteri
kimia, sonokimia, radiasi ultrasonik, sintesis yang terhambat akan menekan pertumbuhan bak-
solvotermal, dll.2 Diantara banyak metode yang teri sehingga penyembuhan luka akan semakin
dapat dilakukan, metode reduksi kimia dipilih cepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pre-
sebagai metode yang paling efektif untuk meng- parasi nanopartikel perak dengan metode reduksi
hasilkan nanopartikel perak. Hal ini disebabkan dan aplikasinya sebagai antibakteri penyebab
oleh langkah kerja yang mudah, cepat, murah, luka infeksi.
dan menggunakan temperatur rendah.
Pada umumnya ketika dilakukan pre- BAHAN DAN METODE
parasi nanopartikel logam dengan metode reduk-
Alat yang digunakan dalam penelitian
si kimia, ion logam direduksi oleh agen pereduksi
ini meliputi alat gelas (Pirex), magnetic stirrer
dengan penambahan agen protektif untuk men-
(IKAMAG), oven, neraca analitik (Ohaus), Spek-
stabilkan nanopartikel. Stabilitas nanopartikel
trometer UV-Vis (Simadzu tipe UV mini 1240),
memegang peranan yang sangat penting terutama
Particle Size Analyzer (Malvern), dan Transmis-
ketika nanopartikel tersebut dikarakterisasi dan
sion Electron Microscope (JEM-1400), coloni
diaplikasikan ke dalam sebuah produk.3 Pada
counter, cawan petri, inkubator, jarum ose, au-
penelitian ini sintesis nanopartikel perak akan
toklaf, lampu spiritus. Bahan dari penelitian ini
dilakukan sesuai prosedur Mailu, et al karena
meliputi trisodium sitrat (Na3C6H5O7,99%), perak
prosesnya yang sederhana dan materialnya yang
nitrat (AgNO3, 99%), aquades steril, kain pem-
mudah didapatkan. Larutan perak nitrat direduksi
balut luka, Nutrien Broth (NB), Nutrien Agar
menggunakan natrium sitrat yang konsentrasinya
(NA), suspensi bakteri Staphylococcus aureus,
divariasi dengan tujuan mengetahui pengaruh
Eschericia coli dan Bacillus subtilis.

37
Harits Atika Ariyanta : Preparasi Nanopartikel Perak dengan Metode Reduksi

Sintesis nanopartikel perak dibuat dengan cara bakteri sebanyak 2,2 mL sehingga volume total
memanaskan 50mL AgNO3 dengan konsentrasi campuran menjadi 3 mL. Suspensi bakteri yang
1,0 mM hingga mendidih dalam labu erlenmeyer. sebelumnya juga ditanam pada NB ditambahkan
Pada larutan tersebut, tambahkan 5mL Na3C6H5O7 pada campuran tersebut sebanyak 10 µl. Cam-
1% tetes demi tetes. Selama proses pemanasan, puran kemudian diinkubasi selama 24 jam pada
campuran diaduk menggunakan magnetic stirrer temperatur 37°C. Setelah diinkubasi, campuran
hingga berwarna kuning pucat. Warna kuning pu- dari vial diambil 1 mL untuk ditanam dalam NA.
cat menandakan bahwa nanopartikel perak telah Biakan bakteri dalam medium tersebut diinkuba-
terbentuk. si selama 24 jam pada temperatur 37°C dan ke-
Nanopartikel perak yang terbentuk kemu- mudian dihitung jumlah koloninya menggunakan
dian dikarakterisasi. Dalam penelitian ini karak- coloni counter.
terisasi dilakukan menggunakan Spektrometer Aktivitas antibakteri dapat ditentukan me-
UV-Vis (Simadzu tipe UV mini 1240), Particle lalui % reduksi dari bakteri yang mampu berta-
Size Analyzer (Malvern), dan Transmission Elec- han hidup menggunakan rumus sebagai berikut5:
tron Microscope (JEM-1400).
Proses pelapisan nanopartikel perak pada Reduksi % = (B-A)/B ×100
kain pembalut luka, yakni dengan metode yang
pernah dilakukan oleh Duran. Pembalut luka di- Dalam hal ini A merupakan jumlah koloni bakteri
potong dengan ukuran 3x3 cm kemudian dicuci setelah diberi kain pembalut luka yang dilapisi
bersih, disterilkan dan dikeringkan. Kain pem- nanopartikel perak dan B merupakan koloni bak-
balut luka yang bersih dan steril direndam dalam teri setelah diberi kain pembalut luka yang tidak
koloid sitrat-nanopartikel perak sambil diaduk dilapisi nanopartikel perak.
menggunakan magnetik stirer selama 12 jam, 24
jam, dan 36 jam kemudian didiamkan 5 menit. HASIL
Kain yang telah terlapisi sitrat-nanopartikel perak Pada penelitian ini dilakukan sintesis
dikeringkan kembali dengan oven pada tempera- nanopartikel perak dengan cara memvariasikan
tur 70°C selama 5 menit.5 konsentrasi reduktor (C6H5O7Na3) yang diguna-
Pengujian aktivitas antibakteri dalam pene- kan. Hasil sintesis menunjukkan bahwa penam-
litian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantita- bahan natrium sitrat dengan konsentrasi yang
tif. Uji kualitatif dilakukan sesuai dengan prose- semakin besar menyebabkan ukuran nanopartikel
dur penelitian Wahyudi, sedangkan uji kuantitatif perak yang terbentuk semakin kecil. Namun, uku-
menggunakan metode Shake flask sesuai dengan ran partikel yang semakin kecil belum tentu juga
prosedur yang dilakukan oleh Duran. Langkah- memiliki stabilitas yang baik. Hal tersebut dise-
langkah pengujian meliputi : babkan oleh suatu nanopartikel memiliki kecen-
Uji kualitatif dilakukan dengan merendam derungan untuk beraglomerasi. Partikel beruku-
cakram kertas kedalam koloid nanopartikel perak ran nanometer memiliki surface area spesifik yang
kemudian ditempelkan pada permukaan NA. NA sangat besar. Pada surface area yang besar ikatan
yang telah ditempeli cakram kertas diinkubasi kimia antar partikel membentuk dipol listrik yang
selama 24 jam pada temperatur 37°C. Hasil uji kuat sehingga dapat beraglomerasi. Oleh karena
kualitatif dapat dilihat dengan mengamati be- itu, stabilisator dalam sintesis nanopartikel perak
sarnya zona bening yang terbentuk disekitar memiliki peran yang sangat penting.
cakram kertas.6
Sintesis nanopartikel perak dengan kon-
Sedangkan pada uji kuantitatif, pemba-
sentrasi reduktor 0,5% dan 1,0% menghasilkan
lut luka yang telah dilapisi dan belum dilapisi
nanopartikel dengan distribusi ukuran partikel
nanopartikel perak dengan ukuran 1x1cm di-
yang cukup stabil. Hal tersebut terlihat pada
masukkan kedalam vial steril. Dalam vial steril
Gambar 1 dan 2 yang menunjukkan bahwa pada
tersebut kemudian ditambahkan 0,8 ml aquades
hari ke 0 dan hari ke 19 distribusi ukuran partikel
dan dikocok selama 10 menit. Setelah itu di-
tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
tambahkan NB sebagai media pertumbuhan

38
JURNAL MKMI, Maret 2014, hal 36-42

Sumber : Data Primer, 2013 Sumber : Data Primer, 2013

Gambar 1. Distribusi Ukuran Nanopartikel Gambar 2. Distribusi Ukuran Nanopartikel


Perak dengan Konsentrasi Na- Perak dengan Konsentrasi Natri-
trium Sitrat 0,5% pada 0 dan 19 um Sitrat 1% pada 0 dan 19 Hari
Hari Setelah Sintesis Setelah Sintesis

Berbeda dengan sintesis nanopartikel dengan


konsentrasi reduktor 1,5% yang memiliki perbe-
daan cukup signifikan sehingga dapat dikatakan
tidak stabil seperti pada Gambar 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uku-
ran rata-rata nanopartikel perak pada hari ke 0
lebih besar dari ukuran rata-rata nanopartikel
perak pada hari ke-19. Hal tersebut disebabkan
pada hari ke-19 nanopartikel perak telah ber-
aglomerasi bahkan membentuk lapisan meng-
kilap khas perak pada dasar vial. Oleh karena itu,
pada saat akan dianalisis dengan PSA nanopar- Sumber : Data Primer, 2013
tikel perak pada hari ke-19 disaring terlebih da-
hulu agar partikel perak yang besar tidak meng- Gambar 3. Distribusi Ukuran Nanopartikel
ganggu proses analisis. Perak dengan Konsentrasi Na-
trium Sitrat 1,5% pada 0 dan 19
Ketika kain pembalut luka diujikan terha- Hari Setelah Sintesis
dap bakteri Eschericia coli, presentase reduksi
bakteri tertinggi terdapat pada kain pembalut luka persebaran nanopartikel perak diduga lebih mera-
yang telah direndam dalam koloid nanopartikel ta dan lebih kuat menempel pada serat kain. Oleh
perak selama 36 jam. Presentase reduksi bakteri karena itu, pada perendaman 36 jam aktivitas
tersebut mencapai 100%. Sedangkan kain pem- antibakteri menjadi lebih hebat dibandingkan de-
balut luka dengan durasi perendaman 12 dan ngan perendaman 12 dan 24 jam.
24 jam dalam koloid nanopartikel perak secara
berturut-turut memiliki presentase reduksi bak- PEMBAHASAN
teri sebesar 97,54% dan 99,59% (Tabel 1). Prinsip koloid nanopartikel perak yang di-
Hal serupa juga terlihat pada uji kain pem- lakukan pada penelitian ini adalah dengan cara
balut luka terhadap bakteri Bacillus subtilis, dan menambahkan tetes demi tetes larutan pereduktor
Staphylococcus aureus. Presentase reduksi bak- sekaligus penstabil, natrium sitrat ke dalam laru-
teri tertinggi terdapat pada kain pembalut luka tan AgNO3 yang telah mendidih. Reaksi kimia
yang telah direndam dalam koloid nanopartikel yang terjadi:
perak selama 36 jam. Pada perendaman 36 jam

39
Harits Atika Ariyanta : Preparasi Nanopartikel Perak dengan Metode Reduksi

Tabel 1. Hasil Uji Kuantitatif Aktivitas Antibakteri Kain Pembalut Luka yang Dilapisi Nanopar-
tikel Perak terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli, Bacillus subtilis, dan Staphy-
lococcus aureus
Lama Perendaman B (koloni) A (koloni) % Reduksi
No.
(jam) SA EC BS SA EC BS SA EC BS
1. 12 298 244 247 15 6 25 94,97 97,54 89,88
2. 24 298 244 247 4 1 2 98,66 99,59 99,19
3. 36 298 244 247 2 0 0 99,33 100 100
Rata-rata 97,65 99,04 96,35
Sumber : Data Primer, 2013
Keterangan :
[A] = Jumlah Koloni bakteri setelah diberi kain pembalut luka yang dilapisi nanopartikel perak
[B] = Jumlah Koloni bakteri setelah diberi kain pembalut luka yang tidak dilapisi nanopartikel perak

4Ag+ + C6H5O7Na3 + 2H2O Setelah waktu berjalan ±9 menit dari penetesan


natrium sitrat terakhir, reaksi yang terjadi adalah
perubahan warna larutan secara bertahap menjadi
4Ag0 + C6H5O7H3 + 3 Na++ H++O2 kuning pucat hingga kuning kemerahan. Warna
tersebut merupakan karakteristik dari koloid
Berdasarkan energi potensial reduksinya nanopartikel perak.7
maka reaksi di atas dapat dituliskan sebagai beri- Kestabilan larutan koloid nanopartikel
kut: perak dapat diketahui dari terjadinya perubahan
puncak serapannya. Jika terjadi pergeseran pun-
Ag+ + 1e → Ag Eo=0,799 cak serapan ke panjang gelombang yang lebih be-
4H+ + O2+ 4e → 2H2O Eo=1,224 sar menunjukkan bahwa kestabilan larutan koloid
nanopartikel perak rendah dikarenakan telah ter-
Eo sel= Eo reduksi- Eo oksidasi jadi peristiwa aglomerasi. Hasil pengukuran ko-
Eo sel= 0,779- 1,224 loid nanopartikel perak dari hasil sintesis meng-
Eo sel= -0,445 gunakan variasi konsentrasi reduktor (natrium
sitrat) hingga periode waktu 7 hari. Nanopartikel
Harga energi potensial sel yang negatif perak yang direduksi menggunakan natrium si-
menunjukkan bahwa reaksi di atas merupakan trat 0,5% dan 1% keduanya berhimpitan dan me-
reaksi tidak spontan. Oleh karena itu, seharusnya miliki puncak absorbansi diantara 418-419 nm.
reaksi tersebut tidak dapat berlangsung. Akan Keadaan ini menunjukkan bahwa koloid hasil
tetapi, reaksi antara ion Ag+ dan ion (C6H5O7)- sintesis relatif stabil. Natrium sitrat yang cende-
dapat membentuk kompleks [Ag+ ........ sitrat-] rung bermuatan negatif teradsorpsi oleh nanopar-
atau [Ag3(C6H5O7)n+1]3n- yang memiliki peran tikel perak, sehingga menimbulkan gaya tolak
lebih dominan dalam mereduksi ion Ag+ menjadi menolak diantara partikel perak dan mencegah
Ago secara perlahan sehingga reaksi tetap dapat terjadinya aglomerasi. Berbeda dengan nanopar-
berlangsung. Reaksi pembentukan kompleks di- tikel perak yang direduksi menggunakan natrium
tuliskan dalam reaksi berikut: sirat 1,5%, puncak bsorbansi bergeser pada 458-
459 nm. Hal ini terjadi karena dalam konsentrasi
Ag+ + e →Ago (1) perak nitrat yang sama, nanopartikel perak hasil
Ago + Ag+ →Ag2+ (2) reduksi yang dihasilkan lebih banyak. Sehingga
Ag+ + sitrat- → [Ag2+......sitrat-] (3) tumbukan antar partikel lebih sering terjadi dan
akhirnya teraglomerasi.8
Ketika penambahan tetes demi tetes laru- Penentuan ukuran nanopartikel perak serta
tan natrium sitrat dalam AgNO3 berakhir belum distribusinya dilakukan dengan menggunakan
ada perubahan yang tampak secara signifikan. Particle Size Analyzer (PSA) dan Transmis-
Larutan campuran masih jernih tidak berwarna.

40
JURNAL MKMI, Maret 2014, hal 36-42

sion Electron Microscope (TEM). Kedua alat ini dasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
menghasilkan data yang dapat saling melengkapi. bahwa nanopartikel perak pada penelitian ini
PSA menghasilkan data berupa distribusi ukuran mempunyai struktur Face Centered Cubic (FCC).
nanopartikel perak, tetapi nilai ketelitian PSA
lebih rendah daripada TEM. TEM dapat mem- KESIMPULAN DAN SARAN
perlihatkan morfologi dan diameter nanopartikel Konsentrasi reduktor yang mengahasilkan
perak dengan nilai ketelitian tinggi, tetapi hanya nanopartikel perak dengan ukuran paling kecil
dalam cuplikan sampel tertentu.9 dan stabil adalah natrium sitrat 1%. Hasil karak-
Dengan konsentrasi perak nitrat yang sama, terisasi meggunakan PSA menunjukkan distribusi
natrium sitrat dengan konsentrasi 1,5% mereduk- ukuran rata-rata nanopartikel perak terkecil 18,2
si lebih banyak Ag+ menjadi Ag0. Walaupun na- nm. Hasil karakterisasi dengan TEM menunjuk-
trium sitrat memiliki kemampuan sebagai stabi- kan ukuran diameter nanopartikel perak berdasar-
lisator, banyaknya Ag0 yang terbentuk membuat kan gambar morfologi nanopartikel peraknya.
tumbukan yang terjadi antar partikel lebih hebat Diameter nanopartikel terkecil yang diperoleh
sehingga terjadi aglomerasi. Sedangkan sintesis dari analisis ini adalah 7,36 nm. Selain itu, de-
nanopartikel perak yang menggunakan konsen- ngan TEM dapat dilihat bahwa nanopartikel perak
trasi natrium sitrat 0,5% membutuhkan waktu yang terbentuk memiliki struktur kristal face cen-
yang lebih lama untuk menstabilkan nanopartikel tered cubic (fcc) sesuai dengan data difraksinya.
perak yang terbentuk. Oleh karena itu, nanopar- Presentase reduksi bakteri Eschericia coli, Bacil-
tikel perak yang terbentuk mengalami aglomerasi lus subtilis, dan Staphylococcus aureus dalam
lebih cepat sehingga nanopartikel perak cende- durasi perendaman 36 jam secara berturut-turut
rung memiliki ukuran rata-rata partikel yang mencapai 100%, 100% dan 99,33%. Disarankan
lebih besar.10 kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan
Untuk mengetahui morfologi dan difraksi metode yang berbeda untuk mendapatkan proses
nanopartikel perak hasil sintesis, karakterisasi yang optimal.
dilanjutkan dengan menggunakan Transmission
Electron Microscope (TEM). Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan untuk karakterisasi TEM DAFTAR PUSTAKA
adalah nanopartikel perak yang direduksi meng- 1. Sileikaite, A, et al. Analysis of Silver
gunakan natrium sitrat 1%. Nanopartikel perak Nanoparticles Produced by Chemical Re-
tersebut digunakan karena berdasarkan data hasil duction of Silver Salt Solution. Materrials
UV-Vis dan PSA merupakan nanopartikel perak Science. 2006;12(4).
yang paling stabil dibandingkan dengan nanopar- 2. Guzman, M. G, Dille, J, Godet, S. Synthesis
tikel perak yang direduksi menggunakan natrium of Silver Nanoparticles by Chemical Reduc-
sitrat 0,5% dan 1,5%. Hasil foto TEM menunjuk- tion Method and Their Antibacterial Activity.
kan adanya korelasi dengan ukuran nanopartikel World Academy of Science. 2008;43:357-64.
perak yang dianalisis menggunakan PSA. Uku-
3. Haryono A, dkk. Sintesa Nanopartikel Perak
ran rata-rata nanopartikel perak yang terukur oleh
dan Potensi Aplikasinya. Jurnal Riset Indus-
PSA berkisar antara 26,4 – 30,6 nm. Hasil terse-
tri. 2008;2(3):155-63.
but mirip dengan hasil TEM yang menunjukkan
ukuran partikel mencapai 7,36 – 36,68 nm. 4. Mailu, S.N, Waryo, T.T. Determination of
Selain untuk melihat diameter nanopar- Anthracene on Ag-Au Alloy Nanoparticles/
tikel perak, karakterisasi TEM juga digunakan Overoxidized-Polypyrrole Composite Modi-
untuk mengetahui difraksinya. Berdasarkan pola fied Glassy Carbon Electrodes. Journal Sen-
difraksinya, struktur kristal nanopartikel perak sors. 2010;10(9449-9465).
dapat ditentukan secara teoritik dan eksperimen. 5. Duran, N, Marcato, P.D. Antibacterial Effect
Nilai m yang diperoleh dari hasil analisis data di- of Silver Nanoparticles Produced by Fungal
cocokkan dengan tabel penentuan struktur kristal Process on Textile Fabrics and Their Effluent
untuk mengetahui susunan struktur kristal. Ber- Treatment. Journal of Biomedical Nanotech-

41
Harits Atika Ariyanta : Preparasi Nanopartikel Perak dengan Metode Reduksi

nology. 2007;3:203-8.
6. Wahyudi, T, Sugiyana, Helmy. Sintesis
Nanopartikel Perak dan Uji Aktivitasnya Ter-
hadap Bakteri E. Coli dan S. Aureus. Arena
Tekstil. 2011;26(1):1-60.
7. Ismul, H. A, Sumariah, Mohtar dan Dah-
lan. Penentuan Struktur Kristal AlMg2 Alloy
dengan Difraksi Neutron. Berkala Fisika.
2011;12(2):41-8.
8. Sonia. Modifikasi Nanopartikel Perak de-
ngan Kitosan sebagai Pendeteksi Ion Logam
Berat [Skripsi]. Depok : Universitas Indone-
sia; 2012.
9. Haryono, A, Sondari, D, Harnami, S.B, Ran-
dy M. Sintesa Nanopartikel Perak dan Poten-
si Aplikasinya. Jurnal Riset Industri Online.
1999;2(3).
10. Handayani A, Mardiana, N.R, Syambarkah
A. Mobilisasi Nanopartikel Perak sebagai
Senyawa Antimikroba pada Kemasan Produk
Pangan [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian
Bogor; 2009.

42

Anda mungkin juga menyukai