Anda di halaman 1dari 7
KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNG. DAN DIREKTUR JENDERAL;PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGA KERJAAN NLAUT PP, 72/3/9-99 NOMOR, Kep. S07/BW/1999 TENTANG PEMERSKSAAN DAN PENGUJIAN TERHADAP PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT, PESAWAY UAP DAN BEJANA TEKAN YANG BERADA DE KAPAL DAN DI PELABUHAN. DIREKTUR JENDERAL PERIIUBUNGAN LAUT DAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN, bang : a. bahwa keselamatan dan keschatan kerja sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan pelaksanaannya harus diterapkan secara konsekwen; b. balwa pengawasan terhadap. kesclamatan kerja dalam penggunaan pesawat angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan yang berada di kapal dan di pelabuhan penanganannya perlu dioptimalkan dan pelaksanaannya perlu mengikutsertakan instansi pemerintah maupun sivasta; ©. bahwa sehubungan dengan tersebut huruf a dan b dipandang perl ‘mengatur tentang pemeriksaan dan pengujian terhadap pesawat angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan yang berada di kapal dan di pelabuhan dengan Keputusan Bersama antara Dircktur Jenderal Perhubungan Laut dan Direktur Jendeval Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Mengingat- 1: Undang-Undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonantie Stb. No. 225 tahun 1930); 2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja {Lembaran Negara RI tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2918); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran; (Lembaran Negara RI Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3493); . Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1996 tentang Kepelabuhanan; 10. nN 4, Peraturan Pemerintzh Nomor 56 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bemuk Perusshaan Umum (PERUM) Pelabuhan { menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), (Lemberan Negara Tahun 1991 Nomor 74); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1991 tentang Pengaliban Bentuk Peresahaan Umum (PERUM) Pelabuhan I menjadi Perusahaan Perseroen (Persero), (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 75); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan II menjadi Perusahaan Perseroon (Persero), (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomot 76); Peraturan Pemerinteh Nomor 59 Tahun 1991 tentang Pengaliban Bentuk Pervsahaan Umum (PERUM) Pelabuhan IV menjadi Perusahaan Perseroen (Persero), (Lembaran Negara Tahun 1991 ‘Nomor 77); Keputusan Presiden RI Nomor 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Susunan Organisasi dan Tata kerja Departemen; Peraturan Menteri Teriaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER- OI/MEN/1982 tentang Bejana Tekan; Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-OS/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut, naga Kerja Nomor PER-OMMEN/1988 tentang arat Operator Pesawat Uap; Peraturan Menteri Kwalifikasi dan Syarat-sy Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-O1/MEN/1989 tentang Kwalifikasi Operator Keran Angkat; Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-O2/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 tahun 1993 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Pelabuhan; Kepurusan Menteri Perltubungan Nomor KM. 41 tahun 1997 tentang Organisasi dan Tata kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Keputusan Menteri Nomor 26 tahun 1998 tentang Penye ean Pel shan Laut 19, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 27 tahun 1998 tentang Pengelolaaan Pelabuhan Khusus, 20. Keputusan Menteri Pethubungan Nomor 67 tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Administrator Pelabuhan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR = JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN TENTANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN TERHADAP PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT, PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN YANG BERADA DI KAPAL DAN DI PELABUHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Bersama ini yang dimaksud dengan 1. Pesawat angkat dan angkut adalah pesawat atau alat yang digunakan untuk memindalkan, mengangkat muatan secara vertikal dan atau horizontal di kapal dan di pelabuhan; i 2. Pesawat uap adalah kete! uap dan alat-alat fainnya yang secara lapgsung maupun tidak fangsung berhubungan atau tersambung dengan ketel wap yang diperuntukkan bekerja dengan tekanan yang lebih besar aiau lebih tingi daripada tekanan udara sekitarya; Bejana tekan adalah bejana selain pesawat uap yang di dalamanya terdapat tekanan udara yang melebihi daripada tekanan udara Ivar yang dipakai untuk menampung gas atau campuran gas termasuk udara yang dikempa; 4. Operator adalah tenaga kerja berkeablian Khusus untuk melayani pemakaian pesawat uap/keran angkat, dan angkut, 5. Badan Hukum Indonesia adalah Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang usahanya di bidang jasa keselamatan dan Kesehatan kerja untuk membantu Pelaksanaan pemenuhan syarat-svarat keselamatan dan kesebatan kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 6. Sertifikat Operator adalah surat keterangan berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh operator yang bersa 7. Surat Percobaan Jalan adalah surat keterangan dalam jangka waktu tertentu dan bersifat sementara yang dikeluarkan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian dengan basil baik; 8. Sertifikat Laik Pakai adalah surat keterangan dalam jangka waktu tertentu yang dikeluarkan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian dengan hasil baik; 9. Surat Ijin Mengoperasikan adalah surat keterangan yang diberikan kepada operator untuk mengoperasikan suatu alat tertentu. BAB I MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Keputusan Bersama ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi aparat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan dan aparat Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan, atau Badan Hukum indonesia yang ditunjuk dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dan pengujian terhadap pesawat angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan yang berada di kapal maupun di pelabuhan. Pasal 3 Keputusan Bersama ini bertyjuan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pemeriksean dan pengujian terhadap pesawat angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan beserta operatorya yang berada di kapal dan di pelabuhan secara terkoordinasi dan berkesinambungan diseluruh wilayah Indonesia. - BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 Ruang lingkup kerjasama ini meliputi kegiaton pemeriksaan dan pengujian serta sertifikasi terhadap semua pesawa! angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan yang berada di kapal dan di pelabuhan, termasuk pengujian terhadap operatomya. BABIV PELIMPAHAN DAN KEWENANGAN Pasal 5 (1) Direktur Jenderal Perobinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan memberikan wewenang kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut untuk melaksanakan pemeriksazn dan pengujian terhadap : pesawat angkat dan angkut beserta operatomya, pesawat uap beserta operatomya dan bejana tekan yang berada di kapal dan di pelabuhan; (2) Tethadap pesawat angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan basil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diterbitkan Surat Percobaan Jalan; (3) Tethadap operator yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diterbitkan sertifikat operator, (4) Tata cara pemeriksaan dan pengujian serta penerbitan Surat Percobaan Jalan dan Sertifikat Operator dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 6 (1) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) beserta dokumen pemeriksaan dan pengujian harus disampaikan pada Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan Surat Percobaan Jalan; - (2) Setelah menerima dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan akan menerbitkan Akte Ijin Penggunaan; (3) Setelah menerima dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal Perhubungan Laut akan menerbitkan Sertifikat Laik Pakai dan Sertifikat Operator; ~(4) Sertifikasi Laik Pakai dan Sertifikasi Operator sebagaimana dimaksud ayat (3) akan diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pethubungan Laut. (5) Surat Ijin Mengoperasikan Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, Pesawat Uap dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan. Pasal 7 (1) Untuk pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (I), Direktur Jenderal Perhubungan Laut dapat menunjuk Badan Hukum Indonesia yang memenuhi pérsyaratan sebagai berikut : a Memiliki tenaga ahli dibidang : keselamatan dan kesehatan kerja, perkapalan , fasilitas/peralatan pelabuhan dan pelatihan/pengujian operator, b. Memiliki kantor cabang di beberapa ibu kota propinsi teruiama di ibukota propinsi yang memiliki pelabuhan kelas 1; ¢. Memiliki peralatan pengujian yang cukup memadai untuk melakukan pengujian terhadap peralatan angkat, angkut dan operator, 4. Memiliki akseditasi untuk pengujian operator. (2) Penunjukan Badan Hukum Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (I) harus terlebih dahulu memperoleh rekomendasi dari Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, BABY PELAPORAN DAN EVALUASI Pasal Badan Hukum indonesia yang ditunjuk wajib menyampaikan laporan setiap bulaa tentang hasil pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan yang berada di kapal dan di pelabuhan kepada Dicektur Jenderal Perhubungan Laut dan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan. Pasal 9 (2). Untuk menjamin hasil guna dan daya guna pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut, pesawat uap dan bejana tekan yang berada di kapal dan di pelabuhan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut membentuk Tim Evaluasi dengan keanggotaan yang terdiri dari wakil-wakil Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ,Direktorat Jeuderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan dan instansi terkait (2). Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan evaluasi dalam jangka waktu setiap 3 (tiga) bulan sekali dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku pengawas Keputusan Bersama ini, Apabilaberdasorkan evaluasi dan pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dapat berjalan scbagaimana mestinya maka tim evalvasi dapat mengusulkan untuk meninjau kembali Keputusan Bersama ini. BAB VI PENGAWASAN Pasal 10 Pengawasan terhadap ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Bersama ini dilaksanakan oleb Direktur Jenderal Perhubungan Laut. BAB Vil PENUTUP Pasal 11 Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di : Jakarta pada tangal : 21 Desember 1999. DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN DIREKTUR JENDERAL HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PERHUBUNGAN LAUT PENGAWASQ\N KETENAGAKERJAAN Akoya MOHD.'SYAUFII SYAMSUDDIN AGUS RUDYANTO RUWADI ‘NIP. 160008975 NIP. 120046696 Salinan Keputusan Bersama ini disampaikan kepada Yth. Menteri Perhubungan: Memteri Tenaga Kerj Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan; Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja; Para KADIT di lingkungan DITJEN HUBLA; Para ADPEL dan KAKANPEL; Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I, Il, 111, dan 1V. Mausene

Anda mungkin juga menyukai