Anda di halaman 1dari 9

ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN ISLAM

Tugas Ini Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Dr. Mahariah, MA.

Disusun Oleh:

PAI- 2/ Sem II

Kelompok: 5
Adam Rahmadsyah Zein Hutasuhut (0301183278)
Namira Fitri Mahfirah (0301182183)
Samaria Nasution (0301183225)
Tiara At-Thahirah Nasution (0301181077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji serta syukur kepada Allah Subhanawata’ala yang


telah memberikan banyak kenikmatan, yaitu nikmat iman dan islam, serta nikmat kesehatan.
Karena atas nikmat-nikmat tersebut, penyusun dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wasallam
dan para sahabat-sahabatnya. Semoga dengan memperbanyak shalawat, kita mendapatkan
syafaat beliau di hari akhir kelak.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mahariah selaku Dosen Pengampu
pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Pada karya ilmiah ini, penyusun menyadari bahwa
tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah di waktu yang akan datang.
Penyusun berharap dengan selesainya tugas ini dapat bermanfaat serta menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Atas perhatian dan dukungan semua rekan, penyusun
mengucapkan terima kasih.

Medan, 06 Mei 2019

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan lebih daripada pengajran, karena pengajaran merupakan suatu proses


transfer ilmu. Aspek-aspek pendidikan memegang peranan penting dalam berjalannya alur
pendidikan dalam Islam pada hakikatnya pendidikan islam bertolak dari pemahaman terhadap
konsep manusia menurut Islam. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk pribadi
muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia, baik yang berbentuk
jasmaniyah ataupun rohaniyah, menumbuhsuburkan hubungan harmonis setiap pribadi
dengan Allah SWT, manusia dengan alam semesta. Tujuan pendidikan secara umum adalah
mewujudkan perubahan yang positif yang diharapkan akan adanya perubahan baik dalam
proses pembelajaran pendidikan baik dalam individu pribadinya, maupun pada lingkungan
sekitarnya, yang akan membawa kebahagiaaan hidup dunia dan akhirat.

Dari segi aspek materi didikannya, pendidikan Islam sekurang-kurangnya mencakup


pendidikan fisik, akal, agama (akidah dan syari’ah), akhlak, kejiwaan, rasa keindahan, dan
sosial kemasyarakatan. Berbagai aspek materi yang tercakup dalam pendidikan Islam tersebut
dapat dilihat dalam Al-qur’an dan As-sunah serta pendapat para ulama’. Pendapat lain
mengatakan bahwa materi pendidikan Islam itu pada prinsipnya ada dua, yaitu: materi
didikan yang berkenaan dengan masalah keduniaan dan materi didikan yang berkenaan
dengan keakhiratan. Hal ini didasarkan pada kandungan ajaran Islam yang mnegajarkan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Aspek pendidikan bersifat komperhensif berbagai aspek materi yang tercakup dalam
pendidikan islam tersebut dapat dilihat dalam Al-Quran dan Sunnah serta pendapat para
ulama.secara umum aspek-aspek dalam pendidikan terbagi dalam empat aspek yaitu: 1)
Aspek Pendidikan Keimanan, 2) Aspek Pendidikan Ahlak, 3) Aspek Intelektual, dan 4)
Aspek Sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aspek-Aspek Pendidikan Islam


1. Aspek Pendidikan Keimanan

Arti iman secara bahasa berasal dari kata ( ً‫ اِ ْي َما ن‬- ُ‫ ي ُْؤ ِمن‬- َ‫ )اَ َمن‬yang artinya percaya atau
yakin. Sebab itu orang yang beriman dikatakan orang yang percaya. Siapa yang percaya,
maka dia dikatakan beriman. Secara istilah syariat Islam, iman adalah membenarkan dengan
hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Ringkasnya, orang yang
beriman adalah orang yang percaya, mengaku, dan mengamalkannya. Tanpa ketiga syarat itu,
orang itu belum dapat dikatakan memiliki iman yang sempurna.1

Pendidikan akidah atau keimanan merupakan bagian dari pendidikan Islam. Aspek
pendidikan keimanan adalah penanaman jiwa beragama yang kokoh, meliputi akidah Islam
dalam arti yang sesungguhnya dan mampu melaksanakan perintah dan menjauhi
larangannya.2 Menurut Ulwan, pendidikan iman adalah mengikat anak dengann dasar-dasar
iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari’at sejak dari anak mulai mengerti dan dapat
memahami sesuatu.

Akidah atau keimanan merupakan aspek yang mendasar pada ajaran agama Islam.
Anshari dalam Syafaruddin berpendapat bahwa akidah secara bahasa berarti ikatan atau
sangkutan. Secara teknis dalam arkanul Islam, akidah yaitu: kepercayaan, keimanan, creed,
atau credo yang mencakup terhadap: 1) Iman kepada Allah, 2) Iman kepada Malaikat-
malaikatNya, 3) Iman kepada Kitab-kitabNya, 4) Iman kepada Rasul-rasulNya, 5) Iman
kepada hari akhir, dan 6) Iman kepada Qada dan Qadar.

Pengertian pendidikan keimanan menurut Anshari dalam Syafaruddin adalah


mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syariat sejak dari anak
mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu. Pendidikan keimanan yang ditanamkan kepada
anak dimulai pada waktu awal kelahiran yang terus dikembangkan sejak usia dini dan
dilanjutkan hingga tahap dewasa, yang berarti tidak boleh diputus ataupun dilupakan hingga
1
Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At-Tamimi, Iman dan Persoalannya, (: Gilira Timur, 2001), hal. 16
2
Haidar Purna Daulay, Pendidikan Islam dalam Persektif Filsafat, (Depok: Gema Insani, 2003), hal. 17
menjadi pegangan hidup dan hingga akhirnya menjadi keperluan mutlak dalam rangka
membina kepribadiannya dan menjadi muslim sejati. Firman Allah dalam Surah Al-Anfal
ayat 2:

َ‫ت َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتُهُ زَ ا َد ْتهُ ْم اِ ْي َما نًا َّو ع َٰلى َربِّ ِه ْم يَت ََو َّكلُوْ ن‬ ْ َ‫اِ نَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ ِا َذا ُذ ِك َر هللاُ َو ِجل‬
ْ َ‫ت قُلُوْ بُهُ ْم َو اِ َذ ا تُلِي‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal.

2. Pendidikan Akhlak

ٌ ‫ ) ُخ ْل‬yang berati adat, kebiasaan, perangai,


Akhlak secara bahasa berasal dari kata ( ‫ق‬
atau tabiat. Secara istilah, akhlak adalah suatu sifat atau perangai yang melekat pada diri
seseorang yang tercermin dari tindakan dan perbuatan orang tersebut dalam kehidupan sehar-
hari. Pendidikan akhlak menurut Ulwan dalam Syafaruddin adalah pendidikan mengenai
dasar-dasar moral dan keutamaan perangai,tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan
oleh anak sejak masa kanak-kanak hingga ia menjadi seorang mukallaf(footnote). Selain
pendidikan keimanan anak didik juga harus menerima pendidikan akhlak sebagai bagian dari
pendidikan Islam menurut As-Sayid dalam Syafaruddin akhlak merupakan fondasi yang
utama dalam kepribadian manusia seutuhnya. Akhlak yang baik merupakan muara bagi
pendidikan Islam keutamaan tertanamnya akhlak yang baik dijelaskan Al-Ghazali dalam
Syafaruddin mencakup terhadap: kebijaksanaan, keberanian, lapangan dada, dan keadilan.

Pembinaan akhlak yang baik dimulai dari keluarga yang dengan landasan tauhid
menjadikan sumber energi bagi ahlak keluarga para pendidik terutama ayah dan ibu
memberikan peranan besar terhadap tanggung jawab dalam mendidik anak dengan dasar-
dasar nilai kebaikan yang ditanamkan pada ahlak yang baik.Pendidikan ahlak dalam aspek
ajaran islam pada hakikatnya menurut Umari dalam Syafaruddin adalah berisikan tentang
nilai-nilai: 1) Arti baik dan buruk, 2) Menerangkan apa yang seharusnya dilakukan, 3)
Menunjukkan jalan untuk melakukan perbuatan, dan 4) Menyatakan tujuan di dalam
perbuatan. Dalam konteks ini, nilai-nilai akhlak yang menjadi tingkah laku atau perangai
seseorang merupakan sifat yang berurat berakar pada diri seseorang yang terbit dari padanya
amal perbuatan secara spontan.

Akhlak yang baik dikategorikan kepada nilai yang terpuji atau mahmudah dan akhlak
yang tercela atau mazmumah. Rasulullah merupakan contoh yang pertama dan utama dalam
mencontohkan nilai-nilai mahmudah yang wajib dicontoh oleh setiap muslim, sesuai firman
Allah dalam Al-qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:

‫لَقَ ْد َكا نَ لَ ُك ْم فِ ْي َر سُوْ ُل هللاِ اُ ْس َو ةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا نَ يَرْ جُوا هللاَ َو ْاليَوْ َم ا اْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هللاَ َكثِ ْي ًر ا‬

Artinya: “ Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulallah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yag mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang
banyak mengingat Allah”.

3. Pendidikan Intelektual dalam Islam


Intelektual dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerdas, berakal, atau
berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Sebagai mahluk yang diciptakan dengan
derajat yang paling tinggi, manusia diwajibkan untuk memahami pengetahuan dan
melakukan tindaklanjutan dari ilmu yang diterima salah satu aspek dalam pendidikan Islam
adalah aspek intelektual. Menurut Ulwan dalam Syafaruddin berpendapat bahwa pendidikan
intelektual adalah pembentukan dan pembinaan berpikir anak dengan segala sesuatu yang
bermanfaat, baik pada ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan modrenisasi maupun
kesadaran berpikir dan berbudaya sehingga ilmu, rasio, dan peradaban anak tersebut benar-
benar terbina.
Hak untuk berpikir dan menggali ilmu pengetahuan di perintahkan oleh Allah dalam
firman-Nya dalam surat Al-Alaq 1-5:

ِ ‫) عَلَّ َم ااْل‬٤( ‫) الَّ ِذ يْ عَلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬٣(‫) اِ ْق َر ْأ َو َر بُّكَ ااْل َ ْك َر ُم‬٢( ‫ق‬
ٍ َ‫ق ااْل ِ ْن َسا نَ ِم ْن َعل‬ َ ِّ‫اِ ْق َر ْأ بِا س ِْم َرب‬
َ َ‫ك الَّ ِذيْ خَ ل‬
َ َ‫) َخل‬١( ‫ق‬

)٥( ‫ْن َسا نَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬

Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (2) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Perintah membaca pada surah tersebut mendorong manusia untuk menghasilkan


kreativitas dalam berbagai bidang pengetahuan yang nantinya diharapkan kelak akan dengan
mudah memecahkan masalah yang dihadapi. Ilmu yang diterima akan menghasilkan kegiatan
belajar mengajar dan dalam proses tersebut akan menggunakan metode-metode pembelajaran
melalui penyelidikan dan bermanfaat untuk memperkuat iman. Ghulsyani dalam Syafaruddin
menjelaskan beberapa manfaat ilmu bagi seorang muslim dalam mendekatkan diri kepada
Allah, yaitu:

1) Ilmu dapat meningkatkan pengetahuannya akan Allah SWT,


2) Ilmu dengan efektif dapat membantu mengembangkan masyarakat Islam dalam
merealisasikan tujuan-tujuannya,
3) Ilmu yang digunakan dapat membimbing orang lain,
4) Ilmu dapat memecahkan berbagai problema masyarakat manusia.

Pada setiap anak selalu ada keinginan untuk menjalin pertemanan yang merupakan
alat untuk anak melakukan interaksi sosial yang biasa dilakukannya di lingkungan pendidikan
ataupun di lingkungan sekitar rumah. Hal ini perlu didorong sejak awal dalam proses
pendidikan Islam dan dari proses ini akan timbulnya rasa persaudaraan yang disebut
ukhuwah Islamiyah ialah ukhuwah yang bersifat Islami atau diajarkan oleh Islam seperti yang
dijelaskan oleh Shihab dalam Syafaruddin, ukhuwah Islamiyah akan terwujud bila umat
Islam secara konsisten berada dalam kesucian akidah dengan cara menghindari perilaku
ataupun sifat yang dapat merusak persaudaraan seperti; suuzzhon, memperolok sesama
muslim dan akhlak tercela yang lainnya.

4. Pendidikan sosial dalam Islam


a. Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah menurut Al-Quran merupakan asas bagi pengembangan


kerjasama untuk mencapai kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan
akhirat.Menurut Shihab dalam Syafaruddin ada empat persaudaraan dalam islam yaitu:

1) Ukhuwah Ubudiyah (Persaudaraan kesamakhlukan dan kesetundukan kepada Allah)


2) Ukhuwah Insaniyah (Persaudaraan seluruh umat manusia sebagai mahluk ciptaan
Allah yang mulia, karena itu manusia sebenarnya bersaudara.
3) Ukhuwah Wathoniyah wa an-nasab (Persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan)
4) Ukhuwah fi Din al-Islam (Persaudaraan antara sesama muslim).

Konsekuensi dari ukhuwah Islamiyah itu adalah harus di cerminkan kaum muslimin
di muka bumi ini untuk bersatu dalam islam dengan melepaskan latar belakang apapun yang
ada pada diri kaum muslimin tersebut. Sebab umat islam di ikat oleh kesamaan akidah
Islamiyah.berarti ukhuwah Islamiyah menuntut kita untuk memiliki rasa solidaritas dan
mewujudkan kerja sama sesama muslim. Untuk menciptakan persatuan islam bukan lah
membiarkan kelompok-kelompok penyatu dalam kubu Islam maupun mentolerir
penyimpangan akidah, namun persatuan islam yang hakiki akan terwujud apabila umat islam
mau berpegang pada tali agama Allah dan tidak bercerai berai.

Tegasnya persatuan Islam harus di bangun untuk tujuan dan sasaran mulia. Sebuah
tujuan yang di dasarkan atas kesucian akidah tauhid dan memperjuangkan pencapaian
keridhaan Allah SWT. Individu dan masyarakat dalam Islam menjadi kesatuan yang di
bangun atas fondasi akidah tauhid yang kokoh untuk mencapai kemenangan dan keselamatan.

b. Pendidikan Sosial
Salah satu tanggung jawab pendidikan dalam Islam ialah memberikan pendidikan
sosial kepada anak tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan mulia. Mengacu
kepada Ulwan: ”Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak kecil agar terbiasa
menjalankan adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada
akidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam agar di dalam
masyarakat nanti anak akan terbiasa tampil dengan pergaulan dan adat yang baik,
keseimbangan akal yang matang dan tindakan bijaksana”.
Untuk membentuk perangai dan kepribadian anak dalam kehidupan sosial adalah
membiasakan anak sejak kecil mengadakan pengawasan dan kritik sosial, membina setiap
individu dalam pergaulan, memberi nasehat kepada anak bila menyimpang dalam perilaku.
Jadi tanggung jawab dalam pengawasan dan kritik sosial sebagai bagian pendidikan sosial
dalam Islam adalah mencakup :
1. memilihara pendapat umum sebagai implementasi amar ma’ruf dan nahi munkar
kepada seluruh umat manusia. Tugas ini sebagai tugas sosial muslim sesuai keadaan,
kesanggupan dan keimanan masing-masing.
2. Dasar-dasar yang berlaku dalam memelihara pendapat umum, yaitu: (a) perbuatan
harus sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasulallah, (b) keingkaran yang di cegah
merupakan kesepakatan ulama, (c) mengikuti tahapan di dalam kemunkaran, (d) harus
bersifat lembut dan berakhlak mulia, dan (e) sabar dalam menghadapi penganiayaan.
3. Selalu mengingat sikap-sikap para ulama salaf, yaitu berani melaksanakan amar
ma’ruf dan nahi munkar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan akidah atau keimanan merupakan bagian dari pendidikan Islam.


Pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-
dasar syari’at sejak dari anak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu. Akidah atau
keimanan merupakan aspek yang mendasar pada ajaran agama Islam.

Pembinaan akhlak yang baik dimulai dari keluarga yang dengan landasan tauhid
menjadikan sumber energi bagi ahlak keluarga para pendidik terutama ayah dan ibu
memberikan peranan besar terhadap tanggung jawab dalam mendidik anak dengan dasar-
dasar nilai kebaikan yang ditanamkan pada ahlak yang baik.

Pendidikan intelektual adalah pembentukan dan pembinaan berpikir anak dengan


segala sesuatuyang bermanfaat,ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan
modrenisasi serta kesadaran berpikir dan berbudaya sehingga ilmu, rasio dan peradaban
anak benar-benar terbina.

Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab
sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada akidah Islamiyah
yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam agar di dalam masyarakat nanti anak
akan terbiasa tampil dengan pergaulan dan adat yang baik, keseimbangan akal yang
matang dan tindakan bijaksana.

A. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar pembaca termasuk pada kelompok
kami sendiri lebih dapat memahami mengenai “Aspek-Aspek Pendidikan Islam”. Oleh
sebab itu, jangan pernah lelah untuk menjalankan pendidikan dalam kehidupan kita,
karena agama Islam berprinsip bahwa pendidikan manusia berakhir setelah ia meninggal.

Anda mungkin juga menyukai