Tugas Ini Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
PAI- 2/ Sem II
Kelompok: 5
Adam Rahmadsyah Zein Hutasuhut (0301183278)
Namira Fitri Mahfirah (0301182183)
Samaria Nasution (0301183225)
Tiara At-Thahirah Nasution (0301181077)
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mahariah selaku Dosen Pengampu
pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Pada karya ilmiah ini, penyusun menyadari bahwa
tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah di waktu yang akan datang.
Penyusun berharap dengan selesainya tugas ini dapat bermanfaat serta menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Atas perhatian dan dukungan semua rekan, penyusun
mengucapkan terima kasih.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek pendidikan bersifat komperhensif berbagai aspek materi yang tercakup dalam
pendidikan islam tersebut dapat dilihat dalam Al-Quran dan Sunnah serta pendapat para
ulama.secara umum aspek-aspek dalam pendidikan terbagi dalam empat aspek yaitu: 1)
Aspek Pendidikan Keimanan, 2) Aspek Pendidikan Ahlak, 3) Aspek Intelektual, dan 4)
Aspek Sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Arti iman secara bahasa berasal dari kata ( ً اِ ْي َما ن- ُ ي ُْؤ ِمن- َ )اَ َمنyang artinya percaya atau
yakin. Sebab itu orang yang beriman dikatakan orang yang percaya. Siapa yang percaya,
maka dia dikatakan beriman. Secara istilah syariat Islam, iman adalah membenarkan dengan
hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Ringkasnya, orang yang
beriman adalah orang yang percaya, mengaku, dan mengamalkannya. Tanpa ketiga syarat itu,
orang itu belum dapat dikatakan memiliki iman yang sempurna.1
Pendidikan akidah atau keimanan merupakan bagian dari pendidikan Islam. Aspek
pendidikan keimanan adalah penanaman jiwa beragama yang kokoh, meliputi akidah Islam
dalam arti yang sesungguhnya dan mampu melaksanakan perintah dan menjauhi
larangannya.2 Menurut Ulwan, pendidikan iman adalah mengikat anak dengann dasar-dasar
iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari’at sejak dari anak mulai mengerti dan dapat
memahami sesuatu.
Akidah atau keimanan merupakan aspek yang mendasar pada ajaran agama Islam.
Anshari dalam Syafaruddin berpendapat bahwa akidah secara bahasa berarti ikatan atau
sangkutan. Secara teknis dalam arkanul Islam, akidah yaitu: kepercayaan, keimanan, creed,
atau credo yang mencakup terhadap: 1) Iman kepada Allah, 2) Iman kepada Malaikat-
malaikatNya, 3) Iman kepada Kitab-kitabNya, 4) Iman kepada Rasul-rasulNya, 5) Iman
kepada hari akhir, dan 6) Iman kepada Qada dan Qadar.
َت َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتُهُ زَ ا َد ْتهُ ْم اِ ْي َما نًا َّو ع َٰلى َربِّ ِه ْم يَت ََو َّكلُوْ ن ْ َاِ نَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ ِا َذا ُذ ِك َر هللاُ َو ِجل
ْ َت قُلُوْ بُهُ ْم َو اِ َذ ا تُلِي
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal.
2. Pendidikan Akhlak
Pembinaan akhlak yang baik dimulai dari keluarga yang dengan landasan tauhid
menjadikan sumber energi bagi ahlak keluarga para pendidik terutama ayah dan ibu
memberikan peranan besar terhadap tanggung jawab dalam mendidik anak dengan dasar-
dasar nilai kebaikan yang ditanamkan pada ahlak yang baik.Pendidikan ahlak dalam aspek
ajaran islam pada hakikatnya menurut Umari dalam Syafaruddin adalah berisikan tentang
nilai-nilai: 1) Arti baik dan buruk, 2) Menerangkan apa yang seharusnya dilakukan, 3)
Menunjukkan jalan untuk melakukan perbuatan, dan 4) Menyatakan tujuan di dalam
perbuatan. Dalam konteks ini, nilai-nilai akhlak yang menjadi tingkah laku atau perangai
seseorang merupakan sifat yang berurat berakar pada diri seseorang yang terbit dari padanya
amal perbuatan secara spontan.
Akhlak yang baik dikategorikan kepada nilai yang terpuji atau mahmudah dan akhlak
yang tercela atau mazmumah. Rasulullah merupakan contoh yang pertama dan utama dalam
mencontohkan nilai-nilai mahmudah yang wajib dicontoh oleh setiap muslim, sesuai firman
Allah dalam Al-qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:
لَقَ ْد َكا نَ لَ ُك ْم فِ ْي َر سُوْ ُل هللاِ اُ ْس َو ةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا نَ يَرْ جُوا هللاَ َو ْاليَوْ َم ا اْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هللاَ َكثِ ْي ًر ا
Artinya: “ Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulallah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yag mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang
banyak mengingat Allah”.
ِ ) عَلَّ َم ااْل٤( ) الَّ ِذ يْ عَلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم٣() اِ ْق َر ْأ َو َر بُّكَ ااْل َ ْك َر ُم٢( ق
ٍ َق ااْل ِ ْن َسا نَ ِم ْن َعل َ ِّاِ ْق َر ْأ بِا س ِْم َرب
َ َك الَّ ِذيْ خَ ل
َ َ) َخل١( ق
Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (2) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Pada setiap anak selalu ada keinginan untuk menjalin pertemanan yang merupakan
alat untuk anak melakukan interaksi sosial yang biasa dilakukannya di lingkungan pendidikan
ataupun di lingkungan sekitar rumah. Hal ini perlu didorong sejak awal dalam proses
pendidikan Islam dan dari proses ini akan timbulnya rasa persaudaraan yang disebut
ukhuwah Islamiyah ialah ukhuwah yang bersifat Islami atau diajarkan oleh Islam seperti yang
dijelaskan oleh Shihab dalam Syafaruddin, ukhuwah Islamiyah akan terwujud bila umat
Islam secara konsisten berada dalam kesucian akidah dengan cara menghindari perilaku
ataupun sifat yang dapat merusak persaudaraan seperti; suuzzhon, memperolok sesama
muslim dan akhlak tercela yang lainnya.
Konsekuensi dari ukhuwah Islamiyah itu adalah harus di cerminkan kaum muslimin
di muka bumi ini untuk bersatu dalam islam dengan melepaskan latar belakang apapun yang
ada pada diri kaum muslimin tersebut. Sebab umat islam di ikat oleh kesamaan akidah
Islamiyah.berarti ukhuwah Islamiyah menuntut kita untuk memiliki rasa solidaritas dan
mewujudkan kerja sama sesama muslim. Untuk menciptakan persatuan islam bukan lah
membiarkan kelompok-kelompok penyatu dalam kubu Islam maupun mentolerir
penyimpangan akidah, namun persatuan islam yang hakiki akan terwujud apabila umat islam
mau berpegang pada tali agama Allah dan tidak bercerai berai.
Tegasnya persatuan Islam harus di bangun untuk tujuan dan sasaran mulia. Sebuah
tujuan yang di dasarkan atas kesucian akidah tauhid dan memperjuangkan pencapaian
keridhaan Allah SWT. Individu dan masyarakat dalam Islam menjadi kesatuan yang di
bangun atas fondasi akidah tauhid yang kokoh untuk mencapai kemenangan dan keselamatan.
b. Pendidikan Sosial
Salah satu tanggung jawab pendidikan dalam Islam ialah memberikan pendidikan
sosial kepada anak tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan mulia. Mengacu
kepada Ulwan: ”Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak kecil agar terbiasa
menjalankan adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada
akidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam agar di dalam
masyarakat nanti anak akan terbiasa tampil dengan pergaulan dan adat yang baik,
keseimbangan akal yang matang dan tindakan bijaksana”.
Untuk membentuk perangai dan kepribadian anak dalam kehidupan sosial adalah
membiasakan anak sejak kecil mengadakan pengawasan dan kritik sosial, membina setiap
individu dalam pergaulan, memberi nasehat kepada anak bila menyimpang dalam perilaku.
Jadi tanggung jawab dalam pengawasan dan kritik sosial sebagai bagian pendidikan sosial
dalam Islam adalah mencakup :
1. memilihara pendapat umum sebagai implementasi amar ma’ruf dan nahi munkar
kepada seluruh umat manusia. Tugas ini sebagai tugas sosial muslim sesuai keadaan,
kesanggupan dan keimanan masing-masing.
2. Dasar-dasar yang berlaku dalam memelihara pendapat umum, yaitu: (a) perbuatan
harus sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasulallah, (b) keingkaran yang di cegah
merupakan kesepakatan ulama, (c) mengikuti tahapan di dalam kemunkaran, (d) harus
bersifat lembut dan berakhlak mulia, dan (e) sabar dalam menghadapi penganiayaan.
3. Selalu mengingat sikap-sikap para ulama salaf, yaitu berani melaksanakan amar
ma’ruf dan nahi munkar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembinaan akhlak yang baik dimulai dari keluarga yang dengan landasan tauhid
menjadikan sumber energi bagi ahlak keluarga para pendidik terutama ayah dan ibu
memberikan peranan besar terhadap tanggung jawab dalam mendidik anak dengan dasar-
dasar nilai kebaikan yang ditanamkan pada ahlak yang baik.
Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab
sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada akidah Islamiyah
yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam agar di dalam masyarakat nanti anak
akan terbiasa tampil dengan pergaulan dan adat yang baik, keseimbangan akal yang
matang dan tindakan bijaksana.
A. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar pembaca termasuk pada kelompok
kami sendiri lebih dapat memahami mengenai “Aspek-Aspek Pendidikan Islam”. Oleh
sebab itu, jangan pernah lelah untuk menjalankan pendidikan dalam kehidupan kita,
karena agama Islam berprinsip bahwa pendidikan manusia berakhir setelah ia meninggal.