Oleh
Kelompok II :
Dosen Pengampuh :
Ns. Welly, M.Kep
PRODI KEPERAWATAN
STIKes ALIFAH PADANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
seluruh rahmat dan nikmatnya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah Karya Ilmiah yang berjudul “Askep Penggunaan Alkohol dan
Kenakalan Remaja”. Penulis sadar masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki
dalam membuat makalah ini.
Dapat kesempatan ini, penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Peyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1. Tujuan Umum.................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
A.Kesimpulan.........................................................................................................13
B.Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
bermotor atau yang lazim disebut sebagai “geng motor” di wilayah Kota Bandung saat ini
sudah menjurus pada tindakan anarkis dan kriminal. Berbagai peristiwa tindak kekerasan
yang dilakukan oleh anggota geng motor tersebut semakin menunjukan eskalasi yang justru
meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini sangat memprihatinkan sebab tindakan brutal dan
cenderung kriminal ini justru dilakukan oleh generasi muda yang notabene-nya adalah
pelajar.
1.2 Tujuan
Bagaimana askep keluarga yang berhubungan dengan alkohol dan kenakalan remaja?
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa mampu mengetahui askep keluarga yang berhubungan dengan alkohol
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang
Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang
atau lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di
satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran
8
2. CIRI-CIRI KELUARGA
a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi,
2008)
tangga.
gotong royong.
3. STRUKTUR KELUARGA
c) berfikiran positif.
a) Karakteristik pengirim
yang
menerima
umpan balik.
b) Karakteristik penerima
validasi.
b. Struktur Peran
sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini
tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
c. struktur kekuatan
1) Legimati power
bahwa
mengontrol
2) Referent power
lain karena
seorang
diterima oleh
kepatuhan
4) Coercive power
dengan
5) Affectif power
atau
suami
istri.
d. Nilai-nilai keluarga
secara
sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya.
perkembangan norma
masyarakat
kumpulan dari
dengan tujuan
4. TIPE KELUARGA
3) Commune Family
anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
6) Cohibiting Couple
7) Group-Marriage Family
11) Gang.
5. FUNGSI KELUARGA
sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
keluarga/ masyarakat.
tercapai.
anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang
tuanya.
dapat terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di
c. Fungsi Reproduksi
keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri,
perubahannya.
keluarga
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
social.
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
kegiatan).
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
keluarga.
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
2) Mempertahankan keintiman.
anaknya.
anaknya.
perkembangan keluarga.
pemecahannya.
tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja
dengan baik.
secara keseluruhan.
masalah :
kesehatan sendiri.
c) Menderita hipertensi.
untuk digugurkan.
Geng diartkan sebagai sekelompok anak muda yang secara kolektif terlibat
dalam perilaku kenakalan (Siegel&Senna, 1997). Dalam geng juga terdapat
struktur dan organisasi seperti adalanya pemimpin geng, pembagian kerja, aturan,
ritual, dan kepemilikan (seperti daerah teritori dan senjata). Malcom Klein dalam
Siegel menyebutkan, ada dua faktor yang menjadi inti konsep ‘geng remaja’
yaitu:
1. Anggota geng memiliki identitas yang menunjukan statusnya sebagai
anggota geng, menggunakan pembendaharaan kata, pakaian, tanda-tanda,
warna, dan simbol-simbol tertentu. Anggota geng memposisikan diri
terpisah dari masyarakat dan dianggap sebagai kesatuan yang berbeda
dari anggota masyarakat. Sekali mereka mendapatkan label geng,
anggota geng serta merta akan menerima label itu dan menciptakan
kebanggan dari status yang dilabelkan tersebut.
2. Ada semacam komitmen untuk melakukan aktivitas kriminal, meskipun
anggota geng yang melakukan aktivitas kriminal menggunakan sebagian
besar waktunya pada aktivitas-aktivitas non krimininal.
Geng merupakan sebuah transformasi dari klik (cliques) yang terdiri dari
sekumpulan orang yang satu sama lain dapat memberi dukungan, jaminan,
perlindungan, arah, dan status. Klik ini menyediakan basis social dan emosional
anggotanya untuk melakukan aktivitas-aktivitas anti sosial termasuk tindakan-
tindakan kriminal, atau penggunaan narkoba.
Perilaku agresif yang cenderung merusak (destruktif) yang sering terjadi saat ini,
terutama tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja yang tergabung dalam
keanggotaan geng motor, bukanlah perilaku yang muncul secara spontan tanpa
penyebab. Dalam penelitian ini menggali mengenai berbagai motivasi atau faktor
keluarga sebagai penyebab individu/remaja tergabung dalam suatu komunitas
yaitu geng motor yang kemudian memunculkan sikap yang agresif. Berikut adalah
uraiannya. Faktor keluarga terdiri dari struktur keluarga, fungsi keluarga, dan
status sosial-ekonomi keluarga anggota geng motor.
Fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan menjadi faktor yang lebih
jelas sebagai penyebab remaja masuk dalam kelompok geng motor dibanding
dengan faktor lainnya. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Laub & Sampson (1997) yaitu bahwa kualitas kehidupan keluarga termasuk
pengawasan, kelekatan dengan orang tua, dan disiplin merupakan faktor yang jauh
lebih menentukan dalam memprediksi perilaku menyimpang atau tidak dibanding
faktor struktur keluarga. Lemahnya fungsi keluarga lebih banyak pada sisi
kurangnya perhatian, pengabaian, dan persoalan kontrol.
Responden yang berpendapat tentang keutuhan keluarga anggota geng
motor lebih menunjukan kondisi keluarga yang kurang utuh, meskipun ukuran
keluarga mereka termasuk kecil. Besar atau kecilnya ukuran keluarga ternyata
tidak merupakan faktor yang mempunyai efek besar terhadap dorongan remaja
untuk masuk dalam kelompok geng motor. Impact negatif justru turun dari fungsi
keluarga yang lagi ideal untuk perkembangan anak.
Pada persoalan mengatur, seringkali pendekatan oang tua dianggap tidak
tepat oleh anak remaja. Orang tua yang tidak mengembangkan relasi dialog
dengan mereka cenderung gagal dalam menerapkan aturan. Banyak anak yang
merasa banyak aturan di rumah yang menekan mereka. ”ya mengekang ada,
karena orang tua banyak aturan jadi bikin kesel juga,beda kalau pas masuk genk
motor bebas lah gak ada aturan.” (GM 1 Bandung 14 Juli 2011). Demikian yang
dikatakan salah satu anggota geng motor terkait aturan di rumah yang diterapkan
orang tuanya. Kondisi komunikasi keluarga yang diktator ternyata memang tidak
baik, akan tetapi kontrol yang terlalu lemah pun bisa membuat anak merasa bebas
tanpa aturan yang membatasi.
Sejalan dengan sistem kontrol keluarga terhadap perilaku anak, ternyata
keharmonisan hubungan dalam keluarga juga berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Terbukti dengan pernyataan dari responden yang
menunjukan bahwa hubungan yang tidak harmonis antara remaja dengan
keluarganya. seseorang akan merasa nyaman apabila dihargai dalam
lingkungannya begitupun sebaiknya, ketika seseorang merasa tidak dihargai
dalam satu lingkungan dia akan mencari lingkungan yang lebih nyaman walaupun
negatif.
Faktor lainnya adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap anak dan
lebih sibuk bekerja yang dapat menyita waktu bersama pekerjaannya
dibandingkan berkumpul di rumah. Orang tua yang terlalu sibuk mulai tidak
mengetahui kebiasaan-kebiasaan anak-anak mereka dan begitupun
sebaliknya, hal ini dikarenakan tidak ada waktu bagi mereka untuk
bersama. Jawaban yang muncul dari responden pun ternyata menunjukan
bahwa memang latar belakang orang tua responden adalah orang yang
sibuk dalam kerja.
Mengenai keadaan ekonomi keluarga, nampaknya status ekonomi
bukanlah faktor penyebab utama dari seorang remaja memasuki kelompok
geng motor. Beberapa anggota geng memiliki orang tua dengan status
PNS, pegawai BUMN, ada pula yang anggota dewan. Dengan demikian
faktor kemiskinan bukan penentu utama mereka memasuki kelompok geng
motor.
Mengidentifikasi potensi atau kekuatan yang dimiliki anggota geng
motor penting dilakukan karena faktor-faktor kekuatan dari kelompok
yang bermasalah seringkali terabaikan dibanding mengidentifikasi
keluasan masalahnya sehingga upaya pemberian perlakuan pada
penyandang masalah dalam rangka penyelesaian lebih kental
menggunakan cara pandang patologis. Resiko efek buruk labeling,
perspesi kelompok bermasalah sebagai kelompok yang sakit dan tidak bisa
diperbaiki lagi adalah sekian dari resiko absennya mengidentifikasi potensi
ini. Dibalik pemberitaan dan pengetahuan yang miring, dibalik itu mereka
memiliki ide-ide potensial yang dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk
keluar dari masalah. Mereka ternyata juga melakukan counter pada idea-
idea anti social dan kriminal.
Peran orang tua terbatas hanya ketika anak berada dirumah, oleh
karena itu lembaga-lembaga juga perlu memeperhatikan perkembangan
anak. Sekolah diharapkan mampu memahami apa persolan psikososial
siswa dan mendeteksi sejak awal kecenderungan perilaku siswa yang
menyimpang sehingga upaya pencegahan untuk tidak terlibat kegiatan
kriminal bisa dilakukan. Kemampuan staf sekolah dalam mendeteksi
36
kecenderungan perilaku siswa yang anti sosial sangat penting oleh karena
itu dibutuhkan staf sekolah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
memadai untuk melakukan pembimbingan pada siswanya.
37
14. Penyalahgunaan Alkohol Pada Remaja
1. Pengertian
Salim, 2002).
dengan tertib. Ada lebih dari 60 jenis penyakit yang merupakan efek
38
2) Pusing, kulit menjadi merah, merasa gembira dan rileks
sadarkan diri.
system syaraf.
a. Faktor keluarga
tidak baik, tidak ada perhatian cinta dan kasih sayang, tidak
lingkungan sekitarnya.
39
anak akan menganggap kejahatan atau perbuatan asusila
3) Keadaan di sekolah
4) Pendidikan
40
PENGKAJIAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.P
A. DATA UMUM
( 18 Januari pukul 19.30 WIB )
1. Nama KK : Tn. R
2. Usia : 46 tahun
3. Alamat : Desa Selokerto TR 3 RW 1 Kec. Sempor, Kab.
Kebumen
4. Pekerjaan KK : Wiraswasta
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi Keluarga
NO Nama Umur Jenis Kelamin Hub. Dg KK Pendidikan
1 Ny. W 46 th P Istri
SD
2 Sdr. T 24 th L Anak
STM
3 Sdr. N 21 th L Anak
STM
4 An. A 14 th L Anak
SD
5 An. R 11 th L Anak
SD
6 Ny. S 70 th P Nenek
Tidak sekolah
7. Genogram:
41
: Laki-laki hidup x : Sudah
meningggal
8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. R adalah The Extended Family yaitu dalam satu rumah terdiri dari
ayah, ibu dan anak diatambah nenek.
Ditinjau dari segi ekonomi pada keluarga Tn. R tergolong sedang/cukup. Tn. R
bekerja dan Ny.W sebagai ibu rumah tangga dan bekerja dirumah dengan
membuka warung, maka penghasilan sedikit bisa untuk menutupi kebutuhan
sehari-hari maupun kebutuhan rumah tangga lainnya.
9. Budaya
Suku bangsa Jawa, bahasa sehari-hari yang digunakan bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia. Dalam keluarga tidak ada pantangan makanan, sangat menyukai
makanan manis.
42
10. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama Islam, melakukan shalat setiap hari.
An. R sering menjadi mu’adzin di mushola desa.
43
Saat dikaji anggota keluarga Tn. R dalam keadaan sehat, kecuali Sdr. T dan Sdr.
N karena keduanya sedang bekerja di Jakarta.
C. Pengkajian Lingkungan
17. Karakteristik rumah
Rumah berlantai satu, tembok, jumlah ruangan ada 8 ruang dan satu ruang untuk
warung, setiap ruangan dan kamar ada jendela yang bisa di buka dan terang,
peletakan perabotan rumah diatur sesuai dengan tempat dan ukuran barang.
Kamar mandi ada satu dengan satu bak, jenis pembuangan limbah keluarga
dengan resapan di belakang rumah kurang lebih 5 meter. Sumber air bersih
memakai sumur air bersih, tidak berwarna, tidak berbau atau berasa. Keluarga
merasa nyaman tinggal dalam rumah. Lahan di samping rumah dipakai untuk
menjemur pakaian.
Ket :
1 2 3 4 1. Pekarangan
2. Kamar Tidur 1
3. Kamar Tidur 2
4. Kamar Tidur 3
9 5. Ruang Keluarga
6. Ruang Tamu
7. Kamar mandi dan WC
8. Warung dan Dapur
44 9. Bengkel
5 6
7 8
45
Waktu dipakai untuk berkumpul keluarga bila pulang bekerja pada sore hari dan
malam hari. Interaksi dengan masyarakat dilakukan Tn.R ketika pengajian dan
rapat RT. Sedangkan Ny.W sering mengikuti kegiatan arisan ibu-ibu RT, dan
pengajian dimasjid.
D. Struktur Keluarga
22. Pola komunikasi keluarga
Keluarga selalu berkomunikasi terutama Tn.R menerapkan komunikasi terbuka,
bila ada anggota keluarga yang kurang benar mereka saling mengingatkan.
46
E. Fungsi Keluarga
26. Fungsi afektif
Anggota keluarga yang tinggal dalam rumah itu saling mendukung dan saling
menyayangi, mencintai dan memiliki. Permasalahan keluarga dibicarakan
bersama-sama antara Tn.R dan Ny.W baik masalah ekonomi, dalam mendidik
anak saling mengisi. Anak-anak diajarkan untuk dapat menjadi anak yang takut
akan Tuhan dan hormat kepada orang yang lebih tua.
Tn.R mengatakan khawatir terhadap penyakit rematik Ny.W suatu saat akan
kambuh dan harus dibawa ke RS meski sekarang penyakit rematik Ny.W hanya
kambuhan, saat kambuh biasanya keluarga membawanya kepuskesmas dan
terkadang ketempat terapi.Tn.R mengatakan khawatir terhadap anaknya
khususunya An.A dan An.R tentang pergaulan disekolahan dan lingkungan
tempat tinggal, Tn.R mengatakan takut anaknya terjerumus keperbuatan yang
47
tidak baik seperti miras dan tindakan criminal lainya karena terbawa teman-
temanya.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor dan strategi koping yang
digunakan
Keluarga Tn.R memberikan respon stressor yang ada dengan berdiskusi dengan
istrinya terutama keadaan keluarga yang berhubungan dengan pertumbuhan anak
dan pergaulan anak- anaknya.
48
G. Harapan Keluarga terhadap Perawat Berhubungan dengan Masalah yang
Dihadapi
Keluarga Tn.R merasa tersanjung, terbuka, dengan kunjungan sehingga dapat
memberi informasi yang lebih tentang perilaku sehat, apalagi menghadapi
pertumbuhan dan perkembangan serta pergaulan anaknya yang bertambah besar.
H. Pemeriksaan Fisik
1. Tn. R
Keadaan umum : Baik, tampak sehat
Tanda vital : TD: 120/90 mmHg, Nadi: 84 x/menit, RR: 20 x/mnt, suhu:
37oC
BB/TB : 75 kg / 165 cm
Rambut : Ikal, tidak ada ketombe, ada sedikit uban dan tidak rontok
Abdomen : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus
positif.
2. Ny.W
Keadaan umum : Baik, composmetis
49
Tanda vital : TD: 120/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, RR: 18 x/mnt, suhu:
360C
BB/TB : 65 Kg/155 cm
Abdomen : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus
positif.
BB/TB : 45 kg / 167 cm
50
Telinga : Tidak ada serumen, kanalis bersih, pendengaran normal
Abdomen : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus
positif.
6. An.R
Keadaan umum : Baik, composmetis
BB/TB : 29 kg / 139 cm
Abdomen : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus
positif.
51
Genitalia : Selalu dijaga kebersihannya, tidak haemoroid
7. Ny. S (nenek)
Keadaan umum : Baik, composmetis
Tanda vital : TD: 140/80 Nadi: 80 x/menit, RR: 24 x/mnt, suhu: 36.5 0C
BB/TB : 45 kg / 155 cm
Abdomen : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus
positif.
52
berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar, bila belum ada jalan keluar mereka
meminta pendapat dari tokoh masyarakat yang dekat dengan rumah dan tidak lupa
dilakukan berdoa.
Ds : Tn. R mengatakan
khawatir terhadap penyakit
rheumatic Ny.W suatu saat akan
parah dan harus dibawa ke RS,
meski sekarang hanya kambuhan.
53
Tn.N khawatir terhadap
pergaulan anaknya
disekolahan dan
dilingkungan tempat tinggal.
kekhawatiran An.A
terjerumus keperbuatan yang
tidak baik,bahkan miras dan
tindakan criminal lainya.
L. SKALA PRIORITAS
1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah penyakit
rematik
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
Keluarga mengatakan
masalah adalah actual
1. Sifat masalah
sudah terjadi untuk itu
Aktual: 3
1 perlu tindakan
Resiko: 2 3/3x1=1 perawatan, sehingga
Potensial: 1 tidak berdampak pada
masalah lain.
Keluarga mengatakan
2. Kemungkinan
masalah belum berat,
masalah dapat diubah
dan membutuhkan
Mudah: 2 2
waktu untuk
Sebagian: 1 2/2x2=2 mengubah kebiasaan
Tidak dapat: 0 keluarga Tn.N
Keluarga mengatakan
3. Kemungkinan masalah dapat dicegah
masalah dapat dicegah 1 agar tidak lebih parah,
Tinggi: 3 dan membutuhkan
3/3x1=1
Cukup: 2 peran serta keluarga..
Rendah: 1
54
Keluarga mengatakan
bahwa masalah ini
4. Menonjolnya
adalah masalah yang
masalah
masih bisa ditangani
Segera: 2
1 0/2x1=0 sendiri oleh keluarga
Tidak segera: 1 Tn.R karena
Tidak dirasakan: 0 penyakitnya tidak
kritis.
Skor 4
Keluarga mengatakan
Keluarga mengatakan
3. Kemungkinan kepribadian An. A masih
masalah dapat diubah
2 2/2x2=2 dapat diubah meski
Mudah: 2
Sebagian: 1 membuuhkan waktu
Tidak dapat: 0 lama.
Keluarga mengatakan
55
tidak berakibat kepada
An.R dan berakibat
Segera: 2
Tidak segera: 1 buruk terhadap An.A
Tidak dirasakan: 0 karena cita- citanya
ingin jadi polisi.
Skor 4 2/3
56