Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

KELOMPOK 4

Ketua : Dena Adia Mima

Sekertaris : Wisdan Syachrani

Anggota :

1. Lilis Nurjanah
2. Dena Adia Mima
3. Wisdan Syachrani
4. Risa Fauziyah
5. Elsya Anindiya P
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan
karunianya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang individu dan keluarga. Yang
insya allah tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan
dari beliau, mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah
ditentukan
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembanca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Mudah-mudahhan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Pancasila Sebagai Dasar Negara
B. Pengertian Ideologi Pancasila
C. Peranan Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menghadapi Era Globalisi yang semakin maju ini . Pastinya bangsa dan
Negara Indonesia yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terkecohkan oleh
kerasnya masalah kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya perlu memiliki dasar
negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, bangsa dan negara
akan di hadapi dengan makin maraknya budaya asing yang masuk ke dalam negara
indonesia, makin banyaknya terorisme, komunisme dan fundalisme yang makin
membahayakan bagi negri ini. Disamping itu makin banyaknya pengelompokan suku-
suku didaerah masingmasing yang membuat persatuan di Indonesia semakin
hancur.sesuai dengan sila ketiga pancasila yaitu persatuan indonesia,kita sebagai
bangsa Indonesia wajib menjunjung persatuan, mengubur dalam-dalam perbedaan
diantara kita sebagai warga negara dan bersama-sama membangun negara indonesia
ini menjadi salah satu negara yang dikagumi di asia maupun di seluruh dunia.tidak
memprioritaskan kepentingan kelompok melainkan bersama-sama bersatu
membangun negara indonesia untuk jadi lebih maju di era krisis globalisasi ini.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-
hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya
tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pentingnya Pancasila
sebagaiIndeologi yang membangun kesejahterahkan bangsa. Oleh sebab itu kita
warga negara indonesia jangan pernah lupa untuk megaplikasikan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari,berbangsa dan bernegara dan digantikan dengan budaya
luar yang makin marak masuk kedalam bangsa indonesia.Melupakann nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap negatif
terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, atau menampilkan
sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan yang
diperoleh dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan menganalisis
dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara negara yang menyimpang dari
cita-cita dan tujuan Negara
B. Tujuan Makalah
Makalah ini di susun agar para pembaca bisa mengetahui tentang pentingnya
Pancasila sebagai ideologi dalam membangun kesejahteraan bangsa dan negara
dengan adanya makalah ini dapat di harapkan kepada para pembaca untuk
mengaplikasikanya ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik , menjadi
pengetahuan yang umum bagi kita sebagai warga negara bangsa Indonesia dan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pacasila Sebagai Dasar Negara


Selalu ada cerita dibalik sebuah peristiwa. Pun demikian ketika akhirnya
Pancasila disahkan sebagai dasar negara kita. Butuh proses yang panjang, untuk bisa
sampai kesana. Disamping juga menegangkan. Tak berlebihan, jika proses pembuatan
ideologi negara ini kemudian menjadi salah satu sejarah terpenting bagi Indonesia.
Nama Pancasila sendiri diambil dari bahasa Sanskerta, terdiri dari dua kata, yakni
pañca yang berarti lima dan śīla yang berarti prinsip atau asas.

Dengan kata lain, Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan


berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Ada lima sendi utama yang
menyusun Pancasila, termasuk Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dan kesemua ini tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Setelah sempat mengalami perubahan
pada kandungan dan urutan lima sila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama
masa perumusan, Pancasila akhirnya menjadi Pancasila seperti yang kita kenal
sekarang pada 1 Juni 1945, yang lalu dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

a) Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila


Semua berawal dari pemberian janji kemerdekaan oleh Perdana
Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso untuk Indonesia pada tanggal 7
September 1944. Pemerintah Jepang lalu mendirikan BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1
Maret 1945 (2605, tahun Showa 20) dengan tujuan untuk mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka. BPUPKI
diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya kala itu, dr. Radjiman antara
lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang – terdiri dari 74
orang (67 orang Indonesia, 7 orang Jepang). “Apa dasar Negara Indonesia
yang akan kita bentuk ini?,” tanyanya. Sontak, sejumlah usulan pun
disampaikan oleh para anggota. Muhammad Yamin, misalnya. Dalam
pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, Ia merumuskan lima dasar sebagai
berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri
Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila
yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup
ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.
Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dalam pidato spontannya yang
kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila”, dasar-dasar sebagai
berikut: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan;
Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan;
Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan. Nama Pancasila diucapkan oleh Soekarno
dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu.
“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,
kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca
Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas
kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”
Usulan Soekarno diterima dengan baik oleh semua peserta sidang.
Setelah itu, tanggal 1 Juni 1945 pun diketahui sebagai hari lahirnya
pancasila. Sebelum sidang pertama berakhir, suatu Panitia Kecil dibentuk
untuk tak hanya merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara –
mengacu pada pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945,
tetapi juga menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan
Indonesia Merdeka. Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan
Panitia Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu
disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi nama Piagam
Jakarta. Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi
beberapa dokumen penetapannya ialah:
 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945
 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 – tanggal 18
Agustus 1945
 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat –
tanggal 27 Desember 1949
 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal
15 Agustus 1950
 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan
merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret
Presiden 5 Juli 1959)

b) Protes Kecil Para Utusan


Setelah upacara proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, ada beberapa utusan yang datang dari Indonesia Bagian Timur, untuk
menyampaikan keberatannya terkait bunyi sila pertama Pancasila. Beberapa
utusan tersebut diantaranya Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi, Tadjoedin
Noor dan Ir. Pangeran Noor, wakil dari Kalimantan, I Ketut Pudja, wakil dari
Nusa Tenggara, dan Latu Harhary, wakil dari Maluku. Menanggapi protes
kecil ini, pada sidang PPKI pertama yang digelar 18 Agustus 1945, Hatta pun
mengusulkan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
Pengubahan kalimat itu sebelumnya telah dikonsultasikan bersama 4
tokoh islam, yakni Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus
Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Kesemua tokoh Islam ini menyetujui
perubahan kalimat tersebut. Alhasil, pada penetapan rancangan pembukaan
sekaligus batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus
1945, Pancasila pun ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia. Setelah itu,
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah diterima oleh semua pihak dan
bersifat final

B. Pengertian Ideologi
Ideologi merupakan gabungan dari bahasa Yunani “ideos” dan “logos” yang
berarti tujuan, cita-cita, sudut pandang, pemikiran dan pengetahuan. Ideologi
merupakan seperangkat ide atau keyakinan yang menentukan cara pandang seseorang
untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada pengetahuan. Dari penjelasan diatas,
dapat kita ketahui bahwa “ideologi pancasila merupakan kumpulan nilai dan norma
yang menjadi landasan keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan
berdasar kepada lima sila dalam pancasila”. Sehingga negara yang memiliki ideologi
pancasila juga memiliki sebuah dasar negara yang berdasarkan pancasila. Dasar
negara menjadi sebuah tatanan untuk mengatur penyelenggaraan negara serta menjadi
pedoman hidup bernegara.

C. Peranan Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa


Kesejahteraan masyarakat yang akan selalu menjadi prioritas,lantas
terpinggirkan oleh mengedepankan politik kekuasaan.Menurut Kaelan (2006),
reformasi yang berjalan dengan bergulir ini tidak di dasarkan pada core philosophy
bangsa Indonesia, sehingga dapat berakibat pada krisis yang berkepanjangan berupa
konflik kekerasan,terorisme,konflik etnis,ras,suku,golongan dan agama di negeri ini.
Dengan demikian peran ideologi pancasila dalam membangun kesejahteraan bangsa
adalah:
1. Ideologi pancasila sebagai arah nyata dan kebudayaan hidup masyarakat luas,
arahan nyata di dalam masyarakat luas akan menjungnjung harga diri,harkat
dan martabat sebagai bangsa yang besar yang sejahtera dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang penuh kedamaian.
2. Pancasila mempunyai tujuan dan nilai luhur yang mempunyai ciri masyarakat
yang beradap,bermutu,demokratis dan berbudaya.
3. Pancasila yang berfalsafah dasar, yaitu peningkatan tujuan reformasi
mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pemerintah yang
berwibawa,bebas KKN dan melaksanakan demokrasi di segala
bidang,menjunjung tinggi supremasi hukum dan melaksanakan otonomi
daerah.
4. Ideologi pancasila sebagai alat pemersatu, yaitu khususnya untuk pemacu
upaya pemberdayaan masyarakat mendiri,profesional,sejahtera dan berbudaya.
5. Pancasila sesungguhnya telah diarahkan sebagai landasan untuk membangun
masyarakat yang sejahtera.
6. Pancasila di jadikan bangsa Indonesia sebagai tujuan dalam berpikir dan
bertindak dalam menentukan suatu gagasan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia . Pancasila juga sumber pedoman hidup masyarakat dan negara Republik
Indonesia yang real. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila
sebagai tujuan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.
Oleh karena itu pengalamannya harus dimulaidari setiap kepribadian warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengalaman pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan,
baik dipusat maupun di daerah.

B. Saran
Sebagai warga negara indonesia kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai yang
ada dalam pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,berbangsa
dan bernegara karena pancasila adalah pedoman hidup,jangan mudah terpengaruh
oleh budaya asing yang masuk ke negara kita.kita harus menyeleksi dan tidak
menerima begitu saja pengaruh yang masuk kedalam negara kita karena tidak
semuanya sesuai dengan kepribadian bangsa kita yaitu PANCASILA.

Anda mungkin juga menyukai