Anda di halaman 1dari 16

Makalah Maternitas II

“Pengkajian Promosi kesehatan”


(Promkes untuk Penurunan Angka Kematian

Ibu Postpartum)

OLEH :
KELAS A
Filsa Husain 841418013

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FALKUTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2020

1
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI........................................................................................................2

BAB I...................................................................................................................3

PENDAHULUAN................................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.............................................................................................5

C. Tujuan Masalah................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................6

PEMBAHASAN..................................................................................................6

2.1 Definisi Angka Kematian Ibu.......................................................................6

2.2 Etiologi...............................................................................................................6

2.3 Epidemiologi.................................................................................................7

2.4 Penyebab Kematian ibu di Indonesia............................................................8

2.5 Peran Petugas Kesehatan..............................................................................8

2.6 Pengkajian pada ibu Postpartum...................................................................9

2.7 Promosi Kesehatan Angka Kematian Ibu...................................................13

BAB II................................................................................................................15

PENUTUP..........................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................15

3.2 Saran.................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai

sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara

berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa

nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%

terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab

banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada

wanita post partum (Maritalia,2012).

Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan masa

yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60%

kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam

selang waktu 24 jam pertama (Prawirardjo,2006). Tingginya kematian ibu

nifas merupakan masalah yang komlpeks yang sulit diatasi. AKI merupakan

sebagai pengukuran untuk menilai keadaan pelayanan obstretri disuatu

negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan obstretri masih buruk,

sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO di Indonesia merupakan

salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000

kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan

menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan

3
penurunan angka kematian ibu di Indonesia tahuentara penyebab kematian

ibu post partum di Indonesia dikarenakan oleh infeksi dan pendarahan

pervaginam. Semua itu dapat terjadi, jika ibu post partum tidak mengetahui

tanda bahaya selama masa nifas. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan tentang masalah informasi yang diperoleh ibu nifas kurang.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di dunia
masih terbilang tinggi, menurut data World Health Organization (WHO) pada
tahun 2013, ada sekitar 800 ibu di dunia meninggal setiap harinya akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan. Penyebab utama dari kematian ibu
antara lain sumber daya yang rendah, perdarahan, hipertensi, infeksi, dan
penyakit penyerta lainnya yang diderita ibu sebelum masa kehamilan. Wanita
yang tinggal di negara berkembang memiliki resiko kematian 23 kali lebih
besar dibandingkan dengan wanita yang tinggal di negara maju sehubungan
dengan faktor yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan (WHO,
2013).

Selain angka kematian ibu, angka kematian anak di dunia juga masih tinggi.
Meskipun begitu, menurut hasil pengamatan yang dilakukan oleh WHO
terhadap program Millennium Development Goals (MDGs) melalui program
Global Health Observatory (GHO), terutama MDGs 4 yang berisi tentang
mengurangi angka kematian anak terlihat bahwa angka kematian anak di
dunia mengalami penurunan sekitar 50% pada tahun 2013 bila dibandingkan
dengan tahun 1990, tahun dimana program MDGs sendiri mulai dicanangkan,
pada tahun 1990 angka kematian anak mencapai 12,7 juta, dan pada 2013
angka kematian anak di dunia tercatat sebesar 6,3 juta (WHO, 2013).

Di Indonesia sendiri AKI masih terbilang tinggi bila di bandingkan


dengan negara-negara tetangga, menurut survey demografi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Angka
tersebut belum sesuai dengan target MDGs yaitu 102/100.000 KH (Depkes
RI, 2012).

4
Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Indonesia (SKRT)
penyebab langsung kematian di Indonesia 90% terjadi pada saat persalinan.
Selain itu penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah faktor
keterlambatan yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk ke tempat
pelayanan kesehatan, sebagai contohnya adalah terlambat mengenali tanda
bahaya sehingga ibu sampai di tempat pelayanan kesehatan sudah dalam
kondisi darurat (Depkes RI, 2012).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana promosi kesehatan dari penurunan angka kematian


pada ibu?

C. Tujuan Masalah

2. Untuk mengetahui pencegahan penurunan angka kematian pada ibu

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Angka Kematian Ibu

Definisi kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil atau
sampai 42 hari pasca persalinan, terlepas dari lama dan lokasi kehamilan, dari
setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan
komplikasi kehamilan atau manajemennya, namun bukan oleh karena penyebab
kecelakaan atau insidental. Untuk memudahkan identifikasi kematian ibu dalam
keadaan di mana sulit menentukan penyebab kematian, digunakan kategori lain:
yaitu kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari pasca persalinan,
terlepas dari penyebab kematiannya(WHO). Penghitungan angka kematian ibu
adalah jumlah kematian selama periode tertentu per 100.000 kelahiran selama
periode yang sama. (WHO,2015)
Angka kematian ibu merupakan indikator kesejahteraan perempuan,
indikator kesejahteraan suatu bangsa sekaligus menggambarkan hasil capaian
pembangunan suatu negara. Informasi mengenai angka kematian ibu akan
sangat bermanfaat untuk pengembangan program- program peningkatan
kesehatan ibu, terutama pelayanan kehamilan dan persalinan yang aman,
program peningkatan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan, manajemen sistim rujukan dalam penanganan komplikasi
kehamilan, persiapan keluarga hingga suami siaga dalam menyongsong
kelahiran, yang pada gilirannya merupakan upaya menurunkan Angka
Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. (WHO,2015)
2.2 Etiologi

Pada dasarnya kematian ibu dapat disebabkan oleh 2 faktor, yakni penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung (Kholid,2012)

1) Penyebab Langsung; Penyebab kematian ibu secara langsung sangat


berkaitan dengan medis, berhubungan dengan komplikasi obstetric selama
masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (post partum). Berbagai hasil

6
penelitian diketemukan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak akibat
dari pendarahan. Beberapa penyebab kematian ibu adalah Pendarahan,
Eklamsia, Partus lama, Komplikasi aborsi, dan Infeksi.
2) Penyebab tidak langsung; Faktor penyebab tidak langsung kematian ibu
diakibatkan oleh penyakit yang diderita oleh seorang ibu, atau penyakit
yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab
langsung obstetric, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik
kehamilan. Beberapa penyebab kematian ibu tidak langsung adalah:
a. pertama, status perempuan dalam keluarga. Perempuan pada
status orang ke dua (konco wingking) biasanya tidak akan sanggup
mengeluarkan keluhan-keluhan yang berkaitan dengan timbulnya
rasa sakit/kelainan yang ada di dalam diri sehubungan dengan
kehamilannya, yang akan menyebabkan terhadap keterlambatan
dalam penangan medis.
b. Kedua, keberadaan anak. Keberadaan anak yang satu dengan yang
lain terlalu dekat akan menimbulkan perawatan/perhatian anak
tidak maksimal, yang hal ini akan mengurangi perhatian terhadap
diri seorang ibu dengan kehamilannya.
c. Ketiga, social budaya. Social budaya yang memarginalkan
perempuan akan mempersulit perempuan (ibu) dalam mengambil
inisiatif untuk melakukan tindakan, yang akan berakibat pada
keterlambatan penangan medis. Keempat, pendidikan. Pendidikan
yang rendah berdampak terhadap pengetahuan yang rendah
terhadap hal ikhwal kehamilan dan persalinan. Kelima, social
ekonomi. Penghasilan yang rendah tentu akan berakibat pada
banyak hal, seperti pemenuhan gizi ibu hamil, perawatan ibu
hamil dan persalinan, dan lain-lain. Dan yang terakhir, geografis
daerah. Letak klinik yang jauh dan sulit terjangkau akan berakibat
terhadap keterlambat pertolongan pelayanan kesehatan ibu
hamil/bersalin.

7
2.3 Epidemiologi

Angka Kematian Ibu (AKI) juga merupakan salah satu indikator penting
dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga
menjadi salah satu target dalam tujuan pembangunan millenium (Millenium
Development Goals, MDG), yaitu tujuan ke-5 adalah meningkatkan kesehatan ibu
dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 mengurangi hingga ¾ resiko
jumlah kematian ibu. (Depkes RI, 2012).

2.4 Penyebab Kematian ibu di Indonesia

Berdasarkan Fig. 5 tampak penyebab kematian secara global ( Say L et


al, 2014)sekitar 28% disebabkan oleh pendarahan hebat, 27 % oleh penyakit
yang sudah ada sebelum kehamilan, 11% oleh infeksi, 14% oleh hipertensi dalam
kehamilan, 9% oleh persalinan macet, serta aborsi yang tidak aman(8 %).
Penyebab kematian ibu di Indonesia 80% disebabkan oleh
penyebab langsung obstetrik seperti perdarahan, sepsis, abortus tidak aman,
preeklampsia-eklampsia, dan persalinan macet. Sisanya 20 % terjadi oleh
karena penyakit yang diperberat oleh kehamilan. Situasi kematian ibu di
Indonesia tahun 2010-2013 ( Fig.6 ) , penyebab perdarahan juga masih tinggi
walaupun cenderung menurun ( 35,1% menjadi 30,3% ) , sementara
penyebab kematian ibu baik di dunia maupun di Indonesia masih berputar pada 3
masalah utama perdarahan, preeklampsia-eklampsia dan infeksi ) , sehingga
pencegahan dan penanggulangan masalah ini seharusnya difokuskan
melalui intervensi pada ketiga masalah tersebut, melalui peran petugas
kesehatan. (Notoatmodjo,2010)

8
2.5 Peran Petugas Kesehatan

Secara professional dokter dan bidan dalam praktek klinik mempunyai


peran menurunkan angka kematian ibu. Dokter dan bidan adalah garda terdepan
dalam mendeteksi kemungkinan resiko, mendorong program KB, melakukan
asuhan antenatal terfokus, pencegahan abortus tidak aman, pertolongan persalinan
oleh tenaga terampil, rujukan dini tepat waktu kasus gawat darurat obstetric dan
pertolongan segera adekuat kasus gawat darurat obstetric dirumah sakit rujukan.
(Andrews, dkk, 2010)
Berdasarkan penyebab kematian ibu (preeclampsia, perdarahan dan infeksi)
maka intervensi kunci yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan adalah :
a. Preeklampsia-eklampsia:
 Pencegahan preeklampsia melalui penguatan asuhan antenatal yang
terfokus, antara lain dengan mendeteksi kemungkinan risiko, edukasi
pengenalan dini tanda bahaya kehamilan.
 Penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia dengan
penatalaksanaan awal dan manajemen k e g a w a t d a r u r a t a n (
d en ga n p e n g g u n a a n magnesium sulfat).
b. Perdarahan pasca persalinan:
 Identifikasi risiko perdarahan pasca persalinan: anak besar, kehamilan
multipel, polihidramnion, riwayat seksio sesar, partus lama,
partus presipitatus, anemia.
 Pencegahan komplikasi dengan manajemen aktif kala
III ( uterotonika, masase fundus dan peregangan tali pusat
terkendali).
 Manajemen kegawatdaruratan perdarahan persalinan ( kompresi
bimanual, uterotonika, tamponade balon kateter hingga
penatalaksanaan bedah).
c. Infeksi intrapartum:
 Pencegahan partus lama melalui penggunaan partograf.
 Penggunaan antiobiotik secara rasional.
 Manajemen ketuban pecah dini.
 Manajemen pasca persalinan.

9
2.6 Pengkajian pada ibu Postpartum

1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku,bangsa

suami/istri).

2. Riwayat Haid (apakah haid teratur, siklusnya berapa haari, apakah ada

keluhan selama haid, HPHT/HPMT).

3. Riwayat perkawinan (menikah, belum menikah, berapa lama menikah,

beraapa kali).

4. Riwaya obsterti

a. Riwayat kehamilan Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil

laboratorium; USG,Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi,

emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobaatan

yang diperoleh.

b. Riwayat Persalinan

1) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah

abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis persalinan , penolong persalinan,

BB bayi, kelaianan fisik, kondisi anak saat ini.

2) Riwayat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang pernah

dialami, masalah bayi yang pernah dialami, keaadaan anak.

3) Riwayat KB; Jenis kontsepsi yang pernah digunakan setelah persalinan,

jumlah anak yang direncanakaan.

5. Riwayat penyakit dahulu

10
Penyakit yang pernah diderita paada masa lalu , bagaimana cara pengobatan

yang dijalani, dimana mendapat pertolongan,. Apakah 36 penyakit tersebut

pernaah diderita sampai saat ini ataau kambuh berulang-ulang.

6. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anggota keluarga yang menderitaa penyakit yang diturunkn secara

genetic, menular, kelaianan, congenital aatau gangguan kejiwaan yang pernah

diderita olh keluarga.

7. Profil Keluarga.

8. Pola Nutrisi

Pola menu maakanan yang di komsumsi, jumlah, jenis makanan, dan

frekuensi.

9. Pola istirahat tidur

Lamanya, kapan, (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu

istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remaang aatau gelaap,

apakah mudah tergaanggu dengaan suara- suara.

10.Pola eliminasi

Apakah terjadi dieresis setelah melahirkan, setelah melahirkan adakaah

inkontinesia, hilangnya control blas,Pola BAK, frekuensi dan warnah. Pola

BAB, frekuensi, konsitensi, rasa takut BAB karena luka perineum.

11.Personal Higine

11
Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan

genetalia, pola berpakian, tata rias rambut dan wajah.

12.Aktifitas

13.Kemampuan mobilisasi

Beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan

eliminasi , kemampuan bekerja dan menyusui.

14.Konsep Diri

Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi

ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan.

15.Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Tingkat kesadaran

b. BB,TB,LL,Tanda- tanda vital : TD, SB, RR, N.

c. Kepala : Rambut, Wajah, mata (Conjungtiva), hidung, mulut, fungsi

pengecapan, pendengaran dan leher.

d. Breast : Kebesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan arieola, dan

putting susu.Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi,

laktasi,/ kolostrum. Perabaan pembesaran getah bening di ketiak

e. Abdomen ; Teraba lembut, Tekstur Doughi (kenyal), musculas rectus,

abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus

uterus, konsistensi (keras lunak, boggy), lokasi, kontraksi, uterus, nyeri,

perabaan distensi bilas.

12
f. Anogenital : Lihat struktur, ragangan, udema vagina, keadaan liang

vagina, (licin, kendur lemah) adakah hematom, nyeri, tegang perineum ;

Keadaan luka episiotomy, ochimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage.

Lochia (Warna, jumlah, bau, bekuan daraah atau konsistensi,1-3 hr rubra, 4-

10 hr serosa ≥ 10 hr alba), Anus: Hemoroid dan thrombosis padaa anus.

g. Muskuloskeletal : Tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,,

kekuatan otot.

16.Pemeriksaan Laboratorium

a. Darah : Hemoglobin dan hematocrit 12-24 jam post partum (jika Hb ≤ 10

g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.

b. Klien dengan Dower kateter diperlukan culture urine.

2.7 Promosi Kesehatan Angka Kematian Ibu

Upaya peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah


mudah seperti membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah
kompleks. Untuk itu penyebarluasan informasi kesehatan melalui pembinaan dan
penyuluhan sangatlah penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat
dalam bidang kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal sesuai amanah yang tercantum dalam UU Kesehatan
No. 36 Tahun 2009. (Kementerian Kesehatan RI. 2016)

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru
lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa,
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan
Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan
13
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
(Kementerian Kesehatan RI. 2016)

Menurut (Kementerian Kesehatan RI. 2016) Dari kesemuanya ini tentu


masyarakat pun harus cukup berperan aktif dalam mendukung terhadap program
yang telah diluncurkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI,
khususnya dalam menurunkan AKI dan AKB ini, yaitu diantaranya;

a. Mendorong para ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dan nifas pada

Bidan atau petugas kesehatan lainnya;

b. Mendorong para ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan.

c. Mempersiapkan suami ibu hamil untuk mendukung kehamilan dan


persalinan.

d. Mendorong diadakannya tabulin (tabungan ibu bersalin/biaya


persalinan)

e. Mempersiapkan angkutan bagi ibu hamil atau ambulan desa.

f. Mempersiapkan calon donor darah.

g. Mendorong para ibu dan petugas kesehatan menggunakan Buku KIA


sebagai sumber informasi dan alat untuk pemeriksaan dan pencatatan
kesehatan ibu dan anak.

h. Mendorong para ibu mengikuti Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita.

i. Membantu kesiagaan petugas kesehatan.

14
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai peranan

WHO dalam membantu mengurangi AKI di Indonesia, maka dapat menarik

kesimpulan Dengan adanya kendala-kendala seperti itu, tidak mengurangi

kinerja dari WHO dan Depkes sendiri dalam mengurangi angka kematian ibu.

Itu terbukti dengan adanya penurunan angka kematian ibu dari tahun 2002

yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran menjadi 228 per 100.000 pada

tahun 2007. Ini merupakan prestasi bagi WHO dan Depkes dalam

mewujudkan kesehatan nasional khususnya dalam mengurangi angka

kematian ibu.

3.2 Saran

Agar lebih ditingkatkan dalam pemberian informasi bagi masyarakat terutama

di pelosok-pelosok di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat di pelosok-

pelosok dapat merespon dengan cepat ketika mengalami suatu penyakit.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Gilly. 2010. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta
Departemen Kesehatan R.I. DTPS-KIBBLA Referensi Advokasi Anggaran dan
Kebijakan Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Dengan
Pemecahan Masalah Melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota,Departemen
Kesehatan RI. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat;
(2012).

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta

Kholid A. Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori, Perilaku, Media dan


Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo; (2012).

Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;


(2010).

World Health Organization. Maternal Mortality Available at: URL: www.who.int.


Accessed November 15 , 2013.

World Health Organization. Maternal Mortality Available at: URL: www.who.int.


Accessed October 19, 2015

16

Anda mungkin juga menyukai