TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Mahasiswa
1. Definisi Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah
satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik,
sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012).
Mahasiswa juga didefinisikan menurut Siswoyo (2007) mahasiswa
dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat
perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang
setingkat dengan perguruan tinggi.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia
Online, kbbi.web.id).
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang
usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa
remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi
perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah
pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan
menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
2. Batasan Usia
Berdasarkan National Sleep Foundation (2010) di Amerika, ada 9
kelompok usia mulai dari bayi baru lahir hingga dewasa, yaitu sebagai
berikut :
a. Bayi baru lahir : 0-3 bulan
b. Bayi usia : 4-11 bulan
c. Balita usia : 1-2 tahun
d. Balitas usia : 3-5 tahun
e. Anak usia sekolah : 6-13 tahun
f. Remaja : 14-17 tahun
g. Dewasa muda : 18-25 tahun
h. Dewasa tengah : 26-64 tahun
i. Dewasa akhir : 65 tahun keatas
B. Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang.
Belajar juga mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan,
kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi
seseorang (Rifa‟i dan Anni 2011). Sementara Hamalik dalam Susanto
(2013) menegaskan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit),
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).”
Pada dasarnya, pengertian belajar terletak pada perubahan perilaku.
Sebagaimana Slavin dalam Rifai dan Anni (2011) menjelaskan bahwa
“belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antar individu dengan
lingkungannya”. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010), “belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Hintzman dalam Syah (2014) juga berpendapat bahwa “Learning is a
change in organism due to experience which can affect the organism‟s
behavior”.
Pendapat tersebut menyatakan bahwa belajar adalah sebuah perubahan
organisme yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organisme tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri. Perubahan tersebut tidak hanya dari segi
perilakunya, akan tetapi mencakup tiga ranah yaitu afektif, kognitif dan
psikomotorik. Jadi, dapat dikatakan belajar tersebut berpengaruh terhadap
seluruh kemampuan individu.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam proses pendidikan prestasi merupakan hasil yang dicapai
seseorang atau kelompok atas kegiatan yang telah dilakukannya. Tanpa
sebuah kegiatan prestasi tidaklah dapat dicapai. Pada dasarnya, prestasi dan
hasil belajar itu sama, artinya dalam prestasi belajar terdapat hasil belajar.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam belajar.
Prestasi ini dinyatakan dalam nilai raport atau indeks prestasi yang
diperoleh berdasarkan hasil pengukuran proses belajar (Suryabrata dalam
Widiastuti,2008).
Menurut Haryanto (2010), “prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di
sekolah maupun luar sekolah. Prestasi belajar merupakan perubahan ranah
psikologis sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa yang tercapai
dalam kurun waktu tertentu (Syah,2014). Sementara Buchori dalam
Tulannisa (2014), mendefinisikan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai/ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar baik angka atau
huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai
dalam periode tertentu.
Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai hasil dari suatu
aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian
terhadap hasil pendidikan yang diwujudkan berupa angka ataupun nilai
maupun indeks prestasi. Penggolongan hasil belajar mahasiswa berdasarkan
penggolongan prestasi keberhasilan: sangat baik (4,00), baik (3,00-3,50),
cukup (2,00-2,50), kurang (1,00), gagal (0,00) (Aiyuda, 2009).
Dari pendapat tersebut mengenai prestasi belajar dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan seseorang pada
bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang dapat diukur
langsung dengan tes.
Dalam faktor jasmani ini dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu
faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
D. Tidur
1. Definisi Tidur
2. Manfaat Tidur
Berdasarkan teori restorasi, sekurang-kurangnya ada 2 hal yang diduga
kuat merupakan sebab dari mengapa manusia harus tidur.
a. Perbaikan Sel Otak
Dengan tidur, otak berkesempatan untuk istirahat dan memperbaiki
neuronneuron (sel-sel otak) yang rusak. Tidur juga berperan
menyegarkan kembali koneksi penting antara sel-sel otak yang
digunakan. Hal ini bisa dianalogikan kembali dengan motor. Apabila
motor jarang digunakan maka tetap harus dipanaskan secara rutin
untuk menjaga kinerja mesin agar tetap baik. Apabila tidak
dipanaskan, aliran pelumas, aliran bahan bakar, putaran mesin, dan
lainnya bisa berjalan tidak benar yang bisa menyebabkan kerusakan
seluruh mesin. Hal yang sama terjadi pada otak, ada koneksi-koneksi
antara sel otak yang jarang digunakan yang memerlukan pemanasan
secara rutin. Bentuk pemanasan otak yaitu berupa tidur (Catherine,
2011).
b. Penyusunan Ulang Memori
Tidur memberikan kesempatan otak untuk menyususn kembali data-
data atau memori agar bisa menemukan solusi terhadap sebuah
masalah. Pada saat merasa pusing dan tidak tahu harus berbuat apa
dalam menghadapi suatu masalah maka tidurlah. Sangat mungkin
setelah tidur, solusi yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah
yang anda hadapi akan bisa ditemukan (Catherine, 2011).
c. Pengaturan Tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat,
saraf perifer, endokrin, kardiovaskular, respirasi, dan muskoletal. Tiap
kejadian tersebut dapat didefinisikan atau direkam dengan
elektroensefalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus
otot dengan menggunakan elektomiogram (EMG) dan elektrookulogram
(EOG) untuk mengukur pergerakan mata. Pengaturan dan kontrol tidur
tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.
Retricular activiting system (RAS) dibatang otak bagian atas diyakini
mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri dan sensoris
raba. Selain itu, juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi dan
proses pikir) (Tarwoto & Wartona, 2015).
d. Tahapan Tidur
e. Siklus Tidur
Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan
periode sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk
yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal
berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki
kesulitan untuk tertidur, akan berlangsung satu jam atau lebih (Potter &
Perry, 2006).
Tahap REM
Keterangan :
f. Kebutuhan Tidur
g. Fungsi Tidur
Tidur menggunakan kedua efek psikologis pada jaringan otak dan organ-
organ tubuh manusia. Tidur dalam beberapa cara dapat menyegarkan kembali
aktivitas tingkatan normal dan aktivitas normal pada jaringan otak.
Sehingga tidur berfungsi untuk mengembalikan tenaga untuk beraktivitas
sehari-hari, memperbaiki kondisi yang sedang sakit, tubuh menyimpan energi
selama tidur dan penurunan laju metabolik basal penyimpanan persediaan
energi tubuh (Harsono, 2010).
j. Gangguan Tidur
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015) ada beberapa jenis gangguan tidur
antara lain, sebagai berikut :
a. Insomnia
d. Narkolepsi
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
D. Kerangka Teori
Tidur Belajar