Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI II

“ANTIDIABETES”

OLEH :
NURSYAMSIYAH
1301061
KELOMPOK : 1

DOSEN :
Dr. Meiriza Djohari, M.Kes.Apt

ASISTEN :
SISRI NOVRITA
RESTU ADITYA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
PEKANBARU
2015
Percobaan 1
“Antidiabetes”

I. Judu Percobaan
1. Membuktikan efek hipoglikemia suatu bahan obat
2. Memahami mekanisme kerja obat penurun glukosa darah
3. Memahami gejala-gejala dasar farmakologi efek toksik obat penurun
glukosa darah

II. Tinjauan Pustaka

Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan


oleh terjadinya kerusakan pada sel-sel β pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas,
sehingga hormon insulin disekresikan dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama
sekali. Diabetes mellitus juga dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas
reseptor hormone insulin pada sel.

Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau
kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang
melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin dapat memacu
peningkatan kadar kolesterol plasma. Peningkatan kolesterol plasma yang
berkepanjangan akan menyebabkan penyempitan atau pengerasan pembuluh darah.
Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Tiga fungsi insulin
yaitu membuka jalan agar glukosa dapat masuk ke dalam sel untuk menghasilkan
energi, menekan produksi gula di hati dan otot, serta mencegah pemecahan lemak
sebagai sumber energi. Normalnya, pankreas akan mengeluarkan insulin dalam
jumlah kecil sepanjang hari. Jika seseorang makan, maka pankreas akan
memproduksi lebih banyak insulin untuk menangkap glukosa yang terdapat dalam
makanan. Pada penderita diabetes melitus, insulin tidak tersedia di dalam tubuh.
kondisi ini bisa terjadi karena pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Akibatnya
tubuh tidak dapat memperoleh energi dan dapat berbahaya bagi Anda.

Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah
menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan
energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa
sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh.
Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat
menyebabkan penyakit diabetes.
Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air
seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau
dikerubuti semut.

Tipe-Tipe Diabetes Melitus:

a. Diabetes mellitus tipe I (Insulin dependent)

DM tipe I umumnya timbul pada anak-anak dan dewasa muda. DM tipe I


terjadi karena destruksi sel-sel pembuat insulin melalui mekanisme imunologik
sehingga menyebabkan hilangnya hampir seluruh insulin endogen. Penderita DM tipe
I mengalami ketergantungan terhadap insulin eksogen untuk menurunkan kadar
glukosa plasma dan menghindari ketoasidosis (KAD) serta untuk mempertahankan
hidupnya . Pada penderita DM tipe I perawatan insulin adalah mutlak.

b. Diabetes melitus tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

DM tipe II biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun. Pada DM tipe II sel
β pankreas tidak rusak tetapi terjadi resistensi terhadap kerja insulin. Produksi insulin
biasanya dapat untuk mencegah KAD, namun KAD dapat timbul bila ada stress berat.

c. DM tipe lain

Dapat disebabkan oleh efek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia,
infeksi, sebab imunologi dan sindrom genetika lain yang berkaitan dengan diabetes
mellitus.

d. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes yang timbul selama kehamilan, artinya kondisi diabetes atau


intoleransi glukosa yang didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester
kedua atau ketiga. Diabetes mellitus gestasional berhubungan dengan meningkatnya
komplikasi perinatal (di sekitarwaktu melahirkan), dan sang ibu memiliki resiko
untuk dapat menderita penyakit diabetes mellitus yang lebih besar dalam jangka
waktu 5 sampai 10 tahun setelah melahirkan.

Ciri-Ciri Diabetes Mellitus

Sering buang air kecil. Air seni/air kencing orang yang menderita diabetes
biasanya dikerumuni semut karena kadar gulanya tinggi. Ganguan ini disebabkan
karena hormon insulin dalam darah sedikit atau pada penderita diabetes tipe I tidak
ada sehingga ginjal tidak dapat menyaring gula dalam darah jadi gula tersebut keluar
bersama air seni.

Mudah haus sehingga banyak minum. Karena sering buang air kecil jadi kita
juga gampang haus. Sering kali karena mudah haus air minumnya adalah air dingin
(dari kulkas/dengan es) dan sebagian besar orang Indonesia bila minum air
dingin/dengan es lebih senang juga menggunakan sirup. Di mana sirup notabene
manis.

Mudah lapar. Karena apabila lapar kita makan nasi. Terlalu banyak makan
akan dapat menaikkan kadar gula karena didalam karbohidrat yang ada pada nasi
mengandung glukosa (gula).

Tanda penting lainnya yang perlu dicermati adalah apabila penderita diabetes
mendapat luka ditubuh cenderung membutuhkan waktu lama dalam
penyembuhannya.

Letih dan lesu. Kondisi ini disebabkan karena produksi gula dalam darah
terhambat, sehingga pembuatan energi menjadi ikut terganggu. Pandangan kabur atau
tidak jelas juga bisa jadi merupakan gejala diabetes melitus yang perlu diwaspadai.
Sering kesemutan, gejala ini disebut neuropati. Hal ini karena kandungan gula
dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan system saraf. Dapat juga
terjadi penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Secara umum kadar gula dalam darah (kadar gula darah) dibawah 200 mg/dL.
Jika Nilai kadar gula itu diatas 200 maka anda dalam katagori diabetes. Kadar gula
dalam darah itu cepat turun naik, misal seseorang baru makan manis-manis, maka
kadar gula darahnya naik.

Kadar gula darah normal jika berkisar 70-99 mg/dL, dengan catatan diukur
setelah puasa atau tidak makan selama 8 jam. Kadar gula darah yang diukur 2 jam
setelah makan dikatakan normal jika antara 70-145 mg/dL, sedangkan jika
mengabaikan jadwal makan maka rentang normalnya adalah 70-125 mg/dl.

Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Insulin kerja singkat

Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ).
Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat
yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30
menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat
bertahan samapai 8 jam.

2. Insulin kerja menengah

Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ),MonotardÒ,
InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4
– 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.
3. Insulin kerja panjang

Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat


dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 –
36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard.

4. Insulin infasik (campuran)

Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah. Preparatnya:


Mixtard 30 / 40 Beberapa faktor resiko dari diabetes mellitus adalah sebagai berikut :

1. Keturunan

Sekitar 50 % pasien diabetes tipe 2 mempunyai orangtua yang menderita


diabetes, dan lebih sepertiga pasien diabetes mempunyai saudara yang mengidap
diabetes. Sedangkan untuk diabetes tipe 1, sekitar 20 % terjadi pada penderita dengan
riwayat keluarga terkena diabetes dan 80 % terjadi pada penderita yang tidak
memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.

2. Ras atau Etnis

Beberapa ras tertentu, seperti suku indian di Amerika, Hispanik, dan orang
Amerika di Afrika, mempunyai resiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.Sedangkan
diabetes tipe 1 sering terjadi pada orang Finlandia dengan presentase mencapai 40 %.

3. Usia

Pada diabetes tipe 1, usia muda merupakan awal terjadinya penyakit tersebut,
sedangkan pada diabetes tipe 2 umur puncak berada pada usia diatas 45 tahun.
Universitas Sumatera Utara4. Obesitas Lebih dari 8 diantara 10 penderita diabetes
tipe 2 adalah mereka yang mengalami kegemukan. Makin banyak jaringan lemak,
jaringan tubuh dan otot akan makin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila
lemak tubuh atau kelebihan berat badan terkumpul didaerah sentral atau perut. Lemak
ini akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel
dan menumpuk dalam peredaran darah.

5. Sindroma Metabolik

Menurut WHO dan National Cholesterol Education Program : Adult


Treatment Panel III, orang yang menderita sindroma metabolic adalah mereka yang
punya kelainan seperti : tekanan darah tinggi lebig dari 160/90mmHg, trigliseridaa
darah lebih dari 150mg/dl, kolesterol HDL <40 mg/dl, obesitas sentral dengan BMI
lebih dari 30, lingkar pinggang melebihi 102 cm pada pria atau melebihi 88 cm pada
wanita, atau sudah terdapat mikroalbuminuria.

6. Kurang Gerak Badan

Olahraga atau aktivitas fisik membantu untuk mengontrol berat badan.


Glukosa darah dibakar menjadi energi, sel-sel tubuh menjadi lebih sensitive terhadap
insulin.peredaran darah lebih baik dan resiko terjadinya diabetes tipe 2 akan turun
sampai 50%.

7. Faktor Kehamilan

Diabetes pada ibu hamil dapat terjadi pada 2-5 % kehamilan. Biasanya
diabetes akan hilang setelah anak lahir. Ibu hamil dengan diabetes dapat melahirkan
bayi besar dengan berat badan lebih dari 4 kg. Apabila ini terjadi, sangat besar
kemungkinan si ibu akan mengidap diabetes tipe 2 kelak.

8. Infeksi

Infeksi virus dapat juga dijadikan penyebab timbulnya diabetes


mellitus.Adapun virus-virus tersebut adalah virus cytomegalovirus, virus rubella dan
virus coxsackie.
III. Bahan dan Alat
a. Alat yang digunakan
 Scapel blades
 Timbangan
 Stop wacth
 Alat suntik
 glukometer
b. Bahan yang digunakan
 Mencit
 Insulin
 Glukosa
 NaCl Fis
 Glibenklamid

IV. Cara Kerja


 Timbang berat badan mencit
 Hitung VAO
 Ukur kadar glukosa mencit dengan memotong bagian ujung ekor
mencit
 Suntikan insulin secara i.m
 Setelah 5 menit berikan cairan glukosa secara per oral
 Ukur kembali kadar glukosa mencit pada menit ke 15, 30 dan 45
setelah pemberian insulin
 Catat hasil pada table
V. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil pengamatan

Berat badan mencit = 16,41 g

VAO =
bb ( kg ) x dosis ( mgkg bb)
mg
c(
ml )

ui
0,01641 kg x 25 bb
kg
= mg
5
ml

= 0,082 ml

0 , 01641kg x 2 mg
VAO glukosa = 0,2
mg
ml

= 0,1641 ml

Waktu

Kel Dosis 15’ 30’ 45’


Sebelum Perlakuan
(mg/dl)
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)

1 Insulin 25 ui / kg bb 62 26 41 49

2 Insulin 50 ui / kg bb 153 70 62 43

3 Insulin 100 ui /kg bb 78 50 56 55


4 Glibenklamid 1 mg / kg bb 129 116 129 112

5 Glibenlamid 2 mg / kg bb 144 150 167 132

6 Control (Na fis 1% bb) 78 105 45 39

b. Pembahasan

Pada percobaan kali ini praktikan menguji obat antidiabetes yaitu insulin dan
glibenklamid. Pada percobaan kali ini kami kelompok 4 kami menggunakan mencit
sebagai hewan percobaan dan insulin sebagai obat antidiabetes. Mencit dipuasakan
terlebih dahulu sebelum dilakukan percobaan. Tujuan dari praktikum ini salah
satunya untuk mebuktikan efek hipoglikemik dari obat obat penurun glukosa darah
yang diberikan terhadap hewan percobaan (mencit).

Percobaan ini digunakan alat glukometer, dengan alasan bahwa alat


glikometer merupakan alat yang otometik memudahkan dalam memperoleh hasil
glokosa darah, periksaan dengan menggunakan alat ini memerlukan waktu yang reltif
singkat, akurat, waktu tesnya minimal 30 detik.Berdasarkan hasil yang di peroleh dari
kelompok dengan sampel insulin di dapatkan pada menit ke 15’ kadar glukosa pada
mencit mulai turun dari kadar normal. Sampai pada menit ke30’ dan 45’ mulai naik
secara perlahan.

Dari kelompok glibenklamid didapatkan pada menit ke 15’ kadar glukosa


pada mencit mulai turun. Pada menit ke 30’ dan 45’ kadar glukosa mencit mulai naik
melebihi dari kadar normalnya. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dari obat yang digunakan untuk antidiabetes insulin dan glibenklamid, lebih cepat
bereaksi dengan menggunakan insulin daripada glibenklamid.

Insulin yang diberikan akan bekerja cepat, 2-5 menit sesudah pmberiaannya
sesudah akan tampak efek penurunan glukosa darah. Secara intramuskular
pemberiaan insulin kerja singkat ternyata mempunyai penyerapan 2 x lebih cepat
dibandingkan suntikan subkutan. Seharusnya tiap menit semakin meningkat.
Mungkin saja bisa karena kesalahan dalam percobaan seperti kesalahan dalam
penyuntikan, dosis yang kurang tepat dan bisa saja karena mencit percobaan terlalu
aktif sehingga kadar gula pada darahnya menurun kembali.

VI. Kesimpulan
 Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula
darah.
 Diabetes adalah penyakit gangguan metabolism yang di tandai
dengan tingginya kadar glukosa darah.
 Antidiabetes adalah obat yang dapat menurunkan kadar gula darah.
 Ada 4 tipe diabetes : tipe I, tipe II, tipe III dan tipe IV.
 Fungsi insulin : metabolism glukosa, membantu transfer glukosa dan
transkripsi ge yang menghambat glukoneolisis.
 Obat anti diabetes yang sering di gunakan adalah insulin dan
glibenklamid.
 Insulin memiliki kerja yang cepat dibanding dengan glibenklamid.

 Beda penyuntikan maka berbeda pula cepat atau tidaknya efek yang
tampak, efek tampak lebih cepat ketika diberi secara im daripada
oral.
VII. JAWABAN PERTANYAAN

1.Jelaskan dengan ringkas mekanisme kerja insulin dalam menurunkan kadar glukosa
dalam darah

2.Jelaskan dengan ringkas mechanism kerja glibenclamid dalam menurunkan kadar


glukosa darah

3.Jelaskan efek samping toksisitas obat penurun glukosa darah

Jawab :

1. Jawaban :Insulin bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor sehingga


glukosa yang ada didalam darah bisa masuk kedalam sel. Ketika insulin sudah
berikatan dengan resrptornya maka glukosa yang ada didalam darah akan masuk
kedalam sel.

2. Jawaban : Menstimulasi pancreas untuk memproduksi insulin dan


meningkatkan sensitivitas sel Beta terhadap glukosa. Sulfonilurea dapat menormalkan
produksi glukosa di hati dan secara parsial membalikkan resistensi insulin pada
pasien DM tipe 2. Glibenclamide hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa
uang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin.

3. Jawaban :Efek samping yang mungkin didapatkan terjadi gangguan saluran


cerna seperti : mual, muntah dan nyeri epigastrik. Sakit kepala, demam, reaksi alergi
pada kulit. Apabila diberikan dalam dosis tinggi bisa mengakibatkan kematian karena
terjadinya penurunan glukosa darah yang menyebabkan lelah dan bisa berakibat
koma dan kemaian.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

 Aidam, J.M.F. 2000. Klasifikasi dan kriteria diagnosis diabetes melitus yang
baru. Cermin Dunia KedokteranNo. 127.
 Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Informatorium Obat
Nasional Indonesia. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Jakarta.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pharmaceutical Care
untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Dirktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik. Jakarta.
 Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai