Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2527-533X

INVENTARISASI SERANGGA PADA KEBUN KOLEKSI KLON


KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) YANG BERPOTENSI SEBAGAI
HAMA

1.
Nur Hidayati, 1.Siti Husna Nurrohmah
1,
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Jl. PalaganTentaraPelajar Km. 15 Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta
Email: inunghidayati@yahoo.com

Abstrak

Kebutuhan energi meningkatseiringdenganpertambahanpopulasi. Pemanfaatan sumber energipada saat ini sangat


beranekaragam dan memberikan banyak alternatif pemanfaatan.Calliandra calothyrsus (Kaliandra) merupakan salah satu
tanaman yang digunakan sebagai kayu energi. Masalah yang kini dihadapi adalah rendahnya produktivitas hingga
mencapai 40-50% dari hasil produksi. Faktor penyebabnya adalah adanya serangan OrganismePenggangguTanaman
(OPT) yang cukupbesarsehinggadiperlukanPengendalian Hama Terpadu (PHT) pada areal tanaman. Diharapkan dengan
adanya PHT, kerugian hasil akibat serangan organisme pengganggu tanaman terutama hama danpenyakitbisa dikurangi.
Penelitian ini bertujuan untuk inventarisasi dan identifikasi jenisserangga pada kebun koleksi klon kaliandra
(Calliandracalothyrsus) yang berpotensi sebagai hama dan menimbukan kerusakan dan kerugian. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahanpertimbangan untuk melakukanpengendalian yang tepat sehingganantinya
masalah hama pada tanaman Kaliandra dapat diatasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah
inventarisasi 100% pada kebun koleksi klon Kaliandra yang ditanam di Balai Besar
PenelitiandanPengembanganBioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan
adaempatjenisseranggautama yang ditemukanpadakebunkoleksiklonKaliandrayaituWalang Sangit(Leptocorisa acuta)
sebanyak42ekor, Bapak Pucung(Dysdercus cingulatus) sebanyak 121 ekor, Penggerek Pucuk Batangsebanyak1
ekordanUlat Jengkalsebanyak7 ekor

Kata kunci : Kayu energi, Calliandra calothyrsus,Serangga, Hama

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 79


ISSN: 2527-533X

1. PENDAHULUAN (limbah industri kayu) (UNECE/FAO Forest


Kebutuhan energi meningkat seiring Products Annual Market Review, 2009).
dengan pertumbuhan populasi. Pemanfaatan MenurutDarmawan (2012),
sumber energi saat ini sangatberanekaragam pelletkayumerupakan sumber energi alternatif
dan memberikan banyak alternatif yang dihasilkan dari pemadatan partikel kayu
pemanfaatan karena ketersediaannya yang yang membentuk diameter antara 6-8 mm dan
melimpah di alam atau berupa limbah olahan panjang tidak lebih dari 38 mm dengan kadar
yang berasaldari sisa produksi industri kayu abu rendah (kurang dari 1%). Spesies Kaliandra
(Darmawan, 2012). Kebutuhan energi di (Calliandra calothyrsus) yang merupakan salah
kawasan Asia Tenggara terbesarditempatioleh satu tanaman berdaur pendek, dapat menjadi
Indonesia yaitumencapai 44% dari total alternatif bahan baku potensial untuk
kebutuhanenergidi kawasan tersebut, kemudian dikembangkan. Kaliandra merupakan bahan
disusul Malaysia sebesar 23% dan Thailand baku terbaik pellet kayu (4600 kkal/kg,
20% (Anonim, 2016) .Pertumbuhan kebutuhan arangnya7.400 kkal/kg, 1 kg pellet Kaliandra
energi dipengaruhi oleh peningkatan jumlah setara dengan energy 5 kWh) dibandingkan
penduduk dan kesejahteraan.Ketersediaan dengan Petai Cina, Gamal dan Sengon Buton
sumber daya alam sebagai bahan baku energi dari sisi laju tumbuh, penyuburan tanah melalui
terus menurun, terutama yang tidak fiksasi nitrogen dalam tanah dan berat jenis
terbarukansehinggalajupertumbuhankonsumsie sehingga kadar abu dapat lebih rendah
nergiharusdibatasi.Dukungan kebijakan (Anonim, 2017).
efisiensi pemanfaatan energi, suplai energi Masalah yang hingga kini sering dihadapi
terbarukan, peningkatan pemanfaatan kayu adalah rendahnya produktivitas hingga mencapai
energi dan produksinya merupakan langkah 40-50% dari hasil produksinya. Faktor
yang dilakukan oleh negara-negara di penyebabnya antara lain disebabkan oleh belum
Eropauntukmengembangkansumberenergi yang diperhatikannya budidaya tanaman,
terbarukan. Negara-negara Eropa terus agroekosistem serta penerapan Pengendalian
mengembangkannya untuk memenuhi Hama Terpadu (PHT) pada arealtanaman,
kebutuhan dalam negeri maupun untuk pasar sehingga kerugiankarena serangan hama dan
Eropa. Saat ini, negara Kanada sedang gencar penyakit tanaman cukup besar. Upaya yang
mengembangkan produk pellet kayu dengan dapat ditempuh untuk meningkatkan
membangun pasar domestik untuk mendukung produktivitas tanaman Kaliandrayaitumelalui
produksi ekspor berskala besar dan mendorong aplikasi teknologi budidaya secara baik,
pemanfaatan bahan baku non tradisional pengendalian hama dan penyakit serta sistem

80 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

pengolahan yang baik. Oleh karena itu dengan sejumlah polong (sekitar 250-300/pohon) yang
adanya permasalahan hama dan penyakit yang berkisar 1.700 biji.
menyerang pertumbuhan tanaman Kaliandra ini, Kaliandraakanlebihproduktifmenghasilkanbijipa
maka diperlukan suatu penelitian yang mengarah dalahan yang cocok (Chamberlain, 2000).
pada identifikasi dan inventarisasi serangga yang Calliandra calothyrsus yang berbunga
berpotensi sebagai hama pada tanaman merah merupakan jenis dengan sebaran alami
Kaliandra, diharapkan dengan hasil penelitian dari Mexico sampai Panama. C. calothyrsus
ini serangan hama bias diantisipasi lebih dini memiliki banyak kegunaan yaitu untuk kayu
dan metode pengendalian bias ditentukan lebih energi, pakan ternak, pengontrol erosi,
tepat sehingga dalam proses budidaya tanaman perbaikan tanah karena kemampuannya
Kaliandra tidak lagi bermasalah pada hama dan mengikat nitrogen dan memproduksi seresah,
penyakit yang menyerang dan hasil serta bunganya yang bagus juga menyebabkan
produktivitas Kaliandra akan semakin maksimal. jenis ini ditanam sebagai penghias jalan dan
Kaliandra merupakan tanaman multi sumber nektar bagi lebah. C. calothyrsus untuk
cabang dengan tinggi kurang dari 12 m dan kayu bakar ditanam di lahan-lahan pribadi dan
diameter 20 cm. Ukuran tanaman yang kecil milik umum di Jawa. Kayunya yang
menjadikan Kaliandra jarang diminati untuk berkerapatan tinggi dengan berat jenis 0,5-0,8
tujuan komersial. Pada tempat yang sesuai membuatnya cepat kering dan mudah dibakar.
Kaliandra tumbuh dengan sangat cepat. Tanaman Kaliandrabisa membentuk trubus
Sembilan bulan setelah ditanam, mampu tumbuh dengan cepat setelah dipangkas, dan dengan
setinggi 3,5 m dan pada umur satu tahun sudah pemangkasan tiap tahun pada cabang diameter
bisa dipanen. Dalam waktu enam bulan, trubus 3-5 cm, tanaman dapat bertahan hidup hingga
anakan muncul dan bisa mencapai tinggi yang bertahun-tahun.Tanamaninibisamenghasilkan
sama. Karena kemampuan ini, Indonesia sebagai kayu bakar 5-20 m3/ha/th dari areal
daerah beriklim tropis sangat cocok untuk pertanamanyang berumur satu tahun
pertumbuhan Kaliandra yang potensial sebagai kemudianmeningkat menjadi 30-65 m³/ha/th
sumber kayu energi(NAS, 1983). Tanaman ini dari kebun yang berumur 20 tahun (NAS,
tumbuh optimal pada ketinggian 200–1.800 1983).
mdpl dengan curah hujan antara 1.000–4.000 Hama adalah semua serangga atau satwa
mm/tahun dan bulan kering tidak lebih dari 4 yang bias menimbulkan kerusakan pada bibit
bulan. Padaumumnya perbanyakan tanaman dan tanaman sehingga menimbulkan kerugian
Kaliandramenggunakan biji yang dihasilkan dari secara ekonomi. Hama tumbuhan dapat
tanaman yang telah dewasa. Biji dihasilkan dari menimbulkan kerugian bagi petani karena

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 81


ISSN: 2527-533X

dengan adanya serangan hama tumbuhan maka PengamatandilakukanpadasemuatanamanKa


dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil liandra
panen serta meningkatkan biaya produksi dan
mengurangi kemampuan usaha tani. Kerugian 1.2. Analisa data
tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya Analisa data dilakukan dengan cara
serangkaian kerugian tidak langsung yang ikut deskriptif kualitatif, membandingkan hama yang
dirasakan oleh masyarakat pada umumnya. diperoleh dengan literatur untuk menentukan
Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk jenis serangga yang ditemukan di kebun koleksi
inventarisasi dan identifikasi jenis serangga klon Kalindra.
pada kebun koleksi klon kaliandra
(Calliandracalothyrsus) yang berpotensi 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai hama dan menimbukan kerusakan dan Kebun koleksi klon Kaliandra ditanam
kerugian. pada bulan Januari 2015 dari hasil cangkok
tanaman Kaliandra yang diambil dari uji
1. METODE PENELITIAN keturunan Kaliandra di Wonogiri, JawaTengah.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal11 Hasil identifikasi berdasarkan cirri
Januari sampai dengan 12 Februari 2016 di morfologisnya di laboratorium, ada 4 jenis
kebun koleksi klon Kaliandra Balai Besar
serangga yang ditemukan di kebun koleksi
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
klon Kaliandra yaitu Walang Sangit
Pemuliaan Tanaman Hutan di Yogyakarta.
(Leptocorisa acuta) sebanyak 42 ekor, Bapak
Pucung(Dysdercus cingulatus)sebanyak121ekor,
Penggerek Pucuk sebanyak1ekordan Ulat
1.1. MetodePenelitian
Jengkal sebanyak 7 ekor.
Metode yang dilakukan dalampengamatan
Secara terperinci serangga-serangga
sampel adalah metode survei 100% dengan cara
penting tersebut adalah sebagai berikut:
:
a. Walang Sangit (Leptocorisa acuta)
a. Mencarijenis-jenis serangga pada kebun
klon Kaliandra.
b. Mengamati gejala dan tanda kerusakan pada
tanaman yang ditimbulkan oleh serangga
yang ditemukan di kebun koleksi klon
Kaliandra. Gambar 1.Walang Sangit (Leptocorisa acuta)
(Sumber : dokumentasipribadi)

82 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Walang Sangit menyerang tanaman dengan segi enam dan pipih. Lama periode telur rata-
cara menghisap cairan tanaman sehingga rata 5,2 hari (Siwi et al., 1981). Menurut
menyebabkan tanaman kekurangan hara dan Rajapakse & Kulasekera (2000) siklus hidup
menguning (klorosis), dan perlahan-lahan Walang Sangit 35-56 hari dan mampu bertelur
melemah karena nutrisi jaringan tanaman 200-300 butir per induk. Walang sangit
dihisap, seranggaini memiliki tipe alat mulut mempunyai kemampuan bertelur yang tinggi
pencucukpenghisap. Hama ini bukan saja dapat sehinggadapat menyebabkan peningkatan
menurunkan hasil tetapi juga menurunkan populasi hama dengan cepat di pertanaman,
kualitas produksi. Pada permukaan daun sehingga hal ini akan meningkatkan tingkat
bagian atas tanaman budidaya, Walang sangit serangan. Serangga dewasa berbentuk ramping
akan bertelur secara kelompok dalam satu dan berwarna coklat, dengan tungkai dan antena
sampai dua baris. Walang Sangit merupakan yang panjang.
hama penting pada tanaman padi dan berbahaya
karena dapat mengakibatkan menurunnya b. Bapak Pucung (Dysdercus cingulatus)
produksi sekaligus menurunkan kualitas gabah.
Menurut Willis (2001), serangga dewasa
menyebabkan tingkat serangan dan menurunkan
hasil lebih besar dibandingkan nimfa. Menurut
Suharto dan Damardjati (1988), tiap 5 ekor
Walang Sangit pada tiap 9 rumpun tanaman
akan merugikan hasil sebesar 15%, sedangkan
10 ekor pada 9 rumpun tanaman akan Gambar 2. Bapak Pucung (Dysdercus cingulatus)
(Sumber : dokumentasipribadi)
mengurangi hasil sampai 25%. Kerusakan yang
Bapak Pucung (Dysdercus cingulatus)
tinggi terjadi pada tanaman dimana areal
merupakan hama, baik serangga muda maupun
sebelumnya banyak ditumbuhi rumput-
dewasa, yang menyerang tanaman dari keluarga
rumputan serta pada tanaman yang terakhir
Malvaceae (kapas, rosela, dan okra) serta
berbunga (Willis, 2001).
keluarga Bombacaceae (kapuk randu)
Metamorfosis yang dialami oleh Walang
(Mulyani, 2014).Bapak Pucung (D.
Sangit tergolong sederhana. Perkembangannya
cingulatus)mempunyai badan berwarna merah
dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago.
api dengan panjang 1117 mm dan lebar 4,5
Walang Sangit mampu menghasilkan telur lebih
mm. Di belakang kepala dan perut, ada garis
dari 100 butir/betina (Kalshoven, 1981). Telur
putih dan hitam. Bapak Pucung memiliki tipe
Walang Sangit berwarna hitam, dengan bentuk

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 83


ISSN: 2527-533X

mulut pencucuk penghisap. Sayapnya


berwarna coklat terdapat sepasang bercak
hitam. Nimfanya berwarna merah cerah dan
hidup berkelompok. Jumlah telur sekitar 100
yang terbagi dalam 8 kelompok.
Diperlukankelembaban yang
tinggiuntukperkembangannya.Apabilakondisike Gambar 3. Hama penggerek pucuk batang dan gejala
serangannya (Sumber :
keringan, telur akan mati. Telur menetas dalam
dokumentasipribadi)
5 hari pada suhu 27ᵒC, atau 8 hari pada suhu
23ᵒC. Masa perkawinan Bapak Pucung 2-6 hari
Gejala yang ditimbulkan karena serangan
dan mulai bertelur 3-8 hari kemudian (Pracaya,
hama ini adalah pada tulang daun yang muda
2008). Pada buah kapas, serangan Bapak
yang baru membuka ada bekas gerekan yang
Pucung menyebabkan serat kapas menjadi
menuju ke titik tumbuh berwarna coklat. Jika
berwarna coklat kekuningan dan buah pucuk dibelah terlihat bekas gerekan dari pucuk
menjadi busuk. ke arah bawahdan akan dijumpai larva kumbang
(seperti ulat) berada di dalamnya. Penggerek
c. Penggerek Pucuk Batang pucuk merupakan ordo Lepidoptera. Pada
tingkat larva menyerang tegakan pada tingkat
sapling terutama pada umur 3 - 6 tahun dengan
tinggi antara 2 - 8 m, pada pohon dengan umur
tua jarang dijumpai serangan ini. Dengan daur
hidup 1 - 2 bulan, berbagai tingkatan larva dapat
sekaligus melakukan penyerangan berulang kali
(Yunasfi, 2007). Belumdiketahuisecarapasti
species penggerek pucuk batang yang
ditemukan pada kebun koleksi klon Kaliandra
ini.

84 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

d. Ulat Jengkal batang, dan Ulat Jengkal. Selama ini serangga


tersebut merupakan jenis hama penting pada
tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan
yang menyebabkan kerugian. Pada waktu
pengamatan, Kaliandra masih berumur muda (±
1 tahun) masih diperlukan pengamatan lebih
lanjut secara peiodik untuk mengetahui jenis
serangga yang berpotensi menimbulkan
Gambar 4.Ulat Jengkal(Sumber : kerusakan dan kerugian. Penelitian lebih lanjut
dokumentasipribadi)
mengenai cara pengendalian hama tersebut juga
Ulat jengkal menyerang daun dan pucuk
masih diperlukan sebelum menyebabkan
daun tanaman Kaliandra. Serangan Ulat Jengkal
kerugian yang lebih besar.
menyebabkan daun berlubang-lubang dan lama-
lama pucuk tanaman menjadi gundul, sehingga
UCAPAN TERIMA KASIH
tinggal tulang daunnya saja. Serangan ini akan
Penelitian ini dilaksanakan dengan dana
menimbulkan kerugian yang berarti,bila
DIPA Balai Besar Penelitian dan
menyerang tanaman pada stadium bibit atau
Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan
tanaman muda. Larva Ulat Jengkal merusak
Tanaman Hutan Yogyakarta. Peneliti
daun-daun yang agak tua, dengan menggigit
mengucapkan terimakasih kepada tim penelitian
bagian daun dari arah pinggir. Pada tingkat
Populasi Pemuliaan Untuk Kayu Energi, Nayli
serangan berat, bagian daun yang tersisa hanya
Ulya Khalisha mahasiswi Fakultas Pertanian
tulang daunnya. Pada tanaman pertanian dan
UGM yang telah membantu dalam pengambilan
perkebunan Ulang Jengkal merupakan hama
data di lapangan serta semua pihak yang telah
penting pada tanaman kedelai, tomat, buncis,
membantu dalam pelaksanaan penelitian dan
kacang-kacangan, kentang, teh dan kakao
penyediaan referensi dalam penulisan naskah.
(Anonim, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
3. SIMPULAN, SARAN, DAN Anonim. (2015). Hama Ulat Jengkal(Green
REKOMENDASI Semi looper). Diambil
darihttp://cybex.pertanian.go.id/materip
Serangga yang ditemukan di kebun enyuluhan/detail/10301/hama-ulat-
koleksi klon Kaliandra (Calliandracalothyrsus) jengkal-green-semilooper. 7 Mei 2017.
antara lain Walang Sangit (L. acuta), Bapak Anonim. (2016). Kebutuhan Energi di
Pucung (D. cingulatus), Penggerek pucuk Indonesia Tertinggi di

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 85


ISSN: 2527-533X

Asean.Diambildarihttps://m.tempo.co. Sembel, D. T. (1989). Dasar-Dasar Biologi dan


5 Mei 2017. Ekologi Dalam Pengendalian Serangga,
Fakultas Pertanian UNSRAT Manado.
Anonim. (2017). Peletkayu/Wood pellet.
energibarudanterbarukan.Blogspot.co.id.
Diunduhpadatanggal 5 Mei 2017. Siwi, S.S., Yassin,A., &Sukarna, D. (1981).
Slender rice bugs and its ecology and
Chamberlain, J. R. (2000). Improving Seed economic threshold. Syiposium on Pest
Production in Calliandra calothyrsus, a Ecology snd Pest Management, Bogor
Field Manual for Researcher and Nov 30-Dec 21981.
Extention Workers. Oxford Forestry
Institute. Oxford UK. Suharto, H. danDamardjati, D.S., (1988).
PengaruhwaktuseranganWalangSangitte
Darmawan, U.W. (2012). rhadaphasildanmutuhasilpadi IR 36.
PengembanganKaliandra(Calliandracalo Reflektor 1(2) : p 25-28.
thyrsus)SebagaiKayuEnergi.
MitraHutanIndonesia.7(2) : 39-50. Pracaya. (2008). Pengendalian Hama Dan
PenyakitTanamanOrganik. Yogyakarta:
Hendrati, R. L. & Hidayati,N. (2014). Budidaya Kanisius
Kaliandra (Calliandra calothyrsus) untuk
Bahan Baku Sumber Energi. IPB Press.
UNECE/FAO. (2010). Forest Products Annual
Jakarta. Market Review. Geneva Timber and
Forest Study Paper 25. United Nations.
Junginger, M., V. D, Jinke. Z. Simonetta, F. A. New York and Geneva.
Mohamed, M. Didier &Andre, F. (2010).
Opportunities and Barriers for Willis, M. (2001). Hama dan Penyakit Utama
International Bioenergy Trade. IEA Padi di Lahan Pasang Surut.
Bioenery Task 40: Sustainable Monograf. Badan Litbang Pertanian.
International Bioenergy Trade. Balittra. Banjarbaru.
Kalshoven, L.G.E. (1981). Pest of Crop in Yunasfi. 2007. Permasalahan Hama,
Indonesia. PT. Ichtiar Baru. Jakarta. PenyakitdanGulmaDalamPembanguna
n HutanTanamanIndustridan Usaha
Mulyani, S. (2014). Hemiptera.
Pengendaliannya. DiunduhdariUSU
Diambildarihttp://srimuliyani.blogspot.co
Repository 5 Mei 2017
.id/2014/01/hemiptera.html. 7 Mei 2017.

National Academy of Sciences (NAS). (1983).


Firewood crops: shrub and tree species
for energy production. National Academy
of Sciences. Washington DC.

Rajapakse, R.H.S., &Kulasekera, V.L. (2002).


Survival of rice bug Leptocorisa
oratorius (Fabricius) on graminaceous
weeds during the fallow period between
rice cropping in Sri Lanka. Int. Rice Res.
Newsl. 5:18.

86 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

Anda mungkin juga menyukai