Angka kasus AIDS juga mengalami peningkatan setiap tahunnya, di mana pada
tahun 2008 ada 15 kasus, tahun 2009 ada 19 kasus, tahun 2010 ada 61 kasus,
tahun 2011 ada 59 kasus, dan tahun 2012 ada 104 kasus. Berdasarkan data dari
KPAK Semarang jumlah kumulatif kasus HIV dari tahun 1995- Maret 2013 terus
mengalami peningkatan, begitu pula dengan kumulatif kasus AIDS dari tahun
1998-Maret 2013 juga meningkat. Dari angka kumulatif ini, angka ODHA ibu
rumah tangga di kota Semarangjuga mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu
dari tahun 2009 sebanyak 5 orang, tahun 2010 ada 35 orang, tahun 2011 ada 39
orang dan di tahun 2012 ada 67 orang.Data ODHA ibu rumah tangga dari januari-
maret tahun 2013 ada 45 orang. Sedangkan data kumulatif kasus AIDS pada anak
usia kurang dari 10 tahun juga mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu dari
tahun 2007 sampai dengan desember 2011 berjumlah 3 orang, di tahun 2012
meningkat menjadi 5 orang dan tahun 2013 menjadi 7 orang anak. Tingginya
kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga ini, karena secara biologis perempuan
mempunyai risiko lebih besar terkena HIV darilaki-laki (suami) yang sering jajan
di luar tanpa pengaman kondom.Hal ini sejalan dengan informasi dari KPAK
Semarang bahwa rata-rata ODHA ibu rumah tangga tertular dari suaminya.
Menurut data dari KPAK Semarang bahwa angka anak yang tertular HIV/AIDS
dari ibunya mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Angka penularaan HIV/Aids di Kabupaten Jember dari tahun ke tahun terus
memprihatinkan, saat ini setidaknya sudah tercatat ada sebanyak 60 balita dan
anak-anak di Kabupaten Jember menjadi penderita HIV positif.
Pada tahun 2014, jumlah ODHA di Jember sebanyak 1.500 orang dan sebanyak
524 di antaranya sudah memasuki fase AIDS, serta 94 orang meninggal dunia
karena virus mematikan itu. Tercatat sebanyak 10 pelajar terinfeksi AIDS stadium
tiga karena pergaulan bebas dan seks bebas Jumlah terbanyak penderita
HIV/AIDS masih didominasi oleh mereka yang berusia produktif dengan usia 20-
45 tahun, kemudian peringkat kedua adalah kalangan pelajar dengan usia 15-19
tahun, dengan penularan terbanyak karena seks bebas.
Sementara hingga tahun 2015 ini , secara keseluruhan total penderita HIV/Aids di
kabupaten Jember telah mencapai 1.650 penderita, sebanyak 1200 pasien
berkonsultasi melalui RSD Subandi Jember dan sisanya di RSD Balung. Usia
termuda anak-anak penderita HIV itu adalah 18 bulan dan usia tertua 12 tahun.
Sebagiaan besar Penyebabnya karena tertular dari orangtuanya sejak berada di
kandungan.
Sebenarnya HIV bukanlah suatu hal yang harus ditakuti hingga menjadi
momok yang seakan-akan mengancam kehidupan manusia, selama
pengidap tersebut menjaga kondisi tubuhnya maka ia akan hidup dengan
sehat dan wajar, dan selama pengidap juga menjaga dan dapat merubah
perilakunya maka penularan tak akan terjadi. HIV selama ini begitu gencar
dibicarakan, bukan hanya tertuju pada HIV & AIDS-nya saja tapi yang
lebih penting bagaimana kita sebagai masyarakat yang cerdas untuk dapat
memerangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/
AIDS), Stigma dari lingkungan sosial dapat menghambat proses
pencegahan dan pengobatan. ODHA dapat juga menerima perlakuan yang
tidak semestinya, sehingga menolak untuk membuka status mereka
terhadap pasangan atau mengubah perilaku mereka untuk menghindari
reaksi negatif. Mereka jadi tidak mencari pengobatan dan dukungan, juga
tidak berpartisipasi untuk mengurangi penyebaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stigma terhadap HIV & AIDS :
Refrensi.
http://www.rri.co.id/post/berita/157908/kesehatan/balita_dan_anak_di_je
mber_positif_tertular_virus_hivaids.html
http://penyakithivaids.com/ dan http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
http://www.kuminhat.com/2013/12/pengertian-gejala-dan-cara-
pencegahan.html?m=1