Oleh :
Kelompok 6
Ance Meriana Tamba (4203141038)
Iranani Sipangkar (4202441017)
Nadya Febri J Simanjuntak (4203141021)
Vebrina Flora Batubara (4203141002)
BIOLOGI DIK A
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset ini. Tugas Mini
Riset ini kami buat bukan hanya semata-mata untuk memenuhi tugas, akan tetapi kami
juga sangat berharap bahwa tugas yang kami buat ini dapat bermanfaat dalam rangka
memenuhi pengetahuan pembaca tentang Perkembangan Peserta Didik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erwita Ika Violina, S.Pd.,
M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
membimbing kami di kelas Biologi Dik A 2020 dalam pelaksanaan tugas ini.
Terlepas dari itu, kami meyakini bahwa makalah yang kami buat ini tidak
sempurna, oleh karena itu kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan baik dari kata-kata yang kurang berkenan, tata bahasa dan kajian teori-teori
yang disampaikan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya dapat lebih baik lagi.
Sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan kami sangat berharap makalah Mini
Riset ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.....................................................................................................1
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Observasi/Penelitian.......................................................................................8
4.2 Hasil Angket............................................................................................................9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................................11
5.2 Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadidewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock,1992). Remaja sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak dewasa atau tua.
Menurut Hurlock remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Menurut Stanley
Hall usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang
diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya
masa remaja sangat bervariasi. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan.
Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak
Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa
remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak
dikutip orang.
2.1 Perkembangan Fisik Anak Usia Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan sisi yang paling nyata dari manusia
manapun,demikian juga bagi peserta didik.Pengembangan fisik antara lain: mencakup
perubahan dalam ukuran dan proporsi tubuh,penampilan serta fungsi berbagai sistem tubuh.
Menyertai pertumbuhan dan perkembangan terjadi juga perkembangan
otak,persepsi,kapasitas motor,dan kesehatan fisik.Pertumbuhan dan perkembangan fisik
peserta didik adalah unik karena semua perubahan yang terlihat dilewati hampir setiap
mereka yang normal.Pertumbuhan fisik itu merupakan hasil dari interaksi yang bersifat terus-
menerus dan kompleks sebagai interaksi antara faktor keturunan dan lingkungan.
Pada masa puber pertumbuhan atau kematangan fisik masih jauh dari sempurna dan
juga belum sepenuhnya sempurna. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan
perkembangan internal lebih menonjol daripada perkembangan eksternal. Perubahan-
perubahan tubuh eksternal dan internal yang penting selama masa puber,
a. Perubahan Eksternal
Tinggi. Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17-18
tahun, laki laki kira-kira setahun sesudahnya. Pada masa bayi yang diberi imunisasi
biasanya lebih tinggi dari usia ke usia dibandingkan yang tidak diberi imunisasi,
karena yang tidak diberi imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga cenderung
memperlambat pertumbuhan
Berat. Perubahan berat badan mengikuti perubahan tinggi.
Proporsi Tubuh. Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh
yang baik.
Organ seks. Baik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada
akhir masa remaja tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
Ciri-ciri seks sekunder. Pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa
remaja.
b. Perubahan Internal
2
Sistem pencernaan. Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usu bertambah panjang dan bertambah besar. Otot-otot diperut dan dinding-
dinding usus lebuh tebal dan kuat. Hati bertambah berat, kerongkongan bertambha
panjang.
Sistem Peredaran Darah. Jantung tumbuh pesat pada usia 17 atau 18 beratnya 12 kali
berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan
mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
Sistem Pernapasan. Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17
tahun sedangkan anak laki-laki beberapa tahun kemudian.
Sistem Endokrin. Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan
ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada awal masa puber.
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi meskipun belum mencapai
ukuran matang sampaikhir masa remaja.
Jaringan Tubuh. Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun.
Jaringan, selaintulang,terus berkembang smapaitulang mencapai ukuran matang
khususnya jaringan otot.
Kebanyakan peserta didik mencapai tahap operasional formal versi Piaget pada usia
sekitar 12 tahun atau lebih,dimana mereka mengembangkan alat baru untuk memanipulasi
informasi. Mereka bisa berpikir abstrak dan deduktif. Peserta didik pada tahap ini juga dapat
mempertimbangkan kemungkinan masa depan,mencari jawaban,menangani masalah dengan
fleksibel,menguji hipotesis,dan menarik kesimpulan atas kejadian yang mereka tidak
mengalaminya secara langsung.
3
Titik puncak perkembangan kognitif terjadi ketika sudah mencapai usia dewasa dan
jaringan sosial makin berkembang. Ketika itu pula kemampuan otak dan jaringan sosial
menawarkan lebih banyak kesempatan dibandingkan dengan fase sebelumnya untuk
bereksperimen dengan kehidupan. Karena itu sebagian peserta didik yang sesungguhnya
cerdas,namun berprestasi kurang,akibat tidak mengoptimasi diri. Kemampuan rasional yang
abstrak dan kritis berkembang melalui proses pendidikan dan pembelajaran serta pelatihan
secara kontinyu. Penalan sehari-hari siswa mengalami peningkatan sejak tahun-tahun pertama
belajar hingga menamatkan pendidikan jenjang tertentu. Hal ini menunjukan nilai pendidikan
dalam pematangan kognitif itu dirangsang oleh kontinyuitas dan konsistensi proses aktivasi.
Fenomena ini tidak untuk diberi makna bahwa kecerdasan intelektual sesorang terus
meningkat,karena ada titik optimumnya.
a. Perkembangan Sosial
Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya merupaka
kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini
faktor intelektrual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupaka
proses sosialisasi yang mendudukan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan
proses sosialisasi. Proses sosialisasi ini dimulai sejak seseorang masih bayi, namun pada
tahap remaja proses ini semakin berkembang.
Menginjak masa remaja, interaksi dan perkenalan atau pergaulan dengan teman
sebaya terutama lawan jenis menjadi semakin penting. Pada akhirnya pergaulan sesama
manusia menjadi suatu kebutuhan. Remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal
berbagai norma pergaulan yang berbeda dengan morma yang berlaku sebelumnya didalam
keluarganya.
2. Pengaruh sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan resmi yang bertanggung jawab untuk
memberikan pendidikan kepada siapapun yang berhak. Oleh karena itu remaja banyak
menghabiskan waktunya di sekolah semenjak berumur 4 tahun. Dengan demikian, sekolah
mempengaruhi tingkah laku remaja khususnya tingkah laku sosial remaja. Di sekolah
seharusnya banyak dilakukan kegiatan kelompok untuk mengembangkan tingkah laku sosial
seperti kerjasama, saling membantu, saling menghormati dan menghargai misalnya kelompok
4
belajar, kelompok pengembangan bakat khusus seperti kelompok menyanyi, menari, olahraga
dan keterampilan khusus lainnya.
Fungsi sekolah lainnya dalam mengembangkan tingkah laku sosial adalah
menyiapkan model-model bertingkah laku sosial baik itu guru, petugas administrasi maupun
siswa-siswa lainnya.
4. Kematangan
Bersosialosasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat oranaglain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional dismaping itu kemampuan berbahasa
dengan demikian untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik
sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
b. Perkembangan Emosi
Masa remaja dianggap sebagai masa “badai&tekanan” yaitu suatu masa dimana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya
emosi pada anak usia remaja biasanya disebabkan oleh tekanan sosial dan menghadapi
kondisi baru sedangakn masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi
keadaan-keadaan itu.
5
cara gerakan amarah yang meledak-ledak melainkan dengan menggerutu, tidak mau
berbicara atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah.
Kematangan Emosi
Anak remaja dikatakan telah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa
remaja tdak “meledakan” emosinya dihadapan ornag lain melainkan menunggu saat dan
tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat
diterima.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
7
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada saat pengamatan yang kami lakukan, mereka baru saja menyelesaikan
pembejaran dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Metode pembelajaran yang digunakan
pada saat itu adalah diskusi dengan teman sekelompok mereka untuk mentranslate beberapa
teks melalui grup chat whatsapp. Pembelajaran dengan metode ini bagus karena dapat
meningkatkan komunikasi antar sesama teman sebayanya.
Pada saat pembelajaran, siswa-siswi nampaknya mulai bisa memecahkan suatu
permasalahan tetapi dalam memecahkan permasalahan masih membutuhkan orang dewasa
dalam hal ini guru dan teman sebayanya yang lebih mampu atau lebih mengerti permasalahan
tersebut. Guru hanya memberikan bantuan kepada siswa-siswi selama tahap awal
pembelajaran saja, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk
mengembangkan materi dan menjelaskan kepada teman-temannya dan memberikan tugas
pekerjaan rumah mengenai materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan emosi anak yang terjadi adalah :
1) Rasa ingin tahu. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan rasa ingin tahu pada
siswa-siswi kurang tercapai karena siswa-siswi tidak aktif dalam bertanya.
2) Cemas. Siswa-siswa merasakan kecemasan karena tidak semuanya mengerti akan materi
yang di terima. Sehingga akan menimbulkan rasa khawatir tidak mengerti dan saat ujian
takut mendapatkan nilai yang buruk.
3) Rasa senang dan gembira. Siswa-siswi yang senang dengan materi yang disampaikan
akan aktif mengikuti pembelajaran, sedangkan yang tidak suka dengan materi yang
disampaikan akan cenderung diam dan menutup diri atas materi yang disampaikan.
4) Marah. Timbul rasa marah ketika ada siswa-siswi yang berisik karena tidak suka dengan
materi yang disampaikan sehingga mengganggu konsentrasi teman-temannya yang
sedang belajar.
5) Kasih sayang. Antara siswa saling menumbuhkan rasa kasih sayang. Itu bisa dilihat dari
akurnya dan rukunnya siswa-siswi, serta tidak terjadi keributan antar siswa. Sehingga
siswa-siswi menampilkan rasa kasih sayang nya kepada teman sebaya nya.
8
4.2 Hasil Angket
Dari 30 responden yang kami berikan angket, berikut ini adalah kalkulasi hasil jawaban
mereka :
9
21. Saran atau masukan untuk Guru dalam mendukung Kesimpulannya siswa
perkembangan siswa di sekolah menginginkan Guru
memberikan yang terbaik bagi
mereka dan juga membuat
terobosan baru dalam belajar
agar siswa tidak bosan dan
setres
Dari hasil kalkulasi angket diatas, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan remaja
khususnya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Sianjur mula-mula sudah tergolong baik. Hal ini
dapat dilihat dari persentase jawaban yang diberikan. Kebanyakan persentase tertinggi ada
pada kolom selalu dan sering, sedangkan pada kolom jarang dan tidak pernah persentase
cenderung kecil.
Dari kalkulasi angket diatas juga dapat kita lihat kalau Guru sudah sangat membantu
perkembangan siswa. Salah satu contohnya pada poin 15 dimana dikatakan “Guru mampu
bertindak sebagai orang tua”. 77% responden menjawab selalu. Dari sini dapat kita lihat
kalau Guru memberikan perhatiannya kepada siswa-siswa. Perhatian yang diberikan Guru
tersebut dapat mengontrol perkembangan remaja terutama perkembangan sosial dan emosi
remaja.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang
lebih maju.
Perkembangan fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat
penting dan ditandai dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga individu
tersebut bisa bereproduksi dengan baik.
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun
psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral.
Solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa yaitu
menyediakan bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa, meningkatkan kuantitas
maupun kualitas pengajar dan sarana dan administrasi pendidikan.
Peran Guru sangat berpengaruh bagi perkembangan remaja usia sekolah menengah,
terutama perkembangan intelektual, sosial, dan emosi remaja. Seorang Guru yang
mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sangat disukai oleh siswa.
Guru yang mengajar secara monoton dan membosankan membuat siswa juga jenuh
dalam belajar
5.2 Saran
Diharapkan agar penulis maupun pembaca mempelajari lebih lanjut tentang aspek-
aspek perkembangan pada manusia pada tingkat yang lain selain tingkat remaja yang dibahas
pada makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12