Anda di halaman 1dari 7

BISNIS DALAM MASYARAKAT JEPANG

Maharani Patria Ratna


Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro
Email: maharanipr_yellow@yahoo.co.id

ABSTRACT

Abstract: this journal explains customs in doing business with Japanese. Japanese has several
unique etiquettes which is unknown by westerns. Those customs are important to explain, to
avoid missed perception between Japanese and western businessman. This journal also gives
some tips for those who don’t really understand Japanese, so that they can adapt with them. This
journal explains some Japanese way of life that are applied in their way of doing business.
Japanese way of life explanations are highly expected understood so that one understands
Japanese behave in doing bussines. For instance: TQM, kaizen, and kaisan are just some of
Japanese way of life that is explained simply in this journal.

Keywords: Japanese, business, company, westerns, communication

1. PENDAHULUAN Prinsip-prinsip hidup masyarakat


Setelah dibom oleh sekutu pada Jepang tersebut tentunya akan sangat
perang dunia II, Jepang mulai bangkit mempengaruhi pandangan masyarakat
menjadi negara dengan perekonomian yang Jepang mengenai bisnis. Bisnis bagi orang
kokoh. Tentunya hal tersebut tidak lepas Jepang harus berlandaskan suatu
dari etos kerja keras, tidak kenal lelah, kepercayaan diantara para pelakunya. Bagi
disiplin tinggi, dan semangat kerja. orang asing yang ingin melakukan bisnis
Berbicara mengenai semangat pantang dengan orang Jepang, tentunya akan sangat
menyerah, masyarakat Jepang dikenal penting memahami karakter, budaya, dan
memiliki semangat pantang menyerah yang adat istiadat masyarakat Jepang dalam
tinggi. Mereka sanggup berhadapan dengan berbisnis. Hal ini penting karena terkadang
segala kesulitan untuk meraih cita-citanya, dalam suatu masyarakat ada hal yang
sehingga tiap pekerjaan akan dilakukan dianggap sensitif, namun bagi masyarakat
dengan sepenuh hati. Namun, tak jarang lain bukan merupakan hal yang sensitif.
pula mereka menemui kegagalan. Kegagalan Kesulitan terbesar yang dialami
bagi orang Jepang merupakan sesuatu yang orang yang ingin berbisnis dengan orang
harus ditebus, entah dengan suatu Jepang adalah sifat etnosentrisme yang
kemenangan yang lain atau bahkan dengan mereka miliki. Etnosentrisme adalah sikap
cara bunuh diri. Pada zaman dahulu, para menganggap golongan dan kebudayaannya
samurai di Jepang yang mengalami lebih tinggi dibanding bangsa lain. Sikap itu
kegagalam berupa kekalahan akan terbentuk karena kecintaan mereka terhadap
melakukan harakiri atau bunuh diri dengan budayanya sendiri, yang memang sudah
merobek perut. Harakiri dipandang sebagai ditanamkan secara turun temurun sejak
bentuk tanggung jawab atas kegagalan kecil, sehingga sulit untuk dihilangkan.
seorang samurai. Namun di era modern ini,
Harakiri tidak lagi dilakukan. Walaupun
demikian nilai-nilai dalam harakiri berupa
sebuah tanggung jawab ketika mengalami
kegagalan masih sangat mengakar dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.

Jurnal Izumi, Volume 5, No 1, 2015 21


2. PEMBAHASAN 4. Setelah menerima kartu nama, sebaiknya
2.1 Tahap Awal Berbisnis dengan tanyakan beberapa pertanyaan ringan
Masyarakat Jepang mengenai hal-hal yang tertera di kartu
Secara garis besar ada 4 poin yang nama tersebut. Selanjtunya, ungkapkan
harus diperhatikan ketika berbisnis dengan rasa senang karena telah bertemu dengan
orang Jepang, diantaranya: pemberi kartu. Hindari langsung
1. Mempelajari cara yang tepat untuk memasukan kartu nama ke dalam
mengawali hubungan dengan sebuah kantong, karena terkesan tidak mau tahu
perusahaan, organisasi, dan firma di atau tidak mau mengenal orang yang
Jepang. memberikan.
2. Mengetahui dengan pasti cara menjaga 5. Letakkan kartu nama yang baru saja
dan memupuk hubungan bisnis yang diterima di atas meja. Hal ini untuk
terjalin mempermudah penyebutan nama saat
3. Mencari cara melanggengkan hubungan ada beberapa rekan bisnis pada saat
tersebut agar berjalan lancar bersamaan. Hindari menumpuk kartu
4. Sebaiknya hindari hubungan surat nama, namun bariskan satu per satu
komunikasi melalui surat menyurat. sesuai urutan tempat duduk klien. Hal ini
sangat berguna bagi orang yang sulit
Dalam berbisnis umumya orang Jepang mengingat nama beberapa orang
kurang menyukai suasana formal, mereka sekaligus, sehingga dengan barisan kartu
lebih menyukai santai, karena dapat nama tersebut, seseorang dapat melirik
menghilangkan ketegangan. Agar kartu nama yang diletakkan sambil
komunikasi berjalan dengan lancar, menyapa rekan bisnis yang baru dikenal.
sebaiknya gunakan Bahasa Jepang atau Hal ini dianggap lebih sopan dari pada
penerjemah untuk berkomunikasi. Orang bertanya ‘’Maaf, dengan Bapak siapa
Jepang termasuk orang yang sangat bangga tadi?’’.
menggunakan bahasanya, selain merekan 6. Jangan sungkan meminta kartu nama,
tidak begitu menguasai Bahasa Inggris. ketika rekan bisnis terlihat lupa untuk
Dalam memulai bisnis dengan orang Jepang, memberikan, demi kelancaran
biasanya diawali dengan pertukaran kartu komunikasi selanjutnya. Meminta kartu
nama. Dalam pertukaran kartu nama, orang nama kepada orang Jepang tidak
Jepang memiliki suatu etika khusus dalam dianggap sebagai hal yang melanggar
memperlakukan kartu nama yang diterima etika, asal meminta dengan sopan.
dari rekan bisnisnya, diantaranya: Pastikan juga bahwa informasi yang
1. Sebaiknya simpan kartu nama di tempat tertera dalam kartu nama adalah
penyimpanan kartu nama/card holder. informasi yang valid atau masih dapat
Hindari mengambil kartu nama dari dipakai untuk berkomunikasi.
dompet yang disimpan di belakang saku 7. Pastikan kartu nama yang akan diberikan
celana, sebaiknya simpan card holder di kepada rekan bisnis adalah kartu nama
saku baju atau jas. Hal ini sangat yang bersih, tidak sobek, dan tidak ada
mempengaruhi etika pertukaran kartu bekas lipatan.
nama saat pertama kali berkenalan 8. Setelah menerima kartu nama, jangan
2. Serahkan kartu nama dengan kedua memainkannya, seperti menggulung,
tangan, dengan badan sedikit melipat, dll.
membungkuk, demikian pula saat
menerima kartu nama. Sebagai tambahan, orang Jepang
3. Pastikan kartu nama diserahkan dengan biasa membuat kartu namanya dengan dua
posisi huruf menghadap lawan bicara, sisi kartu nama, di satu sisi ditulis dengan
sehingga lawan bicara bisa langsung Bahasa Jepang dan di sisi lainnya dengan
dengan mudah membacanya. Bahasa Inggris. Setelah menerima kartu
nama ada baiknya mengingat pemberi kartu
nama dengan membuat catatan kecil

22 Jurnal Izumi, Volume 5, No 1, 2015


mengenai nama, tempat pertama kali paling rendah, untuk hadiahnya bisa
bertemu, atau hal-hal lain yang diberikan suatu barang seharga sekitar $ 50.
memudahkan ingatan untuk mengingat Jenis barang yang diberikan pun harus
kembali. Hal ini penting, karena bagi orang memiliki kualitas tinggi dan bermerk seperti
Jepang, merupakan hal yang sangat tidak seperangkat bolpen kualitas terbaik, parfum,
sopan untuk melupakan orang yang sudah dan lukisan. Meskipun demikian,
pernah bertukar kartu nama denganya, memberikan hadiah berupa barang yang
terutama saat bertemu di lain kesempatan. menjadi cirri khas suatu negara juga
Dalam budaya bisnis masyarakat diperbolehkan. Penting pula untuk
Jepang dikenal budaya pemberian hadiah. mengingat atau mencatat hadiah yang telah
Dalam memberikan hadiah, orang Jepang diberikan, sehingga ketika membalas hadiah
tidak berkeberatan memberikan tamunya tidak diberikan barang yang sama jenisnya,
hadiah yang mahal sekalipun. Walaupun hal ini dianggap kurang sopan.
praktek seperti ini juga ditemui di seluruh Hal lain yang tak kalah penting
negara barat, namun dapat dikatakan bahwa adalah ketepatan waktu. Orang Jepang
dalam pemberian hadiah, orang Jepang sangat menghargai waktu sehingga terkesan
dikenal lebih loyal. Dalam kunjungan tidak dapat mentolerir keterlambatan. Sekali
seorang tamu dari luar negeri ke Jepang dikecewakan dengan ketidaktepatan waktu,
untuk pertama kalinya, diharapkan tamu maka pandangannya akan berubah menjadi
tersebut tidak membawa hadiah apapun. negatif secara keseluruhan terhadap rekan
Alasannya karena momen tersebut dianggap bisnisnya. Hal ini tentunya akan berdampak
momen saat orang Jepang menyambutnya negatif bagi kelancaran perundingan bisnis
sebagai tuan rumah dengan memberikan yang bersangkutan. Namun sebaiknya, orang
penghormatan berupa hadiah. Pada Jepang akan menganggap orang yang tepat
kunjungan kedua tamu tersebut, ada baiknya waktu adalah orang yang dapat dipercaya
ia membawa hadiah untuk orang-orang yang dan bertanggung jawab. Terhadap orang
ia inginkan kerjasamanya dalam jangka seperti ini, orang Jepang akan dengan
panjang. Di sisi lain, saat orang Jepang senang hati bekerjasama serta memberikan
berkunjung ke negara tamunya tadi, yang terbaik demi kelancaran bisnis.
disarankan pula untuk memberikan hadiah
kepadanya. Hal ini sangat penting, 2.2 Budaya Bisnis Masyarakat Jepang
mengingat pemberian hadiah merupakan Ada suatu keunikan yang harus
simbol penghargaan yang sangat tinggi dipahai bagi orang yang ingin melakukan
kepada tamu. bisnis dengan orang Jepang, yakni kata
Etika pemberian hadiah pun harus ‘’Hai/ya’’ bagi orang Jepang adalah belum
sangat diperhatikan. Dalam memberikan tentu menyatakan sebuah persetujuan. Hal
hadiah pada orang Jepang sebaiknya ini dapat diasumsikan dengan ‘’Saya
dibedakan berdasarkan jabatannya, tentunya mendengar Anda’’ atau ‘’Saya mendengar
hadiah untuk orang yang lebih tinggi apa yang Anda katakan’’. Oleh karena itu,
jabatannya harus lebih mahal daripada perlu rasanya kepekaan dalam memahami
bawahannya. Fatal akibatnya jika hadiah kata ‘’Hai’’ dari orang Jepang agar tidak
yang diberikan kepada orang yang lebih terjadi kesalahpahaman. Hal ini terjadi
tinggi jabatannya sama atau bahkan lebih karena orang Jepang dikenal sukar
murah harganya dengan bawahannya, ia mengatakan ‘’Iie/tidak’’, terutama kepada
akan merasa terhina, sedangkan bawahannya orang yang baru dikenal. Orang Jepang
akan sangat merasa malu. Hadiah biasanya sangat takut menlukai perasaan orang lain,
diberikan hanya kepada 4 orang yang ingin sehingga banyak mengucapkan ‘’Hai’’. Cara
diajak bekerja sama. Harganya pun tersebut juga merupakan salah satu strategi
sebaiknya disesuaikan, barang yang orang Jepang untuk menjaga keharmonisan
diberikan kepada atasan suatu perusahaan hubungan antar individu dalam berbisnis,
hendaknya berkisar sekitar $ 100 - $ 150. sehingga walaupun kesepakatan bisnis tidak
Sedangkan untuk orang dengan jabatan

Jurnal Izumi, Volume 5, No 1, 2015 23


tercapai, namun hubungan individu akan Jepang berpandangan bahwa perut adalah
tetap harmonis. pusat dari kehidupan atau nyawa.
Hal penting dalam budaya bisnis Berdasarkan konsep tersebut perut pun
orang jepang adalah sistem ringi, yakni dianggap sebagai pusat melakukan dan
sistem pengambilan keputusan secara menyatakan kehendak, pemikiran,
mufakat. Sistem ini adalah sistem yang kemurahan hati, keberanian, semangat,
paling banyak berpengaruh dalam kemarahan, permusuhan, dendam, dll. Oleh
pengambilan keputusan di perusahaan- karena itu, penting bagi orang asing yang
perusahaan Jepang. Dalam sistem ini, ingin berbisnis dengan orang Jepang, untuk
sebuah keputusan yang akan diambil akan bersikap peka terhadap haragei agar
dibicarakan dengan anggota internal terhindar dari kesalahpahaman komunikasi.
perusahaan. Proses ini biasanya berlangsung
lama hingga berbulan-bulan. Oleh karena 2.3 Istilah-istilah dalam Etos kerja
itu, sangat dianjurkan bagi orang yang ingin Masyarakat Jepang
berbisnis dengan orang Jepang untuk Dalam melakukan bisnis, tentunya
bersabar dengan tidak mendesak dan orang Jepang tidak selalu menerapkan nilai-
menekan mereka dalam mengambil nilai hidup yang telah mengakar dalam
keputusan. budaya kehidupannya sehari-hari. Dalam
Hal menarik lainnya dalam budaya dunia bisnis atau kerja orang Jepang,
bisnis masyarakat Jepang adalah mereka terdapat beberapa istilah yang menjadi
dapat menaruh rasa percaya yang tinggi pedoman dalam melaksanakan suatu bisnis
kepada rekan bisnisnya. Bahkan jika rasa atau pekerjaan tertentu, diantaranya:
percaya itu sudah tumbuh, orang Jepang 1. TQM
dapat sangat mengesampingkan adanya TQM merupakan kependekan dari
perjanjian kontrak bisnis tertulis berdasarkan Total Quality Management. Sejatinya istilah
hukum. Hal ini sedikit bertentangan dengan ini tidak hanya ditemui di Jepang, namun
paham negara barat yang selalu masyarakat Jepang memiliki pandangan
mementingkan adanya kontrak tertulis yang berbeda dibandingkan masyarakat barat
diakui hukum. Bahkan dalam suatu mengenai TQM. Pada masyarakat barat,
penandatanganan kontrak bisnis, sering TQM dipandang sebagai suatu sistem kerja
ditemui orang Amerika dan Eropa yang individual, sedangkan di Jepang, sistem ini
membawa pengacara guna memberi dipandang sebagai sebuah kerjasama tim.
petunjuk mengenai butir-butir yang tertera Orang Jepang menganggap bahwa setiap
dalam kontrak tersebut. Hal tersebut bagi bagian dalam perusahaan adalah penting dan
orang Jepang akan dianggap sebagai saling bergantung satu sama lain. Sehingga
indikasi bahwa mereka tidak dipercaya oleh keberhasilan suatu perusahaan merupakan
kliennya. Dalam suatu perjanjian kontrak keberhasilan seluruh karyawan perusahaan.
dengan perusahaan dari barat, orang Jepang TQM di Jepang sangat dipengaruhi oleh
hampir tidak pernah membawa pengacara, semangat kerja keras, disiplin tinggi,
mereka hanya membawa stafnya yang kesetiaan pada perusahaan, hemat waktu,
mengerti hukum dalam penandatanganan kerjasama antar pemerintah dan swasta,
kontrak tersebut. dukungan rakyat dan keluarga, dan
Masyarakat Jepang dikenal sebagai kebijakan dalam mengelola sumber daya
masyarakat yang suka tidak mengungkapkan alam.
isi hatinya secara langsung, mereka lebih
suka mengomunikasikanya melalui sikap. 2. Kaizen
Hal ini disebut dengan haragei ( 腹 芸 ). Kaizen adalah penerapan kualitas
Secara harfiah, haragei bermakna seni perut. kerja yang menekankan pada tiga aspek
Haragei dapat diartikan sebagai seni utama, yaitu peningkatan kerja secara terus
berkomunikasi dengan sikap dan kekuatan menerus, dapat diukur, dan dilaksanakan
kepribadian, bukan melalui kata-kata. Istilah secara bertahap. Agar kaizen dapat tercapai
hara (腹) atau perut digunakan karena orang pimpinan perusahaan menetapkan bahwa

24 Jurnal Izumi, Volume 5, No 1, 2015


sasaran yang hendak dicapai para pekerja Dalam suatu perusahaan Jepang,
sebanding dengan kapasitas yang tersedia pemasaran produk merupakan tanggung
dalam perusahaan. Cara ini bertujuan untuk jawab seluruh karyawan perusahaan, baik
mengurangi tekanan para pekerja seminimal atasan maupun bawahan. Kegiatan
mungkin, agar mereka dapat bekerja dengan pemasaran juga dianggap wajib untuk terus
lancar dan sempurna tanpa halangan yang dilaksanakan di luar jam kerja kantor. Oleh
dapat menurunkan produktivitas kerja karena itu, para karyawan perusahaan di
mereka. Selain itu, untuk mengurangi Jepang merasa bahwa saat-saat tersebut
kesenjangan antar atasan dan bawahan, adalah momen yang penting untuk
banyak pabrik di Jepang yang menggalakan mempromosikan produk perusahaan mereka
pemakaian seragam. Cara tersebut kepada saudara, teman, dan relasi lainnya.
dimaksudkan untuk mengurangi konflik dan Sistem pemasaran seperti ini juga dijalankan
ketegangan antara atasan dan bawahan. oleh beberapa perusahaan barat seperti Wal-
Penerapan sistem kaizen dianggap penting Mart, Scandinavian Airlines System, dan
karena dinilai mampu untuk mewujudkan Ritz-Carlton.
budaya kerja yang kuat. Kaizen Banyak perusahaan di Jepang
menanamkan kesetiaan para pekerja menerapkan pendekatan terhadap pelanggan
terhadap perusahaan, mempererat kerjasama sebagai strategi pemasaran mereka.
antara atasan dan bawahan, serta Berusaha membangun hubungan yang baik
mengoptimalkan biaya dan waktu untuk dan menciptakan loyalitas kepada pelanggan
menghasilkan produk yang berkualitas merupakan cara yang dianggap jitu untuk
tinggi dalam jumlah yang besar. Selain itu, memasarkan produk. Namun tentunya hal
sistem kaizen juga memberikan penghargaan ini tidak lepas dari bantuan perantara
bagi pekerja yang berprestasi, yakni berupa pemasaran produk, yakni media masa. Bagi
insentif dan bonus di luar gaji pokok. orang Jepang pemasaran bukanlah ilmu,
melainkan seni atau keahlian yang berjalan
3. Keisan berdasarkan pengalaman langsung dan
Keisan adalah pembaharuan secara mencoba (trial and error).
berkesinambungan, yakni berupa ciptaan, Seperti yang telah disinggung
ide, produk, dan cara hidup yang baru. sebelumnya, iklan masih dianggap sebagai
Untuk melakukan pembaharuan, dituntut faktor penting yang berpengaruh dalam
sikap kreatif, inovatif, dan produktif yang pemasaran produk, termasuk bagi
dilakukan dengan sistem diskusi bersama. masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang
Pembaharuan dalam dunia bisnis dinilai memiliki pandangan bahwa iklan yang
penting untuk bersaing dengan negara barat. membandingkan produk merupakan iklan
Masyarakat Jepang dikenal sebagai yang kasar dan berselera rendah. Oleh
masyarakat yang mau belajar. Oleh karena karena itu banyak biro iklan di Jepang selalu
itu, untuk menghasilkan suatu produk, berusaha menonjolkan fungsi produk yang
mereka lebih senang mempelajari dan akan menciptakan citra pada suatu produk
meniru, lalu disesuaikan dengan budaya tertentu. Kebanyakan iklan di Jepang
kerja mereka, sehingga menghasilkan menyampaikan perasaan, impian, dan
penemuan lain. Hal ini terbukti dengan semangat yang berkenaan dengan produk
banyaknya barang elektronik, optik, bahan tertentu yang sering ditampilkan dalam
kimia, nuklir, dll yang semuanya merupakan sebuah slogan. Para pengamat barat untuk
produk asli Jepang. Untuk memajukan iklan TV di Jepang sering mengungkapkan
konsep keisan, seseorang dituntut memiliki kekagumannya atas cara penjualan yang
rasa ingin tahu yang besar, mau belajar, halus yang dilakukan berdasarkan fantasi
tidak mudah putus asa, dan tidak takut akan ketimbang “logika’’ oleh para biro iklan di
rintangan. Jepang terhadap suatu produk. Sebagai
contoh, seekor anak anjing berjalan
2.4 Pemasaran dalam Bisnis Masyarakat menembus hujan menciptakan suasana hati
Jepang ingin minum wiski Suntory, seorang dokter

Jurnal Izumi, Volume 5, No 1, 2015 25


gigi yang mencabut gigi seorang pasien perlakuan mereka terhadap orang Jepang
digunakan untuk mengiklankan sebuah obat sendiri, terutama bagi orang asing yang
semprot nyamuk merk Kinchoru, dll. Dalam bekerja pada bidang manajemen. Orang
dunia periklanan Jepang terdapat suatu Jepang kebanyakan tidak memasukan orang
anggapan bahwa iklan yang terlalu asing dalam dewan internal perusahaan. Hal
menonjolkan kebaikan dari suatu produk ini dikarenakan rasa percaya mereka yang
justru diragukan kualitasnya. kurang terhadap orang asing serta pemikiran
bahwa orang asing tidak bisa memberikan
2.5 Identitas Perusahaan seluruh kemampuannya. Hal ini tidak lepas
Pencantuman nama perusahaan dari pandangan orang Jepang mengenai
dalam produk merupakan unsur yang orang barat yang suka berganti-ganti
dianggap penting bagi sebagian besar pekerjaan, rasa lebih mementingkan diri
perusahaan di Jepang. Bahkan dengan nama sendiri daripada kepentingan perusahaan,
perusahaan yang tercantum dalam produk, dan sikap individualisme.
suatu perusahaan seakan-akan juga ingin Hal yang kurang baik lainnya justru
memberikan suatu pencitraan yang baik dialami orang Jepang yang bekerja di
terhadap mutu produk dan perusahaan itu perusahaan asing (barat). Kebanyakan orang
sendiri. Suatu perusahaan yang asing tersebut akan merasa lebih unggul
dibanding orang Jepang. Hal ini tentunya
mengeluarkan beberapa jenis produk dengan sangat mengganggu bagi orang Jepang,
label perusahaan yang sama ingin karena keberadaannya merasa kurang
memberikan citra bahwa produk yang diperhatikan. Salah satu penyebabnya adalah
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut pemimpin perusahaan adalah orang asing,
memiliki kualitas yang baik, apapun jenis sehingga secara tidak langsung karyawan
produk yang dikeluarkannya. Oleh karena asing lainnya menganggap remeh karyawan
itu, banyak perusahaan di Jepang yang Jepang. Anggapan seperti ini memang
menyingkat nama perusahaannya agar tersembunyi, namun dirasakan orang Jepang
mudah diingat oleh konsumen. Sebagai sebagai suatu tantangan yang harus dijawab.
contoh, perusahaan computer bernama
Computer Service Kaisha menyingkat nama 3. SIMPULAN
perusahannya menjadi CSK, perusahaan Bisnis bagi masyarakat Jepang
mobil Togo Kogyo manjadi Mazda yang sejatinya bukan hanya masalah berbisnis
mengalami penyederhanaan dari nama untuk berdagang saja, namun di dalamnya
pendirinya yakni Jujiro Matsuda, perusahaan mengandung suatu prinsip yang
elektronik Nippon Electronic Corporation menggambarkan karakter dari masyarakat
menyingkat namanya menjadi NEC, dll. Hal Jepang itu sendiri. Untuk memulai bisnis
ini jelas berbeda dengan perusahaan di dengan orang Jepang, hendaknya selain
Amerika yang tidak begitu mementingkan memahami kebiasaan berbisnis orang
identitas perusahaan yang memproduksi Jepang, penting pula pengetahuan mengenai
sebuah produk. Kebanyakan merk produk karakter orang Jepang, guna menghindari
terkenal seperti Tide, Minute Maid, dan kesalahpahaman komunikasi. Orang Jepang
Frito Lay lebih banyak dikenal masyarakat sejatinya bukan termasuk orang yang rumit
daripada perushaan yang memproduksinya, dalam berbisnis, mereka sangat menghargai
yakni berturut-turut Procter & Gamble, Coca kepercayaan, waktu, dan pernghargaan
Cola, dan Pepsico. setinggi-tingginya terhadap orang yang
sudah mereka percaya, asalkan klien bisnis
2.6 Bekerja di Perusahaan mereka memberikan hal yang sama terhadap
Kebanyakan perusahaan Jepang mereka, sehingga terjadi keseimbangan
memperlakukan orang asing yang bekerja di hubungan bisnis.
perusahaannya dengan “berbeda’’ dibanding

26 Jurnal Izumi, Volume 5, No 1, 2015


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Lieh-Ching. A Study On Japanese Sasaki, Ruth dan David Dickey. 1999.
Culture and Styles of Business Communicating With Japanese In
Nefotiation. Taiwan: Hsuan Chuang Business. USA: Jetro
University
Sen, Ann Wan. 2006. Rahasia Bisnis Orang
Johansson, Johnny K dan Ikujiro Nonaka. Jepang. Jakarta: Hikmah
1996. The Japanese Way of
Marketing. Jakarta: PT Gramedia Zimmerman, Mark. 1998. How to Do
Pustaka Utama Business with the Japanese. Tokyo:
Charles E. Tuttle Company

Jurnal Izumi, Volume 5, No 1, 2015 27

Anda mungkin juga menyukai