Motivasi Kontenporer
Motivasi Kontenporer
Teori kontenporer 6
Teori timur iq eq sq
A = wayan gede
B = yunus
C = arifin
D = modul PO
NIM: 18612098
Hierarki kebutuhan Maslow ini disusun membentuk segitiga dimana dasarnya memiliki luas
yang lebih luas dan mengerucut keatas. Tingkatan paling bawah adalah kebutuhan yang paling
dasar dan berlanjut pada tingkatan kedua ketiga dan seterusnya sampai tingkatan tertinggi di
puncak piramida. Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang teori kebutuhan dasar Maslow,
berikut penjelasannya:
http://meriatipanjaitan93.blogspot.com/2015/04/perubahan-lingkungan-
organisasi-pt.html
http://meriatipanjaitan93.blogspot.com/2015/04/perubahan-lingkungan-
organisasi-pt.html
Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak
terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya
perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka berada dalam sebuah lingkungan. Perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungan organisasi memerlukan perhatian dari manajer karena bisa
memberikan dampak yang besar bagi perkembangan organisasi. Lingkungan organisasi secara
umum dapat kita bagi menjadi dua bagian yaitu : lingkungan yang ada di dalam perusahaan itu
sendiri (lingkungan internal) maupun lingkungan yang berada di luar perusahaan itu sendiri
(lingkungan eksternal). Namun kali ini saya akan mengulas mengenai faktor perubahan internal
organisasi.
Faktor internal
adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana faktor tersebut dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Problem yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesama anggota organisasi pada
umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
· Lingkungan (environment)
· Kerangka pikir pemimpin dan personal atau karyawan (leader and employee mindset)
PEMBAHASAN
Grup Astra merupakan kelompok bisnis nasional yang memiliki sistem manajemen termaju di
Indonesia. Astra menyebut sistem manajemennya dengan nama Astra Management System
(AMS). Sistem manajemen ini menjadi roda penggerak organisasi Astra untuk mewujudkan visi,
misi, tujuan, moto, dan filosofi korporat Astra. Kehadiran AMS menjadi cermin PT. Astra
Internasional Tbk sebagai organisasi yang tanggap terhadap perubahan dan seringkali menjadi
motor perubahan dalam konteks bisnis nasional.
Manajemen perubahan merupakan pendekatan terstruktur dalam rangka membawa PT. Astra
Internasional Tbk dari kondisi saat ini (current state) ke masa depan yang diinginkan (desired
future state) untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Dalam lingkungan PT. Astra Internasional
Tbk, perubahan tersebut meliputi perubahan didalam struktur organisasi, proses, tata laksana,
sumber daya manusia, pola pikir dan budaya kerja. Fokus utama dari dari manajemen perubahan
adalah sumber daya manusia yang pada akhirnya akan mengarah kepada pembelajaran
organisasi (Building Learning Organization).
Pembelajaran organisasi merupakan kegiatan organisasi ketika pemimpin dan karyawan secara
terus menerus meningkatkan kapasitas mereka untuk mencapai tujuan, saat pola pikir baru
dipelihara, aspirasi kolektif bebas, diutamakan dalam rangka perbaikan dan orang-orangnya
memiliki keinginan untuk belajar. Manajemen perubahan selalu dibutuhkan oleh PT.Astra
Internasional Tbk untuk menciptakan tata kelola organisasi dan bisnis yang lebih efektif,
produktif, efisian, kreatif, dan mempunyai kinerja. Melalui perubahan yang jelas dan terbuka,
PT.Astra Internasional Tbk berpotensi untuk memperkuat dirinya melalui kinerja dan
komunikasi serta integrasi dalam kolaborasi yang menyatukan semua fakta keunggulan di
lingkungan PT.Astra Internasional Tbk secara profesional. Manajemen perubahan PT.Astra
Internasional Tbk harus memastikan bahwa setiap kegiatan perubahan dilakukan secara
terencana dan terukur, sehingga keberhasilan penerimaan setiap orang terhadap perubahan yang
diinginkan dapat diwujudkan secara sempurna. Astra terus melakukan perubahan sejalan dengan
prinsip kaizen (continous improvement), yaitu :
3. Mengakui masalah secara terbuka; Membangun kultur yang tidak saling menyalahkan.
4. Mempromosikan keterbukaan; Ilmu pengetahuan adalah untuk saling dibagikan &
hubungan-hubungan komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi yang lebih
besar
5. Menciptakan tim kerja; pertama, pengaruh antar sesama teman dan kepemimpinan bisa
memelihara disiplin untuk memastikan bahwa tidak ada seorangpun dibiarkan mengganggu
keseimbangan didalam tim dan keharmonisan antar tim, kedua, setiap orang diberi semangat
untuk memanfaatkan pendidikan dan pelatihan guna memastikan bahwa kontribusi pribadi
menambah nilai pada hasil hasil tim.
6. Memanajemeni proyek melalui tim fungsional silang; menggunakan sumber daya antar
departemen bahkan dari luar perusahaan.
7. Memelihara proses hubungan yang benar; Mendesain dan memastikan proses hubungan
antar manusianya.
8. Mengembangkan disiplin pribadi; Melalui pendidikan, agama, dan norma norma sosial
untuk menjaga keutuhan
9. Memberikan informasi pada semua karyawan; Misi, nilai, produk, kinerja, manusia dan
rencana perusahaan dari tantangan perusahaan menjadi tantangan pribadi.
PT. Astra Internasional Tbk. melakukan perubahan organisasi dan menetapkan figur-figur yang
tepat untuk mengisi posisi yang ada berdasarkan kebutuhan organisasi serta kompetensi baru
yang dibutuhkan. Setiap perubahan memberikan dampak yang kuat terhadap individu karena
awalnya, setiap perubahaan mendatangkan ketidakpastian.
Pada periode 1998-1999, Krisis ekonomi menyebabkan Astra harus melakukan penjadwalan
pembayaran utang dengan para kreditur. Astra terpaksa mem-PHK 20.000 karyawan tetap dan
5.000 pegawai kontrak sehingga jumlah karyawan Astra tinggal sekitar 100.000 orang. Meski
sering dikatakan lebih beruntung, karyawan yang masih tinggal (tidak diPHK) sebetulnya tidak
lebih baik ketimbang yang di PHK. Mereka justru menghadapi berbagai persoalan, baik di dalam
maupun diluar pekerjaan. Persoalan ini muncul terutama karena privatisasi umumnya diikuti
dengan perubahan kebijakan perusahaan seperti perubahan struktur organisasi, tujuan organisasi,
teknologi dan sekaligus perubahan lingkungan kerjanya. Perubahan-perubahan tersebut akan
menyebabkan terjadinya perubahan kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
Sebagai contoh, jika perusahaan menerapkan kebijakan downsizing – perusahaan tidak
mengganti karyawan yang di PHK, artinya karyawan yang bertahan harus mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang semula ditangani mereka yang di PHK. Bagi karyawan yang masih
bertahan memiliki beban kerja bertambah dan tentunya menuntut mereka meluangkan lebih
banyak waktu, dan mengeluarkan lebih banyak energi.
Dalam merubah suatu organisasi dari bentuknya yang lama kearah yang lebih baru, Astra perlu
melakukan inovasi. Perubahan dapat dilakukan dengan mengubah bidang-bidang inovasi, yaitu
struktur, teknologi dan atau orang-orangnya. Sistem administrasi back office seluruh cabang
Astra diseragamkan dengan memakai teknologi SAP. Selama ini, sistem administrasi setiap
cabang berbeda-beda sehingga masing-masing cabang membutuhkan tenaga akunting dan
Administration Dept. Head sendiri-sendiri. Kompilasi data juga menjadi lambat. Dewasa ini,
proses administrasi pemesanan mobil, pembayaran, dan berbagai hal lainnya seragam serta
online sehingga pengumpulan dan penyatuan data di akhir bulan bisa dilaksanakan dengan cepat.
Hasil yang diperoleh dari perubahan tersebut adalah pada saat PT.Astra Internasional Tbk
berulang tahun yang ke-48, berhasil mencatat rekor laba bersih Rp 5,4 triliun pada 2004, naik
22,3% dari 2003. Nilai hutang perusahaan pun menurun tajam, bahkan per 31 Maret 2005 hutang
Astra kepada 19 sindikasi bank asing telah dibayar luas sehingga hutang Astra menjadi nol.