Anda di halaman 1dari 47

Lampiran 1

PANDUAN PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK DENGAN


PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR(REB ) TERHADAP
PENURUNAN PERILAKU BULLYING

Oleh:

Handamari Anggana Raras

15713251030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

123
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga peneliti mampu
menyelesaikan panduan pelaksanaan penelitian ini dengan lancar.

Modul ini disusun sebagai upaya untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan
proses bimbingan yang akan dilakukan di sekolah. Panduan pelaksanaan
penelitian ini bertujuan melihat keefektivan konseling kelompok rational emotive
behavior terhadap perilaku bullying konseli .

Saya menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya atas segala bantuan,


arahan, dan bimbingan yang diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan
panduan pelaksanaan penelitian ini, kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr Budi Astuti, M. Si, dosen pembimbing tesis di Universitas Negeri


Yogyakarta

2. Ibu Dra. Retno Winarni, guru pembimbing SMA N 1 Dagangan Kabupaten


Madiun

3. Bapak/ Ibu staf tata usaha, karyawan, serta seluruh peserta didik di SMA
Negeri 1 Dagangan Kabupaten Madiun

Demikian panduan pelaksanaan penelitian saya buat dengan sebenarnya, semoga


dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan
memerlukannya.

Yogyakarta, Desember 2018


Peneliti

Handamari Anggana Raras

124
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

A. Rasional ........................................................................................................... 1

B. Tujuan ............................................................................................................. 3

C. Tanggung Jawab Konselor ............................................................................. 4

D. Durasi Wakt ....................................................................................................5

E. Jumlah Anggota Kelompok .............................................................................5

F. Rancangan Pertemuan ................................................................................... 5

G. Rancangan Pelaksanaan Kegiatan Konseling Kelompok Rational Emotive


Behavior ...... ………………………………………………………………..6

H. Referensi ......................................................................................................... 9

125
A. Rasional

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dari

pendidikan sebagai upaya membantu peserta didik agar mencapai

perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya sehingga

memudahkan mengembangkan diri di lingkungan sekolah, keluarga, dan

masyarakat. Oleh sebab itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah

menjadi tanngung jawab bersama antara personal sekolah.

Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan di sekolah adalah kegiatan

layanan konseling kelompok.. Pelaksanaan konseling kelompok membantu

peserta didik dalam membangun kualitas hubungan, pemecahan masalah dan

pembuat keputusan. Menurut (Azam,2016:162) konseling kelompok

bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan sosialisasi

khususnya komunikasi. Sehingga mampu mengajarkan peserta didik untuk

mandiri dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi. Konseling kelompok

bersifat unik karena menggunakan interaksi diisni dan saat ini untuk belajar

tentang diri dan menciptakan peluang untuk berubah (Berg, 2017:20). Ukuran

konseling kelompok dapat menjadi antiterapeutik apabila kelompok besar

anggota menjadi ragu untuk berbagi pengalaman dengan anggota lain

(Jacobs, 2013:48)

Pelaksanakan konseling kelompok dapat menggunakan teori

pendekatan, salah satunya adalah pendekatan rational emotive behavior yang

dikembangkan oleh Albert Ellis. Asumsi dasar dari pendekatan rational

126
emotive behavior adalah kognisi, emosi dan perilaku yang saling berinteraksi

secara signifikan dan memiliki hubungan sebab akibat (Corey, 2013: 291).

seseorang memiliki perilaku yang menyimpang disebabkan oleh pola pikir

yang irasional. Salah satu perilaku menyimpang yang banyak dialami oleh

peserta didik adalah perilaku bullying. Para pelaku bullying sengaja menyakiti

secara langsung atau tidak langsung dengan cara melawan seseorang yang

kesulitan dalam membela diri. Penyimpangan perilaku tersebut harus

mendapat penanganan dengan menggunakan konseling kelompok rational

emotive behavior. Pada proses konseling kelompok rational emotive behavior

peserta didik diajak untuk merubah keyakinan irasional dengan menggunakan

konsep teori ABC yaitu teori tentang kepribadian individu yang menjelaskan

bahwa A (Activity) B (belief) C (counsequences) serta beberapa teknik

rational emotive behavior, adapun tekniknya yaitu dispute kognitif, analisis

rational, Rational role reveral dan membuat frame ulang. Teknik yang

digunakan tersebut diharapkan mampu merubah pola pikir dan keyakinan

irasional peserta didik sebagai pelaku bullying sehingga perilaku bullying

dapat berkurang di lingkungan sekolah.

Perilaku dan kepercayaan yang irasional akan memberikan

konsekuensi negatif pada peserta didik sebagai pelaku bullying. Konselor

mengajak para peserta didik melihat bagaimana kepercayaan dapat

mempengaruhi emosi dan perilaku, yaitu kepercayaan yang mendorong

peserta didik melakukan bullying, dan mengajak melihat bahwa dorongan

127
negatif tersebut mempengaruhi emosi dan perilaku seperti halnya membenci

korban bullying dan sebagai reaksinya adalah menyerang korban.

Penerapan konseling kelompok rational emotive behavior terhadap

perilaku bullying bisa memberikan perubahan positif bagi pelaku bullying.

Hal ini selaras dengan penelitian (Shaari dan Aman, 2011) menjelaskan

bahwa perilaku bullying peserta didik sekolah dapat diminimalkan dengan

pendekatan konseling kelompok rational emotive behavior, upaya yang

dilakukan peneliti efektif diterapkan.

Panduan konseling kelompok ini disusun sebagai pedoman dalam

pelaksanaan penelitian quasi ekspreimen menggunakan pendekatan rational

emotive behavior. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas konseling

kelompok rational emotive behavior terhadap perilaku bullying peserta didik

kelas X SMA Negeri 1 Dagangan Kabupaten Madiun Tahun 2017/2018.

B. Tujuan

Tujuan pelaksanaan konseling kelompok rational emotive behavior

adalah :

1. Mendorong peserta didik untuk berpikir lebih rasional yaitu bagaimana

cara menolong diri sendiri secara kondusif dari keyakinan irasional untuk

berpikir secara rasional dengan tepat, dan berperilaku efektif sehingga

peserta didik dapat mencapai tujuannya.

2. Mendorong peserta didik untuk meminimalisir stress emosional dan

tingkah laku yang merusak diri

128
3. Para peserta didik dihadapkan pada pemecahan masalah yang merupakan

tanggung jawab dirinya sendiri

4. Mengembangkan pandangan-pandangan yang realitisis dan menghindari

diri dari keyakinan irasional

5. Mengajak peserta didik untuk mengaktualisasikan diri sendiri sehingga

peserta didik dapat hidup dengan bahagia.

C. Tanggung jawab konselor

Pelaksana dalam penelitian ini adalah peneliti yaitu berperan sebagai

konselor dalam kegiatan konseling yang akan dilaksanakan, sebelum

melaksankan kegiatan konseling, peneliti harus memiliki kemampuan yaitu

menguasai teori konseling kelompok rational emotive behavior dan memiliki

keterampilan dalam membangun hubungan dengan peserta didik. Konselor

juga menghargai setiap peserta didik yang memiliki keunikan dan potensi

masing-masing.

Pelaksana yang kedua dalam penelitian ini adalah peserta didik yang

bermasalah pada pikiran, emosi, dan perilaku. Pelaku bullying perlu mendapat

penanganan melalui layanan konseling kelompok rational emotive behavior.

Melalui proses ini diharapkan perilaku bullying dapat berkurang, sehingga

peserta didik dapat melaksanakan tugas dan perkembangannya yaitu memiliki

sikap yang baik terhadap orang lain, berpikir leih rasional, serta memiliki

pengetahuan dan keterampilan.

D. Durasi Waktu

129
Secara keseluruhan konseling kelompok rational emotive behavior

dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu (1) pemberian pretes untuk mengukur

data awal sebelum pemberian treatmen (2) pemberian treatment berupa

konseling kelompok rational emotive behavior pada peserta didik kelas X, (3)

pemberian posttest untuk mengukur peningkatan peserta didik setelah diberi

treatment. Waktu pada pemberian treatment 2x45 menit, sehingga treatment

tidak bisa dilakukan sekaligus sekali pertemuan selesai, maka peneliti

membangi menjadi 2 kali pertemuan.

E. Jumlah Anggota Kelompok

Peserta yang diambil dalam pelaksanaan konseling kelompok rational

emotive behavior dengan mengambil 2 kelompok sebagai kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah peserta 12 orang. Kelompok

eksperimen diikuti oleh 6 peserta didik, dan kelompok kontrol juga diikuti oleh

6 peserta didik. Peserta didik diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu baik laki-laki maupun perempuan dari hasil observasi, wawancara

dengan guru BK dan hasil pretest dengan skala perilaku bullying.

F. Rancangan Pertemuan

Pertemuan yang akan dilaksanakanpada konseling kelompok rational

emotive behavior ini sebanyak 2 kali dalam seminggu. Rancangan kegiatan

yang dilakukan dalam pelaksanaan konseling kelompok rational emotive

behavior ini adalah mengacu pada pendapat Komalasari (2011:217)

130
menyediakan beberapa langkah pelaksanaan konseling rational emotive

behavior, yaitu :

1. Bekerjasama dengan konseli

2. Melakukan assesment terhadap masalah, orang atau situasi

3. Mempersiapkan konseli untuk konseling

4. Mengimplementasikan program penanganan

a. Dispute Kognitif yaitu salah satu usaha untuk mengubah keyakinan

irasional konseli

b. Analisis rasional yaitu teknik ini mengajarkan kepada konseli untuk

mendebat keyakinan irasional

c. Skala Katastropi yaitu menyusun kembali peristiwa-peristiwa yang

tidak menyenangkan

d. Membuat frame ulang yaitu konselor mengajak konseli untuk

mengevaluasi kembali hal-hal yang mengecewakan dengan mengubah

frame berpikir konseli.

5. Mengevaluasi kemajuan

6. Mempersiapkan konseli untuk mengakhiri konseling

G. Rancangan Pelaksanaan Konseling Kelompok Rational Emotive Behavior

Pelaksanaan Konseling Kelompok Rational Emotive Behavior ini akan

dilaksanakan pada anggota konseli kelas X SMA N 1 Dagangan Kabupaten

Madiun. Peneliti bertindak dan berperan aktif sebagai pengarah dan observer

dalam pelaksanaan Konseling Kelompok Rational Emotive Behavior. Peneliti

akan menyediakan kertas HVS dan memberikan desain gambar permasalahan

131
di setiap anggota kelompok sebagai bahan informasi yang akan di pecahkan

persoalannya saat sesi konseling. Berikut ini teknik pelaksanaan konseling

kelompok rational emotive behavior .

1) Pembukaan

Peneliti membangun hubungan dengan anggota konseli. Peneliti

memperkenalkan diri dan mengenal masing-masing anggota yang dapat

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Dengan

memanggil nama setiap konseli dan menanyakan tempat tinggal dan hobi

maka secara tidak langsung peneliti mengobservasi tingkat perilaku

bullying konseli.

2) Inti

a. Peneliti membangun hubungan dengan anggota konseli kelas X

dengan kelompok 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol masing-masing berjumlah 6 peserta. Setelah

peneliti membagi kelompok dan peserta berkumpul ,peneliti

menjelaskan tata cara pelaksanaan konseling dan peneliti akan

menjelaskan persoalan yang nantinya akan di selesaikan dengan

konseling yaitu persoalan bullying verbal.

b. Konselor mempersiapkan konseling menggunakan pendekatan

rational emotive behavior , pelaksaan konsleling dilakukan di dalam

ruangan denagn membentuk lingkaran dengan tujuan supaya peneliti

mudah memantau aktivitas konseli kelas X pada kelompok

eksperimen dengan jumlah 6 orang.

132
c. Pendekatan rational emotive behavior menggunakan 4 teknik kognitif

1. Dispute kognitif , teknik ini dilakukan dengan cara bertanya,

konseli yang memiliki pikiran irasioanl dapat dirubah dengan

beberapa pertanyaan dispute logis, reality teasting, pragmatic

disputation

2. Aanalisis rasional, konselor mengajarkan pada konseli bagaimana

membuka dan mendebat keyakinan irasional

3) Rational role reversal, konselor meminta konseli untuk

memainkan peran sebagai seseornag yang memiliki keyakinan

rasional sedangkan konselor berperan dengan keyakinan

irasional, dari teknik tersebut akan terlihat bagaimana respon

konseli, konseli bisa saja melawan leyakinan konselor .

4) Membuat frame ulang , konseli mengevaluasi kembali hal-hal

yang mengecewakan dan tidak menyenangkan

3. Mengevaluasi kemajuan, konselor memastikan apakah konseli sudah

mencapai perubahan yang signifikan dalam berpikir

4. Mempersipakn konseli mengakhiri konseling

Konselor menguatkan kembali hasil yang telah dicapau saat proses

konseling, selain itu konselor mempersiapkan kemunduran dari hasil

yang telah dicapai dan kemungkinan mengalami masalah dikemudian

hari.

5. Penutup

133
Peserta didik melakukan evaluasi terhadap kegiatan konseling

kelompok, peserta didk saling memberi saran dan saling memberi

dukungan yang positif sebagai cara untuk mengevaluasi perilaku

bullying. Evaluasi digunakan untuk memberi dukungan pada konseli

yang dilakukan untuk menurunkan perilaku bullying.

Peneliti memberi evaluasi pada saat pelaksanaan konseling dengan

tujuan untuk mengurangi perilaku bullying yang ada pada konseli.

Diakhir sesi konselor memberikan apresiasi pada para konseli yang

terlibat dalam proses konseling kelompok rational emotive behavior

yang telah melaksanakan kegiatan secara tertib dan disiplin

H. Referensi

Azam Ulul. (2016). Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah


(Teori dan Praktik). Yogyakarta: Group Penerbit CV Budi
Utama.
Berg, R,C. (2017). Group Counseling Concepts and Procedures.
London:Routledge
Corey. (2013). Theory & Practiceof Counselingand Psychotherapy, Eight
Edition. USA”Brools/Cole, Cengage Learning.
Jacobs. (2013). Group Counselin: Strategiesand skils. Belmont,
CA:Cengage Learnig.
Komalasari,G. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks.
Shaari. A. 2011. The Impact Of The Rational Emotional Behaviour
Therapy (Rebt) On Secondary School Students With
Aggression Behaviour. University Utara Malaysia, Kedah
Malaysia

134
Lampiran 2.
Instrumen Penelitian

I. PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Tulislah Nama,NIS, tempat, tanggal lahir, kelas dan sekolah pada


kolom yang telah disediakan.

2. Jawablah pernyataan-pernyataan yang ada dibawah ini dengan


menggunakan tanda cheklist ( √ ) pada kolom dimana item pernyataan
yang sedang Anda kerjakan.

Keterangan jawaban :

SS (Sangat Sesuai) Jika anda sangat sesuai dengan


pernyataan tersebut
S (Sesuai) Jika anda sesuai Dengan
pernyataan tersebut
TS (Tidak Sesuai) Jika anda tidak sesuai dengan
pernyataan tersebut
STS (Sangat Tidak Sesuai) Jika anda sangat tidak sesuai
dengan pernyataan tersebut

Contoh :

NO. PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN


SS S TS STS
1. Ketika menemukan produk yang √
menarik, tanpa berpikir panjang
saya langsung membelinya

3. Anda tidak perlu ragu dalam memberikan jawaban yang


sejujurnya. Peneliti akan menjamin seluruh kerahasiaan
identitas dan jawaban anda.
4. Bila anda telah selesai mengerjakan, periksalah kembali
supaya tidak ada nomor pernyataan yang terlewati.

“TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI DAN KERJA SAMA


ANDA” “SELAMAT MENGERJAKAN

135
II. IDENTITAS DIRI

Nama :
Tempat, tanggal lahir :
Jenis Kelamin : L/P
Kelas :
Sekolah :

KUOSIONER PERILAKU BULLYING


NO Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
1 Saya memukul teman yang menjelekan orang tua saya
2 Saya memukul teman yang menghina saya
3 Bila saya jengkel dengan teman saya menahan diri tidak
memukulnya
4 Saya puas mendorong teman karena tidak suka
5 Saya mendorong teman yang berani melawan

6 Saya menahan diri untuk tidak mendorong teman yang


bikin marah
7 Saya meludahi teman yang membuat saya marah
8 Saya berusaha untuk tidak meludahi teman yang pernah
memaki saya
9 Saya memanggil teman sekelas dengan sebutan orang
tuanya
10 Saya mencela hasil karya hasil karya teman
11 Saya puas mengejek teman yang berpenampilan buruk
12 Saya memilih menjaga perasaan teman dengan tidak
mengolok-olok kemampuan belajarnya yang rendah
13 Saya melirik sinis teman yang saya benci
14 Saya memelototkan mata di depan teman yang
berpendapat tidak sama
15 Saya cemberut melihat teman yang bertingkah “sok”
16 Saya tidak membuang muka di depan teman yang
menjengkelkan saya
17 Saya senang membicarakan aib teman
18 Saya menjauhi teman yang kurang populer
19 Saya tidak suka membicarakan keburukan teman
20 Saya tidak memandang latar belakang teman untuk
bergaul bersama-sama

136
Lampiran 3
Pedoman Wawancara Guru
No Aspek ynng Daftar Pertanyaan Jawaban
Ditanyakan Responden
1. Bentuk-bentuk 1. Bentuk-bentuk bullying secara fisik apa saja
bullying yang sering dilakukan siswa tersebut yang
anda ketahui?
2. Bentuk-bentuk bullying secara lisan apa saja
yang sering dilakukan siswa tersebut yang
anda ketahui?
3. Apakah siswa tersebut pernah menghasut
teman-temannya untuk menjauhi salah
seorang temannya?
4. Apakah siswa tersebut sering menunjukkan
gerakan-gerakan tubuh yang bersifat
mengintimidasi siswa lain (memelototi,
memandang rendah orang lain) ?

2. Karakteristik 5. Bagaimana sikap siswa


pelaku tersebut di dalam mengikuti
bullying pembelajaran di kelas?
6. Bagaimana sikap siswa tersebut terhadap
teman-temannya?
7. Bagaimana sikap siswa tersebut terhadap
guru?
8. Bagaimana sifat siswa tersebut yang anda
ketahui?

3. Faktor-faktor 9 .Bagaimana latar belakang keluarga siswa


penyebab tersebut?
bullying 10. Bagaimana hubungan si anak dengan orang
tuanya?
11. Apakah di sekolah, si anak bermain dengan
teman yang juga berperilaku buruk ?
12. Bagaimana lingkungan pergaulan siswa di
rumah ?

4. Karakter 15. Bagaimana sikap siswa saat mengikuti


korban pembelajaran di kelas?
bullying 14. Bagaimana sikap siswa tersebut terhadap
teman-temannya?
15. Bagaimana sikap siswa tersebut terhadap
guru?

137
16. Bagaimana sifat siswa tersebut yang anda
ketahui?

5. Iklim sekolah 17. Apa yang anda lakukan jika siswa


melanggar peraturan sekolah?
18. Apakah anda memberi teguran pada setiap
anak yang berperilaku tidak baik?
19. Apakah anda mengetahui dengan jelas apa
saja yang terjadi pada siswa anda?
20. Apa yang anda lakukan ketika siswa anda
melakukan perilaku bullying?
21. Bagaimana anda menumbuhkan empati
pada masing-masing siswa?

138
Lampiran 4
Pedoman Observasi Subyek Penelitian

Hari, Tanggal :
Tempat :
Waktu :

No Aspek yang Sub Aspek yang Pernyataan Keterangan


diamati diamati Ya Tidak
1. Karakteristik 1. Siswa berperawakan
pelaku besar, tinggi
bullying 2. Siswa patuh pada
peraturan sekolah
3. Siswa berpakaian rapi
saat datang kesekolah
4. Siswa datang tepat
waktu ke sekolah
5. Siswa mengerjakan
piket sekolah
6. Siswa mudah marah
dan tersinggung
7. Siswa melampiaskan
rasa marah, kecewa
kepada orang disekitar
8. Siswa tidak mau
mendengarkan
pendapat orang lain
9. Siswa sering
memerintah teman lain
untuk melakukan
keinginannya
10. Siswa memiliki
teman banyak
11. Saat jam pelajaran
berlangsung siswa
sering mengobrol
sendiri
2. Bentuk 12. Siswa melakukan
perilaku tindakan fisik,
bullying mencubit, menendang,
mendorong
13. Siswa membentak
teman yang tidak
disukai
14. Siswa memanggil

139
nama teman dengan
tidak sopan
15. Siswa mengejak teman
lain dengan ejekan
yang fisik
16. Siswa menunjukkan
gerak tubuh yang
menyingung perasaan
17. Siswa mengancam
teman yang tidak
member kunci
jawaban soal ujian
18. Siswa menertawakan
teman yang
berpenampilan tidak
sesuai dengan gaya
pelaku
19. Siswa sering memaksa
teman apabila tidak
mematuhi
keinginannya
20. Siswa memiliki poin
pelanggaran di
sekolah
21. Siswa dating terlambat
saat sekolah
22. Siswa memiliki
catatan nilai rapor
yang buruk
23. Siswa memiliki
catatan nilai rapor
yang baik
24. Siswa memiliki
catatan nilai rapor
sedang

140
Lampiran 5.
Data Penelitian
Pretest
Eksperimen

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 JML KTG
Sangat
1 68
4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 tinggi
Sangat
2 68
4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 tinggi
Sangat
3 69
4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 tinggi
Sangat
4 70
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 tinggi
5 4 3 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3 3 4 2 56 Tinggi
Sangat
6 69
4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 tinggi

Postest
Eksperimen

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 JML KTG
Sangat
1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 29
rendah
Sangat
2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 4 1 1 1 29
rendah
Sangat
3 2 2 2 2 1 3 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 31
rendah
4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 41 Rendah
5 2 1 2 2 1 1 4 1 2 3 2 1 2 2 1 3 2 2 2 36 Rendah
Sangat
6 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 30
rendah

Pretest
Kontrol

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 JML KTG
Sangat
1 69
4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 tinggi
Sangat
2 70
3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 tinggi
3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3 3 4 2 56 Tinggi
4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 54 Tinggi

141
Sangat
5 72
4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 tinggi
Sangat
6 72
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 tinggi

Postest
Kontrol

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 JML KTG
1 3 4 3 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 56 Rendah
2 1 4 2 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 59 Rendah
3 2 2 2 4 1 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 2 3 2 45 Sedang
4 3 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 1 2 4 1 1 3 50 Sedang
5 2 2 2 3 2 2 4 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 44 Sedang
6 2 4 2 2 4 2 2 3 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 51 Sedang

142
Lampiran 6

Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Tot al Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Butir1 43,1875 107,512 ,439 ,886
Butir2 44,0938 106,152 ,616 ,880
Butir3 43,9375 108,383 ,555 ,882
Butir4 43,9063 109,894 ,459 ,884
Butir5 43,6563 108,814 ,452 ,885
Butir6 42,9063 107,249 ,466 ,885
Butir7 43,8438 108,717 ,625 ,880
Butir8 43,5625 107,093 ,513 ,883
Butir9 43,8125 108,222 ,527 ,882
Butir10 43,4688 102,709 ,628 ,879
Butir11 43,5938 104,830 ,569 ,881
Butir12 43,7188 111,757 ,425 ,885
Butir13 43,8438 109,555 ,484 ,884
Butir14 43,8438 117,297 ,134 ,891
Butir15 44,1250 108,371 ,561 ,882
Butir16 44,0000 109,419 ,471 ,884
Butir17 42,9063 108,088 ,458 ,885
Butir18 44,3750 107,661 ,668 ,879
Butir19 43,4688 108,064 ,466 ,884
Butir20 43,7500 106,065 ,544 ,882

143
Lampiran. 7

Hasil Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 32 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 32 100,0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
,888 20

144
Lampiran. 8

Grafik Hasil Pre-test Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pretest

72 72
69 70 69 70 69
68 68

56 56
54

1 2 3 4 5 6

Eksperimen Kontrol

145
Lampiran. 9

Grafik Hasil Post-Test Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Postest

59
56
50 51
45 44
41
36
31 30
29 29

1 2 3 4 5 6

Eksperimen Kontrol

146
Lampiran 10

Hasil Uji kategorisasi

Frequency

Pretest_Eksperimen

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat t inggi 5 83,3 83,3 83,3
Tinggi 1 16,7 16,7 100,0
Total 6 100,0 100,0

Postest_Eksperimen

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 2 33,3 33,3 33,3
Sangat rendah 4 66,7 66,7 100,0
Total 6 100,0 100,0

Pretest_Kontrol

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat t inggi 4 66,7 66,7 66,7
Tinggi 2 33,3 33,3 100,0
Total 6 100,0 100,0

Postest_Kontrol

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 2 33,3 33,3 33,3
Sedang 4 66,7 66,7 100,0
Total 6 100,0 100,0

147
Lampiran 11

Hasil Uji Deskriptif

Frequencies

Statistics

Pret est _ Postest_ Pret est _ Postest_


Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol
N Valid 6 6 6 6
Missing 0 0 0 0
Mean 66,6667 32,6667 65,5000 50,8333
Median 68,5000 30,5000 69,5000 50,5000
Mode 68,00a 29,00 72,00 44,00a
Std. Dev iat ion 5,27889 4,84424 8,24015 5,91326
Minimum 56,00 29,00 54,00 44,00
Maximum 70,00 41,00 72,00 59,00
a. Mult iple modes exist. The smallest v alue is shown

148
Lampiran 12

Hasil Uji Mann-Whitney Test

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks

Group N Mean Rank Sum of Ranks


Pret est Eksperimen 6 5,83 35,00
Kontrol 6 7,17 43,00
Total 12
Postest Eksperimen 6 3,50 21,00
Kontrol 6 9,50 57,00
Total 12

Test Statisticsb

Pret est Postest


Mann-Whitney U 14,000 ,000
Wilcoxon W 35,000 21,000
Z -,650 -2,887
Asy mp. Sig. (2-tailed) ,516 ,004
Exact Sig. [2*(1-t ailed a a
,589 ,002
Sig.)]
a. Not corrected f or ties.
b. Grouping Variable: Group

149
Lampiran 13

Grafik Perbandingan Rata-rata Perilaku Bullying


Kelompok Kontrol dengan Eksperimen

Perbandingan Nilai Mean

66,67 65,50

50,83

32,67

PRETEST POSTEST

Eksperimen Kontrol

150
Lampiran 14

Surat Ijin Penelitian

151
Lampiran 15
Verbatim

KONSELI : LM

Konselor : Selamat pagi, mari silahkan duduk , (konselor mempersilahkan


para anggota untuk duduk ) maaf ya ruangan ini tidak terlalu
besar, jadi kalo ada yang merasa tidak nyaman saya minta maaf

LM : Tidak apa –apa buk tidak masalah kog

Konselor : Baiklah kalo begitu, bagaimana apakah sudah nyaman


duduknya?

Anggota kelompok : Sudah bu , Alhamdullilah

Konselor : Baik kalo begitu sebelum kita memulai kegiatan pada pagi hari
ini marilah kita berdoa terlebih dahulu, berdoa mulai (Konselor
memimpin doa dan semua peserta berdoa)

Konselor : setelah kita semua beroleh berdoa ibu akan memperkenalkan diri
ibu, nama saya Raras saya berasal dari desa sewulan tepatnya kalo
dari sma dangan ini berjarak 500 meter deket kan ! Ibu meminta
tolong kalian boleh untuk memeperkenalkan diri kalian masing,
sebelah sini namanya siapa, ?

LM : Nama saya LM bu saya berasal dari desa segulung

MQM : Nama saya MQM bu saya berasal dari desa purworejo geger

AL : Kalo nama saya AL bu, saya temennya MQM rumahnya juga


dekat dengan MQM bersebelahan

RK : Saya RK bu saya dari desa dagangan sini saja

LFD : saya LFD bu saya dari desa panggung

AYM : Kalo saya AYM bu saya dari desa kepet

Konselor : Naah kalo begin ibu jadi tahu nama-nama dari kalian biar
manggilnya gampang,masing-masing kalian ini sudah pada kenal
yaa.. ? atau sudah kenal tapi masih malu malu

AYM : Iya bu sudah ada yg kenal cuma jarang ngobrol di sekolah

152
Konselor : Baikklah karena memang kalian masih kelas X jadi belum begitu
akrab yaa, untuk mengakrabkan pertemanan kalian ibu punya
permainan untuk kalian , nama permainannya adalah “rangkaian
nama”. Kalo Cuma 6 orang aja tentunya kalian bias donk hafal
nama teman-teman kalian yang ada disini, (konselor menjelaskan
bentuk permainannya dan para anggota mengikuti ) (skalian
setelah permainan selesai kegiatan konseling dimulai )

Konselor : Anak-anak apakah sebelumnya kalian pernah melakukan


konseling kelompok

Anggota kelompok : Sudah pernah bu tapi jarang , biasanya guru bk ngasih


tugas di kelas ngerjain lks

Konselor : Baikklah disini ibu akan mengajak kalian untuk melakukan


konseling kelompok tapi ibu akan menjelaskan dulu ya supaya
kalian lebih paham,

Anggota kelompok : Iya Bu siyaap , kami siap mendengarkan (sambil tersenyum)

Konselor : Ok kalo begitu, jadi konseling itu merupakan proses pemberian


bantuan yang diberikan oleh konselor atau ahlinya untuk
membantu konseli, namun ada yang perlu digaris bawahi disni
ibu akan mengajak kaian utnuk melakukan konseling kelompok,
kaian tau kan kelompokyaitu lebih dari 1 orang yaitu bisa 6 atau
bahkan lebih, karena sifatnya kelompok disini kalian diharapkan
saling berpartisipasi artinya kalian dapat memerikan saran ,
motivasi , dan jalan keluar dari persoalan , begitu yaa ? nah
tujuan dari konseling kelompok disini supaya masalah yang
kalian hadapi dapat menemukan pemecahan masalahnya, jadi
dalam proses konselingagar berjalan dengan baik ibu minta pada
kalianagar terbuka alias tidak ada yang ditutup-tutupi yaa, dalam
menceritakan persoalan, apakah kalian paham ?

Anggota kelompok : Iya bu kami paham akan kegiatan ini

Konselor : O iya dan tentunya sebagai konselor saya memiliki kode etik
dalam melakukan kegiatan konseling, yaitu kode etik asas
kerahasiaan , asas inilah nanti yang akan kita gunakan dalam
proses konseling, jadi kalian tidak perlu kawatir , rahasia kalian
aman,, okeee ?

Anggota kelompok : Baiklah bu bu kalo begini kita lega

153
Konselor : Ibu akan menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan ini yang

Berlangsung selama 60 menit , saya sebagai ketua kegiatan ini


yang berperan sebagai fasilitator, dan kalian sebagai anggota
kelompok berhak mengajukan pertanyaan, mengutarakan
masalah , ini pertama kalinya kita berkumpul melaksanakan
konseling ini,

(KEGIATAN DIMULAI)

Konselor : Siapa yang duluan mengemukakan masalah tanpa saya tunjuk,


semua pasti akan dapat giliran menyampaikan persoalan

LM : Saya bu, saya ingin menyampaikan persoalan dalam diri saya,


yang kaitannya sama bullying, saya itu dijauhi teman-teman
karena kata temen saya itu saya sering menghina temna-teman.
Dan kata temen-temen tutur kata saya itu pedes bu, sebenarnya
saya risih dengan diri saya sendiri, tapi terkadang sudah terbiasa
begini .

Konselor : kita sudah mendengarkan persoalan mu yang kamu ceritakan


secara dtail tersebut, silahkan anggota yang lain kemukakan
pendapat, saran atau masukan untuk teman kalian agar
masalahnya dapat kita atasi bersama-sama.

Anggota kelompok : Sebaikknya kamu belajar untuk mengontrol , alias ngerem


supaya tidak keceplosan ngomong kasar lagi

Anggota kelompok : dan tambahan lagi apabila kamu ada dorongan untuk
menghina tolong pikirkan baik-baik perasaan temen mu , dia
pasti sedih

Anggota kelompok : lagian kalo memang kamu berkata kasar seperti itu pikirkan
dirimu juga kalo kamu pasti dijauhi temen-temen mu, atau temen
yang mau berteman dengan mu itu hanya kamuflase aja aslinya
nggak mau cuma gak tulus gitu

LM : Tapi yaa bagaimana sudah terbiasa e kadang-kadang

Konselor :Okee begini LM mengatakan kalo meremehkan merendahkan


adalah hal yang biasa dilakukan . Mengapa harus begitu ?
(Teknik Dispute Kognitif)

LM : Yaa karena kadang itu biasa gitu lo buu, kayak ga ada apa-apa

154
Konselor : Sekarang ibu mau tanya lagi selama kamu meyakini akan perilaku
tersebut merupakan hal yang biasa dan terbiasa dilakukan, apa
yang terjadi bila kamu masih memeprtahankan pikiran yang
seperti itu, apakah pantas dilakukan terus-menerus ?

LM : Iyaa tidak baik sebenarnya, saya bisa dijauhi temen-temen,

Konselor : Baikklah jadi LM menganggap bahwa kebiasaan bertutur kata


kasar sudah menjadi hal yang biasa karena terbiasa dilakukan,
dan untuk temen-teman yang lain terimakasih telah member
masukan dan saran untuk LM .Baiklah kali ini saya akan
memberikan ilustrasi untuk mengubah keyakinan LM bahwa
menghina , bertutukata kasar, meremehkan orang lain itu adalah
hal yang salah

LM : Iya bu, seperti apa bu

Konselor : begini misalkan kita dihina dan diremehkan orang lain, kita tidak
ada daya untuk membalas karena takut ataupun kekurangan yang
kita miliki dihina orang lain, coba bayangkan seperti ini
bagaimana perasaan kita , sudah dihina tidak ada yang membela
pula, bagaimana perasaan mu ? (ACCEPTANCE) (Analisis
Rasional)

LM : Iya pasti saya sedih lah pak, tapi saya tidak mau dihina, ternyta
memamng yang saaya lakukan salah tidak melihat dampaknya

Konselor : Iya salah sekali LM, yang dapat kamu lakukan dapat
membahayakan orang lain. Apakah LM masih memiliki
anggapan bahwa menghina dan merendahkan adalah yang yang
biasa dilakukan (REASSURANCE)

LM : Tidak buu, saya gak terasa bu dengan perasaan orang, angapan


saya itu biasa namun bagi orang lain adalah berbeda dengan saya.

Konselor : Ibu senang sekali , sekarang LM bias paham bahwa berkata kasar,
merendahkan orang lain dapat berdampak buruk bagi orang lain,
dan buat LM sendiri, yaitu LM dapat dijauhi teman-temannya

Apa yang akan LM lakukan supaya LM tidak meghina lagi dan


mengangap hal itu tidaklah baik

155
LM : Saya akan belajar untuk mengontrol mulut saya supaya tidak
seenaknya sendiri dalam berbicara bu, dan memperhatikan
perasaan orang lain

Konselor : Ibu yakin masalah LM akan terselesaikan

LM : Iya bu, saya akan mencoba lakukan

Konseor : Iya baiklah LM, dari pembicaraan awal sampai saat ini kita sudah
membahas masalah LM tentang menjelek-jelekkan teman,
menghina, meremehkan,dan dilakukan dengan biasa dan terbiasa
dan untuk mengubah anggapan tersebut yang akan dilakukan LM
adalah mengontrol ucapan-ucapan kurang baik dan mencoba
mengontrol mulut supaya tidak seenaknya sendiri, mungkin ada
hal lain yang ingin dibicarakan? (TERMINASI)

LM : Saya hanya itu saja

Konselor : Baikklah teman-teman karena waktunya sudah habis bagaimana


proses kegiatan kita lanjutkan besok

Anggota kelompok : iyaa bukk

Konselor : pagii..

VERBATIM

KONSELI : MQM

Konselor : Selamat pagi, apa kabar kalian anak-anak semuanya

Anggota : Baik bu, Alhamdullilah sehat

Konselor : Sebelum mengawali kegiatan pagi hari ini masirlah kita berdoa
terlebih dahulu, setelah berdoa selesai, ibu memberikan
streatching atau pemanasan terlebih dahulu supaya rileks tidak
tegang yaa,

Anggota : Iya buu siyaap

Konselor : Mari kita bernyanyi (konselor membuka hp menyalakan mp3)


mari bernyanyi bersama-sama

Anggota : (kegiatan bernyanyi dimulai )

156
Konselor : Kegiatan konseling kelompok seperti kemarin kita lanjutkan yaa,
apa kalian masih ingat bagaimana jalannya kegiatan konseling
kelompok

Anggota : Masih ingat bu,

Konselor : Coba jelaskan kalo memang masih ingat ?

Anggota :kalo kegiatannya itu ada asas rahasianya, saling terbuka, dan
member saran ,

Konsleor : Oke baikklah kalian memang maish ingat, baikklah anak-anak


langsung kita mulai kegiatannya yaa, siapa yang ingin
emngungkapkan masalah

MQM : saya buu, saya ingin menyampaikan masalah saya, saya itu kalo
melihat barang teman ada yang bagus dan baru saya kog tidak
suka, cenderung menyakitinya kayak menyenggol fisiknya, tapi
menyenggolnya,

Konselor : Teman-teman ada yang memberi tanggapan saran masukan,

Anggota : Kamu g usah iri MQM, rejeki sudah ada yang mengatur

Anggota :Hilangkan perilaku yang seperti itu dapat membehayakan orang


lain

Anggota : Sebaiknya kamu menhentikan sebelum kamu dijauhi dan dibenci


orang lain, ga dapat temen loon anti kamu

Anggota : alangkah baikknya kamu menahan diri dari tindakan tersebut,


belajar secara teratur

Konselor : Oke kalo begitu tanggapan dan saran dari temen-temen cukup
membangun. Begini… MQM mengatakan bahwa MQM
menyakiti teman ketika melihat barang baru bahkan sampai
mendorong fisiknya . Mengapa kamu harus begitu naak ? (Teknik
Dispute Konitif)

MQM : karena saya ga suka melihatnya bu. Saya tidak bisa seperti dia

Konselor : Baikklah begini MQM, kamu menggangap dengan barang


kepemilikan teman yang baru kamu tidak suka terus kamu
mendorong teman mu itu atau kamu menyakiti temanmu,, coba
sekarang kamu buat urutan peristiwa atau persoalan yang

157
membuat kamu tidak suka dengan barang teman yang baru dan
kemudian kamu menyakiti, ( SKALA KATASTROPI)

MQM : setiap kali saya melihat initinya saya tidak suka bu, saya tidak
bias seperti dia, dirumah ketika melihat tetangga punya barang
bagus, saya g bias memiliki, merek akog tega kayak pamer gitu
saya g bias beli,

Konselor : Baikklah sekarang ibu mencoba membuat ilustrasi, ketika kamu


memiliki barang bagus dan temenmu tidak memiliki, tiba-tiba
temen mu tidak suka kamu memiliki barang itu dan kemudian
temenmu menyakiti dan melukai kamu, bagaimana perasaan kamu
?

MQM : Iya pasti sedih lah buu, saya tidak mau disakiti,

Konselor : nag gitu MQM, yang kamu lakukan dapat membahayakan orang
lain. Apakah MQM masih memiliki anggapan bahwa bila orang
lain memiliki barang baruna disakiti (REASSURANCE)

LM : Tidak buu, yang saya lakukan itu salah rejeki sudah ada yang
mengatur

Konselor : Ibu senang sekali , sekarang MQM bisa paham bahwa menyakiti
orang tidak bila melihat barang bagus dan baru dn menyakitinya
itu adalah hal yang tidak baik Apa yang akan MQM lakukan
supaya MQM tidak berbuat seperti itu lagi

LM : Saya akan belajar untuk mengontrol perilaku saya

Konselor : Ibu yakin masalah MQM akan terselesaikan

LM : Iya bu, saya akan mencoba lakukan

Konseor : Iya baiklah MQM, dari pembicaraan awal sampai saat ini kita
sudah membahas masalah MQM tentang menyakiti dan
mendorong korban ketika MQM melihat ada barang bagus milik
korban, ada yang ingin ditanyakan lagi (TERMINASI)

LM : Saya hanya itu saja

Konselor : Baikklah teman-teman karena waktunya sudah habis bagaimana


proses kegiatan kita lanjutkan besok

Anggota kelompok : iyaa bukk

158
Konselor : pagii..

VERBATIM

KONSELI : AL

Konselor : Selamat pagi, apa kabar kalian anak-anak semuanya

Anggota : Baik bu, Alhamdullilah sehat

Konselor : Sebelum mengawali kegiatan pagi hari ini marilah kita berdoa
terlebih dahulu, setelah berdoa selesai, ibu memberikan
streatching atau pemanasan terlebih dahulu supaya rileks tidak
tegang yaa,

Anggota : Iya buu siyaap

Konselor : Mari kita gerak-gerakkan tubuh (konselor membuka hp


menyalakan mp3) supaya da iringan music dalam menggerak-
gerkkan tubuh

Anggota : (kegiatan pemanasan dimulai )

Konselor : Kegiatan konseling kelompok seperti kemarin kita lanjutkan yaa,

Konselor : Coba jelaskan bagaimana konseling kelompok serperti kemarin


hari ? ibu tidak akan menunjuk bias salah satu menjelaskan

Anggota :kalo kegiatannya itu ada asas rahasianya, saling terbuka, dan
member saran , masukan

Konsleor : Oke baikklah kalian memang maish ingat, baikklah anak-anak


langsung kita mulai kegiatannya yaa, siapa yang ingin
emngungkapkan masalah

AL : saya buu, saya ingin menyampaikan masalah saya, saya itu


sebenarnya tidak tega melihat teman tersakiti karena omongan
temen satu kelompok saya, tapi kenapa saya itu mesti mengikuti
teman saya yang mengolonk-olok orang lain tersebut, apabila dia
membuly saya ikutan membuli seakan ada dorongan dari diri
saya.

159
Konselor : Teman-teman ada yang memberi tanggapan saran masukan,

Anggota : Kamu g usah ikutan AL , jadilah dirimu sendiri

Anggota :Kalau kamu ikutan berarti kamu menjadi orang lain

Anggota : kamu tidak melihat kondisi teman kamu setelah dihina dan
dibully

Anggota : kenapa dorongan untuk ikut-ikutan itu bias terjadi di kamu

Konselor : Oke kalo begitu tanggapan dan saran dari temen-temen cukup
membangun. Begini… AL mengatakan bahwa AL ikut-ikutan
dengan teman satu kelompoknya , kalau temenmu menhina kamu
ikutan menghina . Mengapa kamu harus begitu AL ? (Teknik
Dispute Konitif)

AL : Seru aja buu, seperti guyonan gitu, Cuma ikutan nyorakin aja kog

Konselor : Sekarang ibu mau tanya lagi selama kamu meyakini akan perilaku
tersebut merupakan perbuatan ikut-ikutan teman, dan
menganggap itu adalah guyonan apa yang terjadi bila kamu
masih memeprtahankan perilakumu itu, apakah pantas dilakukan
terus-menerus ?

AL : Iyaa tidak baik sebenarnya, tidak dapat menjadi diri saya sendiri

Konselor : Baikklah sekarang ibu mencoba membuat ilustrasi, ketika saudara


kandungmu dihina habis-habisan oleh orang lain yang banyak
jumlahnya, dan kamu tidak dapat menolong dan tidak dapat
berbuat apa-apa untuk saudaramu itu, bagaimana perasaanmu ?

AL : saya sedih buk ngebayangin adek saya

Konselor : yang kamu lakukan dapat membahayakan orang lain. Apakah AL


masih memiliki anggapan untuk ikut-an dan menganggap
guyonan dalam bullying (REASSURANCE)

AL : Tidak buu, yang saya lakukan itu.

Konselor : Ibu senang sekali , sekarang AL bisa paham bahwa menyakiti


dengan ikut-ikutan dan menganggap guyonan tidaklah benar
perbuatan itu. Apa yang akan AL lakukan supaya AL tidak
berbuat seperti itu lagi

160
AL : Saya akan belajar memperbaiki diri. Dan menjadi diri sendiri
yang memiliki prinsip

Anggota : Mantaaab

Konselor : Ibu yakin masalah ALakan terselesaikan

AL : Iya bu, saya akan mencoba lakukan

Konseor : Iya baiklah AL, dari pembicaraan awal sampai saat ini kita sudah
membahas masalah AL tentang membuly karena ikut-ikutan dan
menganggap itu sebuah guyonan , ada yang ingin ditanyakan
lagi AL (TERMINASI)

LM : Saya hanya itu saja

Konselor : Baikklah teman-teman karena waktunya sudah habis bagaimana


proses kegiatan kita lanjutkan besok

Anggota kelompok : iyaa bukk

Konselor : pagii..

VERBATIM

KONSELI : RK

Konselor : Selamat pagi, apa kabar kalian anak-anak semuanya

Anggota : Baik bu, Alhamdullilah sehat

Konselor : Sebelum mengawali kegiatan pagi hari ini marilah kita berdoa
terlebih dahulu, setelah berdoa selesai, ibu memberikan
streatching atau pemanasan terlebih dahulu supaya rileks tidak
tegang yaa,

Anggota : Iya buu siyaap

Konselor : Mari kita gerak-gerakkan tubuh (konselor membuka hp


menyalakan mp3) supaya da iringan music dalam menggerak-
gerkkan tubuh

Anggota : (kegiatan pemanasan dimulai )

161
Konselor : Kegiatan konseling kelompok seperti kemarin kita lanjutkan yaa,

Konselor : Seperti biasan ibu akan tanya tentang konseling kelompom ada
yang maish ingat, supaya tidak lupa dalam menjalankan proses
konseling kelompok. Coba jelaskan bagaimana konseling
kelompok serperti kemarin hari ? ibu tidak akan menunjuk bias
salah satu menjelaskan

Anggota :kalo kegiatannya itu ada asas rahasianya, saling terbuka, dan
member saran , masukan

Konsleor : Oke baikklah kalian memang maish ingat, baikklah anak-anak


langsung kita mulai kegiatannya yaa, siapa yang ingin
emngungkapkan masalah

RK : saya buu, saya ingin menyampaikan masalah saya, saya itu kog
mudah seklai tersinggung sehingga member perlawanan, kata
temen-temen saya Cuma bercanda aja tersinggung, namun saya
tidak pernah melakukannya dengan fisik hanya dengan lisan saja

Konselor : Teman-teman ada yang memberi tanggapan saran masukan,

Anggota : RK, temennya itu hanya bercanda tidsk usah dimasukin hati iiihh

Anggota :Sebaikknya ikhlaskan aja toh udah ada yang bales kog, santai saja,
kamu g usah gampang tersingung

Anggota : jangan mudah tersinggung RK, soalnya bila mudah tersinggung


takutnya dalam kehidupan sosial kamu g dapat teman

Anggota : Coba RK praktekkan nanti setelah konseling, bila RK merasa


panas hatinya coba tarik nafas siapa tahu bias mereda dan ditahan
bila mau marah

Konselor : Oke kalo begitu tanggapan dan saran dari temen-temen cukup
membangun. Begini… RK mengatakan bahwa RK mudah
tersingung dengan omongan orang lain dan kemudian menyerang
lewat tutur kata. Mengapa kamu harus begitu naak? (Teknik
Dispute Konitif)

RK : saya tidak terima buu, dengan tanggapan mereka, mereka mau


bilang guyonlah, tapi itu menyakitkan

Konselor : Sekarang ibu mau tanya lagi selama kamu meyakini akan perilaku
tersebut merupakan perbuatan yang menyerang atas

162
ketersinggungan apa yang terjadi bila kamu masih
memeprtahankan perilakumu itu, apakah pantas dilakukan terus-
menerus ?

RK : Iyaa tidak baik sebenarnya

Konselor : Baikklah sekarang ibu mencoba membuat ilustrasi, ketika kamu


berkumpul dengan sanak sodara dan mereka saking lama tidak
berjumap bercerita ceplas ceplos soalah-olah tanpa control karena
saking kangennya dan itu ngobrol dengan kamu , apa iya kamu
akan menyerangnya bagaimana perasaanmu ?

RK : yaa tidak mungkin lah buk, saya tidak mungkin menyerang , itu
sodara saya, bias membahayakan hubungan kekeluargaan

Konselor : yang kamu lakukan dapat membahayakan hubunagn persodaraan


. Apakah RK masih memiliki anggapan untuk
menyerang(REASSURANCE)

RK : Tidak buu, yang saya lakukan itu.

Konselor : Ibu senang sekali , sekarang RK bisa paham bahwa menyerang


karena guyonan itu tidaklah baik dalam perbuatan. Apa yang
akan RK lakukan supaya RK tidak berbuat seperti itu lagi

RK : Saya akan belajar memperbaiki diri.

Konselor : Ibu yakin masalah RK akan terselesaikan

RK : Iya bu, saya akan mencoba lakukan

Konseor : Iya baiklah RK, dari pembicaraan awal sampai saat ini kita sudah
membahas masalah RK tentang ketersingungan RK terhadap
ucapan teman yang dianggap guyonanitu sebuah guyonan , ada
yang ingin ditanyakan lagi RK(TERMINASI)

RK : Saya hanya itu saja

Konselor : Baikklah teman-teman karena waktunya sudah habis bagaimana


proses kegiatan kita lanjutkan besok

Anggota kelompok : iyaa bukk

Konselor : pagii..

163
VERBATIM

KONSELI : LFD

Konselor : Selamat pagi, apa kabar kalian anak-anak semuanya

Anggota : Baik bu, Alhamdullilah sehat

Konselor : Sebelum mengawali kegiatan siang hari ini marilah kita berdoa
terlebih dahulu, setelah berdoa selesai, ibu memberikan
streatching atau pemanasan terlebih dahulu supaya rileks tidak
tegang yaa,

Anggota : Iya buu siyaap

Konselor : Mari kita gerak-gerakkan tubuh (konselor membuka hp


menyalakan mp3) supaya da iringan music dalam menggerak-
gerkkan tubuh

Anggota : (kegiatan pemanasan dimulai )

Konselor : Kegiatan konseling kelompok kita lanjutkan yaa,

Konsleor : Oke, baikklah anak-anak langsung kita mulai kegiatannya yaa,


siapa yang ingin emngungkapkan masalah

LFD : saya buu, saya ingin menyampaikan masalah saya, saya itu kog
gampang sekali mengomentari teman di medsos kata temen saya
bu, dan katanya saya itu kalo berkomentar berani alias komentar
buruk, kata temen saya sih gitu bu,

Konselor : Teman-teman ada yang memberi tanggapan saran masukan,

Anggota : LFD , mungkin kata temen mu itu benar, kamu perlu


berinstropeksi bila memnag kamu maish ragu dan belum percaya,
biasanya orang lain yang lebih bias menilai diri kita baik atau
buruk

Anggota :selama saya melihat komentar di medsos mu sih, memang benar


agak berani bgt, coba tolong dihentikan hal semacam itu kasian
temennya

Anggota : jangan mudah berkomentar kasar yaa LFD, ucapan itu dapat
membekas di hati

164
Anggota : Coba LFD praktekkan nanti dengan cara menongontrol diri utk
berkomentar kasar, bila memang ada keinginan utk berkomentar
tolong jangan dituruti keinginan itu,

Konselor : Oke kalo begitu tanggapan dan saran dari temen-temen cukup
membangun. Begini… LFD mengatakan bahwa LFD mudah
sekali berkomentar kasar. Mengapa kamu harus begitu naak?
(Teknik Dispute Konitif)

LFD : saya sih sebenarnya buat bahan obrolan aja bu, supaya yang saya
komentari itu sadar dan terbuka, eh ga taunya mereka pada tidak
suka dengan komentar saya katanya kasar gitu

Konselor : Sekarang ibu mau tanya lagi selama kamu meyakini akan perilaku
tersebut merupakan perbuatan yang menyerang dengan koemntar
buruk apa yang terjadi bila kamu masih memeprtahankan
perilakumu itu, apakah pantas dilakukan terus-menerus ?

LFD : Iyaa tidak baik sebenarnya untuk diri saya kedepannya

Konselor : Baikklah sekarang ibu mencoba membuat ilustrasi, ketika kamu


berbuat kesalahan dan kamu dikomentari oleh banyak orang
dengan komentar yang kasar , buruk, bagaimana kah dengan
perasaan mu ?

LFD : yaa yang jelas g suka juga bu

Konselor : yang kamu lakukan dapat membahayakan dirimu kedepan .


Apakah LFD masih memiliki anggapan untuk berkomentar kasar
(REASSURANCE)

LFD : Tidak buu, saya tidak mau me lakukan itu. Soalnya temen-temen
pada menjauh

Konselor : Ibu senang sekali , sekarang LFD bisa paham bahwa


berkomentar kasar itu tidaklah baik dalam perbuatanmu. Apa
yang akan LFD lakukan supaya LFD tidak berbuat seperti itu
lagi

LFD : Saya akan belajar memperbaiki diri.

Konselor : Ibu yakin masalah LFD akan terselesaikan

LFD : Iya bu, saya akan mencoba lakukan

165
Konseor : Iya baiklah LFD, dari pembicaraan awal sampai saat ini kita
sudah membahas masalah LFD tentang komentar kasar LFD
kepada teman- teman yang dianggap sebagai bahan obrolan dan
untuk , ada yang ingin ditanyakan lagi LFD (TERMINASI)

LM : Saya hanya itu saja

Konselor : Baikklah teman-teman karena waktunya sudah habis bagaimana


proses kegiatan kita lanjutkan besok

Anggota kelompok : iyaa bukk

Konselor : siang..

VERBATIM

KONSELI : AYM

Konselor : Selamat pagi, apa kabar kalian anak-anak semuanya

Anggota : Baik bu, Alhamdullilah sehat

Konselor : Sebelum mengawali kegiatan pagi hari ini marilah kita berdoa
terlebih dahulu, setelah berdoa selesai, ibu memberikan
streatching atau pemanasan terlebih dahulu supaya rileks tidak
tegang yaa,

Anggota : Iya buu siyaap

Konselor : Mari kita gerak-gerakkan tubuh (konselor membuka hp


menyalakan mp3) supaya da iringan music dalam menggerak-
gerkkan tubuh

Anggota : (kegiatan pemanasan dimulai )

Konselor : Kegiatan konseling kelompok seperti kemarin kita lanjutkan yaa,

Konselor : Seperti biasan ibu akan tanya tentang konseling kelompom ada
yang maish ingat, supaya tidak lupa dalam menjalankan proses
konseling kelompok. Coba jelaskan bagaimana konseling
kelompok serperti kemarin hari ? ibu tidak akan menunjuk bias
salah satu menjelaskan

166
Anggota :kalo kegiatannya itu ada asas rahasianya, saling terbuka, dan
member saran , masukan

Konsleor : Oke baikklah kalian memang maish ingat, baikklah anak-anak


langsung kita mulai kegiatannya yaa, ada yang belum
menyampaikan masalahnya, siapa hayoo silahkan disampaikan..

AYM : saya buu, saya ingin menyampaikan masalah saya, begini bu saya
itu dijauhi teman saya , saya juga mendapat teguran dari mereka,
bahwa saya itu merasa menyuruh teman saya untuk saya suruh
beli jajan dikantin bu, dan kata teman-teman saya itu merasa
paling hebat dengan bela diri yang saya miliki

Konselor : Teman-teman ada yang memberi tanggapan saran masukan,

Anggota : AYM, sebaiknya kamu hentikan sikap mu itu, utnung saya kamu
masih diberi teguran oleh teman, coba kalo misalkan mereka g
mau temenan selamanya

Anggota :kamu coba untuk mengontrol perbuatan mu itu

Anggota : dan tolong juga rendahkanlah ego mu AYM, saya paham kamu
hebat dalam dunia persilatan, namun bukankah dunia persilatan
itu tidak untuk dipakai sebagai ajang untuk bersikap semena-mena
dengan teman dan kawan, bukankah dunia persilatan itu untuk
membela kebenaran,

Anggota : nah itu dia AYM, kamu pandai bela diri jadi tolong manfaatkan
dengan baik keahlian mu untuk kebaikkan jangan dijadikan untuk
ajang kejahatan, kasihan temenyang lain

Konselor : Oke kalo begitu tanggapan dan saran dari temen-temen cukup
membangun. Begini… AYM mengatakan bahwa AYM semena-
mena dengan teman dan merasa bangga dengan keahlian yang
dimiliki yaitu bela diri. Mengapa kamu harus begitu naak?
(Teknik Dispute Konitif)

AYM : yaa karena saya merasa bangga saja bu, dan bias teman-teman
yang lain tdk bias saya tau saya salah selama ini telah

Konselor : Sekarang ibu mau tanya lagi selama kamu meyakini akan perilaku
tersebut apa yang terjadi bila kamu masih memeprtahankan
perilakumu itu, apakah pantas dilakukan terus-menerus ?

167
AYM : Iyaa tidak baik bu, dampaknya sudah saya rasakan

Konselor : Baikklah sekarang ibu mencoba membuat ilustrasi, ketika kamu


melihat kakek-kakek tua diserang oleh penjahat dan kamu
menyaksikan sendiri peristiwa serangan itu , bagaimana
perasaanmu ?

AYM : saya sedih melihat peristiwa itu

Konselor : apa yang akan kamu lakukan sebagai seornag yang ahli dalam
bela diri

AYM : saya pasti akan menolong kakek kakek itu bu

Konselor : sikap yang seprerti itu yang perlu kamu tanamkan dalam dirimu
membela kebaikkan, dan tidak menambah permusuhan Apakah
AYM masih memiliki ingin merasa diri benar dan hebat dan
semena-mena menyuruh teman (REASSURANCE)

AYM : Tidak buu, yang saya lakukan itu.

Konselor : Ibu senang sekali , sekarang AYM bisa paham bahwa semena-
mena dan membanggakan diri tidaklah baik dalam perbuatan.
Apa yang akanAYM lakukan supaya AYM tidak berbuat seperti
itu lagi

AYM : Saya akan belajar memperbaiki diri dan mengontrol diri

Konselor : Ibu yakin masalah AYM akan terselesaikan

AYM : Iya bu, saya akan mencoba lakukan

Konseor : Iya baiklah AYM, dari pembicaraan awal sampai saat ini kita
sudah membahas masalah AYM tentang sikap semena-mena
akan diri karena keahlian yang dimiliki AYM karena dianggap
kebanggaan dan akhirnya digunakan untuk hal yang kurang baik
, ada yang ingin ditanyakan lagi(TERMINASI)

AYM : Saya hanya itu saja

Konselor : Baikklah teman-teman karena waktunya sudah habis bagaimana


proses kegiatan kita akhiri,

Anggota kelompok : iyaa bukk

Konselor : marilah kita berdoa dulu .

168
Lampiran 16

Dokumentasi Penelitian

169

Anda mungkin juga menyukai