Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTERPERSONAL, BERPIKIR KREATIF,

DAN HASIL MENULIS SISWA KELAS V SD NEGERI


DI KABUPATEN KEBUMEN

Kiftirul ‘Aziz¹, Joharman², Kartika Christy Suryandari³


Mahasiswa FKIP PGSD, Dosen FKIP PGSD
Universitas Negeri Sebelas Maret
e-mail: coky_redivivus@yahoo.co.id

Abstract: Relevance between Interpersonal Intelligence, Creative Thinking, and Writing


Result. This research has purpose to reveal the relationship between interpersonal
intelligence, creative thinking and writing result. This research uses ex post facto method with
quantitative research approach. Research results show that there is relationship of
interpersonal intelligence with writing result. There is no relationship of creative thinking
with writing result. There is relationship of interpersonal intelligence and creative thinking
with simultan to writing result.

Keywords: Interpersonal Intelligence, Creative Thinking, and Writing Results

Abstrak: Hubungan antara Kecerdasan Interpersonal, Berpikir Kreatif, dan Hasil


Menulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan yang terjadi antara kecerdasan
interpersonal, berpikir kreatif, dan hasil menulis. Penelitian ini menggunakan metode ex post
facto dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil menulis. Tidak ada hubungan antara
berpikir kreatif dengan hasil menulis. Ada hubungan antara kecerdasan interpersonal dan
berpikir kreatif secara bersama dengan hasil menulis.

Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Berpikir Kreatif, dan Hasil Menulis

PENDAHULUAN Saito, Horwitz & Garza (dalam


Sturgeon, 2008: 11) menyatakan motivasi
Menulis merupakan salah satu dari dengan sendirinya muncul untuk dipahami,
aspek keterampilan berbahasa. Melalui tetapi belajar bahasa cukup berbeda
keterampilan menulis, anak akan dengan dibandingkan dengan bidang studi lainnya,
cerdas menyampaikan isi hatinya, gagasan dalam hal ini pembelajar akan berpotensi
mengenai hal yang nyata maupun imajiner, menghadapi kecemasan dan stres sosial.
mengekspresikan ranah kognitif, afektif Kecemasan yang menimbulkan stres sosial
dan psikomotor sesuai dengan konteks dan dapat berpengaruh pada pemerolehan
situasi yang sedang berlangsung, serta bahasa anak.
mengeksplorasi dan mengeksploitasi ranah Dinyatakan oleh Murray (dalam Foo,
yang tidak terdefinisikan dalam dunia yang 2007: 7) proses pembelajaran dilaksanakan
nyata dan tak senyatanya ke dalam bahasa sesuai dengan kehendak guru, bukan
tulis. belajar seperti yang diinginkan oleh siswa.
Ketidakmampuan dalam keterampi- Selain itu, Petrosky; Hillocks (dalam
lan berbahasa menyebabkan informasi Hornick, 1986) menyatakan bahwa banyak
yang didapat oleh penerima akan berbeda peneliti berpendapat bahwa penekanan
dengan informasi yang disampaikan. Kese- pengajaran tata bahasa dalam pembelajaran
njangan komunikasi disebabkan oleh ku- menulis mempunyai dampak kurang baik.
rangnya kemampuan berbahasa yang dimi- Beberapa kenyataan bahkan menunjukkan
liki oleh anak. bahwa pengajaran tata bahasa dapat ber-
1
dampak buruk terhadap hasil menulis ka- bahwa kecerdasan antarpribadi atau kecer-
rena pengajaran tersebut membutuhkan le- dasan interpersonal merupakan kemam-
bih banyak waktu dibandingkan dengan puan untuk memahami orang lain.
pengajaran menulis itu sendiri. Kemampuan berhubungan dengan
Hasif & Najib (2009) menyatakan, orang lain menjadi hal yang sangat penting
pada awal belajar bahasa kesulitan yang ketika seseorang ditempatkan dalam suatu
umum diantaranya perbendaharaan kata, lingkup sosial. Kemampuan ini akan men-
kemudian meletakkan kata-kata tersebut jadi salah satu penentu diterima atau ti-
dalam sebuah kalimat, serta memahami daknya seorang individu dalam lingkungan
apa yang telah dikatakan atau dituliskan. sosialnya.
Pendapat lain mengatakan, siswa Tolok ukur dari kemampuan berhu-
kemungkinan tidak mempunyai kemampu- bungan dengan orang lain dapat dilihat dari
an linguistik yang memadai (misalnya, bagaimana individu-individu saling perca-
minimnya keterampilan berbahasa serta ya, memahami perasaan, keterbukaan,
kurangnya perbendaharaan kosakata) (Li, menghargai perbedaan, memperbaiki mis-
tanpa tahun: 42). komunikasi, tidak memaksakan kehendak,
Senada dengan Li, Simpson (Jekyll mendorong orang lain untuk mengemu-
& Hyde, 2009: 6) menyatakan, mereka kakan pendapat, menjadi pendengar dan
(siswa) merasa khawatir mengenai bagai- penanya yang baik, menanggapi kebutuhan
mana mengekspresikan ide-ide mereka da- orang lain, dan pengendalian diri dengan
lam batas-batas pemakaian yang benar; se- tidak mudah menyalahkan orang lain.
perti tata bahasa, ejaan, dan struktur kali- Selama proses penulisan berlang-
mat. sung, kemampuan berhubungan menjadi
Faktor lain yang tidak bisa dina- salah satu faktor yang memengaruhi hasil
fikkan penulis dalam menuangkan gagasan tulisan. Kemampuan tersebut dapat ber-
adalah pemikiran kreatif. Munandar, wujud penulisan kolaboratif dengan rekan
(2009: 43) menyatakan bahwa berpikir penulis. Kemampuan berhubungan dan ko-
kreatif meliputi empat kriteria yaitu: (1) laborasi menjadi begitu penting ketika sis-
kelancaran, (2) kelenturan, (3) keaslian wa mengembangkan kompetensi dalam
(orisinilitas), dan (4) kerincian (elaborasi). mengerjakan tugas-tugas tertentu. Krebs
Dalam pemerolehan serta penuangan Hirsh & Kummerow (dalam Murray &
gagasan, seorang penulis dituntut lancar More, 2006: 137)menyatakan bahwa kola-
dan lentur dalam berpikir. Proses penulisan borasi dalam proses menulis sangat pen-
menuntut penulis untuk memerinci gaga- ting, menyatukan beberapa orang dengan
san yang akan dituangkan dalam karya tu- tipikal yang berbeda seringkali sangat
lisnya. Lebih jauh lagi, seorang penulis di- efektif dan potensial.
tuntut untuk berpikir orisinil dalam Beberapa orang yang berbeda saling
penuangan ide-ide tulisannya. berhubungan untuk memberikan saran dan
Rose & Nicholl (2002: 60) mende- merevisi tulisan. Tercermin dari gambaran
finisikan kecerdasan interpersonal sebagai Hodgson (dalam Mak & Coniam, 2007:
kemampuan berhubungan dan bekerja se- 440) mengenai contoh menulis kolaboratif,
cara efektif dengan orang lain serta mem- yang diawali dengan salah satu siswa
perlihatkan empati dan pengertian. Penda- membuat cerita kemudian ditambah atau
pat lain menyatakan bahwa kecerdasan in- direvisi oleh siswa yang lain, begitu
terpersonal merupakan kemampuan untuk seterusnya. Penambahan serta revisi tidak
bersosialisasi, berempati, serta memotivasi harus dengan tangan orang lain, namun
orang lain (Faizah, 2008: 98). Armstrong saran serta masukan yang membangun.
(2002: 21) mendefinisikan kecerdasan in- Berhubungan dengan orang banyak
terpersonal atau kecerdasan antarpribadi dapat memicu tumbuhnya kreativitas
sebagai kemampuan untuk memahami dan seorang individu. Tersirat pada pernyataan
bekerja dengan orang lain. Senada dengan Markus & Kitayama; Weisberg (dalam
Goleman (2009: 52) yang menyatakan Magno, 2008: 6) menyatakan bahwa
2
kreativitas tidak hanya dapat diperoleh me- tas difasilitasi dalam proses sosialisasi de-
lalui proses perorangan, namun kreatif ngan orang lain. Seorang individu akan
dapat diperoleh melalui interaksi dengan tampil lebih baik dalam kelompok.
orang banyak. Sawyer (2006: 30) menya- Boice; Reaves, flowers, & Jewell
takan bahwa produk kreatif banyak dicip- (dalam Hansen & Hansen, tanpa tahun: 4)
takan dari kreativitas kelompok, perkum- mencatat bahwa menulis melibatkan proses
pulan, dan gabungan elemen sosial. informasi secara fisik dan dalam bentuk
Freud (dalam Hurlock, 1978: 3) me- nyata. Joliffe (dalam Hansen & Hansen,
nyatakan bahwa orang yang kreatif memer- tanpa tahun: 4) menegaskan bahwa, kegia-
lukan pengetahuan yang diterima terlebih tan menulis mendorong penulis untuk men-
dahulu sebelum mereka dapat mengguna- jadi "terlibat secara aktif" dengan sesuatu
kannya dalam cara yang baru. Kreativitas yang mereka tulis. Ghait (2002) menya-
akan muncul seiring dengan pengetahuan takan bahwa siswa menghasilkan ide-ide
yang diterima melalui proses sosialisasi untuk menulis, berpikir tentang tujuan dan
dengan lingkungan sekitar. target, serta menghadirkan produk-produk
Csikszentmihalyi dalam Sternberg yang ditulis berdasarkan pengalaman dan
(sebagaimana dikutip Saptoto, 2008: 6) pengamatan siswa.
menyatakan bahwa komunitaslah yang Pengajaran bahasa ada baiknya tidak
membuat kreativitas seseorang dapat mun- dipisahkan dengan lingkungan sekitar
cul. Proses berpikir berasal dari partisipasi (Djuanda, 2006: 38). Hal tersebut dapat
aktif melalui pengalaman-pengalaman dimengerti sebab, cara orang tua berbicara
yang bermakna. Pengalaman tersebut di- serta perbedaan kelas sosial yang termasuk
peroleh dari interaksi anak dengan lingku- bagian dari lingkungan merupakan faktor
ngan; sosialisasi anak dengan rekan-rekan penentu yang penting dalam pemerolehan
sepermainan; dialog interaktif dengan guru bahasa (Mussen, P.H., Conger J.J., Kagan,
serta belajar dari kebiasaan-kebiasaan ke- J., Huston A.C., 1988: 181).
seharian yang sering terjadi. Suhartono (2011: 1) menyatakan
Kebersamaan sangat memengaruhi bahwa bahasa merupakan sarana interaksi
kreativitas. Pernyataan tersebut didukung antarmanusia sebagai makhluk sosial. Ba-
oleh pendapat Markus & Kitayama; hasa tidak mungkin dihilangkan dalam
Sawyer; Weisberg (dalam Magno, 2008: 6) suatu komunitas. Jadi, intensitas interaksi
yang menyatakan kreativitas tidak hanya dalam komunitas akan memengaruhi ke-
dapat diperoleh melalui proses perorangan, mampuan berbahasa manusia
namun kreatif dapat diperoleh melalui Fakta membuktikan bahwa golongan
interaksi dengan orang banyak. ekonomi menengah secara umum mem-
Barron & Harrington; Eckert & punyai nilai bahasa yang lebih tinggi dari
Stacey (dalam Murray & More, 2006: 31) pada golongan ekonomi lemah (Mussen et
menyatakan individu-individu yang kreatif al., 1988: 183). Hal tersebut menunjukkan
memiliki banyak kesempatan dan kesiapan seberapa penting faktor lingkungan terha-
untuk menerima serta menyerap ide dari dap perkembangan bahasa.
berbagai sumber. Situasi yang akrab pada Para ahli berpendapat, ibulah yang
anak adalah situasi bermain serta interaksi membentuk lingkungan berbahasa secara
dengan lingkungan sosialnya. Anak yang dini (Mussen et al., 1988: 182). Didukung
menggunakan waktu untuk bermain cende- oleh Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
rung lebih kreatif terhadap tugas yang me- (2007: 89) bahwa bahasa ibu mempunyai
reka kerjakan segera setelah itu diban- bentuk pengaruh terhadap perkembangan
dingkan anak yang dari tugas yang satu bahasa anak, yaitu interfering dan facilita-
langsung beralih melakukan tugas yang ting. Oleh karenanya, perkembangan baha-
lain (Munandar, 2009: 94). sa menjadi faktor determinan dalam kete-
Boden (2004: 58) menyatakan pen- rampilan menulis. Faktor perkembangan
dapatnya bahwa kreativitas memiliki ba- bahasa akan memengaruhi hasil penulisan.
nyak kesamaan dengan bermain. Kreativi-
3
Keraf (2004:5) menyatakan bahwa itu sendiri adalah keharmonisan interaksi
bahasa seseorang berkembang sejalan dan sosialisasi yang mengalir dengan tu-
dengan bertambahnya kenyataan-kenyata- juan ataupun tanpa tujuan. Kecerdasan in-
an yang dialaminya. Hal yang sama diung- terpersonal merupakan pemahaman yang
kapkan oleh Mussen et al. (1988: 175) baik ketika seorang individu berinteraksi
bahwa anak-anak berbicara dengan cara dengan orang lain. Kecerdasan interper-
yang semakin menyesuaikan diri dengan sonal termasuk juga terampil mengatur
cara berbicara orang dewasa dalam ling- emosi, motivasi, keinginan dan hubungan
kungan sosialnya. dengan orang-orang di sekitarnya.
Proses kreatif berkaitan dengan
menghasilkan berbagai jenis ide. Elbow METODE PENELITIAN
(dalam Li, tanpa tahun: 42) menyatakan
bahwa tindakan dari menulis itu sendiri Penelitian dilaksanakan di kabupaten
melahirkan pemikiran yang pada gili- Kebumen yang menghabiskan waktu ku-
rannya nanti akan berkembang menjadi rang lebih 1 tahun di mana pelaksanaannya
sebuah tulisan. Sebelum menjadi tulisan, dimulai dari pemilihan judul hingga penyu-
terjadi proses berpikir untuk mengaitkan sunan laporan hasil penelitian yang diawali
gagasan yang terpisah. pada bulan Agustus tahun 2011 hingga
Proses kreatif juga ditunjukkan de- Agustus tahun 2012.
ngan kemampuan menggabungkan hal-hal Metode yang digunakan adalah ex
yang telah ada kemudian dibentuk menjadi post facto dengan pendekatan penelitian
sebuah produk baru. Sehubungan dengan kuantitatif. Metode ini lebih ditujukan
hal tersebut, Atkinson (2009: 9) menulis- untuk mengkaji hubungan antara 2 variabel
kan dalam bukunya Writing Across The atau lebih, di mana variabel yang dikaji
Curriculum bahwa menulis sebagai alat telah terjadi sebelumnya melalui perlakuan
untuk menyusun pikiran dan ide-ide, orang lain (Sudjana, 2008: 54).
menggabungkan ide-ide tersebut dengan Jenis penelitian ini memfokuskan
emosi dan energi intelektual yang kom- pada pengungkapan hubungan kausal an-
pleks ke dalam struktur yang terorganisasi tarvariabel, yaitu hubungan sebab yang di-
dalam satu tempat. dasarkan pada pengamatan terhadap akibat
Proses kreatif berkaitan dengan yang terjadi.
menghasilkan berbagai jenis ide. Tindakan Desain penelitian yang digunakan
dari menulis itu sendiri melahirkan pemi- adalah desain paradigma ganda dengan 2
kiran yang pada gilirannya nanti akan ber- variabel bebas dan 1 variabel terikat. De-
kembang menjadi sebuah tulisan. Sebelum sain ini digunakan untuk mencari besarnya
menjadi tulisan, terjadi proses berpikir un- pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap
tuk mengaitkan gagasan yang terpisah. variabel Y, baik secara individual maupun
Seringkali seorang penulis akan mengam- simultan.
bil konsep-konsep lama dan mengatur Menurut Riduwan & Kuncoro (2008:
ulang dalam bentuk atau dengan isi tulisan 4) regresi merupakan suatu proses mem-
yang baru serta membuat perpaduan kata- perkirakan secara sistematis tentang apa
kata menggunakan ide-ide yang sudah ada yang paling mungkin terjadi di masa yang
sebelumnya. akan datang berdasarkan informasi masa
Untuk mendapatkan gagasan penu- lalu agar kesalahannya dapat diperkecil.
lisan, harus ada hubungan komunikasi Menurut Walpole (1992: 340) persamaan
yang harmonis, baik satu arah, dua dan regresi merupakan persamaan matematik
berbagai arah. Kecerdasan interpersonal yang memungkinkan kita untuk mera-
siswa begitu berperan besar dan sangat malkan nilai-nilai peubah tak bebas dari
membantu siswa untuk mengerti dan me- nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas.
nyikapi situasi yang urgen dalam interaksi Gujarati (2003: 12) menegaskan bahwa
dengan orang banyak dan lingkungan se- analisis regresi berkenaan dengan studi
kitar. Entitas dari kecerdasan interpersonal ketergantungan satu variabel, variabel tak
4
bebas, pada satu atau lebih variabel lain, Berdasarkan data pada tabel I, hasil
variabel yang menjelaskan. penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Populasi dari penelitian ini tersebar hubungan antara variabel kecerdasan inter-
di beberapa daerah geografis. Geografis personal dan hasil menulis dengan 10,18%
setting penelitian terdiri dari pegunungan, variasi variabel hasil menulis dijelaskan
dataran dan pantai. Sampel diambil dari oleh variabel kecerdasan interpersonal. De-
siswa-siswi kelas V SD Negeri se-kabupa- rajat hubungan parsil antara variabel kecer-
ten Kebumen dengan jumlah sampel 204 dasan interpersonal (X1) dan variabel hasil
siswa yang tersebar dalam 8 Sekolah Dasar menulis (Y) dengan menjaga variabel ber-
Negeri di 4 kecamatan. Dalam proses pikir kreatif (X3) tetap konstan ditunjuk-
pengambilan sampel penelitian ini, peneliti kan dengan koefisien korelasi =
menggunakan teknik cluster. 0,31921731. Uji signifikansi koefisien ko-
Penelitian ini menggunakan dua tek- relasi menggunakan Uji T, diperoleh skor t
nik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan = 4,77553514. Dari tabel distribusi t de-
non tes. Tes digunakan untuk mengukur ngan dk = 202 dan taraf nyata 0,05 dipe-
keterampilan menulis. Teknik non tes di- roleh = 1,645, dengan demikian t hi-
gunakan untuk mengukur kecerdasan inter-
personal, dan berpikir kreatif. tung = 4,77553514 > tabel = 1,645.
Analisis data mencakup analisis Berdasarkan data pada tabel I, hasil
instrumen dan uji prasyarat. Analisis in- penelitian menunjukkan bahwa tidak ter-
strumen terdiri atas uji validitas, uji re- dapat hubungan antara variabel berpikir
liabilitas, tingkat kesukaran dan daya pem- kreatif dan hasil menulis. Ditunjukkan de-
beda. Uji prasyarat terdiri atas uji linieritas, ngan derajat hubungan parsil antara varia-
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji bel berpikir kreatif (X2) dan variabel hasil
multikolinieritas. menulis (Y) dengan menjaga variabel ke-
cerdasan interpersonal (X1) tetap konstan
HASIL & PEMBAHASAN ditunjukkan dengan koefisien korelasi
= 0,048349662. Hasil uji signifikansi
Uji hipotesis menggunakan 8 sekolah koefisien korelasi menggunakan uji T, di-
negeri di kabupaten Kebumen. Delapan peroleh skor t = 0,68627738. Dengan
Sekolah Dasar Negeri yang digunakan demikian, t hitung = 0,68627738 <
untuk uji hipotesis yaitu: (1) SD N 1
Wonosari kecamatan Sadang, (2) SD N 2 tabel = 1,645. Proporsi (bagian) atau pro-
Wonosari kecamatan Sadang, (3) SD N 1 sentase total variasi dalam hasil menulis
Sidogede kecamatan Prembun, (4) SD N 2 yang dijelaskan oleh model regresi dinya-
Sidogede kecamatan Prembun, (5) SD N 1 takan dengan koefisien determinasi =
Adimulyo kecamatan Adimulyo, (6) SD N 0,00233769 yang menunjukkan bahwa
2 Adimulyo kecamatan Adimulyo, (7) SD 0,2% variasi variabel hasil menulis dije-
N 2 Sidoluhur kecamatan Prembun, dan (8) laskan oleh variabel berpikir kreatif.
SD N 3 Sidoluhur kecamatan Prembun. Hasil analisis regresi ganda disajikan
Hasil analisis regresi kecerdasan dalam tabel berikut:
interpersonal dan berpikir kreatif dengan
hasil menulis disajikan dalam tabel berikut: Tabel II : Rangkuman hasil analisis
regresi ganda
Tabel I : Rangkuman hasil perhitungan
signifikansi korelasi Regresi Koefisien F F Status
Antara Korelasi hitung tabel
Ganda Pada
Korelasi Koefisien t t tabel
0,05
Antara Korelasi hitung dk 202
X1 dan
X1 dengan Y 0,3192 4,775 1,645
X2 0,307 10,52 3,88 Berarti
X2 dengan Y 0,0483 0,686 1,645
dengan
Y

5
upaya berkooperasi dan berempati dengan
Berdasarkan data pada tabel II, hasil yang lain. Krashen & Terrel (dalam
penelitian menunjukkan bahwa terdapat Brown, 2008: 85) menyatakan bahwa pen-
hubungan antara variabel kecerdasan inter- dekatan alami sebagai sarana pembelajaran
personal dan variabel berpikir kreatif seca- bahasa mendasarkan pada keterampilan
ra simultan. Derajat hubungan ditunjukkan komunikasi interpersonal dasar. Verhaar
dengan koefisien korelasi = (dalam Kesuma, 2007: 20) menyatakan
0,307870088. Proporsi (bagian) atau pro- bahwa bahasa tulis merupakan turunan dari
sentase total variasi dalam hasil menulis bahasa lisan. Bahasa tulis merupakan baha-
yang dijelaskan oleh model regresi sa lisan dengan wujud yang dapat dilihat.
dinyatakan dengan koefisien determinasi Menulis diawali dengan pemerolehan ba-
= 0,094783991 yang menunjukkan hasa lisan yang dapat didapat dengan jalan
berkooperasi, berempati, dan keterampilan
bahwa 9% variasi variabel hasil menulis komunikasi interpersonal dasar. Dengan
dijelaskan oleh variabel kecerdasan inter- demikian, jelaslah bahwa kecerdasan inter-
personal dan berpikir kreatif secara simul- personal sangat berpengaruh terhadap hasil
tan. menulis.
Temuan penelitian menunjukkan Temuan penelitian menunjukkan
bahwa kecerdasan interpersonal mempu- bahwa berpikir kreatif tidak berhubungan
nyai pengaruh yang signifikan terhadap dengan hasil menulis. Artinya, tinggi ren-
hasil menulis. Artinya, tinggi rendahnya dahnya hasil menulis tidak dijelaskan oleh
hasil menulis dijelaskan oleh kecerdasan berpikir kreatif. Hal ini bisa terjadi, mes-
interpersonal. kipun beberapa penelitian terdahulu me-
Proses menulis selalu berhubungan nunjukkan ada hubungan antara berpikir
dengan lingkungan sosial. Lingkungan so- kreatif dengan hasil menulis, namun popu-
sial yang dekat dengan penulis, lingkungan lasi dan lingkungan yang berbeda membe-
sosial yang jauh dengan penulis serta rikan kesempatan sama besar juga untuk
lingkungan sosial yang terlalu jauh dengan hasil yang berbeda. Bakat kreatif dapat
penulis. Hasil tulisan siswa akan dilihat tumbuh dalam lingkungan yang mendu-
oleh rekan, guru, orang tua serta pembaca kung serta dapat terhambat dalam lingku-
lain. Berdasarkan proses tersebut, kesala- ngan yang tidak menunjang.
han tulisan akan terlihat. Secara tidak
langsung saran perbaikan yang diberikan SIMPULAN & SARAN
pembaca terhadap hasil tulisan akan mem-
buat siswa memperbaikinya. Ini merupa- Berdasarkan temuan penelitian dapat
kan proses kolaboratif yang dilakukan disimpulkan bahwa:
siswa dengan pembaca tulisannya. 1. Kemampuan kecerdasan interpersonal
Proses kolaboratif menciptakan per- yang dimiliki oleh siswa kelas V SD
baikan ide yang membangun bagi siswa Negeri di Kabupaten Kebumen berhu-
dalam menghasilkan tulisannya. Ide terse- bungan dengan kemampuan menulis-
but tercipta berdasarkan peleburan saran nya.
dari orang lain dengan ide tulisan siswa 2. Kemampuan berpikir kreatif yang di-
sendiri. Ditinjau dari hasil interaksi siswa miliki oleh siswa kelas V SD Negeri di
dengan lingkungan sosialnya, proses me- Kabupaten Kebumen tidak berhubungan
nulis merupakan salah satu proses kolabo- dengan kemampuan menulisnya.
ratif dalam proses penulisan di mana tuli- 3. Terdapat hubungan antara kemampuan
san tidak harus dihasilkan secara bersama- kecerdasan interpersonal dan kemam-
sama. puan berpikir kreatif secara bersama-
Temuan penelitian diperkuat oleh sama dengan kemampuan menulis siswa
Brown (2008: 154) yang menyatakan kelas V SD Negeri di Kabupaten Kebu-
bahwa, strategi sosial menjadi salah satu men.
strategi pemerolehan bahasa yang memuat
6
Berdasarkan temuan penelitian, maka Gramedia Pustaka Utama. (Buku asli
direkomendasikan: diterbitkan 1994)
1. Pendidik memperhatikan lingkungan Gujarati, D. (2003). Basic Econometrics.
sosial siswa agar kecerdasan interper- New York: McGraw-Hill. Diperoleh
sonal siswa dapat terasah. pada 25 Mei 2012, dari http://www.
2. Meskipun berpikir kreatif tidak mem- gujarati.com/.
punyai konstribusi yang memadai, Hansen, K. & Hansen, R. (tanpa tahun).
hendaknya guru menciptakan situasi Employment Interview Preparation:
lingkungan kreatif untuk menunjang Assessing The Writing-To-Learn Ap-
proses pembelajaran menulis. proach. Diperoleh 1 November 2009,
dari http://www.quintcareers.com/.
DAFTAR PUSTAKA Hasif, S.A.A. & Najib, M.A.K. (2009).
Motivation – its Importance In Gene-
Armstrong, T. (2002). Setiap Anak Cerdas. ral Learning and Language. Dipe-
Terj. Rina Buntaran. Jakarta: Gra- roleh 8 Maret 2010, dari http://www.
media Pustaka Utama. (Buku asli di- scribd.com/doc/2217833/Motivation.
terbitkan 2000) Hornick, K. (1986). Teaching Writing to
Atkinson, J.S.C. (2009). Writing Across Linguistically Diverse Students. Di-
the Curriculum. Nort Carolina: NC peroleh 24 Oktober 2009, dari http://
Department of Public Instruction. www.ericdigests.org/.
Diperoleh 8 Maret 2010, dari http:// Hurlock, E.B. (1978b). Perkembangan
www.scribd.com/doc/20184234/. Anak (jilid 2). Terj. Meitasari
Boden, M.A. (2004). The Creative Mind: Tjandrasa. Jakarta: Erlangga. (Buku
myths and mechanisms. London: asli diterbitkan 1978)
Taylor & Francis e-Library. Dipero- Jekyll & Hyde. (2009). Chapter I Introduc-
leh 24 November 2009 dari http:// tion. Diperoleh 1 Februari 2010, dari
search.barnesandnoble.com/. http://www.scribd.com/doc/184726/.
Brown, D. (2008). Prinsip Pengajaran dan Keraf, G. (2004). Komposisi. Ende: Nusa
Pembelajaran Bahasa. Terj. Noor Indah.
Cholis dan Yusi Avianto Pareanom. Kesuma, T.M.J. (2007). Pengantar (meto-
Jakarta: Kedubes USA. (Buku asli de) Penelitian Bahasa. Yogyakarta:
diterbitkan 2007) Carasvatibooks.
Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Li, L.Y. (Tanpa Tahun). Exploring the Use
Indonesia yang Komunikatif dan of Focused Freewriting in Deve-
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas loping Academic Writing. Diperoleh
Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat 8 Maret 2010, dari ro.uow.edu.au.
Ketenagaan. Magno, C. (2008). Explaining the Creative
Faizah, D.U. (2008). Keindahan Belajar Mind. Diperoleh 8 Maret 2010, dari
Dalam Perspektif Pedagogi. Jakarta: http://www.scribd.com/doc/779176/.
Cindy Grafika. Mak, B. & Coniam, D. (2008). Using wikis
Foo, T.C.V. (2007). The Effects of The to enhance and develop writing skills
Process-Genre Approach to Writing among secondary school students in
Instruction on The Expository Essays Hong Kong. Faculty of Education,
of Esl Students in a Malaysian The Chinese University of Hong
Secondary School. Diperoleh 8 Ma- Kong, Sha Tin, Hong Kong.
ret 2010, dari http://eprints.usm.my/. Diperoleh 11 Maret 2010, dari
Ghait, G. (2002). The Nature of the Wri- http://www.sciencedirect.com/.
ting Process. Diperoleh 29 Mei Munandar, U. (2009). Pengembangan Kre-
2009, dari http://nadabds.tripod/ghait ativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT.
-writing.html. Rineka Cipta.
Goleman, D. (2009). Emotional Intelli- Murray, R. & Moore, S. (2006). The
gence. Terj. T. Hermaya. Jakarta: PT. Handbook of Academic Writing A
7
Fresh Approach. New York: Open
University Press. Diperoleh 11 No-
vember 2009 dari http://www.scribd.
com/doc/16947051/.
Mussen, P.H., Conger J.J., Kagan, J.,
Huston A.C. (1988). Perkembangan
dan Kepribadian Anak. Terj.
Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erla-
ngga. (Buku asli diterbitkan 1984)
Riduwan & Kuncoro, E.A. (2008). Cara
Menggunakan dan Memaknai Ana-
lisis Jalur (Path Analysis). Bandung:
Alfabeta.
Rose, C. & Nicholl, M.J. (2002). Accele-
rated Learning. Terj. Dedy Ahimsa.
Bandung: Nuansa. (Buku asli
diterbitkan 1997)
Saptoto, R. (2008). Bagaimana Cara Me-
ngajari Siswa agar Kreatif?. Dipe-
roleh 10 Maret 2010, http://ridwan-
psy.staff.ugm.ac.id/.
Sawyer, R.K. (2006). Explaining Cre-
ativity. New York: Oxford Univer-
sity Press.
Sturgeon, C.M. (2008). Aptitude, Attitude,
and Motivation as Predictor in
Foreighn Language Learning. Dipe-
roleh 8 Maret 2010, dari http://www.
scribd.com/doc/.
Sudjana, N. (2008). Tuntunan Penyusunan
Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Suhartono. (2011). Bahasa Indonesia Un-
tuk Mahasiswa. Salatiga: Widya Sari
Press.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007.
Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian
3. Bandung: Imtima.
Walpole, R.E. (1992). Pengantar Statis-
tika. Terj. Bambang Sumantri. Ja-
karta: PT. Gramedia Utama. (Buku
asli diterbitkan 1988)

8
9

Anda mungkin juga menyukai