Anda di halaman 1dari 3

NAMA : IHTIAR RAHAYU

NIM : 190621642433

PENGAMATAN JENIS OTOT YANG TERLIBAT PADA OLAHRAGA BOLA BASKET


GERAKAN BARRIER HOPS

Pelatihan Barrier Hops

Latihan barrier hops merupakan latihan yang dilakukan dalam suatu rangkaian loncatan
yang cepat. Latihan Barrier Hops adalah: “latihan yang dilakukan pada gawang gawang atau
rintangan-rintangan yang tingginya (antara30-90 cm) diletakkan di suatu garis dengan jarak yang
ditentukan dengan kemampuan.Latihan Barrier hops menekankan pada loncatan untuk mencapai
ketinggian maksimum ke arah vertikal dan kecepatan gerakan kaki.

Biomekanika Dan Otot Yang Berperan Pada Saat Pelatihan Pliometrik Barrier Hops

Otot yang terlibat dalam gerakan pelatihan pliometrik barrier hops melibatkan otot
tungkai atas, tungkai bawah yaitu: gerakan fleksi paha (gerakan menekuk paha) otot-otot yang
berperan adalah otot Sartorius, illiacus dan gracialis, gerakan ekstensi paha (gerakan meluruskan
paha), otot-otot yang terlibat yaitu bisep femoris, semitedinosus (kelompok hamstring) dan juga
gluteus maksimus dan minimus, gerakan fleksi lutut dan kaki (gerakan menekuk lutut dan kaki),
otot-otot yang berperan yaitu gastrocnemius, gerakan ekstensi lutut yaitu suatu gerakan latihan
kaki untuk meluruskan ke dua lutut bersamaan, otot-otot yang berperan yaitu otot rectus femoris,
vastus lateralis, vastus medialis dan intermedialis (kelompok quadriceps).

Komponen Biomotorik Dalam Melakukan Pelatihan Pliometrik Barrier Hops

Komponen biomotorik adalah kemampuan dasar gerak fisik atau aktivitas fisik dari tubuh
manusia (Nala, 2015). Komponen biomotorik yang terlibat dalam melakukan gerakan barrier
hops adalah kekuatan, daya ledak, kelentukan, waktu reaksi, keseimbangan dan koordinasi.

Efek Pelatihan Barrier Hops

a. Perubahan pada otot

Beberapa unit organ tubuh akan mengalami perubahan akibat dilakukan pelatihan. Efek
pelatihan pada otot terutama terjadi pada unit motorik (saraf dan otot), bila tipe dan takaran
pelatihannya tepat maka akan memberikan dampak yang menguntungkan, hal ini disebabkan
oleh bertambah besarnya serabut otot dan meningkatkan sistem penyediaan energi di otot,
perubahan dari otot ini akan mendukung kelincahan gerak dan kecepatan reaksi, sehingga dapat
mendukung gerakan-gerakan dalam permainan bola basket.

b. Perubahan pada tulang

Semua pelatihan olahraga yang dilakukan dalam posisi vertikal atau berdiri
mengakibatkan adanya tekanan longitudinal terhadap sel-sel dan jaringan tulang, khususnya pada
tulang dan punggung. Tekanan ini memudahkan pengendapan kalsium, magnesium, posfat dan
mineral lainnya yang dibutuhkan untuk membangun struktur tulang menjadi kuat. Penambahan
aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan kepadatan, kekuatan dan besarnya tulang, selain
mencegah pengeroposan tulang.

c. Perubahan pada ligamen otot dan tendon

Tendon adalah jaringan ikat berbentuk tali atau pita yang menghubungkan otot dengan
tulang untuk mentransmisikan tenaga dari otot ke tulang sehingga memungkinkan terjadinya
gerakan tubuh, sifat elastis struktur tendon berpengaruh terhadap tinggi rendahnya lompatan
vertikal (Kubo dkk, 1999). Dengan pelatihan yang dilakukan maka kekuatan tendon dan
ligament akan bertambah, demikian juga dengan perlekatan tendon pada tulang, keadaan ini akan
membuat ligamen dan tendon mampu menahan beban berat dan tidak mudah cedera.

d. Perubahan pada persendian dan tulang rawan

Sendi terhubung oleh ligamen dan otot untuk stabilitas yang memiliki lapisan jaringan
halus, putih yang disebut artikuler tulang rawan pada ujung tulang yang membantu
mendistribusikan kekuatan kompresi dan memungkinkan untuk meluncur mulus ketika bergerak.
Latihan teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan di persendian sehingga
dapat menjadi peredam (shock absorber) dan melindungi tulang serta sendi dari bahaya cedera.

Daftar Pustaka

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/cb71c6eefafba6e27d8939858d8d0a47.pdf

Anda mungkin juga menyukai