Peristiwa Demonstrasi saat ini sudah menjadi budaya bangsa Indonesia.
Demonstrasi sering dijadikan alat politik, atau alat untuk menyampaikan kepentingan sekelompok maupun kepentingan individu yang berseberangan. Demonstrasi merupakan ekspresi aktualisasi partisipasi politik alternative warganegara, dan sebagai teknik komunikasi menyampaikan pesan atas ketidakpuasan, atau kekecewaan (pekerja) atas kebijakan pemerintah yang tidak representatif terhadap kepentingan (pekerja). Meskipun demonstrasi merupakan kegiatan yang mendapatkan legalitas secara hukum, tetapi tidak semua pihak melaksanakan demonstrasi dengan kesadaran hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia yaitu demokrasi Pancasila. Demonstrasi menolak omnibus law Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan makin marak setelah undang-undang itu disahkan pada Senin. Jumlah massa aksi di sejumlah daerah angkanya bisa mencapai ribuan orang, terutama aksi di kota-kota besar yang memiliki banyak kampus dan sekolah. Sebab selain berasal dari kalangan buruh, aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja juga banyak berasal dari mahasiswa, hingga pelajar. Pada saat melakukan demo banyak pelajar yang terlibat dalam aksi tersebut, banyak siswa SMA dan SMK yang ditangkap polisi lantaran ikut dalam aksi tersebut. Saat ini seluruh aktivitas belajar saat ini masih tetap dilakukan di rumah karena pandemi Covid-19 yang membuat pelajar tersebut memanfaatkan kesempatan itu untuk keluar rumah dan ikut dalam rombongan massa aksi demo. Banyak pelajar SMA maupun SMP yang mengikuti demo hanya menjadi pengikut, mereka tidak paham tentang omnibuslaw. Meskipun hanya sebagai pengikut dalam aksi demonstrasi, pelajar ini mempunyai nilai signifikan. Hal itu karena demonstrasi ini menjadi momen yang besar untuk bergerak dan momen ini ditangkap media. Sehingga mereka ingin ikut serta di dalam sejarah ini. Alasan lainnya adalah karena para pelajar ini mengalami kekosongan. Terlebih pada masa-masa pandemi, hampir semua sekolah diliburkan dan melaksanakan pembelajaran daring. Demonstrasi yang diikuti pelajar di beberapa daerah merupakan gerakan sosial di era mudahnya akses informasi. Di era keterbukaan informasi selama mereka punya gadget mereka bisa mendapatkan informasi langsung ke personal. Terkait paham tidaknya para pelajar yang ikut demo, masih ada masalah untuk bisa memahami UU tersebut. Dia menyoroti minimnya informasi tentang Omnibus Law yang dibagikan ke masyarakat.