MAKALAH
Disusun Oleh:
1. M Izul Islami 42118048
2. Muhamad Abdul Azis 42118049
3. Rian Hadi Kusuma 42118051
4. Rini Purwanti 42118053
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
2.1 Pengertian sediaan suspensi...................................................................3
2.2 persyaratan sediaan suspensi.................................................................3
2.3 Jenis-jenis sediaan suspensi....................................................................4
2.4 Keuntungan dan Kerugian sediaan suspensi........................................5
2.5 Cara pembuatan sediaan suspensi.........................................................5
2.6 Pengertian Suspending Agent................................................................7
2.7 Klasifikasi Suspending Agent.................................................................8
2.8 Pengertian stabilitas suspensi...............................................................10
2.9 Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi.................................11
2.10 Cara penilaian stabilitas suspensi........................................................12
2.11 Cara pengemasan dan penandaan sediaan suspensi..........................13
BAB III..................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sediaan suspensi ?
2. Apa saja persyaratan sediaan suspensi?
3. Apa saja jenis-jenis sediaan suspensi ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan sediaan suspensi ?
5. Bagaimana cara pembuatan suspensi ?
6. Apa itu suspending agent?
7. Apa saja klasifikasi dari suspending agent ?
8. Apa saja yang faktor yang mempengaruhi sediaan suspensi?
9. Apa yang dimaksud dengan stabilitas suspensi ?
10. Bagaimana cara penilaian stabilitas suspensi ?
11. Bagaimana cara pengemasan dan penandaan sediaan suspensi ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini yaitu,
untuk :
1. Mengetahui pengertian dari sediaan suspensi
2. Mengetahui persyaratan sediaan suspensi
3. Mengetahui jenis-jenis sediaan suspensi
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sediaan suspensi
5. Mengetahui Bagaimana cara pembuatan suspensi
6. Mengetahui Apa itu suspending agent
7. Mengetahui klasifikasi dari suspending agent
8. Mengetahui faktor yang mempengaruhi sediaan suspensi
9. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan stabilitas suspensi
10. Mengetahui Bagaimana cara penilaian stabilitas suspensi
11. Mengetahui Bagaimana cara pengemasan dan penandaan sediaan
suspensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Bila partikel-partikel mengendap tidak boleh membentuk gumpalan
padat (harus terdispersi kembali jika dikocok).
d. Tidak boleh terlalu kental sehingga mudah dituang dari botol atau
melewati jarum injeksi
e. Untuk sediaan obat luar harus cukup cair sehingga dengan mudah
tersebar di permukaan tetapi tidak boleh mudah bergerak sehingga
mudah hilang dari permukaan.
f. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas.
g. Karakteristik suspensi harus tetap konstan selama penyimpanan.
h. Tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intratekal.
i. Suspensi harus menggunakan antimikroba
j. Harus dikocok terlebih dahulu
k. Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
4
menimbulka iritasi atau goresan pada kornea. Supensi obat mata tidak
boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau menggumpal.
e. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau
kedalam larutan spinal.
f. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan kering dengan
bahan pembawa yang sesuai untuk membentuklaruatan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan yang sesuai.
5
diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat
mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara,
lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah
kemasukkan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya
serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara zat
terdispersi dengan medium. Bila sudut kontak ± 90 º serbuk akan
mengambang diatas cairan . serbuk yang demikian disebut memiliki
sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antar partikel
zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah
atau welling agent.
Metode praesipitasi
Zat yang hendak didespersi dilarutkan dahulu dalam pelarut
organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut
organik diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan tetapi
endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Caiaran
organik tersebut adalah etanol, propilenglikol dan polietilenglikol.
Sistem pembentukan suspensi
Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat
mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah
tersuspensi kembali.
Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap dan
akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya
terbentuk cake yang keras dan sulit tersuspensi kembali.
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi
adalah :
o Deflokulasi
Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang
lain.
Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel
mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal.
6
Sedimen terbentuk lambat.
Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar
terdispersi lagi.
Wujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam
waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas
berkabut.
o Flokulasi
Partikel merupakan agregat yang bebas.
Sedimen terjadi cepat
Sedimen terbentuk cepat
Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan
mudah terdispersi kembali seperti semula
Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi
terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih
dan nyata.
7
8 Klasifikasi Suspending Agent
8
makanan. Caragen merupakan derivat dari saccharida, jadi mudah
dirusak oleh bakteri, sehingga perlu ditambahkan bahan pengawet
untuk suspensi tersebut.
c) Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragcanth
sangat lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi
biasanya dilakukan pemanasan, mucilago tragacath lebih kental dari
mucilago dari gom arab.mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator
suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
d) Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Dalam
perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat.
Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi
bakteri sehingga suspensi dalam algin memerlukan bahan pengawet.
Kadar yang dipakai sebagai suspending agent umumnya 1 -2 %.
Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah
liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi
ada tiga macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat
dimasukkan kedalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak
jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena
peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas
dari suspensi menjadi lebih baik.
Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga
penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan
menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari
bahan tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan
fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa
anorganik, bukan golongan karbohidrat.
9
B. Bahan pensuspensi sintesis
a) Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methol,
tylose), karbrsi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor,
misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan
menambah vislositas dari cairan yang dipergunakan untuk
melarutkannya semakin besar angkanya bearti kemampuannya
semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan
tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan.
Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga diginakan sebagai
laksansia dan bahan penghancur (disintergator) dalam pembuatan
tablet.
b) Golongan organik polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Cabophol 934
(nama dagang suatu pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi asam,
sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit,serta
sedikit pemakaiannya. Sehingga bahan tersebut banyak digunakan
sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh viskositas yang baik
diperlukan kadar ± 1%. Carbophol sangat peka terhadap panas dan
elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari
larutannya.
Stabilitas adalah keadaan dimana suatu benda atau keadaan tidak berubah.
Stabilitas suspensi adalah kestabilan zat pensuspensi dan zat yang terdispersi
dalam suatu sediaan suspensi, namun dalam sediaan suspensi zat pensuspensi
dan zat terdispersi tidak selamanya stabil . Stabilitas sediaan suspensi adalah
cara untuk memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas
partikel agar khasiat yang diinginkan dapat merata keseluruh sediaan suspensi
tersebut.
10
10 Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi
a) Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara
ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan
keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel
ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang
sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan
keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan tersebut dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
b) Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental susu caira kecepatan alirannya makin
turun(kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi
pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan
demikian dengan menambah viskositas cairan , gerakan turun dari partikel
yang kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “STOKES”
Keterangan : V = kecepatan aliran.
d = diameter dari partikel
= berat jenis dari partikel
o = berat jenis cairan
g = gravitasi
12 = viskositas cairan
c) Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalm jumlah besar,
maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakkan yang bebas karena
sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan
menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu
makin besar konsentrasi partikel, makin besar terjadinya endapan partikel
dalam waktu yang singkat.
11
d) Sifat atau muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa
macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian
ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan
bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut
sudah mempengaruhi sifat alam. Maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi
suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi
merata. Bila partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali
dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada
kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk
agregat dan selanjutnya membentuk cimpacted cake dan peristiwa ini
disebut caking.
Kalau dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsetrasi
dan sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat
diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis
dalamresep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah
atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan
mixer, homogeniser colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
eksternak dapat dinaikkan denan penambahan zat pengental ini sering
disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat
mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
12
3. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimen dan redispersibilitas,
membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan
susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
4. Perubahan ukuran partikel
Digunakan carafreeze – thaw cycling yaitu temperatur diturunkan
sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini
dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi
perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.
13
BAB III
PENUTUP
4. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15