Anda di halaman 1dari 11

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Koperasi pada intinya adalah pembentukan badan usaha yang bertujuan untuk

menggalang modal dan kerja sama untuk mencapai tujuan anggota. Pembentukan

badan usaha koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi para

anggota, baik yang bersifat individual maupun kelompok. Perekonomian nasional

dengan demikian menjadi sangatlah penting dalam usaha mencapai cita-cita yang

diharapkan. Perekonomian yang tujuan utamanya adalah pemerataan dan

pertumbuhan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, tanpa perekonomian

nasional yang kuat dan memihak kepada rakyat maka tidak akan terwujud cita- cita

tersebut. Namun pada kenyataannya dalam menjalankan koperasi terdapat berbagai

permasalahn yang menurunkan performa koperasi sehingga semakin banyaknya

koperasi yang gulung tikar

Joesron (2005) dalam Anggi (2015) menyebutkan bahwa kinerja koperasi di

berbagai Negara dihadapkan pada berbagai masalah yang mengakibatkan

kemampuan daya bersaing koperasi semakin rendah, dan bahkan beberapa

diantaranya mengalami kegagalan (bangkrut). Lebih lanjut, Anggi (2015)

menjelaskan bahwa permasalahan tersebut terjadi karena keterbatasan kemampuan

manajemen koperasi dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuannya.

Hendar (2010) dalam Anggi (2015) menyatakan bahwa perkembangan koperasi

sangat lambat jika dibandingkan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan

swasta, lambatnya perkembangan koperasi tersebut dikarenakan kurangnya


kemampuan pengurus, badan pengawas, dan manajer lapangan dalam mengelola dan

mengawasi kegiatan usaha untuk mencapai tujuannya

Dengan melihat pada latar belakang dan identifikasi masalah, Tugas

manajemen koperasi adalah menghimpun, mengkoordinasi dan mengembangkan

potensi tersebut menjadi kekuataan untuk meningkatkan taraf hidup anggota sendiri

melalui proses “nilai tambah”. Hal itu dapat dilakukan bila sumber daya yang ada

dapat dikelola secara efisien dan penuh kreatif (inovatif) serta diimbangi oleh

kemampuan kepemimpinan yang tangguh. Manajemen koperasi memiliki tugas

membangkit potensi dan motif yang tersedia yaitu dengan cara memahami kondisi

objektif dari anggota sebagaimana layaknya manusia lainnya. Pihak manajemen

dituntut untuk selalu berfikir selangkah lebih maju di dalam memberi manfaat

banding pesaing, hanya dengan anggota atau calon anggota tergerak untuk memilih

koperasi sebagai alternatif yang lebih rasional dalam melakukan transaksi

ekonominya.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apakah permasalahan yang terjadi pada koperasi Indonesia?

2) Bagaimankah langkah yang harus diambil dalam menyelesaikan permasalahan

yang terjadi pada koperasi Indonesia?

1.3. Manfaat Penulisan

1) Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada koperasi Indonesia

2) Untuk mengetahui langkah yang harus diambil dalam menyelesaikan

permasalahan yang terjadi pada koperasi Indonesia


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Konsep Koperasi

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, pengertian koperasi disebutkan

sebagai perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi, tetapi tidak bermaksud

mencari keuntungan. Adapun sendi dasar dari koperasi itu sendiri adalah:

1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka bagi setiap warga Indonesia

2. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan

demokrasi dalam koperasi

3. Pembagian sisa hasil usaha diatur dalam menurut jasa masing-masing

anggota

4. Adanya pembatasan bunga atas modal

5. Mengembangkan kesejahteraan anggota khusus dan masyarakat pada

umumnya

6. Usaha dan ketatalaksanaanya bersifat terbuka

7. Swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan dari prinsip

dasar, yaitu percaya pada diri sendiri

Asas dan sendi dasar koperasi yang mengungkapkan bahwa koperasi itu

berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan

rakyat adalah dengan berpegang teguh pada asa kekeluargaan dan

kegotongroyongan sesuai dengan kepribadian Indonesia. Ini tidak berarti

koperasi meninggalkan sifat dan syarat-syarat ekonominya, yaitu aspek


efisiensi. Kemudian dengan dasar kedua asas tersebut (kekeluargaan dan

kegotongroyongan), setiap anggota koperasi secara sukarela berdasarkan

keyainan untuk secara aktif turut di dalam dan dengan koperasi bertekad

memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat (Hidayat, 2008)

2.2. Permasalahan Koperasi

Tabel 1. Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi

Provinsi Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi (Unit)


2019 2018 2017
ACEH 4 115 3 950 4 026
SUMATERA UTARA 4 199 4 667 6 073
SUMATERA BARAT 1 919 2 276 2 905
RIAU 2 946 2 718 2 967
JAMBI 2 540 2 492 2 550
SUMATERA SELATAN 3 888 3 738 3 851
BENGKULU 1 883 1 786 1 880
LAMPUNG 2 075 2 510 3 106
KEP. BANGKA BELITUNG 651 677 744
KEP. RIAU 884 1 035 1 213
DKI JAKARTA 3 447 2 873 5 773
JAWA BARAT 13 247 11 127 16 203
JAWA TENGAH 13 164 13 460 21 667
DI YOGYAKARTA 1 751 1 715 1 841
JAWA TIMUR 21 757 24 024 27 683
BANTEN 3 881 4 557 5 508
BALI 4 244 4 400 4 477
NUSA TENGGARA 2 396 2 923 3 149
BARAT
NUSA TENGGARA 2 697 2 364 2 241
TIMUR
KALIMANTAN BARAT 2 935 2 851 2 952
KALIMANTAN TENGAH 2 510 2 451 2 682
KALIMANTAN SELATAN 1 721 1 705 1 744
KALIMANTAN TIMUR 2 906 3 478 3 686
KALIMANTAN UTARA 476 460 441
SULAWESI UTARA 3 620 3 665 3 589
SULAWESI TENGAH 1 429 1 507 1 419
SULAWESI SELATAN 4 966 5 892 6 202
SULAWESI TENGGARA 3 051 3 307 3 367
GORONTALO 884 845 944
SULAWESI BARAT 837 822 819
MALUKU 2 373 2 626 2 753
MALUKU UTARA 917 786 787
PAPUA BARAT 608 792 774
PAPUA 2 131 1 864 2 158
INDONESIA 123 048 126 343 152 174

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah koperasi yang aktif

banyak mengalami penurunan. Banyak koperasi yang tidak aktif karena berbagai

masalah. Menurut Wayan Suarja dalam Diah (2010) permasalahan yang dihadapi

koperasi adalah sebagi berkut

a. Kelembagaan Koperasi Menyangkut : Institusi, SDM & Peraturan

b. Kelemahan Koperasi saat ini adalah pada krisis SDM, tidak ada lahir generasi-

generasi baru gerakan koperasi. Bahkan kadang banyak rumah koperasi tidak

berisi orang-orang koperasi sehingga banyak usaha-usaha yang berbaju

koperasi tapi bukan koperasi.

c. Masalah mendasar Bangsa: Kemiskinan; Pengangguran; Dayasaing.

Permaslahan : Lemah Modal, Lemah SDM, Lemah Akses Pasar, Iklim yang

tidak kondusif (high cost); Manajemn yg tidak profesional; Kelembagaan yang tidak

kuatUpaya yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen agar tujuan koperasi dapat

tercapai yaitu melaksanakan fungsi manajemen dengan baik (Hendar, 2010). Fungsi
manajemen perusahaan pada umumnya terdiri dari perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan pengendalian

(controlling) (Rahayu dan Rachman, 2013).

2.3. Strategi Manajemen Koperasi

1) Perencanaan (Planning)

Sebelum koperasi memutuskan untuk melakukan sebuah tindakan dalam

kegiatannya, mestilah memikirkan suatu cara tertentu agar tujuan tercapai.

Memikirkan suatu cara sebelum bertindak disebut perencanaan. Dalam merencanakan

tindakan bisnis, sebuah koperasi tidak bisa berhenti sampai pada apa yang harus

dilakukan, tapi juga bagaimana cara melakukannya, dan apa saja tugas tanggung

jawab yang menyertai. Oleh karenanya, sebelum koperasi memulai tindaka

kegiatannya, perencanaan merupakan tahap awal yang sangat krusial jika dilewatkan

begitu saja.

Perencanaan yang baik yaitu berdasarkan pada alternatif, harus realistis, harus

ekonomis, harus fleksibel, dan didasari partisipasi dari beberapa pemikiran.Adapun

manfaat perencanaan bagi bisnis atau organisasi adalah sebagai alat pengawasan,

untuk memilih dan menetapkan skala prioritas, mengarahkan dan menuntun

pelaksanaan, mengantisipasi ketidakpastian, dan mendorong tercapainya tujuan

kesejahteraan dan ekspansi usaha anggotanya.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengertian organisasi menurut KBBI yang perlu kalian ketahui adalah kesatuan

(susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya)

dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Dalam konteks manajemen

UMKM dan Koperasi, organisasi adalah sekelompok individu yang bekerja sama

yang dicanangkan dalam bentuk struktur organisasi atau gambaran skematis tentang

hubungan kerja dan tugasnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Dalam membentuk pengorganisasian, perlu beberapa langkah seperti

penetapan stuktur organisasi sesuai tugas dan kapasitas SDM, serta pengaturan hak

dan wewenang masing-masing bagian sehingga dapat bekerja sama secara efisien.

Sarana manajemen yang perlu kalian siapkan untuk mengisi struktur organisasi antara

lain; Sumber Daya Manusia (man), uang yang digunakan SDM bekerja (money),

bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan (material), langkah yang digunakan

(method), dan sasaran produk (market).

3. Pengarahan (Actuating)

Pada dasarnya, Koperasi dibangun untuk mengurangi kemiskinan dan kesulitan

ekonomi. Misi mulia ini sangat erat kaitannya dengan pola pengaturan kelembagaan

atau komunitas anggota koperasi sendiri untuk membangun kesejahteraan secara

bersama-sama. Bentuk pengarahan dalam suatu organisasi atau koperasi, kalian harus

mampu membuat orang yang tergabung dalam skena organisasi mau bekerja sama

secara sadar dalam satu kelompok guna mencapai tujuan utama. Oleh sebab itu, harus

tahu kebutuhan apa saja dari orang-orang terkait, sehingga selanjutnya dapat dengan
mudah menggerakkan orang lain untuk mengerjakan apa yang sudah menjadi

tugasnya.

4. Koordinasi (Coordinating)

Sedikit berbeda dengan pengarahan atau actuating, koordinasi ini penting untuk

pahami sebagai suatu usaha memadukan atau menyelaraskan berbagai arahan atau

perintah kerja untuk dijadikan satu tujuan yang sama. Dalam manajemen koperasi,

tidak boleh salah memahami bahwa garis perintah atau komando hanya berlaku dari

atasan kepada para bawahan, sedangkan garis koordinasi berlaku antar unit kerja atau

sub unit dalam skema organisasi.

5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan yang dilakukan dalam fungsi manajemen UMKM dan Koperasi,

merupakan tindakan atas proses kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan,

kesalahan, kegagalan, kemudian mengevaluasi agar terjadi perbaikan dan pencegahan

terulangnya kembali kesalahan tersebut. Penulis buku ‘Principles of Managemant’

Harold Koontz dan Cyril O’donnel mengatakan bahwa ‘Planning and controlling are

the two sides of the same coin” yang artinya perencanaan dan pengawasan ibarat dua

sisi dari satu koin yang sama. Jika jeli melihat pentingnya kontrol atau pengawasan

terhadap suatu proses kegiatan organisasi, maka fungsinya adalah mencegah

terjadinya penyimpangan atau kesalahan dan memperbaiki berbagai kecacatam pada

proses pelaksanaan.
Fungsi selanjutnya adalah menyelaraskan koperasi atau organisasi serta segenap

kegiatan manajemen lainnya dan untuk mempertebal rasa tanggung jawab dari setiap

anggotanya. Selain fungsi, manfaat manajemen UMKM dan Koperasi secara

ekonomis yang wajib kalian pelajari adalah peningkatan skala usaha, pemasaran,

pengadaan barang dan jasa bagi anggota, fasilitas kredit dan mudah, dan pembagian

SHU koperasi. Adapun manfaat sosial dari manajemen UMKM dan Koperasi adalah

meningkatkan keuntungan banyak orang, menambah wawasan dan keterampilan dari

pelatihan dan kaderisasi yang berkesinambungan, serta solidaritas antar anggota.

Dekan Fakultas Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman,

berpendapat bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu

diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

b) semua anggota diperlakukan secara adil,

c) didukung administrasi yang canggih,

d) koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi

yang lebih kuat dan sehat,

e) pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,

f) petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola

bukan hanya menunggu pembeli,

g) kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik

untuk kepentingan koperasi,

h) manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,


i) memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada

anggota dan pelanggan lainnya,

j) perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan

masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan

pengawas

k) keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan

kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,

l) selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,

m) pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada dasarnya koperasi dibentuk dengan asas kebersamaan/kekeluargaan

untuk meningkatkan perekonomian anggota di dalamnya. Ini tidak berarti koperasi

meninggalkan sifat dan syarat-syarat ekonominya, yaitu aspek efisiensi. Dalam

pelaksanaanya terdapat berbagai masalah yang membuat koperasi gulung tikar, salah

satunya karena belum maksimalnya fungsi manajemen kopersi. Dalam menghadapi

masalah-masalah tersebut perlunya dilakukan strategi manajemen koperasi yang

mencangkup perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan

(leadership), dan pengendalian (controlling)

3.2. Saran

Pemerintah diharapkan untuk memberikan sumbangsinya terhadap

manejemen koperasi dengan memberikan pelatihan-pelatihan ynag bisa

meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalamnya sehingga tidak ada lagi

koperasi yang gulung tikar

Anda mungkin juga menyukai