MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG GERAKAN BUANG AIR
BESAR SEMBARANGAN NOL.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4. Provinsi adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
5. Gubernur adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah yang
terkait langsung dengan Pengelolaan Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat.
7. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang
selanjutnya disingkat POKJA AMPL adalah lembaga pengelola
gerakan BASNO baik ditingkat Provinsi maupun ditingkat
Kabupaten/Kota.
8. Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Nol yang selanjutnya
disingkat BASNO adalah kebijakan Pemerintah Daerah untuk
mewujudkan perubahan perilaku yang hygine dan saniter
dalam mendapatkan akses terhadap sanitasi layak dengan
pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
melibatkan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan.
9. Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak
buang air besar sembarangan dengan kriteria, antara lain:
a. semua masyarakat telah buang air besar hanya di jamban
sehat termasuk kotoran bayi;
b. tidak terlihat dan tercium tinja manusia di lingkungan
sekitar;
c. ada penerapan sanksi peraturan atau upaya lain oleh
masyarakat untuk mencegah kejadian buang air besar di
sembarang tempat;
d. ada mekanisme monitoring umum yang dibuat oleh
mayarakat untuk mencapai 100% KK mempunyai sanitasi
layak; dan
e. ada upaya atau strategi yang yang jelas untuk dapat
mencapai sanitasi total;
4
Pasal 2
(1) Gerakan BASNO dimaksudkan untuk mewujudkan perubahan
perilaku masyarakat yang hygine dan saniter dalam
mendapatkan akses terhadap sanitasi layak dengan
pendekatan STBM yang melibatkan masyarakat dan seluruh
pemangku kepentingan.
(2) Gerakan BASNO bertujuan :
a. meningkatkan martabat kemanusiaan melalui penerapan
nilai-nilai keagamaan khususnya dalam bidang “menutup
aurat” dan “bersuci”;
b. menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan (gizi kurang)
dari berbagai hal yang diakibatkan oleh penyakit berbasis
lingkungan; dan
c. menurunkan angka kesakitan pada penyakit berbasis
lingkungan terutama Diare, Infeksi Saluran Pernafasan
Akut yang secara tidak langsung akan berdampak pada
penurunan angka kematian;
5
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi :
a. perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan;
b. tanggung jawab;
c. kelembagaan;
d. peran serta masyarakat;
e. penghargaan; dan
f. pembiayaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan;
BAB III
PERENCANAAN, PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
BAB IV
TANGGUNG JAWAB
Pasal 7
Pasal 8
BAB V
KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu
Lembaga Pengelola Gerakan BASNO
Pasal 9
Bagian Kedua
Penguatan Kelembagaan
Pasal 10
BAB VI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 11
BAB VII
PENGHARGAAN
Pasal 12
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 13
BAB IX
PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 14
(1) Gubernur melalui POKJA AMPL Provinsi melakukan
pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(2) Bupati/Walikota melalui POKJA AMPL Kabupaten/Kota
melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan
BASNO di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/kelurahan.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat ayat 1 dan ayat (2)
dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun.
Pasal 15
Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan melalui:
a. pemantauan proses dan kemajuan pelaksanaan gerakan BASNO;
b. mengontrol kualitas pelaksanaan gerakan BASNO;
c. pemantauan kinerja pelaksana gerakan BASNO; dan
d. evaluasi dampak pelaksanaan gerakan BASNO.
Pasal 16
(1) Bupati/Walikota melalui POKJA AMPL menyampaikan laporan
pelaksanaan gerakan BASNO kepada POKJA AMPL Provinsi.
10
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Ditetapkan di Mataram
pada tanggal 11 April 2013
ttd.
H. M. ZAINUL MAJDI
Diundangkan di Mataram
pada tanggal 12 April 2013
ttd.
H. MUHAMMAD NUR
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013 NOMOR 223
H. M a h d i
11