Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
com
I
mplementasi CAFTA menimbulkan banyak kebijakan pemerintahnya, telah memposisikan
tanggapan dan reaksi. Di antaranya produk-produk China memiliki daya saing tinggi
beranggapan bahwa CAFTA merupakan di pasar internasional.
langkah China untuk melakukan invasi
Indonesia dalam melaksanakn kesepakatan
dan integrasi perdagangan yang memasukkan
CAFTA sangat memperhatikan kekuatan dan
kawasan ASEAN sebagai pasar bagi produk-
kemampuan China yang memperlihatkan trend
produknya. Muncul juga anggapan untuk
terus mendominasi perdagangan dunia. Yang
mewaspadai implementasi CAFTA karena
menjadi isu utama yang fundamental dan krusial
ditengarai dapat melahirkan suatu kolonialisme
bagi Indonesia dalam mengimplementasikan
baru oleh China dengan menguasai kegiatan
kesepakatan CAFTA adalah mencermati
perdagangan di kawasan ASEAN.
sejauh mana tingkat daya saing Indonesia, lalu
Anggap-anggapan ini didasarkan pada fakta memposisikannya secara komparatif dengan
bahwa pemerintah China dengan kekuatan daya saing China, dan mencari solusi untuk
ekonomi yang dimiliki telah mendorong memperkuat daya saing dan mengamankan
industrinya untuk terus meningkatkan pangsa pasar dalam negeri secara konstruktif sesuai
pasar ekspor. Sudah terbukti nyata bahwa dengan asas kesepakartan CAFTA.
industri-industri China memiliki kemampuan
2.1. DAYA SAING NASIONAL
untuk memproduksi barang secara massal
dengan tingkat harga yang sangat murah Daya saing nasional dari suatu negara
sekaligus mampu mendistribusikannya dalam sering dikaitkan dengan beberapa parameter.
skala luas ke seluruh belahan dunia. Industri- Misalnya, daya saing nasional dikaitkan dengan
industri China yang didukung oleh berbagai nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga
Gambar 2.1.
Faktor-Faktor Penentu Daya Saing
Kualitas Kecaanggihan
Lingkungan Pembangunan Operasi &
Bisnis Nasional Cluster Strategi
Perusahan
Infrastruktur Kebijakan
Sosial & Institusi Makroekonomi
Politik
Presiden bersama dengan beberapa Menteri RI berkunjung ke Boston dan melakukan diskusi dengan M.E. Porter, salah
satu akedemisi terkemuka dari Harvard University.
Jadi, sesungguhnya industrilah yang punya berbagai industri dalam memproduksi barang
kaitan langsung dalam menciptakan lapangan secara lebih kompetitif.
pekerjaan, menambah penghasilan pekerja dan
Akan tetapi, peranan pemerintah dalam
berperan penting dalam mengatasi kemiskinan.
menumbuhkan daya saing suatu negara tidak
Ekonomi suatu negara yang memiliki daya saing
bisa dikesampingkan. Pemerintah memiliki
adalah ekonomi yang ditopang dan digerakkan
yang peran sangat penting, utamanya dalam
oleh industri yang kuat untuk melahirkan dari
mendesain dan mengimplementasikan berbagai
rahimnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,
kebijakan yang menawarkan lingkungan usaha
yang tidak hanya mampu menahan gempuran
kondusif kepada dunia bisnis. Pemerintah
pesaing-pesaing asing di pasar domestik
berperan menciptakan iklim usaha untuk
tapi juga mampu melakukan penetrasi dan
memungkinkan dunia usaha tumbuh kuat dan
memenangkan persaingan di pasar-pasar
bergerak lincah dalam berkompetisi dengan
internasional. Perusahaan-perusahaan inilah
produsen asing. Begitu juga, sektor publik dan
yang menjadi ujung tombak dari daya saing
masyarakat harus memposisikan diri dalam
nasional. Sebab, bagaimanapun yang bersaing
memperkuat sektor industri. Sektor publik
secara head-to-head dengan produk asing
diharapkan mampu menyediakan berbagai
adalah produk-produk yang dihasilkan oleh
infrastruktur dan pengelolaannya serta tingkat
perusahaan-perusahan ini di manapun produk-
pelayanan yang cepat, akurat dan murah kepada
produk tersebut dipasarkan baik di pasar
sektor industri. Sementara itu, masyarakat
domestik maupun di pasar luar negeri. Pada
berperan menyerap produk yang dihasilkan oleh
intinya, daya saing nasional sangat tergantung
sektor industri melalui kekuatan daya beli dan
pada produktivitas perusahaan-perusahaan di
pola konsumsi yang dimiliki. Masyarakat juga
Kontek Strategi
& Rivalitas
Perusahan
ini memuat Global Competitivenes Index (GCI) 9th pillar: Technological readiness 91 3.2
yang mencakup daya saing di 139 negara/ 10th pillar: Market size 15 5.2
ekonomi. Dalam laporan ini, peringkat daya Innovation and sophistication factors 37 4.1
saing Indonesia telah mengalami kenaikan 11th pillar: Business sophistication 37 4.4
substansial, yakni menempati peringkat ke-44 12th pillar: Innovation 36 3.7
di tahun 2010 ini dari peringkat ke-54 pada tahun
Sumber: World Economic Forum (2010), The Global Competitiveness
2009. Laporan lengkap daya saing Indonesia Report 2010-2011.
kegiatan pembangunan. Berdasarkan hal 4) United Nations Development Programme (2009), Human Development Report 2009.
sertifikasi tersebut.
Dengan adanya standar nasional hasil proses
harmonisasi/adopsi standar internasional dan
standar negara-negera lain serta pembentukan
LPK untuk menilai kesesuaian penerapan
standar, ruang gerak produk-produk nasional
menjadi lebih terbuka dalam mengakses pasar
internasional. Produk-produk ini berpeluang
masuk untuk merambah dan meningkatkan
penguasaan pangsa pasar di mancanegara.
Bukan tidak mungkin, produk-produk ini dapat
memposisikan diri sebagai produk pengganti
atas produk-produk dari negara lain yang ditolak
karena tidak memenuhi standar atau aturan
dari negara yang menjadi tujuan ekspornya.
Ambil contoh, misalnya, produk-produk mainan
anak dari Indonesia sebenarnya berpeluang Di negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim, sertifikasi Halal
telah diterapkan. Kecuali Indonesia, Pakistan juga memberlakukan
untuk menggantikan posisi produk mainan anak sertifikat Halal pada produk-produk yang beredar di pasar domestinya.
dari China yang ditolak pasar Eropa dan AS,
seandainya produk-produk mainan anak dari keamanan dan keselamatan konsumen
Indonesia memenuhi standar yang ditetapkan pengguna produk.
negara-negara tersebut. Standar dan sertifikasi
Kecuali bertujuan melindungi konsumen
produk menjadi jaminan dan “kartu truf”
dalam negeri, penetapan dan penerapan
memasuki pasar internasional, khususnya
standar berdasarkan national difference ini
negara-negara maju yang nota bene memiliki
berdampak pada kemampuan daya saing
penduduk dengan daya beli yang tinggi.
dan kiprah produk nasional dalam bersaing
Kecuali upaya harmonisasi/adopsi standar dengan produk-produk asing di pasar domestik.
internasional maupun standar negara lain Dalam kasus standar ban, misalnya, Indonesia
ke dalam standar-standar nasional di atas, mengembangkan dan menerapkan standar
diperlukan juga percepatan penetapan standar yang lebih tinggi dibanding standar Eropa.
yang sesuai dengan konteks Indonesia (national Alasannya, kecuali adanya perbedaan iklim dan
difference) dan upaya cepat notifikasi standar- temperatur antara Eropa dengan Indonesia,
standar tersebut ke WTO agar segera dapat standar nasional ban memiliki standar yang lebih
diberlakukan bagi produk-produk asing yang tinggi karena kondisi jalan di Indonesia banyak
masuk ke pasar Indonesia. Dengan mayoritas yang berlubang ditambah lagi dengan kapasitas
penduduk beragama Islam, Indonesia angkut penggunaan kendaraan yang sering
menerapkan Standar Halal bagi produk yang berlebih. Ban impor Eropa banyak digunakan
of Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS), Step 5 Recieve & discuss comments
SNI
SNIPenguat
Perkuat Daya Saing Bangsa 29
Untuk membantu menjamin bahwa standar nasional yang efektif, setara dengan
informasi ini dapat diketahui dengan mudah, standar internasional, untuk memperkuat daya
semua negara anggota WTO disyaratkan saing Indonesia, meningkatkan (keamanan
untuk menetapkan national enquiry points produk) transparansi dan efisiensi pasar,
dan melakukan notifikasi atas hal-hal yang sekaligus melindungi (keamanan produk)
spesifik atas kebijakan perdagangannya. Di keselamatan konsumen, kesehatan masyarakat,
Indonesia, BSN telah ditetapkan sebagai kelestarian fungsi lingkungan dan keamanan.
national notification authority dan enquiry point
Agar SNI memperoleh keberterimaan
untuk TBT, dan Departemen Pertanian sebagai
yang luas diantara pemangku kepentingan
national notification authority dan enquiry point
maka pengembangan SNI harus memenuhi
untuk SPS.
sejumlah norma, yakni: (a) terbuka bagi semua
Dalam Perjanjian TBT WTO, notifikasi pemangku kepentingan yang berkeinginan
dilakukan pada saat rancangan regulasi teknis untuk terlibat; (b) transparan agar semua
tersebut akan diberlakukan secara wajib oleh pemangku kepentingan dapat dengan mudah
regulator (article 2.9.2), dimana diberikan waktu memperoleh informasi berkaitan dengan
60 hari bagi anggota WTO untuk memberikan pengembangan SNI, (c) tidak memihak
tanggapan. Khusus bagi negara berkembang, dan konsensus sehingga semua pemangku
jika mengajukan permintaan, berhak kepentingan dapat menyalurkan pendapatnya
mendapatkan perpanjangan waktu pemberian dan diperlakukan secara adil, (d) efektif karena
tanggapan sampai 90 hari. memperhatikan keperluan pasar dan peraturan
Terkecuali dalam keadaan mendesak (urgent perundang-undangan yang berlaku, (e) koheren
matter) rancangan peraturan teknis tersebut dengan standar SNI lainnya dan koheren dengan
dapat ditetapkan terlebih dahulu kemudian standar internasional kecuali alasan iklim,
dinotifikasi ke sekretariat WTO akan tetapi geografis dan teknologi yang mendasar, demi
perlu disertakan alasan utama pemberlakuan memperlancar perdagangan internasional,
tersebut (legitimate objective) dan scientific (f) berdimensi nasional yakni memperhatikan
evidence. Scientific evidence diperlukan untuk kepentingan publik dan kepentingan nasional
untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan dalam meningkatkan daya saing perekonomian
yang akan diterima dari negara-negara anggota nasional dan menjamin kelestarian fungsi
terkait notifikasi tersebut. lingkungan serta memenuhi kebutuhan nasional
industri, perdagangan, teknologi dan sektor lain
2.4. STANDAR NASIONAL INDONESIA dari kehidupan nasional.
(SNI)
Mengingat bahwa penerapan standar
SNI adalah dokumen berisi ketentuan teknis memiliki jangkauan yang luas maka standar
(merupakan konsolidasi iptek dan pengalaman) perlu memenuhi kriteria berikut:
(aturan, pedoman atau karakteristik) dari
suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan 1. SNI tersebut harmonis dengan standar
secara konsensus (untuk menjamin agar suatu internasional dan pengembangannya
standar merupakan kesepakatan pihak yang didasarkan pada kebutuhan nasional,
berkepentingan) dan ditetapkan (berlaku termasuk industri.
di seluruh wilayah nasional) oleh BSN untuk 2. SNI yang dikembangkan untuk tujuan
dipergunakan oleh pemangku kepentingan penerapan regulasi teknis yang bersifat
dengan tujuan mencapai keteraturan yang wajib didukung oleh infrastruktur
optimum ditinjau dari konteks keperluan penerapan standar yang kompeten
tertentu. Kini diusahakan agar SNI menjadi sehingga tujuan untuk memberikan
INBOUND Transaction costs > Standardized interfaces allow for easier handling and better conditions
LOGISTICS
Warehousing > Reduction in stocks
MARKETING Price > Higher willingness to pay for perceived/ guaranteed quality
AND SALES Sales volume > Larger potential customer base increases sales potential
> Higher likelihood to win contracts
> Increased competition
Higher exports > Easier access to foreign markets
Transaction costs > Facilitated demonstration of reliability
> Lower costs of communicating and contracting on terms and conditions
License fees > Potential to gain from license fees on technology needed to comply with
the standards
Market share > Increase in market share if domestic standard is preferred
CUSTOMER Easier support > Standardized training, documentation of procedures and products
SERVICE
Reduced liability costs > Compliance with standards reduces probability of failures
Reduced need for customer service > Reduced number of recalls, less complaints and inquiries
Quality > Better match with expectations resulting in higher customer satisfaction
PROCUREMENT Transaction costs > Lower spending on supplies based on standardized interfaces
Flexibility in supply chain > Greater choice and broader selection of suppliers
Prices > Higher bargaining power