PTMM
PTMM
Baja
Disusun oleh :
Bahan baku awal dalam pembuatan besi dan baja adalah biji besi (iron core). Biji besi
yang didapatkan dari alam umumnya merupakan senyawa besi dengan oksigen seperti hematite
(Fe2O3); magnetite (Fe3O4); limonite (Fe2O3); atau siderite (Fe2CO3). Karena biji besi
didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan kotoran-kotoran lainnya maka sebelum
dilakukan peleburan biji besi tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk
mendapatkan konsentrasi biji yang lebih tinggi (25 - 40%).
Proses pemurnian ini dilakukan dengan metode : crushing, screening, dan washing.
Untuk meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%), dilakukan proses aglomerasi
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel halus (serbuk). - Partikel-partikel biji besi
kemudian dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara pemisahan magnet (magnetic
separator) atau metode lainnya.
2. Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa bola-bola kecil berdiameter
antara 12,5 - 20 mm.
3. Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan hingga temperatur
1300 oC agar pellet tersebut menjadi keras dan kuat sehingga tidak mudah rontok.
A. PROSES PENGOLAHAN BESI
Proses Reduksi
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi. Proses
reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida (CO). Proses
reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak langsung.
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi
bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Keseluruhan proses dapat dibagi menjadi beberapa
tahapan pengerjaan :
1. Bijih besi menjadi besi kasar (pig iron) atau besi spons(sponge iron)
2. Pengolahan besi kasar/besi spongs menjadi baja antara lain ingot atau bilet/slab/bloom
3. Pengolahan bentuk menjadi benda setengah jadi /baku berbentuk plat, strip, sklep, batang
kawat, batang profil, dll.
4. Pengolahan lanjut bentuk setengah jadi menjadi menjadi bentuk yang lain misalnya,
kawat, pipa, sheet, tin plated sheet, dll.
Proses pertama
1. Komponen dasar : iron ore (biji besi), limestone (tanah kapur), coke (dibuat dari coal, khusus
untuk pembuatan steel) dimasukkan ke dalam blast furnance.
2. Coke : bahan bakar untuk furnance, dibuat dari coal dengan proses tertentu.
3. Cairan besi : (molten metal) yang panas di dalam furnance terpisah menjadi 2 bagian, yang atas
adalah slag (wasted,impurities), dan yang bawah adalah besi yang hendak dipakai. Besi yang
dihasilkan ini kemudian dicetak menjadi pig iron. Kadar C dalam pig iron bisa mencapai 2 %
Proses kedua
1. Pig iron dimasukkan ke dalam primary steelmaking furnace, bisa berupa oxygen furnace, electric
arc furnace, atau open hearth furnace. Ke dalam furnace ini, berbagai bahan kimia ditambahkan
untuk mendapatkan material properties yang diinginkan. Seringkali scrap juga dimasukkan ke
dalam furnace ini.
2. Didalam proses dengan oksigen, carbon di dalam molten metal bereaksi dengan oksigen
mmenghasilkan gas karbonmonoksida. Gas ini harus keluar, kalau tidak akan membentuk gas
pockets (rimming) saat menjadi dingin (rimmed steel). Untuk menghindari, digunakan
doxidizer : silicon, aluminum baja yang dihasilkan: killed steel atau semi-killed steel.
3. Baja yang dihasilkan dicetak dalam bentuk slab, blom, atau billet.
Proses ketiga
1. Baja yang telah dicetak dalam bentuk slab, blom, atau billet tersebut selanjutnya dibentuk
menjadi berbagai macam profit seperti H-beam, angle (siku), channel, rel kereta, pelat, pipa
(seamless pipe), dsb.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
b. Periode mendidihkan cairan logam isian.
c. Periode membersihkan/memurnikan (refining) dan deoksidasi
d. Bahan bakar yang dipakai adalah: campuran blast furnace gas dan cokes oven gas.
Bahan isian : besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh dalam heart lewat puntu
pengisian.
Proses Basic Open-Hearth
Pada proses basic open-hearth ini, mula-mula ke dalam dapur dimasukkan baja bekas (scarap
steel) yang ringan kemudian baja bekas yang berat. Setelah itu ditambahkan bahan tambah (batu
kapaur) dan bijih besi yang diperlukan untuk membentuk terak pertama. Pada akhir proses
peleburan, sebagian Phospor (P) yang terdapat dalam besi mentah akan berubah menjadi terak.
Macam-macam baja paduan dapat dihasilkan dalam open-hearth furncae, yaitu dengan
menambahkan bahan paduan seperti : tembaga, chrome, nikel dan sebagainya. Untuk deoxidasi
terakhir, biasanya dengan menambahkan Alumunium ke dalam kowi tempat
menampung/mengetap baja cair yang dihasilkan agar kadar silicon dapat dibatasi. Pertama-tama
baja bekas dan batu kapur dimasukkan ke dalam dapur. Kemudian dipanaskan sampai temperatur
yang cukup, lalu bahan isian cair dimasukkan lewat pintu pemasukan. Reaksi kimia terjadi
serupa dengan di atas.
Proses acid open-hearth membutuhkan bahan isian berkualitas lebih baik dengan kadar Phospor
P < 0,03% dan kadar Sulphur S < 0,03%. Proses ini biasanya memakai bahan isian padat dengan
30 - 50 % berat baja bekas. Kandungan Silicon dipertahankan < 0,6%, kandungan Silicon ini
perlu dipertahankan dalam kadar yang rendah sebab pada akhir periode pemanasan, kandungan
Silicon akan naik.
Pada proses ini, biji besi tidak boleh ditambahkan pada bahan isian, dimana hal itu dapat
menimbulkan reaksi dengan Silica pada bagian tungku berupa 2FeO.SiO2. Setelah pengisian dan
pemanasan, besi, Silicon dan Mn dioksidasi dan bersatu dengan bahan tambah dan membentuk
terak pertama (+ 40% SiO2).
E. PELEBURAN BAJA DALAM DAPUR LISTRIK (EAF)
Tanur Busur Listrik (EAF) adalah peralatan / alat yang digunakan untuk proses pembuatan
logam / peleburan logam, dimana besi bekas dipanaskan dan dicairkan dengan busur listrik yang
berasal dari elektroda ke besi bekas di dalam tanur.
Ada dua macam arus listrik yang bisa digunakan dalam proses peleburan dengan EAF, yaitu arus
searah (direct current ) dan arus bolak – balik ( alternating current). Dan yang biasa digunakan
dalam proses peleburan adalah arus bolak-balik dengan 3 fase menggunakan electroda graphite.
Salah satu kelebihan EAF dari basic oxygen furnance adalah kemampuan EAF untuk mengolah
scrap menjadi 100 % baja cair. kapasitas porduksi dari EAF bisa mencapai 400 ton. Kelebihan
lain dari EAF ini adalah energi yang dikeluarkan busur listrik terhadap logam bahan baku
sangant besar, menyebabkan terjadinya okisdasi besar pada logam cair. Hal ini menyebabkan
karbon yang terkandung di dalam logam bahan baku teroksidasi sehingga kadar karbon dalam
logam tersebut menjadi berkurang. Bentuk fisik dari dapur (EAF) ini cukup rendah sehingga
dalam hal pengisian bahan bakunya pun sangat mudah. Dalam hal pengoperasiannya pun EAF
juga tidak terlalu sulit karena hanya memerlukan beberapa orang operator yang memantau proses
peleburan dan penggunaan listrik pada dapur tersebut.
Banyak tipe dapur listrik yang digunakan, tetapi secara praktek hanya tipe berikut yang
digunakan dalam industry pembuatan baja :
1. AC direct-arc electric furnace (dapur busur listrik – arus bolak balik)
2. DC direct-arc electric furnace (dapur busur listrik – arus searah )
3. Induction electric furnace (dapur induksi)
Pada dapur busur listrik – arus bolak balik, arus melewati suatu elektroda turun ke bahan logam
melalui suatu busur listrik, kemudian arus tersebut dari bahan logam mengalir keatas melalui
busur listrik melalui busur listrik menuju elektroda lainnya. Untuk peleburan baja dapat
dilakukan arus satu, dua atau tiga fasa. Umumnya digunakan arus 3 fasa.
Dalam dapur listrik – arus searah, arus listrik melewati satu elektroda turun kebahan yang akan
dilebur melelui busur listrik, yang kemudian mengalir menuju elektroda pasangannya yang
berada dibawah dapur.
Pada dapur induksi, arus listrik diinduksikan kedalam baja dengan osilasi medan magnet.
Berdasarkan frekwensinya, dapur induksi dikelompokkan sebagai berikut:
1. Dapur induksi frekwensi rendah. Menggunakan prinsip trafo, dimana bahan logam yang
akan dilebur bertindak sebagai kumparan sekunder, sedang gulungan dengan inti besi bertindak
sebagai kumparan primer.
2. Dapur induksi frekwensi medium atau tinggi. Arus dengan frekwensi mediumatau tinggi
dilewatkan kumparan yang meliliti bejana ( crucible ) yang berisi bahan logam yang akan
dilebur.