Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran


Uji keterlaksanaan sintaks pembelajaran dilakukan untuk mengetahui
pelaksanaan sintaks pembelajaran sudah terlaksana dan dilakukan secara
konsisten atau belum. Uji keterlaksanaan sintaks yang dilakukan digambarkan
dengan grafik/diagram. Peneliti menerapkan 2 model pembelajaran dalam
penelitian ini, RICOSRE sebagai model pembelajaran di kelas eksperimen dan
inkuiri terbimbing di kelas kontrol positif, sedangkan untuk kontrol negatif
menggunakan model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru di sekolah.
Penelitian dilakukan pada SMA Negeri di Malang, yaitu SMAN 1 Malang dan
SMAN 7 Malang. Hasil uji regresi keterlaksanaan sintaks pembelajaran
RICOSRE oleh observer dapat dilihat pada Lampiran 12, dan inkuiri terbimbing
pada Lampiran 13.

1. Keterlaksanaan Sintaks RICOSRE SMAN 1 Malang


Diagram keterlaksanaan sintaks pembelajaran RICOSRE di SMAN 1
Malang ditunjukkan Gambar 4.1.
80
70
60 f(x) = 0.47 x + 24.67
R² = 0.21
50
Hasil Belajar

40
30 f(x) = 0.38 x + 14.27
20 R² = 0.04 PRETEST
10 Linear (PRETEST)
0 POSTEST
20 30 40 50 60 70 Linear80
(POSTEST)90
Penalaran Ilmiah

Gambar 4.1 Diagram Keterlaksanaan Sintaks Kelas RICOSRE SMAN 1 Malang

43
44

Uji Keterlaksanaan sintaks model pembelajaran RICOSRE yang dilakukan


di SMAN 1 Malang menunjukkan hasil analisis keterlaksanaan sintaks seperti
pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Uji Konsistensi Keterlaksanaan Sintaks Kelas RICOSRE SMAN 1 Malang
ANOVAb
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
RICOSRE Regression 15721.356 3 5240.452 60.684 0.000
b1 b2 5.697 1 5.697 0.066 0.798
b1 b2 b3 443.871 2 221.935 2.570 0.085
Residual 5181.378 60 86.356
Total 20902.734 63

Hasil analisis keterlaksanaan sintaks pembelajaran RICOSRE di SMAN 1


Malang menunjukkan kesejajaran data (b1, b2) dengan taraf signifikansi sebesar
0.798 dan keberimpitan data (b1,b2, b3) dengan taraf signifikansi sebesar 0.085.
Artinya sintaks pembelajaran RICOSRE di SMAN 1 Malang sudah terlaksana
secar konsisten.

2. Keterlaksanaan Sintaks RICOSRE SMAN 7 Malang


Diagram keterlaksanaan sintaks pembelajaran RICOSRE di SMAN 7
Malang ditunjukkan Gambar 4.2.

90
80
70 f(x) = 0.85 x + 9.72
R² = 0.2
60
Hasil Belajar

50
40
30 f(x) = 0.43 x + 20
20 R² = 0.02
PRETEST
10 Linear (PRETEST)
0 POSTTEST
20 30 40 50 60 70 80 90
Linear
Penalaran Ilmiah (POSTTEST)

Gambar 4.2. Diagram Keterlaksanaan Sintaks Kelas RICOSRE SMAN 7 Malang

Uji Keterlaksanaan sintaks model pembelajaran RICOSRE yang


dilakukan di SMAN 7 Malang menunjukkan kesejajaran data (b1, b2) dengan
45

signifikansi sebesar 0.648 dan keberimpitan data (b1,b2, b3) dengan nilai
signifikansi sebesar 0.744. Artinya sintaks pembelajaran RICOSRE di SMAN 7
Malang sudah terlaksana secara konsisten. Hasil analisis keterlaksanaan sintaks
pembelajaran RICOSRE SMAN 7 Malang dapat dilihat seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Uji Konsistensi Keterlaksanaan Sintaks Kelas RICOSRE SMAN 7 Malang
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
RICOSRE Regression 7017.808 3 2339.269 11.443 0.000
b1 b2 43.508 1 43.508 0.213 0.648
b1 b2 b3 122.189 2 61.095 0.299 0.744
Residual 4906.299 24 204.429
Total 11924.107 27

3. Keterlaksanaan Sintaks Inkuiri Terbimbing SMAN 1 Malang


Diagram konsistensi keterlaksanaan sintaks pembelajaran inkuiri
terbimbing di SMAN 1 Malang ditunjukkan Gambar 4.3.

80
70
60 f(x) = 0.38 x + 32.64
50 R² = 0.14
Hsil Belajar

40
30 f(x) = 0.41 x + 14.84 PRETEST
20 R² = 0.06 Linear (PRETEST)
10 POSTTEST
00 Linear (POSTTEST)
20 30 40 50 60 70 80 90
Penalaran Ilmiah

Gambar 4.3 Diagram Keterlaksanaan Sintaks Kelas Inkuiri terbimbing SMAN 1 Malang

Uji Keterlaksanaan sintaks model pembelajaran Inkuiri Terbimbing yang


dilakukan di SMAN 1 Malang menunjukkan hasil analisis keterlaksanaan sintaks
seperti pada Tabel 4.3. Hasil analisis keterlaksanaan sintaks pembelajaran inkuiri
terbimbing di SMAN 1 Malang menunjukkan kesejajaran data (b1, b2) dengan
nilai signifikansi sebesar 0.956 dan keberimpitan data (b1,b2, b3) dengan nilai
signifikansi sebesar 0.001. Artinya sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing di
SMAN 1 Malang sudah terlaksana namun belum konsisten.
46

Tabel 4.3 Hasil Uji Konsistensi Keterlaksanaan Sintaks Kelas Inkuiri Terbimbing SMAN 1
Malang
Model Sum of df Mean F Sig.
  Squares Square
INKUIRI Regression 9657.915 3 3219.305 51.072 0.000
TERBIMBIN b1 b2 0.195 1 0.195 0.003 0.956
G b1 b2 b3 1051.302 2 525.651 8.339 0.001
Residual 3277.799 52 63.035
Total 12935.714 55

4. Keterlaksanaan Sintaks Inkuiri Terbimbing SMAN 7 Malang


Diagram konsistensi keterlaksanaan sintaks pembelajaran inkuiri
terbimbing di SMAN 1 Malang ditunjukkan Gambar 4.4.

70
60
50 f(x) = 0.37 x + 30.04
R² = 0.07
Hasil Belajar

40
f(x) = 0.42 x + 16.98
30 R² = 0.08
20 PRETEST
10 Linear (PRETEST)
POSTTEST
00 Linear
25 30 35 40 45 50 55 60 65
(POSTTEST) 70
Penalaran Ilmiah

Gambar 4.4. Diagram Keterlaksanaan Sintaks Kelas Inkuiri Terbimbing SMAN 7 Malang

Uji Keterlaksanaan sintaks model pembelajaran Inkuiri


Terbimbing yang dilakukan di SMAN 1 Malang menunjukkan hasil
analisis keterlaksanaan sintaks seperti pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil Uji Keterlaksanaan Sintaks Kelas Inkuiri Terbimbing SMAN 7 Malang
Model Sum of df Mean F Sig.
  Squares Square
 INKUIRI Regression 2398.758 3 799.586 11.737 0.000
TERBIMBING
  b1 b2 0.540 1 0.540 0.008 0.930
  b1 b2 b3 288.866 2 144.433 2.120 0.138
  Residual 1771.242 26 68.125
Total 4170 29
47

Hasil analisis keterlaksanaan sintaks pembelajaran inkuiri


terbimbing di SMAN 7 Malang menunjukkan kesejajaran data (b1, b2)
dengan nilai signifikansi sebesar 0.930 dan keberimpitan data (b1,b2,
b3) dengan nilai signifikansi sebesar 0.138. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tingkat parallel dan koinsiden data lebih besar dari 0.05, artinya
sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing di SMAN 1 Malang sudah
terlaksana dan dilakukan secara konsisten.

B. Uji Prasyarat Normalitas dan Homogenitas


1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan normal atau
tidaknya distrubusi sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel.
Analisis normalitas data pada kemampuan penalaran ilmiah dan hasil belajar
kognitif siswa menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang mempunyai taraf
signifikansi 0.05. Uji normalitas penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian


Variabel Pretest Posttest Keputusan
Penalaran ilmiah 0.152 0.494 Normal
Hasil belajar 0.066 0.129 Normal

Hasil uji normalitas pada data penelitian berupa nilai Pretest dan Posttest
kemampuan penalaran ilmiah dan hasil belajar kognitif. Normalitas data Pretest
kemampuan penalaran ilmiah memiliki nilai signifikansi 0.152 dan Posttest 0.494
berarti lebih besar dibanding 0.05. Normalitas data Pretest hasil belajar kognitif
memiliki nilai signifikansi 0.066 dan Posttest 0.129 yang lebih besar dibanding
0.05. kesimpulannya, hasil analisis normalitas data pada variabel kemampuan
penalaran ilmiah dan hasil belajar kognitif menunjukkan bahwa data setiap
variabel penelitian terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data dapat dilihat
pada Lampiran 14.

2. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan data


sampel yang berasal dari populasi memiliki varian sampel yang sama. Analisis
48

homogenitas varian pada kemampuan penalaran ilmiah dan hasil belajar kognitif
siswa menggunakan uji Levene’s Test of Equiality of Error Variancesa yang
mempunyai taraf signifikansi 0.05. Uji homogenitas pada variabel kemampuan
penalaran ilmiah dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan uji homogenitas pada variabel
hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.6. Uji Homoginitas Varian pada Variabel Kemampuan Penalaran Ilmiah
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Post_PI
F df1 df2 Sig
1.018 5 128 .410
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups. 
a. Design: Intercept + Pre_PI + MODEL + KA + MODEL * KA

Tabel 4.7. Uji Homoginitas Varian pada Variabel Hasil Belajar Kognitif
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Y_HB
F df1 df2 Sig.
.234 5 131 .792
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups. 
a. Design: Intercept + Pre HB + MODEL + KA + MODEL * KA

Hasil uji homogenitas pada penelitian berupa nilai signifikansi


homogenitas varian data kemampuan penalaran ilmiah dan hasil
belajar kognitif. Analisis menggunakan nilai pretest dan posttest
kemampuan penalaran ilmiah dan hasil belajar kognitif. Homogenitas
varian data kemampuan penalaran ilmiah memiliki nilai signifikansi
0.410 berarti lebih besar dibanding 0.05. Homogenitas varian hasil
belajar kognitif memiliki nilai signifikansi 0.792 yang lebih besar
dibanding 0.05. kesimpulannya, varian data yang digunakan pada
penelitian baik variabel kemampuan penalaran ilmiah maupun hasil
belajar kognitif homogen atau sampel penelitian yang digunakan
berasal dari populasi yang sama. Hasil uji homogenitas dapat dilihat
pada Lampiran 15.

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian


49

Deskripsi data hasil penelitian sangat diperlukan untuk mengetahui data-


data yang diperoleh dalam penelitian. Analisis deskripsi data hasil penelitian
mencakup nilai rata-rata terkoreksi, persentase peningkatan dari nilai pretest dan
posttest kemampuan penalaran ilmiah dan hasil belajar kognitif siswa pada kelas
eksperimen (RICOSRE), kontrol positif (inkuri terbimbing) dan kontrol negatif
(konvensional), serta mengetahui selisih data pretest dan posttest setiap kelas
yang digunakan dalam penelitian.

1. Deskripsi Rata-rata Skor Kemampuan Penalaran Ilmiah


Rata-rata skor pretest dan posttest kemampuan penalaran ilmiah awal dan
akhir pada variable bebas model pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Penalaran Ilmiah berdasarkan
Variable Bebas Penerapan Model Pembelajaran.
No Kelas Rerata Persentase
Pretes Posttes Selisih peningkatan (%)
t t
1 RICOSRE SMAN 1 MLG 36.354 72.145 35.792 56.235
2 RICOSRE SMAN 7 MLG 34.643 65.144 30.501 46.668
3 Inkuiri Terbimbing SMAN 1 MLG 39.167 62.202 23.035 37.866
4 Inkuiri Terbimbing SMAN 7 MLG 36.779 53.111 16.333 25.834
5 Konvensional SMAN 1 MLG 32.778 50.254 17.477 25.998
6 Konvensional SMAN 7 MLG 38.334 43.492 5.158 8.365

Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata pretest dan posttest, selisih,


dan persentase peningkatan kemampuan penalaran ilmiah berdasarkan
model pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan hasil analisis data
diketahui penalaran ilmiah siswa disetiap model pembelajaran
menunjukkan peningkatan dengan persentase peningkatan yang
bervariasi. Model pembelajaran yang memiliki persentase peningkatan
tertinggi adalah model pembelajaran RICOSRE yang diterapkan di
SMAN 1 Malang dengan persentase peningkatan sebesar 56.235%
kemudian RICOSRE di SMAN 7 Malang dengan persentase
peningkatan 46.668%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran RICOSRE dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan
kemampuan penalaran ilmiah.
Peneliti mengelompokkan mahasiswa setiap kelas perlakuan menjadi
50

kelompok dengan kemampuan akademik berbeda mengacu pada nilai NUN..


Rata-rata skor pretest dan posttest kemampuan penalaran ilmiah pada variabel
kemampuan akademik dapat dilihat pada Tabel 4.9. Persentase peningkatan
tertinggi terdapat pada siswa dengan kemampuan akademik tinggi yang difasilitasi
model pembelajaran RICOSRE, yaitu 56.970%, selanjutnya oleh siswa dengan
kemampuan akademik rendah yang difasilitasi dengan model pembelajaran
RICOSRE, yaitu sebesar 49.045%. Berdasarkan persentase tersebut dapat dilihat
bahwa model pembelajaran RICOSRE dapat digunakan dalam meningkatkan
kemampuan penalaran ilmiah untuk siswa dengan kemampuan akademik tinggi
maupun siswa dengan kemampuan akademik rendah.

Tabel 4.9 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Penalaran Ilmiah berdasarkan
Variabel Kemampuan Akademik
MODEL KA Rata-rata Selisih persentase
Pretest Posttest peningkatan (%)
RICOSRE Tinggi 37.066 72.920 35.853 56.970
Rendah 34.365 66.556 32.191 49.045
Inkuiri terbimbing Tinggi 39.445 63.263 23.818 39.333
Rendah 36.931 53.685 16.754 26.565
Konvensional Tinggi 33.250 50.001 16.751 25.094
Rendah 37.067 44.777 7.710 12.251

2. Deskripsi Rata-rata Skor Hasil Belajar Kognitif


Rata-rata skor pretest dan posttest hasil belajar kognitif awal dan akhir
pada variabel bebas model pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.10. Rata-rata
skor pretest dan posttest, selisih, dan persentase peningkatan hasil belajar kognitif
yang terdapat pada Tabel 4.10 menunjukkan variasi dari persentase peningkatan
pada kelas yang digunakan dalam penelitian, baik kelas eksperimen, kontrol
positif, dan kontrol negatif. Pembelajaran yang memiliki persentase peningkatan
tertinggi adalah kelas yang difasilitasi model pembelajaran RICOSRE SMAN 7
Malang dengan persentase peningkatan sebesar 46.703% dan RICOSRE SMAN 1
Malang dengan persentase peningkatan sebesar 42.733%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran RICOSRE efektif dalam meningkatkan
hasil belajar kognitif siswa dalam proses pembelajaran

Tabel 4.10 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kognitif berdasarkan Variabel
Bebas Penerapan Model Pembelajaran.
N Kelas Rerata Selisih peningkatan
51

o Pretest Posttest (%)


1 RICOSRE SMAN 1 MLG 27.969 58.750 30.781 42.733
2 RICOSRE SMAN 7 MLG 35.000 65.357 30.357 46.703
3 Inkuiri Terbimbing SMAN 1 MLG 30.714 56.429 25.714 37.113
4 Inkuiri Terbimbing SMAN 7 MLG 32.333 49.667 17.333 25.616
5 Konvensional SMAN 1 MLG 22.083 51.042 28.958 37.166
6 Konvensional SMAN 7 MLG 33.333 50.714 17.381 26.071

Selain memperhatikan model pembelajaran, peneliti juga memperhatikan


kemampuan akademik berbeda dalam mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa.
Rata-rata skor pretest dan posttest hasil belajar kognitif awal dan akhir pada
variabel kemampuan akademik dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Kognitif Siswa berdasarkan
Variabel Kemampuan Akademik
MODEL KA Rata-rata Selisih persentase
Pretest Posttest peningkatan
(%)
RICOSRE Tinggi 29.800 70.200 40.400 57.550
Rendah 30.952 64.286 33.333 48.276
INKUIRI Tinggi 30.833 56.042 25.208 36.446
Rendah 31.842 51.579 19.737 28.958
KONVENSIONAL Tinggi 31.250 50.000 18.750 27.273
Rendah 30.000 43.600 13.600 19.429

Hasil analisis rata-rata skor pretest dan posttest hasil belajar kognitif awal
dan akhir pada variabel kemampuan akademik pada table 4.11 menunjukkan
bahwa persentase peningkatan hasil belajar kognitif tertinggi terjadi pada siswa
dengan kemampuan akademik tinggi yang difasilitasi dengan model pembelajaran
RICOSRE, yaitu 57.550%, kemudian siswa dengan kemampuan akademik rendah
yaitu 48.276%. Berdasarkan persentase tersebut dapat dilihat bahwa model
pembelajaran RICOSRE dapat digunakan dalam hasil belajar kognitif untuk siswa
dengan kemampuan akademik tinggi maupun siswa dengan kemampuan
akademik rendah.

D. Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui hipotesis penelitian


yang diterima dan H0 ditolak, atau sebaliknya. Uji hipotesis dilakukan untuk
melihat pengaruh perlakukan terhadap kemampuan penalaran ilmiah dan hasil
belajar kognitif.
52

1. Uji Hipotesis Variabel Terikat Kemampuan Penalaran Ilmiah

Uji hipotesis pengaruh perlakuan terhadap variabel terikat kemampuan


penalaran ilmiah dilakukan dengan uji anakova. Hasil uji hipotesis dengan uji
anakova pada variabel terikat kemampuan penalaran ilmiah dapat dilihat pada
Lampiran 16. Ringkasan uji anakova dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan


Penalaran
Ilmiah
Tests of Between-Subjects Effects
Source Type III Sum of df Mean F Sig.
Squares Square

Corrected Model 15715.510a 6 2619.252 63.918 .000


Intercept 2035.712 1 2035.712 49.678 .000
Pre_PI 2028.121 1 2028.121 49.493 .000
MODEL 10973.223 2 5486.612 133.891 .000
KA 1474.419 1 1474.419 35.981 .000
MODEL * KA 102.701 2 51.350 1.253 .289

Ringkasan uji anakova pengaruh perlakuan terhadap kemampuan


penalaran ilmiah pada Tabel 4.12 dapat diinterpretasikan seperti berikut.

a. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Penalaran Ilmiah


Pengaruh model pembelajaran berdasarkan uji hipotesis memiliki Fhitung
133.891 serta taraf signifikansi sebesar 0.00 lebih kecil dari 0.05, sehingga H0
ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Hasil uji hipotesis tersebut berarti
adanya pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan penalaran ilmiah
siswa. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian menggunakan 3 model
pembelajaran, sehingga perlu uji lanjutan (BNT) untuk mengetahui model yang
paling berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan penalaran ilmiah atau
untuk mengetahui perbedaan nyata setiap kelas perlakuan.
Ringkasan uji pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan
penalaran ilmiah dapat dilihat pada Tabel 4. 13.

Tabel 4.13. Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan
53

Penalaran Ilmiah
MODEL X_PI Y_PI SELISIH Persentase PI_COR Notasi
Peningkatan
(%)
Konvensional 35.370 47.099 11.728 18.147 47.098 a
Inkuiri Terbimbing 38.334 59.031 20.697 33.563 59.031 b
RICOSRE 35.833 70.014 34.181 53.269 70.014 c

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa rerata terkoreksi kemampuan penalaran


ilmiah yang difasilitasi dengan model pembelajaran RICOSRE memiliki nilai
sebesar 70.014, pembelajaran Inkuiri terbimbing sebesar 59.031, dan
konvensional sebesar 47.098. Rerata terkoreksi tersebut menunjukkan bahwa
siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran RICOSRE memiliki
peningkatan kemampuan penalaran ilmiah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
konvensional. Persentase peningkatan siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran RICOSRE mengalami peningkatan sebesar 53.269%, inkuiri
terbimbing 33.563%, dan konvensional sebesar 18.147%. Peningkatan persentase
tersebut dapat menunjukkan bahwa model pembelajaran RICOSRE efektif dalam
meningkatkan kemampuan penalaran ilmiah siswa. Selanjutnya, notasi BNT dari
rerata terkoreksi menunjukkan bahwa kemampuan penalaran ilmiah yang
difasilitasi dengan model pembelajaran RICOSRE berbeda nyata atau berbeda
secara signifikan dengan kemampuan penalaran ilmiah siswa yang difasilitasi
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan konvensional.

b. Pengaruh Kemampuan Akademik terhadap Kemampuan Penalaran


Ilmiah
Pengaruh kemampuan akademik berdasarkan uji hipotesis memiliki Fhitung
35.981 taraf signifikansi sebesar 0.00 lebih kecil dari 0.05, sehingga H 0 ditolak
dan hipotesis penelitian diterima. Hasil uji hipotesis tersebut berarti adanya
pengaruh kemampuan akademik berbeda terhadap kemampuan penalaran ilmiah
siswa. Peneliti fokus pada kemampuan akademik tinggi dan rendah dalam
penelitian, yaitu mengacu pada nilai NUN, sehingga perlu uji lanjutan (BNT)
untuk mengetahui adanya perbedaan nyata atau signifikan kemampuan penalaran
ilmiah siswa dengan kemampuan akademik tinggi, dan rendah.
Ringkasan uji Pengaruh kemampuan akademik berbeda terhadap
54

kemampuan penalaran ilmiah dapat dilihat pada Tabel 4. 14.

Tabel 4.14. Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Kemampuan Akademik Berbeda terhadap
Kemampuan Penalaran Ilmiah
KA X_PI Y_PI SELISIH Persentase PICOR Notasi
peningkatan
(%)
Rendah 36.154 54.417 18.263 28.337 54.417 a
Tinggi 36.788 62.918 26.130 41.337 62.981 b

Rerata terkoreksi kemampuan akademik berbeda pada Tabel


4.14 menunjukkan bahwa adanya perbedaan kemampuan akademik
tinggi dan rendah. Rerata terkoreksi siswa dengan kemampuan
akademik tinggi sebesar 62.981, sedangkan siswa dengan kemampuan
akademik rendah sebesar 54.417. Persentase peningkatan siswa dengan
kemampuan akademik tinggi sebesar 41.337%,dan siswa kemampuan
akademik rendah sebesar 28.337%, sehingga dapat disimpulkan bahwa
siswa dengan kemampuan akademik tinggi memiliki peningkatan
kemampuan penalaran ilmiah yang lebih tinggi dibandingkan siswa
dengan kemampuan akademik rendah. Notasi BNT dari rerata
terkoreksi menunjukkan bahwa kemampuan penalaran ilmiah siswa
dengan kemampuan akademik tinggi berbeda nyata atau berbeda secara
signifikan dengan siswa kemampuan akademik sedang dan rendah.

c. Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dan Kemampuan Akademik


terhadap Kemampuan Penalaran Ilmiah
Interaksi model pembelajaran dan kemampuan akademik berbeda
memiliki Fhitung 1.235 serta taraf signifikansi sebesar 0.289 lebih besar
dibandingkan 0.05, sehingga H0 diterima dan Hipotesis penelitian ditolak. Hasil
tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh interaksi antara model pembelajaran
dan kemampuan akademik berbeda terhadap variabel kemampuan penalaran
ilmiah. Hasil uji interaksi model pembelajaran dan kemampuan akademik berbeda
dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Ringkasan Uji Anakova Interaksi Model Pembelajaran dan Kemampuan
Akademik Berbeda terhadap Kemampuan Penalaran Ilmiah
MODEL KA X_PI Y_PI SELISIH Persentase PICOR Notasi
peningkata
55

n
(%)
Konvensional Rendah 37.067 44.777 7.710 12.251 44.777 a
Tinggi 33.250 50.001 16.751 25.094 50.000 b
Inkuiri Rendah
53.685 b
Terbimbing 36.931 53.685 16.754 26.565
Tinggi 39.445 63.263 23.818 39.333 63.263 c
RICOSRE Rendah 34.365 66.556 32.191 49.045 66.556 c
Tinggi 37.066 72.920 35.853 56.970 72.920 d

Hasil analisis interaksi model pembelajaran dan kemampuan akademik


berbeda siswa pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa kemampuan penalaran ilmiah
siswa yang memiliki rata-rata terkoreksi tertinggi terdapat pada Model
pembelajaran RICOSRE dengan kemampuan akademik tinggi yaitu sebesar
72.920 dengan persentase peningkatan sebesar 56.970%, diikuti oleh model
pembelajaran RICOSRE dengan kemampuan akademik rendah yang memiliki
rata-rata terkoreksi 66.556 dan persentase peningkatan 49.045%. Hasil rata-rata
terkoreksi dan persentase peningkatan model pembelajaran RICOSRE dan
kemampuan akademik tinggi dan rendah lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran Inkuri terbimbing akademik tinggi, inkuri terbimbing akademik
rendah, konvensional akademik tinggi, dan konvensional akademik rendah. Notasi
BNT dari rerata terkoreksi juga menunjukkan bahwa rerata terkoreksi kemampuan
penalaran ilmiah dari interaksi model pembelajaran RICOSRE dengan akademik
tinggi dan rendah berbeda nyata dengan rerata terkoreksi kemampuan penalaran
ilmiah dari interaksi model pembelajaran inkuri maupun konvensional dengan
kemampuan akademik tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil uji interaksi model
pembelajaran dan kemampuan akademik tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran RICOSRE efektif dalam meningkatkan kemampuan penalaran
ilmiah siswa baik dengan kemampuan akademik rendah maupun siswa dengan
kemampuan akademik tinggi.

2. Uji Hipotesis Variabel Terikat Hasil Belajar Kognitif Siswa


Uji hipotesis pengaruh perlakuan terhadap variabel terikat hasil
belajar kognitif siswa dilakukan dengan uji anakova. Hasil uji hipotesis
dengan uji anakova pada variabel terikat Hasil belajar kognitif dapat
dilihat pada Lampiran 17. Ringkasan uji anakova dapat dilihat pada
56

Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Perlakuan terhadap Hasil Belajar Kognitif
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Y_HB
Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Corrected Model 16687.874a 6 2781.312 48.426 .000
Intercept 13066.277 1 13066.277 227.498 .000
X_HB 5271.660 1 5271.660 91.785 .000
MODEL 10009.977 2 5004.988 87.142 .000
KA 1113.598 1 1113.598 19.389 .000
MODEL * KA 14.509 2 7.254 .126 .881

Ringkasan uji anakova pengaruh perlakuan terhadap kemampuan


penalaran ilmiah pada Tabel 4.16 dapat diinterpretasikan seperti berikut.

a. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa


Pengaruh model pembelajaran berdasarkan uji hipotesis memiliki Fhitung
87.142 serta taraf signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, sehingga H0
ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Hasil uji hipotesis tersebut berarti
adanya pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif siswa.
Selanjutnya, perlu mengetahui perbedaan nyata dari setiap pengaruh model
pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif, sehingga perlu dilakukan uji lanjut
(BNT).
Ringkasan uji Pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar
kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 4. 17.

Tabel 4.17. Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Kognitif Siswa
MODEL X_HB Y_HB SELISIH Persentase HBCOR Notasi
peningkatan (%)
Konvensional 30.55 a
46.858
6 46.444 15.889 22.880
Inkuiri Terbimbing 31.27 b
53.378
9 54.070 22.791 33.164
RICOSRE 30.32 c
67.472
6 67.500 37.174 53.354

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa rerata terkoreksi hasil belajar kognitif


siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran RICOSRE memiliki nilai
sebesar 67.472, pembelajaran inkuiri terbimbing sebesar 53.378, dan
57

konvensional sebesar 46.858. Rerata terkoreksi tersebut menunjukkan bahwa


siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran RICOSRE memiliki
peningkatan hasil belajar kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
difasilitasi dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan konvensional.
Persentase peningkatan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
RICOSRE mengalami peningkatan sebesar 53.354%, inkuiri terbimbing 33.164%,
dan konvensional sebesar 22.880%. Peningkatan persentase tersebut dapat
menunjukkan bahwa model pembelajaran RICOSRE efektif dalam meningkatkan
hasil belajar kognitif siswa. Selanjutnya, notasi BNT dari rerata terkoreksi
menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif yang difasilitasi dengan model
pembelajaran RICOSRE berbeda nyata atau berbeda secara signifikan dengan
hasil belajar kognitif yang difasilitasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
konvensional.

b. Pengaruh Kemampuan Akademik terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa


Pengaruh kemampuan akademik terhadap hasil belajar kognitif
berdasarkan uji hipotesis memiliki Fhitung 19.389 taraf signifikansi sebesar 0.000
lebih kecil dari 0.05, sehingga H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Hasil
uji hipotesis tersebut berarti adanya pengaruh kemampuan akademik berbeda
terhadap hasil belajar kognitif siswa. Peneliti fokus pada kemampuan akademik
tinggi dan rendah dalam penelitian dengan mengelompokkannya menggunakan
nilai NUN, sehingga perlu uji lanjutan (BNT) untuk mengetahui adanya
perbedaan nyata atau signifikan kemampuan penalaran ilmiah siswa dengan
kemampuan akademik tinggi dan rendah.
Ringkasan uji Pengaruh kemampuan akademik berbeda terhadap hasil
belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 4. 18.

Tabel 4.18. Ringkasan Uji Anakova Pengaruh Kemampuan Akademik Berbeda terhadap
Hasil Belajar Kognitif
KA X_HB Y_HB SELISI Persentase HB_COR Notasi
H Peningkatan (%)
Rendah 30.846 52.615 21.769 31.479 53.002 a
Tinggi 30.580 59.420 28.841 41.545 58.803 b

Rerata terkoreksi kemampuan akademik berbeda pada Tabel 4.18


menunjukkan bahwa adanya perbedaan kemampuan akademik tinggi dan rendah.
58

Rerata terkoreksi siswa dengan kemampuan akademik tinggi sebesar 58.803,


sedangkan siswa dengan kemampuan akademik rendah sebesar 53.002. Persentase
peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan kemampuan akademik tinggi
sebesar 41.545%, dan siswa kemampuan akademik rendah sebesar 31.479%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan akademik tinggi
memiliki peningkatan hasil belajar kognitif yang lebih tinggi dibandingkan siswa
dengan kemampuan akademik rendah. Notasi BNT dari rerata terkoreksi
menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa dengan kemampuan akademik
tinggi berbeda nyata atau berbeda secara signifikan dengan siswa kemampuan
akademik rendah.

c. Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dan Kemampuan Akademik


terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa
Interaksi model pembelajaran dan kemampuan akademik
berbeda memiliki Fhitung 0.126 serta taraf signifikansi sebesar 0.881,
lebih besar dibandingkan 0.05, sehingga H0 diterima dan Hipotesis
penelitian ditolak. Hasil tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh
interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan akademik
berbeda terhadap variabel hasil belajar kognitif siswa. Hasil uji
interaksi model pembelajaran dan kemampuan akademik berbeda dapat
dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19. Ringkasan Uji Anakova Interaksi Model Pembelajaran dan Kemampuan
Akademik Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif
MODEL KA X_HB Y_HB Selisih Persentase HB_Cor Notasi
peningkatan (%)
Konvensional Rendah 30.000 43.600 13.600 19.429 43.600 a
Tinggi 31.250 50.000 18.750 27.273 50.000 b
Inkuiri Terbimbing Rendah 31.842 51.579 19.737 28.958 51.579 b
Tinggi 30.833 56.042 25.208 36.446 56.042 b
RICOSRE Rendah 30.952 64.286 33.333 48.276 64.286 c
Tinggi 29.800 70.200 40.400 57.550 70.200 d

Hasil analisis interaksi model pembelajaran dan kemampuan akademik berbeda


siswa pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa yang
memiliki rata-rata terkoreksi tertinggi terdapat pada Model pembelajaran
RICOSRE dengan kemampuan akademik tinggi yaitu sebesar 70.200 dengan
59

persentase peningkatan sebesar 57,550%, diikuti oleh model pembelajaran


RICOSRE dengan kemampuan akademik rendah yang memiliki rata-rata
terkoreksi 64.286 dan persentase peningkatan 48.276%. Hasil rata-rata terkoreksi
dan persentase peningkatan hasil belajat kognitif siswa pada model pembelajaran
RICOSRE dan kemampuan akademik tinggi berbeda nyata dengan RICOSRE
akademik rendah, inkuiri terbimbing akademik tinggi, inkuri terbimbing akademik
rendah, konvensional akademik tinggi, dan konvensional akademik rendah. Hasil
analisis menunjukkan bahwa model Pembelajaran RICOSRE dapat diterapkan
dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa baik dengan kemampuan
akademik tinggi maupun dengan kemampuan akademik rendah.

Anda mungkin juga menyukai