Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

ANALISIS COST PROFIT MULTI PRODUCT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

AHMAD ZUBEIR RANGKUTI (2020050027)


SULIANI (2020050028)
WIDHAYANTI (2020050029)
CUT LAILAN MAGFIRAH MIGA (2020050030)
ZILI SAIDAH (2020050031)
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatNyalah, hidayah serta
nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan kami selaku tim penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah Akuntansi Manajemen ini. Selawat beriringan salam kita hadiahkan kepada Rasulullah
SAW.

Adapun judul dari makalah ini adalah “Analisis Cost Profit Multi Product”, Semoga
dengan makalah ini tim penyusun maupun pembaca dapat memahami sistem laporan keuangan
suatu usaha yang memproduksi beberapa produk yang berbeda. Kami berterima kasih secara
khusus kepada Ibu dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi Manajemen program Pasca
Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yaitu Ibu Dr. Widya
Astuty,SE,.Msi.,QIA,.Ak,.CA,.CPA. dan juga semua pihak terkait dalam penyelesain makalah
ini.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dari segi materi maupun teknik
penulisan, oleh karena itu kami selaku tim penyusun menerima masukan dan kritikan dari
pembaca. Semoga makalah ini nantinya berguna bagi pembaca pada umumnya dan penyusun
pada khususnya.

Medan, 4 November 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….....2
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Biaya Volume Laba Multi Produk ……………………..…3


B. Asumsi – Asumsi Analisis Biaya-Volume Laba………………………………..6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………………………..8
B. Saran …………………………………………………………………………...8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis, manajemen menaruh perhatian
besar pada peluang-peluang laba dari serangkaian alternatif tindakan yang dihadapinya.
Seorang manajer dapat mengevaluasi peluang-peluang laba dengan cara mempelajari
hubungan diantara biaya, volume penjualan, dan laba. Sehingga nantinya, dapat
menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih baik. Dikarenakan oleh setiap
perusahaan yang bertujuan untuk memiliki aktivitas yang menguntungkan, hal ini
merupakan suatu alasan yang mendukung penggunaan hubungan biaya-volume-laba
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan manajemen dalam jangka pendek.

Analisis biaya-volume-laba (cost volume profit/CVP) merupakan alat yang


menghubungkan kaitan antara biaya, volume, dan profit (Laba) dari suatu perusahaan.
Dengan menggunakan analisis ini, diharapkan perusahaan dapat mengambil keputusan
dalam penjualan produk serta perencanaan laba pada perusahaan. Menurut Simamora
(2013: 160) analisis biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even
analysis) karena siginifikansi titik impas (break-even point) dalam analisis ini. Dalam
analisis biaya-volume-laba, volume mengacu kepada sebuah pemicu biaya aktivitas,
seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan
pendapatan, biaya, dan laba. Karena perannya yang sangat besar, analisis biaya-volume-
laba dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi
ruang lingkup permasalahan ekonomi perusahaan serta membantu mencari solusi atas
permasalahannya. Analisis CVP digunakan oleh para manajer untuk pengambilan
keputusan dan perencanaan serta implementasi pengelompokan biaya untuk keperluan
perencanaan termasuk pada perencanaan jangka pendek. Perusahaan harus
memperkirakan laba yang ingin dicapai dengan menghitung estimasi kenaikan harga
jual, kenaikan biaya tetap, dan biaya variabel untuk satu periode. Titik impas merupakan
informasi yang berguna bagi sebagian perusahaan untuk memperoleh laba operasi yang

1
lebih besar daripada nol. Pemahaman terhadap pola perilaku biaya perusahaan akan
mempermudah pengambilan keputusan manajemen dalam hal penetapan harga produk,
penerimaaan/penolakan pesanan, analisis penghematan biaya, dan promosi atas lini
produk yang lebih menguntungkan.

Untuk mencari target laba digunakan pendekatan margin kontribusi dan laba
operasi. Dalam analisis CVP ini digunakan analisis margin of safety untuk mengetahui
ukuran kasar dari risiko penjualan. Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar
atas penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka resiko menderita kerugian
jika penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diuraikan rumusan masalah dari
makalah ini yaitu :
1. Bagaimana perencanaan perusahaan dengan menggunakan analisis Cost Volume
Profit Multiproduk.

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Dapat menganalisis biaya, volume dan laba dengan pendekatan titik impas (break
even point), analisis marjin kontribusi (contribution margin) dan rasio marjin
kontribusi, dan analisis perencanaan laba untuk multiproduk.
2. Dengan penggunaan analisis biaya volume dan laba multiproduk untuk perencanaan
laba jangka pendek, perusahaan dapat memenuhi laba yang ingin dicapai dengan
lebih meningkatkan penjualan produk dan memperhatikan biaya variable dan biaya
tetap yang timbul.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Biaya Volume Laba Multi Produk


Analisis CVP merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misalkan
dalam menetapkan harga jual produk. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik
dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-
pola perilaku biaya perusahaan. Analisis biaya volume laba (cost profit analysis)
merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan,
khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara
biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi
alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang
dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang
diperlukan.
Analisis biaya volume laba (CVP) dapat diterapkan dalam banyak hal,
diantaranya adalah :
1. Menentukan harga jual produk atau jasa.
2. Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3. Mengganti peralatan.
4. Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam
perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan.
5. Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.
Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis—CVP analysis)
merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan. Hal ini dikarenakan analisis biaya-volume-laba (CVP) menekankan
keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga.
Analisis biaya-volume-laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk
tunggal. Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk

3
atau jasa. Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam
situasi multiproduk, namun pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat
ditelusuri ke masing-masing produk, dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk, dan
akan tetap muncul meskipun salah satu produk dieliminasi.

A. Contoh Kasus

Thai Tea “Medan” memproduksi dan menjual 2 jenis produk minuman, yaitu Thai Tea
Original dan Green Tea. Tahun lalu, Thai “Medan” menjual 8.000 Cup Thai Tea Original
dan 4.000 Cup Green Tea. Informasi atas kedua produk tersebut adalah sebagai berikut.

Keterangan Thai Tea Original Green Tea


Harga Rp 10.000 / Cup Rp 12.000 / Cup
Biaya Variabel Rp 4.000 / Cup Rp 5.000 / Cup
Total Biaya Tetap Rp 18.000.000
Biaya Lapak Rp 500.000 per bulan @ 12 = Rp
6.000.000
Biaya Tenaga Kerja 1 Orang @ 1.000.000 = Rp
12.000.000

1. Bauran Penjualan

Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau dalam bagian dari
pendapatan. Jika Thai Tea “Medan” menjual 8.000 Cup Thai Tea Original dan 4.000
Cup Green Tea, maka bauran penjualan dalam unit adalah 8.000 : 4.000. Biasanya,
bauran penjualan diturunkan sampai bilangan bulat terkecil.
Jadi, bauran relatif 8.000 : 4.000 dapat diturunkan hingga 8:4 dan selanjutnya menjadi
2:1. Dengan kata lain, untuk setiap dua cup Thai Tea Original yang terjual, ada satu
cup Green Tea yang terjual.
Thai Tea Original Green Tea
8.000 4.000
2 1
Penjualan campuran adalah 2 : 1 Artinya Dua kali lebih banyak Thai Tea Original
yang dijual dibandingkan dengan Green Tea

4
Tabel Penentuan Bauran Penjualan

Produk Harga per Biaya Margin Biaya Margin


Unit variable per Penjualan kontribusi
unit per unit paket
Thai Tea Rp 10.000 Rp 4.000 Rp 6.000 2 Rp 12.000
Original (Rp 6.000 x 2)
Green Tea Rp 12.000 Rp 5.000 Rp 7.000 1 Rp 7.000
(Rp 7.000 x 1)
Total Paket Rp 19.000

2. Titik Impas

Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak


mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat
didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai
titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap.
Tujuan analisis titik impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas dimana
pendapatan dan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya
tetapnya. Perusahaan tidak mendapat untung ketika hanya mencapai titik impas. Oleh
karena itu hanya penjualan,biaya variabel, dan biaya tetap saja yang dipakai untuk
menghitung titik impas.
Titik impas normalnya bukan merupakan sasaran kinerja yang diharapkan, namun
titik impas ini dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyariatkan agar
perusahaan terhindar dari kerugian. Dengan demikian, titik impas menunjukan suatu
sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan. Mengetahui titik
impas terutama penting ketika sebuah perusahaan memperkenalkan sebuah produk baru
atau memasuki pasar baru. Dalam kedua kondisi tersebut, Perusahaan harus mengawasi
secara hati-hati potensi penjualan dan membandingkanya dengan titik impas.
Titik impas ini selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan metode
persamaan, metode marjin kontribusi, dan metode grafik, baik dalam hitungan unit

5
penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam
transaksi bisnis.
Di dalam kasus ini, diketahui biaya tetap perusahaan sebesar 30.000.000
Jadi, titik impasnya adalah :
Paket impas = Biaya tetap/Margin kontribusi per paket
= Rp. 30.000.000/19.000
= 1578.94 atau 1579 paket

Pengusaha Thai Tea Mawar harus menjual 3158 Thai Tea Original (1579 x 2 ) dan 1579
Green Tea (1579 x 1 ) untuk mencapai titik impas.

3. Laporan Laba Rugi Thai Tea “Medan”

Thai Tea Mawar


Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun 2020
(dalam rupiah)

Thai Tea Original Green Tea Total

Penjualan 31.580.000 18.948.000 50.528.000


Less: Biaya variabel 12.632.000 7.895.000 20.527.000
Margin kontribusi 18.948.000 11.053.000 30.001.000
Less: Biaya tetap 18.000.000
Laba Operasi 12.001.000

B. Asumsi – Asumsi Analisis Biaya-Volume Laba

Analisis biaya-volume-biaya tergantung pada sejumlah asumsi yang membatasi.


Asumsi-asumsi tersebut diantaranya :
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier.
2. Analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit
dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang
relevan.
3. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual.

6
4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui.
5. Diasumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti.

Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah satu elemen saja
berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan menghasilkan kesimpulan yang
berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Meskipun tujuan utama
dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan diantara elemen-elemen tersebut dan
pengaruhnya satu dengan yang lainnya.
Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap,
Manajemen harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu tidak
hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Ketelitian ini
diperlukan untuk mengukur biaya variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka
pendek) biaya tetap yang relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap yang diperkirakan
berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada saat biaya variabel dan biaya
tetap dijumlahkan menjadi biaya total, dapat diasumsikan dengan analisis cost volume
profit bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan.
Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas,
total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan dalam
banyak hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau
jasa baru, mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya
dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa
yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba (cost-
volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari hubungan-
hubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi biaya-volume-laba kerap pula disebut
analisis impas (break-even analysis) karena signifikansisme mengacu pada sebuah pemicu
biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-
perubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan
yang kompleks karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen.

Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak


mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat didefinisikan
sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik dimana
total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik impas ini selanjutnya dapat
dihitung dengan menggunakan metode persamaan, metode marjin kontribusi, dan metode
grafik, baik dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang
tertentu yang digunakan dalam transaksi bisnis. Dalam perencanaan analisis biaya volume
laba dapat dimanfaatkan dengan menggunakan 2 cara yaitu, analisis target laba dan analisis
sensitivitas.

Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat


merumuskan berbagai strategi, taktik, dan langkah-langkah operasional untuk bertahan
agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin keamanan.

B. Saran

Setelah membahas dan mempelajari analisis biaya volume laba ini, diharapkan kita
dapat menganalisis biaya volume laba pada suatu perusahaan tertentu sebagai skill
penunjang bagi seorang manajer.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : Akuntansi
Manajemen, Edisi ke 5 jilid 1.
Drs. Abdul halim, M.B.A., Akuntan dan Drs. BambangSupono, Akuntan ”Akuntansi
Manajeman “ Edisi Pertama,Yogyakarta, BPFE,1999
http://catatanlengkapfatma.blogspot.co.id/2013/12/ ANALISA BIAYA - VOLUME –
LABA.html
http://catatanwawan92.blogspot.co.id/2014/05/ ANALISIS BIAYA - VOLUME – LABA.html
http://www.mas-sugeng.com/ ANALISA BIAYA - VOLUME – LABA.
http://mujianggun.blogspot.com/2015/12/makalah-akuntansi-manajemen-cost-volume.html

Anda mungkin juga menyukai