Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 PERMASALAHAN.............................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH.................................................................................1
1.4 METODE PENGUMPULAN DATA.................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................1
2.1 SISTEM................................................................................................................................1
2.2 PENGENDALIAN...............................................................................................................1
2.3 MANAJEMEN.....................................................................................................................2
2.4 BATASAN PENGENDALIAN MANAJEMEN................................................................2
2.5 PENGENDALIAN MANAJEMEN....................................................................................3
2.6 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN....................................................................4
2.7 HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN.....................................................................4
2.7.1    LINGKUNGAN PENGENDALIAN..................................................................................5
2.7.2    PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN....................................................................5
2.7.3    PENGENDALIAN TUGAS................................................................................................6
2.7.4 HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN...........................................................................................................................7
2.7.5 HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN INTERNAL
AUDITING......................................................................................................................................7
2.8 TEORI KONTIJENSI ORGANISASI...............................................................................7
2.9 TEORI KONTIJENSI AKUNTANSI MANAJEMEN.....................................................8
2.10 UKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA.................................................................8
2.11 PENGGUNAAN INFORMASI DALAM PENGHARGAAN KINERJA........................9
2.12 GAYA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI......................................................9
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................11

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat dan
pertolongan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fungsi
Pengendalian Dalam Organisasi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Dasar-
Dasar Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang organisasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Jacob Bokko, M.T, selaku dosen Dasar-
dasar Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sangbua’, 15 Desember 2020

Penulis

Delki Irvan

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya


dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang
melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk
juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi seseorang
bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan
mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu
diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan
organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya sistem
pengendalian manajemen yang baik.

1.2 PERMASALAHAN
Bagaimana hakekat Sistem Pengendalian Manajemen yang terdiri atas konsep
dasar dan ruang lingkup sistem pengendalian manajemen?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Sistem Pengendalian Manajemen, juga agar para pembaca mengetahui dan
memahami hakekat Sistem Pengendalian Manajemen.

1.4 METODE PENGUMPULAN DATA


Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kepustakaan, yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan bahasan
makalah kami.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya
dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen, menurut
Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling
menunjang dan saling berhubungan maupun tidak yang keseluruhannya merupakan
suatu kesatuan.

Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem


formal dan informal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan
pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan
prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Pendokumentasian struktur,
kebijakan dan prosedur secara formal ini membantu anggota organisasi dalam
menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, prosedur dan respon yang terpola
membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi dalam memenuhi
tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang
ada.Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar
pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.
Dalam kegiatan suatu organisasi, banyak tindakan manajemen yang tidak
sistematis. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang
manajer untuk menggunakan aturan sistem yang telah ditetapkan, sehingga manajer
menggunakan pertimbangan pibadinya dalam bertindak. Kegiatan seperti ini biasanya
berkaitan dengan interaksi antara manajer yang satu dengan yang lainnya dan manajer
dengan bawahannya. Ketepatan sistem itu sendiri akhirnya bergantung pada
kemampuan manajer mengatur sesesorang, tidak lagi berdasarkan aturan yang
ditentukan sistem tersebut.

2.2 PENGENDALIAN
Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar
dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil
tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan
apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk
menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan
organisasi. Suatu sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang
memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :

 SENSOR/DETEKTOR yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang


sedang terjadi dalam suatu proses.

1
 ASSESOR yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya
dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
 EFEKTOR yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang
diperoleh dari assessor.
 JARINGAN KOMUNIKASI yakni alat yang mengirim informasi antara
detektor dan assesor dan antara assesor dan efektor.

Dengan demikian pengendalian adalah suatu proses untuk mengarahkan


organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3 MANAJEMEN

Salah satu pengertian manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi seta
pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses
pengendalian manajemen dalam hal ini adalah proses yang menjamin anggota satu
unit usaha melakukan apa yang telah menjadikan strategi perusahaan.

Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi :

 Merencanakan apa yang akan dicapai oleh perusahaan.


 Mengkoordinasikan kegiatan pada masing-masing bagian.
 Mengkomunikasikan informasi yang ada.
 Mengevaluasi informasi.
 Memutuskan apa yang akan dilakukan..
 Mempengaruhi orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai
dengan yang digariskan.
Pengendalian manajemen dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap
tindakan/kegiatan harus sama dengan rencana. Pada prosesnya bisa saja berubah
karena perbedaan waktu antara rencana dan kegiatan. Tujuan pengendalian
manajemen adalah menjamin bahwa strategi yang dijalankan sesuai dengan tujuan
organisasi yang akan dituju. Jika apabila seorang manajer menemukan cara yang lebih
baik dalam operasi sehari-harinya, pengendalian manajemen seharusnya tidak
melarang manajer tersebut melakukan dengan cara yang menurut dia benar.

2.4 BATASAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan


dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian
manajemen merupakan kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya.
Dua kegiatan yang dimaksud adalah perumusan strategik yang dilakukan manajemen
puncak dan pengendalian tugas yang dilakukan manajemen paling bawah.

2
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas ini adalah :

 Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik tetapi


pengendalian tugas merupakan yang paling sistematik. Pengendalian
manajemen dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
 Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan pengendalian
tugas difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian manajemen
dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
 Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang
pengendalian tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu
proses perencanaan maupun pengendalian sama pentingnya dengan
pengendalian manajemen.

2.5 PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi


anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi. Dari hal ini dapat diambil
beberapa hal berikut :

 SIFAT KEPUTUSAN. Keputusan pengendalian manajemen dibuat dalam


kerangka kerja sesuai dengan strategi organisasi. Tanpa pedoman yang jelas
akan sulit menjalankan pengendalian manajemen yang benar. Manajer dalam
hal ini mempunyai pertimbangan yang bisa saja lain dari yang telah ditetapkan
asalkan baik untuk peningkatan prestasi unit bisnisnya.
 SISTEMATIS DAN RITMIS. Dalam proses pengendalian manajemen,
keputusan yang dibuat berdasarkan prosedur dan jadwal yang dilakukan
berulang-ulang tahun demi tahun.
 PERTIMBANGAN PERILAKU. Proses pengendalian manajemen
melibatkan interaksi antara individu dan interaksi tersebut tidak sistematis.
Seorang manajer mempunyai tujuannya sendiri-sendiri. Yang harus dilakukan
adalah menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini disebut keselarasan tujuan yang berarti tujuan pribadi
anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi.
 ALAT UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI. Sistem
pengendalian manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai
dengan strategi yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen
memfokuskan pada pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen hanya
salah satu cara bagi manajer untuk menerapkan strategi yang diinginkan.
Strategi yang dapat diterapkan selain pengendalian manajemen adalah melalui
pendekatan struktur organisasi, manajemen sumber daya dan budaya.
 PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN. Pengendalian manajemen
melibatkan hubungan antara atasan-bawahan. Pengendalian dilakukan melalui

3
tingkat atas hingga ke bawah. Proses ini meliputi aktivitas komunikasi,
motivasi dan evaluasi.
 METODOLOGI PENGENDALIAN MANAJEMEN. Penerapan proses
pengendalian manajemen yang telah diuraikan diatas memerlukan tiga bentuk
aktivitas yaitu menentukan tujuan, pengukuran prestasi dan evaluasi prestasi.
Menurut David Outley proses pengendalian manajemen dirancang untuk
menjamin bahwa tugas rutin dijalankan oleh seluruh anggota organisasi yang
secara bersama-sama membantu tercapainya tujuan organisasi secara
keseluruhan.
 PERUMUSAN STRATEGI. Perumusan strategi adalah proses memutuskan
atas tujuan organisasi dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai
tujuan tersebut. Strategi yang diambil oleh perusahaan tidak tertutup
kemungkinan untuk diuji kembali atau dilakukan perubahan dimana perlu.
Kebutuhan untuk mengubah strategi biasanya disebabkan oleh ancaman atau
untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik.

2.6 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Marciarello & Kirby mendefinisikan Sistem Pengendalian Manajemen


sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan
pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan
bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus.
Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan
perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan
kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi
yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing
perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin
besar skala perusahaan akan semakin kompleks.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan
kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu
pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam
sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses
pengendalian.

2.7 HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN


Organisasi terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi dan dituntun
agar melakukan apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi jika
menyimpang dari arah pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses
pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan
variabel, guna mencapai tujuan tertentu. Variabel dapat berupa manusia, mesin,
organisasi

4
2.7.1    LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pengendalian manajemen yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat
pertanggungjawaban.

1. PERILAKU ORGANISASI. Proses pengendalian manajemen


mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa karakteristik
organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan
perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan
dan fungsi pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi
mencapai tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing
anggota organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi
mempengaruhi bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan diterapkan.
Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu
sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan dalam  mencapai
prestasi yang tinggi.
2. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN. Suatu organisasi dibagi menjadi
beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat pertanggungjawaban
adalah untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen puncak.
Secara garis besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu :
3. PUSAT BIAYA. Pusat biaya dalah pusat pertanggungjawaban dimana biaya
diukur dalam unit moneter namun  outputnya tidak diukur dalam unit moneter.
4. PUSAT PENDAPATAN. Pusat pendapatan merupakan pusat
pertanggungjawaban  dimana output-nya diukur dalam unit moneter tetapi
tidak dihubungkan dengan inputnya.
5. PUSAT LABA. Apabila suatu pestasi keuangan pusat pertanggungjawaban
diukur dengan dasar laba, maka pusat pertanggungjawaban tersebut disebut
pusat laba.
6. PUSAT INVESTASI. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur atas dasar perbandingan antara laba dengan
investasi yang digunakan.

2.7.2    PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN

Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antarmanajer dan


manajer dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut yaitu :

5
1. PERENCANAAN STRATEGI. Perncanaan strategi adalah proses
memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi
dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang
akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun
yang akan datang.
2. PENYUSUNAN ANGGARAN. Penyusunan anggaran adalah proses
pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit
moneter untuk kurun waktu tertentu.
3. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program
yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya
menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya
baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan,
informasi internal maupun eksternal.
4. EVALUASI KINERJA. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif
tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.7.3    PENGENDALIAN TUGAS

Pengendalian tugas adalah proses yang menjamin bahwa tugas yang telah
ditentukan  dikerjakan secara efektif dan efisien. Penendalian tugas cenderung ke
kegiatan operasional. Aturan-aturan harus dibuat secara berurutan tetapi tidak semua
tugas harus dijelaskan secara berurutan. Perbedaan antara pengendalian tugas dengan
pengendalian manajemen adalah pengendalian tugas lebih merupakan sesuatu yang
scientific, sedangkan pengendalian manajemen tidak demikian karena manusia
merupakan faktor penting dalam proses pengedalian manajemen dan manusia tidak
bisa hanya diungkapkan atas dasar suatu persamaan.

Dalam pengendalian manajemen, manajer berinteraksi dengan manajer


lainnya, sedangkan dalam pengendalian tugas interaksi karyawan dengan orang lain
relatif kecil. Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya sama untuk seluruh
organisasi. Sebaliknya masing-masing tugas akan berbeda  satu organisasi dengan
organisasi lain. Dalam pengendalian manajemen fokusnya adalah pada satu unit
organisasi, sementara dalam pengendalian tugas adalah salah satu tugas daru suatu
unit organisasi. Pengendalian manajemen berhubungan dengan seluruh kegiatan
perusahaan dan manajer harus memutuskan apa yang harus dilakukan, sedangkan
pengendalian tugas berhubungan dengan satu tugas tertentu dan hanya sedikit
diperlukan pertimbangan atas apa yang dilakukan.

6
2.7.4 HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN PERENCANAAN
DAN PENGENDALIAN

Sebagian orang dalam organisasi melakukan perencanaan dan sebagian lagi


dalam bidang pengendalian. Kedua hal ini saling terkait. Kebanyakan manajer
melakukan pengendalian namun sifat dari pengendalian itu sendiri berbeda dalam
penerapannya  untuk penetapan strategi, pengendalian manajemen dan pengendalian
tugas. Karena itu, perencanaan dan pengendalian tidak merupakan kegiatan terpisah
tapi saling terkait satu sama lainnya.

2.7.5 HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN INTERNAL


AUDITING

Pengendalian manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajer, selain


itu internal auditing adalah kegiatan staf yang dimaksudkan untuk menjamin
keakuratan informasi sesuai dengan aturan kesalahan yang minimum terhadap
pelaporan asset dan menjamin pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien.

2.8 TEORI KONTIJENSI ORGANISASI


Salah satu cara yang paling sering diguanakan dalam pengendalian kegiatan
organisasi adalah dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan
memeberi otoritas dan pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang
ada dan kelompok pegawai. Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer
hanya terfokus pada bagiannya saja dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-
tugas yang memerlukan koordinasi dengan bagian lain.

Manajer pusat pertanggungjawaban bisa diberi target yang jelas tentang


rentang tugasnya dan bertanggungjawab atas segala aspek pertanggungjawabannya.
Dengan demikian, aspek utama dari struktur organisasi formal adalah segmentasi
kegiatan ke bagian-bagian yang bisa ditangani oleh manajer perorangan. Proses
pelengkap berupa integrasi diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan sub-unit
yang berbeda dan dalam hal ini, sistem akuntansi manajemen memerankan peran
penting dalam proses tersebut.

Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah


diformalisasikan dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan
dalam merancang sistem pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri
karena merupakan mekanisme awal dari akuntansi manajemen.

7
2.9 TEORI KONTIJENSI AKUNTANSI MANAJEMEN

Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu upaya dalam


penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan
yang ada pada suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah
 LINGKUNGAN. Satu hal yang mendasa dai sistem pengendalian manajemen
ini adalah adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut
beroperasi.
 TEKNOLOGI. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya
ditentukan juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
 UKURAN ORGANISASI. Ukuran organisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi baik struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.
 Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadapsistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.

2.10 UKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA

 Tujuan organisasional adalah kompleks dan tidak bisa dikurangi dengan


mudah menjadi satu-satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja
keseluruhan, walaupun tingkat keuntungan sering digunakan sebagai salah
satu tujuan organisasi.
 Jika ukuran kinerja bertingkat digunakan, beberapa hal tentang kebutuhan
kepentingan harus dikomunikasikan.
 Beberapa tugas perlu kerjasama antar manajer, misalnya sistem harga transfer.
 Beberapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif, walaupun
kecenderungan yang ada adalah ukuran kuantitatif lebih banyak dipakai
daipada ukuran kualitatif.
 Esensi kerja manajerial seperti hasil yang diinginkan sering tidak bisa
ditentukan terlebih dahulu, pernyataan tentang kinerja sering merupakan
pernyataan subjektif.
Kinerja manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit dimana manajer
harus bertanggungjawab namun perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan
yang tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dilihat Dalam membentuk ukuran kinerja,
maka beberapa indikator kinerja yang perlu diperhatikan adalah :Manajemen berada
dalam lingkungan yang tidak pasti dan kompleks sehingga penghargaan prestasi yang
diberikan mungkin tidak mencakup swluruh aspek kerja anggota organisasi.

8
2.11 PENGGUNAAN INFORMASI DALAM PENGHARGAAN KINERJA

Pengaruh yang paling tampak dalam penggunaan informasi akuntansi dalam


prilaku manajerial terjadi pada saat penggunaan evaluasi kinerja. Jika manajer
meyakini bahwa kinerjanya kan dievaluasi berdasarkan informasi akuntansi, maka ia
akan berusaha untuk mempengaruhi informasi tersebut sehingga kelihatan
menguntungkan manajer tersebut. Perilaku ini akan mengganggu kegiatan organisasi
secara keseluruhan.

Penggunaan informasi akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja


seringkali menghasilkan perilaku tidak baik. Kesulitan dalam penentuan dan
penghargaan perilaku manajerial yang layak mengakibatkan perlu adanya monitoring
dan penghargaan atas kerja. Ukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuan
kinerja melibatkan ukuran-ukuran akuntansi dan menggunakan anggaran
sebagaistandar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja anggaran bisa dimanipulasi
untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun target yang ditetapkan tidak
tercapai. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan karena anggaran yang ditetapkan
biasanya fleksibel.

2.12 GAYA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI

Dalam hal anggaran ada perbedaan antara anggaran yang statis dan fleksibel.
Anggaran statis melibatkan manajer senior yang mengawasi bawahannya secara ketat
dalam memenuhi anggaran biayanya. Sedangkan anggaran fleksibel masih
mempertimbangkan kelayakan pencapaian anggaran, namun manaje senior hendaknya
diberi penjelasan masuk akal atas kelebihan pengeluaran. Jika informasi akuntansi
tidak merupakan informasi yang sempurna akan kinerja sesungguhnya anggota
organisasi, maka penggunaan gaya statis tidak layak dan membawa ke tingkat stress
yang tinggi, konsekuensinya bisa timbul perilaku negatif seperti manipulasi data
akuntansi. Anggaran fleksibel jika dikaitkan dengan hal diatas tampaknya lebih layak
digunakan.

Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati situasi dimana


penganggaran dan informasi ditunjukkan sebagai dasar evaluasi yang lebih layak.
Ditemukan bahwa gaya evaluasi statis tidak membawa ke konsekuensi yang baik.
Namun, manipulasi penganggaran yang dilakukan dihubungkan dengan kinerja unit-
unit yang dikelola, dimana unit yang berkinerja jelek menunjukkan bias anggaran
paling besar. Hasil temuan ini, dengan konteks yang lebih luas dimana standar
akuntansi kinerja akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap tentang kinerja
pekerjaan akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap tentang kinerja pekerjaan
Dalam kondisis ketidakpastian yang tinggi.

9
Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer hendaknya dievaluasi dengan
memperhatikan juga pendekatan subyektif jika unit tersebut menghadapi tingkat
ketidakpastian yang tinggi. Temuan di atas relevan dengan pengaruh pengendalian
akuntansi. Yakni ia merupakan cara dimana informasi akuntansi digunakan manajer
puncak dan penghargaan yang dibuat kontijensi dengan pencapaian anggaran adalah
kritis dalam penentuan pengaruh  sistem informasi akuntansi. Kedua, pengaruh
penempatan kepercayaanyang tinggi atas ukuran akuntansi terhadap kinerja kontijensi
dengan keadaan karena tingkat pengetahuan yang kita punyai tentang perilaku
manajerial mengkontribusikan ke arah kinerja yang sukses.

Bila menghadapi ketidakpastian eksternal dan internal, maka yang diperlukan


adalah sistem penghargaan dimana diperlukan dukungan inovasi dan menghindari
kegagalan jika manajer kemudian bisa mencapai kesuksesan daripada menghindari
kegagalan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi
anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi. Sistem Pengendalian Manajemen
merupakan perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang
memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer
mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara
terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari
pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini
berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan
perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.
Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian
manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.

Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan


kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu
pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam
sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses
pengendalian.

11

Anda mungkin juga menyukai