Anda di halaman 1dari 3

Assalaamu’alaikum wr. wb…..

Anak-anak yang ibu sayangi….

Alhamdulillaah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SwT, yang masih memberi kita kesehatan,
keselamatan dan kesempatan untuk beramal sholih yang di ridhoi-Nya. Insyaa Allah. Aamiin….

Tidak terasa, saat ini, sudah 1 bulan kita tidak bertemu, hanya berjumpa di sister yang setia. Tentunya
banyak pelajaran yang bisa kita ambil, banyak hikmah yang bisa kita dapatkan, jika kita mau berfikir.

Bagi ibu, ini saat yang sulit. Karena meski kuota untuk daring ditingkatkan dari 25% menjadi 40%, ibu
tidak pernah menggunakannya kalau tidak terpaksa. Misalnya ada rapat-rapat di luar kota yang tidak
bisa ditinggalkan. Dari tahun 2016, ibu banyak keluar kota di hari Kamis – Minggu, agar ibu masih
bisa ngajar dengan tatap muka, akhirnya jadwal ibu dimampatkan di hari Senin – Rabu.

Tetapi Allah berkehendak lain, sebulan lalu, kita terpaksa harus daring. Astaghfirullaah…

Ibu harus pinter-pinter mengatur jadwal, mengatur strategi pembelajaran, agar semua bisa
dilaksanakan dengan se-efisien mungkin. Menguntungkan ibu dan juga kalian. Ibu tidak bisa berlama-
lama di depan layar monitor. Dua tahun yang lalu pembuluh darah mata ibu pernah pecah. Setelah
rapat di Jakarta, langsung nyambung di Jogja. Di Jogja inilah, pembuluh darah mata ibu pecah.
Alhamdulllaah, bisa diobati dan sembuh. Tetapi setelah itu ibu harus berhati-hati agar tidak terjadi
lagi. Karena itu ibu tidak pernah pakai zoom. Ibu tulis materi kuliah, ibu upload, dan kalian yang
kurang paham bertanya lewat WA. Zoom hanya untuk rapat-rapat penting saja. Semua perubahan ini
harus diterima, harus dihadapi, karena inilah yang akan kita hadapi di masa yang akan datang.
Sekarang bagaimana ibu harus mempersiapkan mental mahasiswa mengahadapi jaman ini ? Ibu
pernah sampaikan, mengajar itu gampang, tinggal transfer ilmu dari kepala ibu ke kepala kalian.
Apalagi jaman sekarang, semua tinggal di klik di mbah Google, semua akan terjawab. Tetapi untuk
mendidik, membentuk attitude, membangun karakter, tidak bisa semudah itu. Maka ibupun melakukan
survey….bagaimana sebenarnya mahasiswa ibu….

Pertama, ibu kirim telegram, menyampaikan informasi rencana kuliah daring, harinya, tanggalnya,
jamnya, ibu sampaikan dengan jelas. Materi ibu upload, tugas ibu upload, soal UTS ibu upload
tanpa dikunci.

Kedua, ibu mulai kirim peringatan lewat petunjuk mengerjakan, lewat WA.

Apa yang terjadi ? Benar-benar membuat ibu prihatin. Kalian lupa, yang kalian hadapi sistem. Sistem
akan menyampaikan jejak digital yang tidak bisa dihapus. Yang download soal sebelum waktunya
yang mencuri start dalam mengerjakan, semua terbaca. Yang bekerja sama juga terbaca.
Astaghfirullaah…. yang kalian cari apa ? Nilai bagus ? apa nilai bagusmu akan bisa membantumu,
mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah…?
Ibu pasang soal UTS tanpa kunci, ibaratnya ibu “ngiming-ngimingi” (menggoda supaya mengambil).
Seperti juga kalian yang di-iming-imingi pacar cantik atau pacar ganteng yang kalian cintai. Ada
aturan tertulis, kapan saat UTS dikerjakan, jadwal sudah jelas. Demikian juga dengan pacar-pacar
kalian….ada aturan tertulis kapan boleh pegang, kapan boleh mengerjakan, yaitu setelah adanya
pernikahan. Keduanya tidak pasang kunci. Soal UTS tidak dikunci, pacar-pacar kalian juga tidak
terkunci. Akhirnya tergoda, soal didownload dan dikerjakan sebelum waktunya. Pacar kalian pegang,
kalian kerjakan sebelum waktunya….Astaghfirullaah….Na’udzubillaah….
Ternyata masih ada mahasiswa dan mahasiswi yang berdua-duaan di Perpustakaan yang sepi. Untung
mereka bukan kalian, mahasiswa-mahasiswa teknik. Mudah-mudahan di bulan Ramadhan,
pemandangan seperti itu tidak lagi terlihat. Aamiin…

Soal UTS yang didownload dan dikerjakan sebelum waktunya, ada resiko yang harus ditanggung.
Dosen marah, kalian mengaku salah, minta maaf dan berjanji tidak mengulangi. UTS diulang. Urusan
selesai. Tapi untuk pacar-pacar kalian, hati-hati ya…. Catatan ada di malaikat kanan dan kiri, apalagi
kalau dikerjakan sebelum waktunya dan itu menghasilkan, kalian akan menanggungnya seumur hidup.
Apalagi kalau anaknya perempuan. Bapak tidak bisa menjadi wali jika anak perempuan itu menikah.
Dan sampai sekarang, belum pernah ada bapak yang berani berkata, “Bapak Penghulu, saya tidak bisa
menjadi wali, karena dulu anak itu adalah benih yang saya tanam sebelum pernikahan.” Belum pernah
ada….makanya kalian hati-hati ya….kalian sudah dewasa.

Kalau soal yang didownload dulu, dia tidak bisa menolak. Kalian kerjakan dulu, dia juga tidak bisa
menolak. Tapi, pacar-pacar kalian adalah manusia. Dia orang, yang bisa menjaga diri dan menolak
ketika ada orang yang dirasa mau mengotorinya. Iya kan ? Maka, pacar yang baik, adalah yang bisa
saling menjaga untuk tidak mengotori satu sama lain. Saling menjaga kesucian masing-masing. Yang
paling enak lagi…..yo gak pacaraan…..hahaha….Wong di-iming-imingi soal aja ga kuat, kok mau
pacaran….Astaghfirullaah…
Semoga Allah senantiasa menjaga kalian, anak-anak ibu dan anak-anak didik ibu… Aamiin…

Anak-anak, jaman seperti inilah yang nanti akan kalian hadapi. Dunia Maya. Sekarang kalian lakukan
kecurangan, tidak mengikuti aturan, demi nafsu atau ambisi untuk dapat nilai bagus. Hati-hati, ujian
yang seperti ini akan kalian hadapi di dunia kerja, kalian akan melakukan kecurangan, tidak jujur,
tidak amanah, demi jabatan, demi anak, demi istri/suami, demi keluarga dan demi-demi yang lainnya.
Semua untuk dunia.

Nak, dunia ini hanya permainan. Dunia ini hanya sementara. Berfikirlah jauh ke depan. Ada akhirat
yang kekal. Allah Maha Melihat, Allah Maha Mengetahui, Allah Maha mengawasi dan memberikan
pembalasan. Allah sudah memberikan kita peringatan dengan wabah ini, apakah ini belum cukup ?
Alhamdulillah, sebentar lagi Ramadhan. Kesempatan kita untuk bertaubat kepada Allah. Meski
Ramadhan tahun ini terasa sepi, karena tidak ada teraweh di masjid, tadarus bersama dan sebagainya,
kita tetap harus mensyukurinya dan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

Terimakasih kepada kalian yang sudah mau jujur melakukan kesalahan, memohon maaf dan berjanji
untuk tidak mengulangi lagi. Itulah taubat yang sebenarnya. Memohon ampun kepada Allah,
menyesali perbuatannya, berjanji tidak mengulangi dan mengembalikan hak kepada pemiliknya (minta
maaf kepada yang dicurangi dan memohon keridhoannya, supaya tidak ada tuntutan di
akhirat/qishosh). Ibu memaafkan kalian, ibu ridho, ibu berdo’a mudah-mudahan kalian tetap bisa
istiqomah dengan kebesaran hati (karena bukan hal mudah mengaku salah) dan keteguhan iman.
Semoga Allah memberikan kalian keberkahan dunia dan akhirat. Aamiin…aamiin…ya
Rabbal’alamiin….

Untuk kalian yang tidak minta maaf, menolak mengakui kesalahan, semoga Allah memberikan kalian
petunjuk dan hidayah untuk menyelesaikan semua urusan dunia, di dunia. Tidak membawanya sampai
di akhirat.

Terakhir, ibu juga mohon maaf atas semua kekurangan dalam menyampaikan materi, ketidaksabaran
dalam melayani, dan prasangka buruk kepada kalian yang sudah berlaku jujur. Semoga Ramadhan
yang insyaa Allah akan kita jalani, bukan Ramadhan terakhir kita. Aamiin…
Mari kita gunakan Ramadhan ini sebagai kesempatan untuk mensucikan diri, menghapus dosa-dosa
kita kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita lebih baik…
Aamiin….aamiin….ya Rabbal’alamiin…

Tetap semangat….

Wassalaamu’alaikum wr,wb.

Bu Sukma

Anda mungkin juga menyukai