Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER


PADA SISTEM ENDOKRIN
“HIPERTIROID”

OLEH:

KELOMPOK 3

1. NITANEL ATTI
2. YARNI NABUASA
3. FEMI TAFUI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Endokrine ( Hypertiroid ).
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari dari
beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga
berhasil terutama kepada dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan
karena keterbatasan buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kepentingan makalah penulis
dimasa mendatang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.

Kupang, 27 Oktober 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................................... 1
Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
Tujuan Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
Definisi Hipertiroid.................................................................................................... 3
Epidiomiologi............................................................................................................. 3
Etiologi ................................................................................................................. 4
Faktor Resiko............................................................................................................. 5
Patofisiologi .............................................................................................................. 6
Manifestasi................................................................................................................. 7
Komplikasi................................................................................................................. 7
Pemeriksaan penunjang.............................................................................................. 8
Penatalaksanaan......................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 12
Kesimpulan................................................................................................................ 12
Saran ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan
dasar yang diperlukan kepada individu baik yang sehat maupun yang sakit, yang
mengalami gangguan fisik, psikis dan agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Diperlukan pendekatan komprehensif baik dari segi fisik maupun psikologis serta
bersifat individual bagi setiap pasien.
Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormon, pada penyakit
ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep hipertiroid yang
komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula
kondisi stress psikologi.
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti
kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada
wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria,
terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan
karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan
hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone tiroid .(Hotma R,
2006).
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone
(TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga
kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat
dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan
produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
Pentingnya dari asuhan keperawatan pasien dengan Hipertiroid ini adalah dengan
memberikan penyuluhan, pengawasan, perlindungan dan pasien dengan Hipertiroid itu
dapat ditangani dengan baik dan diberi asuhan keperawatan. Maka dari itu pasien Space
Hipertiroid ini memerlukan perawatan yang khusus untuk mencegah terjadinya
komplikasi lebih lanjut.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
a) Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
b) Apakah epidiomiologi dari Hipertiroid ?
c) Apa yang menjadi etiologi dari Hipertiroid ?
d) Apa saja factor resiko dari Hipertiroid ?
e) Apa saja komplikasi dari Hipertiroid ?
f) Bagaimana patofisiologi/pathway dari Hipertiroid ?
g) Apa saja manifestasi klinis dari Hipertiroid ?
h) Bagaimana pemerikaan diagnosa dari Hipertiroid ?
i) Bagaimana penatalaksanaan medis dari Hipertiroid ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah ini diantaranya sebagai berikut :
a. Memahami tentang pengertian dari Hipertiroid
b. Memahami tentang epidiomiologi dari Hipertiroid
c. Memahami tentang etiologi dari Hipertiroid
d. Memahami tentang factor resiko dari Hipertiroid
e. Memahami komplikasi dari Hipertiroid
f. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari Hipertiroid)
g. Memahami tentang manifestasi klinis dari Hipertiroid)
h. Memahami tentang pemerikaan diagnosa dari Hipertiroid
i. Memahami tentang penatalaksanaan medis dari Hipertiroid

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Hipertiroid adalah penyaakit yang disebabkan oleh penyakit Graves yaitu jenis
masalah autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid untuk memproduksi terlalu
banyak hormon tiroid. ( Toft, D. 2014)
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena
tiroid memproduksi hormon tiroksin dari iodium, maka iodium radiaktif dalam dosis
kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
(NANDA NIC-NOC. 2013)
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif dan
membuat berlebihan hormon tiroid. Kelenjar tiroi dadalah organ yang terletak
dibagian depan leher dan hormon ini yang mengontrol metabolisme, bernapas, denyut
jantung, sistem saraf, berat badan,suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh.
Ketika kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) proses tubuh mempercepat
dan mungkin mengalami kegelisahan, kecemasan, denyut jantung yang cepat, tremor
tangan, keringat berlebihan, penurunan berat badan, dan masalah tidur, antara gejala
lainnya. (Aleppo, G. 2015)

B. EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita Hyperteroid terus meningkat. Hyperteroid merupakan penyakit
hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia  setelah diabetes. Posisi
ini serupa dengan kasus di dunia.Lebih dari 90 % Hyperteroid adalah akibat penyakit
graves dan nodul tiroid toksik.
Hyperteroid menyerang wanita 5 kali lebih sering dibanding laki-laki dan
insidennya akan memuncak pada usia ketiga serta keempat. Penderita penyakit tyroid
saat ini 2% sampai dengan 5 % adalah kebanyakan wanita, wanita tersebut 1% sampai
dengan 2% adalah wanita reproduktif. Prevalensi penderita Hyperteroid menyerang

3
wanita 5 kali lebih sering di bandingkan dengan laki-laki  dan insidennya akan
memuncak dalam decade usia ketiga serta ke empat.Keadaan ini dapat timbul setelah
terjadinya syok emosional, stress atau infeksi.  Pada usia muda umumnya disebabkan
oleh penyakit graves, penyakit ini relative sering di jumpai dan pada anak- anak
jarang terjadi. sedangkan struma multinodular toksik umumnya timbul pada usia tua.
Di daerah pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di bandingkan  di daerah
pegunungan atau di pedesaan.
Jumlah penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan 200
juta, 12 juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian hipertiroidi yang
didapat dari beberapa klinik di Indonsia berkisar antara 44,44% — 48,93% dari
seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di AS diperkirakan 0,4%
populasi menderita Hipertiroid, biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun.

C. ETIOLOGI
Kelenjar tiroid membuat hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) yang
memainkan peran penting dalam cara fungsi seluruh tubuh. Jika kelenjar tiroid
membuat terlalu banyak T4 dan T3, ini didefinisikan sebagai hipertiroid.
Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit gangguan autoimun
Graves '. Dalam gangguan ini, tubuh membuat antibodi (protein yang dihasilkan oleh
tubuh untuk melindungi terhadap virus atau bakteri) yang disebut thyroid-stimulating
immunoglobulin (TSI) yang menyebabkan kelenjar tiroid membuat terlalu banyak
hormon tiroid. Penyakit Graves berjalan dalam keluarga dan lebih sering ditemukan
pada wanita.
Hyperteroi djuga bisa disebabkan oleh nodular atau multinodular gondok
beracun, yang merupakan benjolan atau nodul pada kelenjar tiroid yang menyebabkan
tiroid untuk memproduksi berlebihan hormon tiroid. Selain itu, radang kelenjar tiroid
yang disebut tiroiditis-akibat virus atau masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat
menyebabkan sementara gejala hipertiroid. Selain itu, beberapa orang yang
mengonsumsi terlalu banyak yodium (baik dari makanan atau suplemen) atau yang
mengambil obat yang mengandung yodium (seperti amiodaron) dapat menyebabkan
kelenjar tiroid untuk kelebihan hormon tiroid. (Aleppo, G. 2015)

4
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu:
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan
penyebab hypertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya
turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Diduga penyebabnya adalah
penyakit autoimun, dimana antibody yang ditemukan dalam peredaran darah
yaitu tyroid stimulating imunogirobulin (TSI anti bodies ), tyroid peroksidase
antibodies ( TPO ) dan TSA receptor antibodies ( TRAB ) pencetus kelainan
ini adalah stress, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur,
sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir dimata, mata dapat menonjol
keluar hingga double vision.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tyroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak. Kata toksik berarti hypertiroid, sedangkan nodule atau biji itu
tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tyroid yang
berlebihan.
3. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan sehingga
merangsang tyroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
4. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
5. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan hypertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya sipasien memang sudah ada kelainan
kelenjar tyroid.
6. Minum obat hormon tyroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tyroid,
adapula orang yang minum hormon tyroid dengan tujuan menurunkan bada
hingga timbul efek samping. (NANDA NIC-NOC. 2013)

5
D. FAKTOR RESIKO
 Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
 Pada usia lebih dari 50 tahun
 Post trauma emosional
 Riwayat keluarga (Rehan, K. M. 2014).

E. PATOFISIOLOGI
Hipotalamus

Hipofisis Anterior Hormone pelepas (tirotropin)

Hormone perangsang Tiroid hipertrofi (peningkatan


Tiroksin imonuglobin
tiroid (TSH) sekresi yodium)

Hipertiroid

Peningkatan frekuensi dan


Metabolisme meningkat
kontraksi jantung

Peningkatan konsumsi O2 System kardiovaskuler

Pemakaian glukosa sel System saraf - Takikardi


- TD, nadi
Pemecahan lemak dan - Nerfus - Angina
protein - Kelelahan - Gagal jantung
- Mudah terangsang
- Penurunan curah jantung

Otot dan tulang Kulit Peningkatan kebutuhan


kalori
Kelelahan otot Peningkatan suhu tubuh
Ketidakefektifan nutrisi
Resiko kerusakan Hipertermi kurang dari kebutuhan
integritas jaringan tubuh
6
F. MANIFESTASI KLINIS
 Kelelahanatau kelemahan otot
 tremortangan
 perubahan suasana hati
 Kegugupanatau kecemasan
 Denyut jantung yang cepat
 Jantung berdebar-debarataudenyut jantung tidak teratur
 kekeringan kulit
 kesulitan tidur
 berat badan
 Peningkatanfrekuensibuang air besar
 Perubahannafsu makan(penurunan atau peningkatan)
 Sulit tidur (insomnia)
 Intoleransi panas
 Berkeringat banyak
 Mata melotot
 Cepat marah
 Sesak napas
 Kelumpuhan mendadak
 Tremor
 Berat badan turun
 Pusing
 Gatal-gatal
 Penipisan rambut
 Kenaikan gula darah
(Milas, K. 2014).

G. KOMPLIKASI
Hipertiroidisme tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama
yang berkaitan dengan jantung.
Beberapa komplikasiyang berhubungan dengan jantung:
- Aritmia(detak jantung abnormal, sepertiatrial fibrilasi)

7
- Dilatasi jantung (peningkatan ukuran rongga jantung, yang sebenarnya menipis otot
jantung) dan gagal jantung kongestif
- Serangan jantung mendadak
-  hipertensi
Jika tidak hipertiroid tidak diobati, akan mengalami resiko terkena osteoporosis.
Secara bertahap akan kehilangan kepadatan mineral tulang karena hipertiroidisme
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan tubuh untuk menarik kalsium dan fosfat
dari tulang dan mengeluarkan terlalu banyak kalsium dan fosfor (melalui urine dan
feses). (Milas, K. 2014)

H. PENCEGAHAN
1. Pencegahan primer
 Untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko.
 Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal mengubah pola
perilaku makan, dan mengurangi konsumsi yodium.
2. Pencegahan sekunder
 Mendeteksi secara dini suatu penyakit, mengupayakan orang yang
telah sakit agar sembuh, dan menghambat progesifitas penyakit.
3. Pencegahan tersier
 Untuk mengembalikan fungsi mental fisik dan sosial penderita setelah
proses penyakitnya dihentikan

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 TSH serum (biasanya menurun)
 T3, T4 (biasanya meningkat)
 Tes darah hormon tiroid
 X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
(NANDA NIC-NOC. 2013)

J. PENATALAKSANAAN
Hipertiroidisme dapat diobati dengan obat-obat antitiroid yang mengganggu
produksi hormon tiroid (terutama methimazole, propylthiouracil sekarang digunakan
hanya untuk perempuan pada trimester pertama kehamilan). Pilihan lain adalah terapi

8
yodium radioaktif untuk merusak sel-sel yang membuat hormon tiroid. Dalam kasus
yang jarang terjadi di mana wanita tidak menanggapi atau memiliki efek samping dari
terapi ini, operasi untuk mengangkat tiroid (salah satu bagian dari seluruh kelenjar)
mungkin diperlukan. Pilihan pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasari
keparahan dan gejala , usia , apakah sedang hamil, kondisi lain yang mungkin
dimiliki, dan potensi efek samping dari obat.
Selain perawatan ini, dokter juga mungkin meresepkan beta-blocker untuk
memblokir efek dari hormon tiroid pada tubuh. Sebagai contoh, beta-blocker
membantu memperlambat detak jantung yang cepat dan mengurangi getaran tangan.
(Aleppo, G. 2015)
Ada mudah perawatan yang tersedia dan efektif untuk semua jenis umum dari
hipertiroid. Beberapa gejala hipertiroid (seperti tremor dan palpitasi, yang disebabkan
oleh kelebihan hormon tiroid yang bekerja pada sistem jantung dan saraf) dapat
ditingkatkan dalam beberapa jam dengan obat yang disebut beta-blocker (misalnya,
propranolol, Inderal).
Obat ini memblokir efek dari hormon tiroid tetapi tidak memiliki efek pada tiroid
itu sendiri, sehingga beta blockers tidak menyembuhkan hipertiroid dan tidak
mengurangi jumlah hormon tiroid yang diproduksi; mereka hanya mencegah beberapa
gejala. Untuk pasien dengan bentuk sementara hipertiroidisme (tiroiditis atau minum
obat tiroid berlebih), beta blockers mungkin satu-satunya pengobatan yang
dibutuhkan. Setelah tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) menyelesaikan dan hilang,
pasien dapat berhenti minum obat.

Obat anti-tiroid

Produksi hormon diblokir sehingga sangat sedikit yang


disekresikan oleh tiroid. Untuk pasien dengan bentuk yang berkelanjutan
hipertiroidisme, seperti penyakit Graves 'atau gondok nodular toksik, obat anti-tiroid
sering digunakan. Tujuan dengan bentuk terapi obat untuk mencegah tiroid
memproduksi hormon.

9
Dua obat yang umum dalam kategori ini adalah methimazole dan propylthiouracil
(PTU), keduanya benar-benar mengganggu kemampuan kelenjar tiroid untuk
membuat hormon tersebut. Ilustrasi menunjukkan bahwa beberapa hormon yang
dibuat, tapi tiroid menjadi kurang efisien. Ketika diambil setia, obat ini biasanya
sangat efektif dalam mengendalikan hipertiroidisme dalam beberapa minggu.
Obat anti-tiroid dapat memiliki efek samping seperti ruam, gatal, atau demam,
tapi ini jarang terjadi. Sangat jarang, pasien yang dirawat dengan obat-obat ini dapat
mengembangkan peradangan hati atau kekurangan sel darah putih oleh karena itu,
pasien yang menggunakan obat antitiroid harus menyadari bahwa mereka harus
menghentikan obat mereka dan memanggil dokter mereka segera jika mereka
mengembangkan menguning kulit, demam tinggi , atau sakit tenggorokan yang parah.
Kelemahan utama obat antitiroid adalah bahwa hipertiroidisme yang mendasari sering
datang kembali setelah mereka dihentikan. Untuk alasan ini, banyak pasien dengan
hipertiroidisme disarankan untuk mempertimbangkan pengobatan yang permanen
mencegah kelenjar tiroid dari memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.

Pengobatan Radioaktif Iodine

Yodium radioaktif adalah pengobatan permanen yang paling banyak


direkomendasikan hipertiroid. Perawatan ini mengambil keuntungan dari fakta bahwa
sel-sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh yang memiliki kemampuan untuk
menyerap yodium.
Dengan memberikan bentuk radioaktif yodium, sel-sel tiroid yang menyerap akan
rusak atau dibunuh. Karena yodium tidak diserap oleh sel-sel lain dalam tubuh, ada
sangat sedikit paparan radiasi (atau efek samping) untuk sisa tubuh. Radioiodine dapat
diminum tanpa perlu dirawat di rumah sakit. Bentuk terapi sering memakan waktu
satu sampai dua bulan sebelum tiroid telah dibunuh, namun obat radioaktivitas benar-
benar hilang dari tubuh dalam beberapa hari. Sebagian besar pasien yang sembuh
dengan dosis tunggal yodium radioaktif.
Satu-satunya efek samping yang umum dari pengobatan yodium radioaktif di
bawah aktivitas kelenjar tiroid. Masalahnya di sini adalah bahwa jumlah yodium
radioaktif diberikan membunuh terlalu banyak sel tiroid sehingga tiroid yang tersisa
tidak menghasilkan hormon yang cukup, kondisi yang disebut hypothyroidism.

10
Bedah Penghapusan dari Gland atau bintil

Obat yang permanen lain untuk hipertiroid adalah pembedahan


menghapus semua atau sebagian nodul. Pembedahan tidak digunakan sesering
pengobatan lain untuk penyakit ini. Alasan terbesar untuk ini adalah bahwa bentuk
yang paling umum dari hipertiroid adalah hasil dari kelebihan produksi dari seluruh
kelenjar (penyakit Graves) dan metode yang dijelaskan di atas bekerja cukup baik di
sebagian besar kasus.
Meskipun ada pasien penyakit beberapa Graves yang akan perlu memiliki operasi
pengangkatan tiroid mereka (tidak bisa mentolerir obat-obatan untuk satu alasan atau
lainnya, atau yang menolak yodium radioaktif), penyebab lain dari hipertiroidisme
yang lebih cocok untuk perawatan bedah awal penyakit.

Lobektomi tiroid. Lobektomi parsial untuk nodul panas.

Kekhawatiran tentang rawat inap lama setelah operasi tiroid telah semua tapi
dikurangi selama beberapa tahun terakhir karena banyak ahli bedah kini mengirim
pasien pulang pagi setelah operasi (23 jam tinggal). Ini, tentu saja, tergantung pada
kesehatan yang mendasari pasien dan usia mereka, dan beberapa faktor lainnya.
Beberapa bahkan memperlakukan tiroidektomi parsial sebagai prosedur rawat di
mana pasien yang sehat dapat dikirim pulang beberapa jam setelah operasi. Meskipun
sebagian besar ahli bedah mengharuskan pasien harus ditidurkan untuk operasi pada
kelenjar tiroid, yang beberapa bahkan menghapus satu sisi kelenjar di bawah anestesi
lokal dengan bantuan IV sedasi. Operasi-operasi yang lebih kecil cenderung
berhubungan dengan keluhan lebih sedikit.
Sebuah sisi potensi pendekatan bedah adalah bahwa ada risiko kecil cedera pada
struktur dekat kelenjar tiroid di leher termasuk pita suara)\. Insiden ini adalah sekitar
1%. Seperti pengobatan yodium radioaktif, operasi sering menyebabkan
hipotiroidisme. Fakta ini jelas ketika seluruh kelenjar dihapus, tetapi mungkin jug
terjadi setelah lobektomia.
Setiap kali hipotiroidisme terjadi setelah pengobatan kelenjar tiroid yang terlalu
aktif, dapat dengan mudah didiagnosis dan diobati secara efektif dengan

11
levothyroxine. Levothyroxine sepenuhnya menggantikan kekurangan hormon tiroid
dan, bila digunakan dalam dosis yang tepat, dapat dengan aman diambil untuk sisa
hidup pasien tanpa efek samping atau komplikasi. Hanya satu pil kecil per hari.
(Norman, J. 2010)

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang  disebabkan
oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid
menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada
penderita penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang
drastic,nafsu makan meningkat,emosional,dsb.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya
hidup yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat
mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat
memberikan pelayanan yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit
ini pada khususnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Allepo, G. (2015). Hyperthyroidism Overview. Retrieved from www. Endocrineweb.com 5
Februari 2015
Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Symptoms. Retrieved from www. Endocrineweb.com 5
Februari 2015
Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Complication. Retrieved from www. Endocrineweb.com
5 Februari 2015
Norman, J. (2010). Hyperthyroidism Operactivity of the Thyroid Gland. Retrieved from
www. Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). NANDA NIC-NOC. (jilid 1 & 2). Yogyakarta :
MediaAction
Rehan, K. M. (2014). Papillary Thyroid Cancer Risk Factor. Retrieved from www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Toft, D. J. (2014). Graves’ Disease Overview. Retrieved from www. Endocrineweb.com 5
Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai