Anda di halaman 1dari 2

Posita II

Bahwa objek gugatan bertentangan pula dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB),
yaitu Pasal 5 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang
menyatakan:
“Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan berdasarkan:
a. asas legalitas
b. asas perlindungan terhadap hak asasi manusia; dan
c. AUPB.”

Selain itu, pasal yang dilanggar oleh objek gugatan adalah Pasal 10 Undang-Undang No. 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang menyatakan:
“AUPB yang dimaksud dalam Undang-Undang ini meliputi asas:
a. kepastian hukum;
b. kemanfaatan;
c. ketidakberpihakan;
d. kecermatan;
e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan
h. pelayanan yang baik.”

Dengan demikian, Penggugat menilai bahwa AUPB yang dilanggar oleh Tergugat meliputi:

1. Asas Keterbukaan
a. Bahwa berdasarkan penjelasan pasal demi pasal UU No. 30 Tahun 2014, asas keterbukaan
adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang
benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
b. Bahwa ditunjukkan dalam perkara a quo, Tergugat selalu menutup diri dan tidak
memberikan kesempatan kepada Para Penggugat untuk terlibat langsung dan mengajukan
pendapat atau keberatan terhadap keputusan Tergugat.
c. Bahwa selain itu Tergugat juga menutup diri untuk memberikan informasi yang benar, jujur,
dan tidak diskriminatif tentang pertimbangan Tergugat dalam membuat keputusan yang
merupakan objek gugatan a quo.
d. Bahwa Tergugat dalam membuat keputusan tidak memperhatikan dan melindungi hak asasi
Para Penggugat.
e. Bahwa warga Jl. Guntur Selatan, Tamansari, Jakarta Selatan telah digusur dengan alasan
yang sama dalam objek gugatan a quo, yang kemudian Tergugat menggunakan tanah-tanah
dan menghancurkan rumah-rumah Warga Jl. Guntur Selatan, Tamansari, Jakarta Selatan
untuk Pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
f. Bahwa berdasarkan dalil-dalil di atas, tindakan Tergugat dalam menerbitkan Objek Gugatan
telah terbukti melanggar asas keterbukaan.

2. Asas Proporsionalitas
a. Bahwa berdasarkan penjelasan pasal demi pasal UU No. 30 Tahun 2014, asas
proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggara negara.
b. Bahwa ditunjukkan dalam perkara a quo, Tergugat dalam mengeluarkan objek gugatan tidak
seimbang dalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai penyelenggara negara.
c. Bahwa hal ini dibuktikan dengan Tergugat yang mengeluarkan objek gugatan dengan
membedakan Para Penggugat berdasarkan golongan dengan warga negara lainnya.
d. Bahwa Tergugat telah melakukan diskriminasi terhadap Para Penggugat dengan tidak
memperhatikan aspirasi Para Penggugat.
e. Bahwa Tergugat mempunyai kewajiban untuk memberikan ganti rugi yang layak kepada Para
Penggugat bila Tergugat ingin menggunakan tanah tanah milik Para Penggugat untuk
Pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
f. Bahwa yang dimaksud dengan ganti rugi yang layak adalah pembangunan hunian dengan
kondisi dan fasilitas yang sama dengan hunian yang dimiliki oleh Para Penggugat sejak awal.
Dimana Para Tergugat telah terbiasa untuk hidup secara horizontal, apabila ganti rugi yang
diberikan berupa hunian vertikal maka hal tersebut tentu tidak proporsional dengan
kerugian yang dialami oleh Para Penggugat. Pemberian hunian yang bersifat vertikal tentu
akan sangat berpengaruh kepada kualitas hidup Para Penggugat.

3. Asas Kepentingan Umum


a. Bahwa berdasarkan penjelasan pasal demi pasal UU No. 30 Tahun 2014, asas kepentingan
umum diartikan sebagai asas yang mendahulukan kesejahteraan dan kemanfaatan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, selektif, dan tidak diskriminatif.
b. Bahwa pada faktanya dalam mengeluarkan objek gugatan a quo Tergugat tidak menampung
aspirasi warga yang ditunjukkan dengan tidak adanya partisipasi warga di daerah
penggusuran objek gugatan a quo.
c. Bahwa kebutuhan utama yang dibutuhkan oleh Para Penggugat adalah hunian berupa
rumah. Dengan Tergugat tidak mengikutsertakan partisipasi Para Penggugat dalam
perencanaan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), Para Tergugat telah
mengambil kesimpulan secara sepihak. Dimana Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)
bukanlah suatu hal utama yang dibutuhkan oleh Para Penggugat. Justru dengan
dibangunnya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), Para Penggugat akan kehilangan
tempat tinggalnya, akses terhadap mata pencahariannya, dan akses terhadap pendidikan.
Sehingga tidak ada urgensi bagi Para Penggugat untuk direlokasi demi pembangunan Ruang
Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
d. Bahwa hal ini menunjukkan bahwa unsur kemanfaatan umum yang dilakukan dengan cara
yang aspiratif, akomodatif, selektif, dan tidak diskriminatif tidak terpenuhi oleh Tergugat
dalam menyusun objek gugatan a quo. Hal ini mengingat bahwa warga setempat telah
menempati tempat tinggalnya sejak 1996 bersama dengan ±26 kepala keluarga masyarakat
Guntur Selatan, Tamansari, Jakarta Selatan yang telah menguasai secara fisik lahan yang
menjadi objek dalam KTUN objek gugatan.

Anda mungkin juga menyukai