Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HADITS

(Tugas Individu Mata Kuliah Materi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits)

Dosen Pengampu:
Reza Agusta, M. Pd.

Disusun Oleh:
Sem. 5/S1 PAI I

Nissa Arsytha (1811010236)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020
SOAL

1. Jelaskan perkembangan hadits sejak masa awal mula dibukukan, dan berikan
contoh hadits pada masa awal dibukukan 3 saja!
2. Paparkan dan jelaskan perkembangan hadits sejak akhir abad ke 3 hingga saat
ini, serta dimana persebaran kota-kota mana saja atau tempat hadits pertama
kali berkembang!

JAWABAN

1. Perkembangan Hadits Sejak Awal Mula Dibukukan


a. Perkembangan Hadis pada Masa Kodifikasi

Pada masa ini terjadi kegiatan kodifikasi hadis. Kegiatan ini dimulai
pada masa pemerintahan Islam dipimpin oleh khalifah Umar ibn Abdul al-
Aziz (99-101 H), (khalifah kedelapan bany Umayah), melalui instruksinya
kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (gubernur Madinah)
dan para ulama Madinah agar memerhatikan dan mengumpulkan hadis dari
para penghafalnya. Khalifah menginstruksikan kepada Abu Bakar ibn
Muhammad ibn Hazm (w.117 H) agar mengumpulkan hadis-hadis yang ada
pada Amrah binti Abd al-Rahman al-Anshari, murid kepercayaan Aisyah
dan Al-Qasim ibn Muhammad Abu Bakar (w. 107 H). Instruksi yang sama
ia tunjukkan pula pada Muhammad bin Syihab al-Zuhri (w. 124 H) yang
dinilai sebagai orang yang lebih banyak mengetahui hadis. Dari para ulama
inilah, kodifikasi hadis dimulai. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi
kodifikasi hadis pada masa Umar bin Abd al-Aziz tersebut. Menurut
Muhammad al-Zafzaf, kodifikasi hadis tersebut dilakukan karena: Pertama,
para ulama hadis telah tersebar ke berbagai negeri, dikhawatirkan hadis
akan hilang bersama wafatnya mereka, sementara generasi penerus
diperkirakan tidak menaruh perhatian terhadap hadis.Kedua, banyak berita

1
yang diada-adakan oleh para pelaku bid’ah (al-mubtadi) seperti Khawarij,
Syiah, dan lain-lain yang berupa hadis palsu. Perintah Umar ini kemudian
direspon baik oleh umat Islam sehingga mampu mengumpulkan beberapa
catatan hadis. Sehingga ulama setelah al-Zuhri berhasil menyusun kitab
tadwin yang bisa diwariskan kepada generasi sekarang, adalah Malik ibn
Anas (93-179 H) di Madinah, dengan hasil karyanya bernama al-
Muwaththa’, sebuah kitab yang selesai disusun pada tahun 143 H dan
merupakan kitab hasil kodifikasi yang pertama. Kitab tersebut berisi hadis
marfu’, hadis mawquf dan hadis maqtha’.

b. Perkembangan Hadis pada Masa Awal Sampai Akhir Abad III H

Pada masa ini tidak seorangpun ulama yang membukukan hadis


dengan menukil dari kitab lain. Mereka membukukan hadis berdasarkan
hadis-hadis yang diterima dari para periwayat hadis. Selain menyusun
kitab-kitab hadis, mereka juga menyusun kitab-kitab yang berisi teori-teori
untuk mentashih hadis. Para ulama sangat antusias dalam menulis ilmu-
ilmu yang berkaitan dengan hadis, ada yang mengarang kitab tentang
sejarah para periwayat, illat hadis.

c. Hadis pada Abad IV Sampai Pertengahan Abad VII

Masa Seleksi dilanjutkan dengan masa pengembangan dan


penyempurnaan sistem penyusunan kitab-kitab hadis. Masa ini disebut ashr
al-lahdzib wa al-taqrib wa al istidrak wa al jam’I (masa pemeliharaan,
penertiban, penambahan, dan penghimpunan). Penyusunan pada masa ini
lebih mengarah pada usaha mengembangkan beberapa variasi pembukuan
kitab-kitab yang sudah ada. Maka setelah berjalan beberapa saat dari
munculnya al-Kutub al-Sittah, al-Muwaththa karya Malik ibn Anas, dan al
Musnad karya Ahmad ibn Hanbal, para ulama lebih fokus untuk menyusun

2
kitab-kitab yang berisi pengembangan dan penyempurnaan sistem
penyusunan kitab-kitab hadis.

d. Hadis pada Masa Pertengahan Abad VII Sampai Sekarang

Masa ini disebut dengan ashr al-Syarh wa al-jam’I wa al takhrij wa al bahts


(masa pensyarahan, penghimpunan, pentakhrijan dan pembahasan). Kegiatan
ulama pada masa ini berkenaan dengan upaya mensyarah kitab-kitab hadis
yang sudah ada, menghimpun dan mengumpulkan hadis-hadis dalam kitab-
kitab yang sudah ada, mentakhrij hadis- hadis dalam kitab tertentu, dan
membahas kandungan kitab-kitab hadis. Seperti penyusunan kitab-kitab
hadis mengenai hukum diantaranya oleh Daruquthni, al-Bayhaqi, Ibnu Daqiq
al-Id, Ibn Hajar al-Asqalani dan Ibn Qudamahal Maqdisi. Masa ini terbentang
cukup panjang, dari mulai abad keempat Hijriyah terus berlangsung beberapa
abad berikutnya. Dari beberapa masa perkembangan hadis diatas, dapat
disimpulkan bahwa masa perkembangan hadis ini melewati beberapa fase
sejarah perkembangan Islam. Mulai dari masa kodifikasi hadis yang
bertujuan untuk mengumpulkan hadis dikarenakan khawatir akan hilangnya
generasi penerusyang menghafal hadis. Kemudian, dilanjutkan dengan masa
seleksi dengan tujuan penyaringan hadis sehingga tidak ada percampuran
antara hadis shahih dan hadis mawdu’ ataupun sebaliknya, hingga masa
sekarang ini.

Contoh hadits awal masa dibukukan, yaitu:

ُ‫هللا صلَّى هللا عليه َو سلَّم فَا ْج َمعُوه‬ َ


ِ ‫حديث رسو ِل‬ ُ ‫ْن‬
‫ظ ُروا‬

Artinya: “Lihatlah Hadis Rasulullah kemudian himpunlah ia.”

3
َ ‫سلَّ َم أ ُ ِريدُ حِ ْف‬
ْ‫ “ا ْكتُب‬:َ‫ … فَقَال‬،ُ‫ظه‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ش ْيءٍ أ َ ْس َمعُهُ مِ ْن َر‬
ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ ُك ْنتُ أ َ ْكتُبُ ُك َّل‬:َ‫قَال‬
‫”فَ َوالَّذِي نَ ْفسِي بِيَ ِد ِه َما يَ ْخ ُر ُج مِ ْنهُ إِ ََّّل َحق‬

Saya menuliskan semua yang saya dengar dari sabda Rasulullah Shalallahu
‘alaihiwassalam, kemudian saya ingin menghafalnya … Rasulullah
Shalallahu ‘alaihiwassalam bersabda: “Tulislah -Demi yang jiwaku ada di
tangan-Nya- tidak ada yang keluar dari lisanku kecuali hanya kebenaran saja”
(HR. Abu Daud, No.3646. Dan dishohihkan oleh Al-Albani).

Imam az Zuhri berkata:


ٌ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫س ْل‬ُ ‫علَ ْي َها‬ ٍ ‫ث ِإلَى ُك ِل أَ ْر‬
َ ُ‫ض لَه‬ َ ‫ فَبَ َع‬،‫سن َِن فَ َكت َ ْبنَاهَا دَ ْفت ًَرا دَ ْفت ًَرا‬ ِ ‫ع ْب ِد ْال َع ِز‬
ُّ ‫يز ِب َج ْم ِع ال‬ ُ ‫أ َ َم َرنَا‬
َ ُ‫ع َم ُر بْن‬
‫دَ ْفت ًَرا‬

Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada kami untuk


mengumpulkan sunnah-sunnah Nabi (hadits). Maka kami menulisnya pada
kumpulan-kumpulan catatan hadits, kemudian kami mengirim satu kumpulan
catatan kepada setiap wilayah. (Jami’ bayanilmi wa fadhlihi, 1/331).

4
2. Perkembangan Hadits Sejak Akhir Abad ke-III Hingga Saat Ini
Hadis pada masa awal sampai akhir abad III H yaitu masa kodifikasi
dilanjutkan dengan masa seleksi hadis yaitu upaya mudawwin hadis menyeleksi
hadis secara ketat. Masa ini dimulai ketika pemerintahan dipegang oleh dinasti
bani Abbasiyah khususnya pada masa Al-Makmun. Hadis pada abad IV sampai
pertengahan abad VII adalah masa seleksi di lanjutkan pengembangan dan
penyempurnaan sistem penyusunan kitab-kitab hadis. Masa ini disebut dengan
masa pemeliharaan, penerbitan, penambahan, dan penghimpunan. Maka muncul
kitab Al- Muwattha’ karya imam Malik Ibn Anas. Hadis pada masa pertengahan
abad VII sampai sekarang masa ini disebut dengan masa pensyarahan,
penghimpunan, pentakhrijan, dan pembahasan. Pada masa ini ulama berupaya
mensyarahi kitab hadis yang sudah ada. Pada masa ini tidak seorangpun ulama
yang membukukan hadis dengan menukil dari kitab lain. Mereka membukukan
hadis berdasarkan hadis-hadis yang diterima dari para periwayat hadis. Selain
menyusun kitab-kitab hadis, mereka juga menyusun kitab-kitab yang berisi teori-
teori untuk mentashih hadis. Para ulama sangat antusias dalam menulis ilmu-
ilmu yang berkaitan dengan hadis, ada yang mengarang kitab tentang sejarah
para periwayat, illat hadis.
Masa Seleksi dilanjutkan dengan masa pengembangan dan
penyempurnaan sistem penyusunan kitab-kitab hadis. Masa ini disebut ashr al-
lahdzib wa al-taqrib wa al istidrak wa al jam’I (masa pemeliharaan, penertiban,
penambahan, dan penghimpunan). Penyusunan pada masa ini lebih mengarah
pada usaha mengembangkan beberapa variasi pembukuan kitab-kitab yang
sudah ada. Maka setelah berjalan beberapa saat dari munculnya al-Kutub al-
Sittah, al-Muwaththa karya Malik ibn Anas, dan al Musnad karya Ahmad ibn
Hanbal, para ulama lebih fokus untuk menyusun kitab-kitab yang berisi
pengembangan dan penyempurnaan sistem penyusunan kitab-kitab hadis.
Hadits pada masa pertengahan abad VII sampai sekarang. Masa ini
disebut dengan ashr al-Syarh wa al-jam’I wa al takhrij wa al bahts (masa
pensyarahan, penghimpunan, pentakhrijan dan pembahasan). Kegiatan ulama
pada masa ini berkenaan dengan upaya mensyarah kitab-kitab hadis yang sudah

5
ada, menghimpun dan mengumpulkan hadis-hadis dalam kitab-kitab yang sudah
ada, mentakhrij hadis- hadis dalam kitab tertentu, dan membahas kandungan
kitab-kitab hadis. Seperti penyusunan kitab-kitab hadis mengenai hukum
diantaranya oleh Daruquthni, al-Bayhaqi, Ibnu Daqiq al-Id, Ibn Hajar al-
Asqalani dan Ibn Qudamahal Maqdisi. Masa ini terbentang cukup panjang, dari
mulai abad keempat Hijriyah terus berlangsung beberapa abad berikutnya. Dari
beberapa masa perkembangan hadis diatas, dapat disimpulkan bahwa masa
perkembangan hadis ini melewati beberapa fase sejarah perkembangan Islam.
Mulai dari masa kodifikasi hadis yang bertujuan untuk mengumpulkan hadis
dikarenakan khawatir akan hilangnya generasi penerusyang menghafal hadis.
Kemudian, dilanjutkan dengan masa seleksi dengan tujuan penyaringan hadis
sehingga tidak ada percampuran antara hadis shahih dan hadis mawdu’ ataupun
sebaliknya, hingga masa sekarang ini.

6
7

Anda mungkin juga menyukai