Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI ORANG TUA AKIBAT

HOSPITALISASI

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

Nama anggota :

Widia Mauliza : 19010090

Zinatul hayati : 19010091

Zakiatun Nufus : 19010072

Nanda Riska : 19010076

Rahmatunnisa : 19010080

Rahmayanti :19010078

Asmi iradia :19010048

Pembimbing:

Ns. Novita sari,S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena tugas makalah yang
berjudul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI ORANG TUA AKIBAT
HOSPITALISASI ini dapat di selesaikan dengan baik.

Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi
Keperawatan dan untuk mengetahui tentang sitem informasi rekam medik dan sitem
pengelolaan. Dalam penyusunan makalah ini, kami dari kelompok 4 mengalami banyak kesulitan
karena kurangnya pengetahuan baik dari cara penulisan maupun materi yang di perlukan, untuk
itu di sampaikan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini terlebih khusus kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, karena itu jika
terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami sangat mengharapkan adanya saran dan
kritik dari pembaca sekalian. Kami harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Sekian
dan terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A PENGERTIAN HOSPITALISASI

B. PENGERTIAN KECEMASAN

a. tingkat kecemasan menurut Stuart (2007)


b. Tanda dan gejala kecemasan
c. Skala pengukuran kecemasan

C. REAKSI ANAK TERHADAP HOSPITALISASI

D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RREKSI PADA ORANG TUA AKIAT


HOSPITALISASI

BAB III PENUTUP 16

Kesimpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menjalankan peran yang dimiliki seringkali orang tua dihadapkan pada kondisi
sulit yang dapat menyebabkan kecemasan. Terlebih lagi apabila ada anggota keluarga yang sakit,
sementara pada saatyang bersamaan juga dituntutuntuk menjalankan peran penting ditempat lain.
Konflik sering muncul, apakah berada di rumah atau menunggui anaknya yang sedang dirawat di
rumah sakit atau hospitalisasi.

Hospitalisasi merupakan pengalaman penuh stres baik bagi anak maupun keluarganya.
Hal ini akan mempengaruhi keefektifan dari pengobatan yang dilakukan pada anak dan
berdampak terhadap proses penyembuhan anak.

Hospitalisasi pada anak menyebabkan stress dan kecemasan pada orangtua terutama ibu.
Stress tersebut akan memberikan dampak terhadap pengobatan dan proses penyembuhan anak
Stres maternal dan kemasan dapat juga berdampak terhadap anak melalui dua cara yaitu
pemindahan stres kepada anak dan ketidakmampuan dalam merawat anak Pengalaman terhadap
hospitalisasi anak dapat dianggap sebagai proses untuk mengembalikan kesehatan. Perawat dapat
memudahkan proses ini dengan menunjukan pentingnya pengalaman dan perasaan individu pada
waktu hospitalisasi. dan membantu mereka beradaptasi terhadap lingkungan Selain itu
diperlukan pendidikan kepada orang tua tentang perawatan dan proses pengobatan, mengajarkan
tentang perawatan di rumah, melibatkan orang tua dalam proses perawatan dan melibatkan
partisipasi dalam membuat keputusan (klarifikasi peranan orang tua) yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan kepada anak.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang ingin dipecahkan oleh penulis yaitu:

 Apa itu hospitalisasi?


 Apa itu kecemasan?
 Bagaimana reaksi kecemasan pada anak?
 Bagaimana cara mengurangi rasa kecemasan pada orang tua?
 Apa saja faktor yang mempengaruhi reaksi orang tua akibat hospitalisasi?

C. TUJUAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kuliah yang
diberikan oleh dosen kebijakan kesehatan,sehingga penulis dan pembaca dapat
mengetahui segala hal mengenai factor yang mmpengaruhi kecemasan akibat
hospitalisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HOSPITALISASI

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang memiliki alasan yang berencana atau darurat
sehingga mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut anak dan orangtua dapat
mengalami kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukan dengan pengalaman
traumatic dan penuh dengan stress. Perasaan yang sering muncul yaitu cemas, marah, sedih,
takut, dan rasa bersalah (Wulandari & Erawati, 2016).

Menurut WHO pada tahun tahun 2008 didapatkan sebanyak hampir 80% anak mengalami
perawatan di rumah sakit. Pada tahun 2010 di Indonesiasebanyak 33,2% dari 1.425 anak
mengalami dampak hospitalisasi berat, 41,6% mengalami hospitalisasi sedang. Menurut
hasil dari (SUSENAS) pada tahun 2010 jumlah anak usia prasekolah di Indonesia sebesar
72% dari jumlah total penduduk Indonesia, diperkirakan dari 35 per 100 anak menjalani
hospitalisasi dan 45% diantaranya mengalami kecemasan. Selain membutuhkan perawatan

yang special dibanding pasien lain, waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-
anak 20%-45% melebihi waktu untuk merawat orang dewasa.Perasaan cemas merupakan
dampak dari hospitalisasi, cemas dan stress yang dialami anak disebabkan oleh karena
adanya perubahan status kesehatan dan kebiasaan kegiatan pada saat sehat maupun saat
sakit, atau adanya perpisahan dengan keluarga saat masa perawatan.

Menurut Setiawan (2014) hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan yang
darurat atau terencana yang mengharuskan anak untuk tinggal atau di rawat di rumah sakit,
untuk menjalani perawatan atau terapi sampai anak kembali sehat dan pulang kembali ke
rumah.

B. PENGERTIAN KECEMASAN
Menurut Kusumawati (2010), Cemas (ansietas) merupakan suatu keadaan yang membuat
seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Cemas berkaitan dengan
perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Sedangkan menurut Nanda (2010), kecemasan
diartikan sebagai perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai
respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu),
perasaanyang waswas untuk mengatasi bahaya. Kecemasan salah satu perasaan paling
dominan terjadi pada anak-anak. kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam
menggerakan tingkah laku. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang
atau yang terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, dari pertahanan
terhadap kecemasan.

a. tingkat kecemasan menurut Stuart (2007)


 Kecemasan ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,
cemas ini biasanya menyebabkan seseorang menjadi waspadaan dan lapangm
pandang menjadi meningkat.
 Kecemasan sedang, biasanya menyebabkan seseorang untuk berfokus pada hal-hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain.
 Kecemasan berat, cemas ini biasanya menyebabkan seseorang cenderung berfokus
pada sesuatu yang lebih rinci dan spesifik dan ridak berfikir mengenai hal yang
lain.
 Kecemasan panik, karena mengalami kehilangan kendali, seseorang yang
mengalami panik biasanya tidak mampu untuk melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan untuk dapat berhubungan
dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional.
b. Tanda dan gejala kecemasan

Gejala yang menjadi tanda-tanda kecemasan adalah mudah marah, kesulitan


berkonsentrasi atau mudah lelah, Perasaan untuk enggan bersosialisasi, sulit tidur akibat
terlalu mencemaskan sesuatu, menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan sesuatu,
ketakutan, peningkatan denyut nadi dan tidak bisa diam.

c. Skala pengukuran kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang secara umum dapat
menggunakan alat ukur (instrumen) berbentuk kuisioner yang dikenal dengan nama
Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok
gejala yang masing-masing kelompok gejalanya diberi penilaian angka (score) antara 0-
4 yang artinya 0 : tidak ada (tidak ada gejala sama sekali), 1 : ringan (satu gejala dari
pilihan yang ada), 2 : sedang (separuh dari gejala yang ada), 3 : berat (lebih dari separuh
gejala yang ada) dan 4 : berat sekali (semua gejala ada)
Alat ukur ini, menggunakan teknik wawancara secara langsung. Masing-masing angka
dari ke 14 gejala kelompok tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut
dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu : Skor <14 : tidak ada kecemasan,
14-20 : kecemasan ringan, 21-27 : kecemasan sedang, 28-41 : kecemasan berat, 42-56 :
kecemasan berat sekali (

C. REAKSI ANAK TERHADAP HOSPITALISASI

Menurut Salmela, et al (2010), reaksi anak terhadap hospitalisasi tergantung pada usia,
perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap penyakit, sistem pendukung yang
tersedia dan mekanisme koping yang dimiliki. Reaksi hospitalisasi pada anak usia pra-
sekolah menunjukan reaksi tidak adaptif dimana dapat berupa menolak untuk makan, sering
bertanya, menangis, dan tidak kooperatif terhadap petugas.Dirawat dirumah sakit memaksa
anak untuk meninggalkan lingkungan yang dicintai, keluarga, dan teman sehingga
menimbulkan kecemasan. Selain itu anak berada pada lingkungan rumah sakit yang
menyebabkan anak sulit beradaptasi. Reaksi yang sering ditunjukan adalah menolak
perawatan atau tindakan dan tidak kooperatif dengan petugas

(Menurut Kyle & Carman (2014), Hospitalisasi menciptakan serangkaian peristiwa


traumatik dan penuh kecemasan bagi anak, baik itu merupakan prosedur elektif yang telah
direncanakan sebelumnya ataupun akan situasi darurat yang terjadi akibat trauma. Selain
efek fisiologis masalah kesehatan terdapat juga efek psikologis penyakit dan hospitalisasi
pada anak, yaitu sebagai berikut :

1) Kecemasan dan Ketakutan

Bagi anak, memasuki rumah sakit adalah seperti memasuki dunia asing, sehingga
akibatnya terhadap ansietas dan kekuatan. Kecemasan seringkali berasal dari cepatnya
awalan penyakit dan cedera, terutama anak memiliki pengalaman terbatas terkait dengan
penyakit dan cedera.

2) Kecemasan perpisahan

Kecemasan terhadap perpisahan merupakan kecemasan utama pada anak di usia tertentu.

3) Kehilangan kontrol

Ketika hospitalisasi, anak mengalami kehilangan kontrol secara signifikan.


D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RREKSI PADA ORANG TUA AKIAT
HOSPITALISASI

1.Faktor pengalaman

Pengalaman dapat munculsebagai bentuk pernah mengalami paparansecara fisik terhadap


sesuatu, atau paparansecara persepsi atau psikologis terhadap suatukondisi atau situasi.
Kegiatan hospitalisasitidak hanya melibatkan paparan fisik sematadengan petugas maupun
lingkungan rumahsakit, namun juga terjadi kondisi dimana seseorang berada pada situasi dan
system yang tidak dapat mereka kontrol serta mengalami ketidakberdayaan. Sesuai dengan
Hudak dan Gallo (1997) maka situasi seperti ini akan mempengaruhi tingkat kecemasan orang
tua.

Di dapatkan bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan pada orang tua mulai dari saat
masuk hingga masa pemulangan sementara tingkat kecemasan pada orang tua cenderung
menetap dari masa pemulangan hingga masa post hospitalisasi. Terdapat hubungan yang positif
antara kecemasan orang tua dengan lamanya anak menjalani hospitalisasi. Kondisi ini
menggambarkan bahwa pengalaman orang tua selama berada di rumah sakit akan membantu
mereka mengidentifikasi sumber-sumber stress dan kecemasan secara lebih obyektif sehingga
kecemasan yang timbul akibat perasaan ketidakpastian dapat berkurang.

Mengacu pada pendapat Post (1978) dalam Sunaryo (2004) bahwa kecemasan merupakan
perasaan subyektif seperti ketegangan,ketakutan, kekhawatiran; maka dengan pengalaman yang
dimiliki oleh orang tua maka mereka dapat mengurangi kekhawatiran yang mungkin timbul
akibat bayangan terhadap situasi yang tidak mereka kenal sebelumnya.Peneliti berpendapat
bahwa pada orang-orangyang telah pernah menghadapi situasi hospitalisasi cenderung memiliki
pandangan yang lebih obyektif menghadapi hospitalisasi sehingga mereka akan memiliki pola
fikir dan sudut pandang yang lebih baik dan kecemasan cenderung berkurang.

2. Faktor dukungan sosial


Dalam Henderson (2006) bahwa dukungan sosial dapat berupa budaya peduli yang
dilakukan individu satu sama lain atau dapat berupa budaya peduli yang diberikan oleh
masyarakat dan layanan perawatan yang terdapat didalamnya.

Caplan dalam Henderson (2006) menyatakan dukungan sosial yang efektif adalah
dukungan yang memampukan individu yang stres menerima orang yang membantunya sebagai
seorang sekutu, dan yang meyakinkannya bahwa ketrampilan, waktu dan pengertian orang yang
membantunya tersedia selama ia membutuhkannya. Rahasia keberhasilan menjadi orang yang
membantu terletak pada hubungan yang berkembang antara individu dan pemberi perawatan.
Menurut Caplan sistem pendukung pasien dapat berupa keluarga, teman dan individu terdekat.
Dukungan sosial menurut Dunkell-Scheffer (1987) dalam Abraham (1997) meliputi ekspresi
perasaan positif, termasuk menunjukkan bahwa seseorang diperlakukan dengan rasa
penghargaan yang tinggi dan atau pemberitahuan tentang ketepatan keyakinan atau perasaan
seseorang. Ajakan untuk membuka diri dan mendiskusikan keyakinan dan sumber-sumber juga
merupakan bentuk dukungan sosial. Dengan adanya dukungan sosial ini akan memperkuat
pertahanan individu menghadapi situasi yang menimbulkan stress (stresor), adanya stress pada
seseorang yang memiliki kelompok pendukung yang kuat akan menyebabkan timbulkan
‘mekanisme buffer’ dimana pada saat stres timbul toleransi fisik dan emosional yang lebih
baik. Teman dekat jika dibutuhkan akan menjadi penyangga dalam menghadapi efek buruk
stres, yaitu dengan ikut serta merasakan ketegangan yang ada (National Safety Council, 2003).
Dari uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa memang dukungan sosial dapat mengurangi
kecemasan pada keluarga pasien yang anaknya menjalani hospitalisasi.

3. faktor anak,ketakutan terhadap kematian anak,

4. faktor sosioekonomi,takut penyakit pada anak yang lain,

5. faktor lingkungan,ruangan yang tidak menyenangkan,

6.faktor tenaga kesehatan; tidak cukup penjelasan tentang pemasangan jalur intravena orang tua
terhadap hospitalisasi anak adalah penyakit anak, lama hari rawatan, pelibatan dalam aktivitas
perawatan anak serta pelayanan sekolah.

Penelitian lain menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kecemasan
anak dengan sifat kecemasan orang tua, usia anak, pendidikan dan pekerjaan orang tua dan
tingkat kecemasan tidak banyak penelitian yang membahas tentang kecemasan orang tua akibat
hospitalisasi anak. Sehingga penelitian ini perlu.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kecemasan pada orang tua pada penelitian ini cukup tinggi yang berkaitan dengan
kondisi anak, perubahan sikap anak setelah sakit, penyakit anak menjadi serius dan khawatir
anak meninggal. Kecemasan orang tua lebih tinggi pada orang tua dewasa muda. Namun tidak
ada perbedaan kecemasan orang tua berdasarkan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, usia anak, lama
hari rawatan dan pengalaman sebelumnya. terdapat pengaruh yang signifikanantara
pengalaman dan dukungan keluargaterhadap terjadinya kecemasan, pengetahuankurang
berpengaruh secara signifikanterhadap terjadinya kecemasan pada ibudengan anak hospitalisasi

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan kepadaperawat yaitu agar dapat memberikan lebih kepada ibu
yang anaknyamengalami hospitalisasi, terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman
minim tentangpelayanan rumah sakit. Diharapkan agarperawat dapat secara proaktif
memberikaninformasi yang obyektif kepada ibu ataukeluarga sehingga mereka mendapatkan
informasi yang benar sekaligus memperolehperhatian dan dukungan sosial dari
perawat.Perawat juga diharapkan memberikankesempatan kepada keluarga untukmendapat
dukungan sosial dari anggotalainnya. Dari hasil penelitian ini, diharapkan ada penelitian lebih
lanjut tentang faktor yang mempengaruhi kecemasan sehingga dapat disusun suatu model
regresi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.scribd.com/doc/298686161/Pengertian-Hospitalisasi
 https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-android-
 https://id.scribd.com/doc/298686161/Pengertian-Hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai