Anda di halaman 1dari 21

1.

logika Matematika
Logika matematika ialah suatu cabang logika dan matematika yang mengandung sebuah
kajian matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang lain di luar matematika.
Logika matematika ini berhubungan erat dengan bidang ilmu komputer dan logika filosofis.
Tema utama dalam logika matematika ini antara lain yaitu sebagai kekuatan ekspresif dari
logika dan kekuatan deduktif dari sistem pembuktianformal.
Logika matematika ini sering dibagi ke dalam cabang-cabang dari teori himpunan, teori
rekursi, teori model, teori pembuktian dan teori matematika konstruktif.
Bidang-bidang ini masing-masing mempunyai hasil dasar logika yang serupa.
Hukum logika
1. Hukum komutatif, yaitu:
p∧q ≡ q∧p
p∨q ≡ q∨p
2. Hukum asosiatif, yaitu:
(p  ∧  q) ∧ r sama dengan p ∧ (q  ∧  r)
(p  ∨  q) ∨ r sama dengan p ∨ (q  ∨  r)
3. Hukum distributif, yaitu:
Apabila p∧(q∨r) maka sama dengan (p∧q)∨(p∧r)
Apabila p∨(q∧r) maka sama dengan (p∨q)∧(p∨r)
4. Hukum identitas, yaitu:
p ∧ B ≡  p
p ∨ S ≡  p
5. Hukum ikatan, yaitu:
p ∧ S ≡  S
p ∨ B ≡  B
6. Hukum negasi, yaitu:
p ∧ ~p ≡  S
p ∨ ~p ≡  B
7. Hukum negasi ganda, yaitu:
~(~p) ≡  p
8. Hukum idempotent, yaitu:
p ∧ p ≡  p
p ∨ p ≡  p
9. Hukum De Morgan, yaitu:
~(p ∧ q) ≡ ~p  ∨  ~q
~(p ∨ q) ≡ ~p  ∧  ~q
10. Hukum penyerapan, yaitu:
p ∧ (p ∨ q) ≡  p
p ∨ (p ∧ q) ≡  p
11. Negasi B dan S, yaitu:
~B ≡  S
~S ≡  B
12. p → q ≡ ~p  ∨  q
13. p ↔ q ≡ (~p  ∨   q) ∧ (p ∨ ~q)
Didalam logika matematika, terdapat cara untuk mementukan nilai dari suatu pernyataan,
baik bernilai benar ataupun bernilai salah.
Pernyataan itu sendiri juga terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Pernyataan Tertutup (Kalimat Tertutup)
Pernyataan tertutup atau kalimat tertutup yaitu suatu pernyataan yang sudah memiliki nilai
benar atau salah.
Contohnya:
“5 ialah bilangan genap”, kalimat tersebut bernilai salah karena yang benar seharusnya ialah
“5 adalah bilangan ganjil”.
Pernyataan Terbuka (Kalimat Terbuka)
Pernyataan terbuka atau kalimat terbuka ialah suatu pernyataan yang belum dapat
ditentukan nilai kebenarannya karna adanya suatu perubah atau variabel.
Contoh Soal Logika Matematika
Premis 1 : Apabila hari hujan, maka sekolah libur
Premis 2   : sekolah tidak libur
Kesimpulan dari kedua premis diatas yaitu ….
Jawab:
Premis 1               :  
Premis 2               :  
Kesimpulan          : (modus tollens)
Maka, kesimpulannya ialah hari tidak hujan.
 
2. HIMPUNAN

Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki definisi yang
jelas dan dianggap sebagai satu kesatuan.
Coba perhatikan contoh berikut ini. 
Himpunan hewan berkaki dua
Himpunan bilangan asli 
Himpunan lukisan yang bagus
Himpunan orang yang pintar
Bisakah kalian membedakan yang merupakan himpunan dan yang bukan himpunan?
Cara Menyatakan Himpunan
Secara umum, himpunan disimbolkan dengan huruf kapital dan jika anggota himpunan
tersebut berupa huruf maka anggotanya dituliskan dengan huruf kecil. Terdapat beberapa
cara penulisan himpunan, yaitu
Dengan kata-kata
yaitu dengan menyebutkan semua syarat ataupun sifat dari anggota himpunan tersebut di
dalam kurung kurawal.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A = {bilangan asli antara 10 dan 40}
Dengan notasi pembentuk himpunan
yaitu dengan menyebutkan semua sifat dari anggota himpunan tersebut, dengan
anggotanya dinyatakan dalam suatu variabel dan dituliskan di dalam kurung kurawal.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A= {x |10 < x < 40, x ϵ bilangan prima}
Dengan mendaftarkan anggota-anggotanya
yaitu dengan menuliskan semua anggota dari himpunan tersebut di dalam kurung kurawal
dan tiap anggotanya dibatasi dengan tanda koma.
Contoh: A merupakan bilangan prima antara 10 dan 40
Ditulis menjadi A={11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 33, 37}
Himpunan Semesta 
Himpunan Semesta didefinisikan sebagai himpunan yang memuat semua anggota ataupun
objek himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta disimbolkan dengan S.
Sebagai contoh, misalkan A = { 3, 5, 7, 9} maka kita bisa menuliskan himpunan semesta
yang mungkin adalah S = {bilangan ganjil} atau S = {bilangan asli} atau S = {Bilangan
Cacah} atau S = {bilangan real}. Tetapi kita tidak menuliskannya sebagai S = {bilangan
prima} karena ada angka 9 yang bukan termasuk bilangan prima.
Himpunan Kosong
Himpunan kosong didefinisikan sebagai himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan
kosong disimbolkan dengan Ø atau { }.
Sebagai contoh, misalkan B adalah himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi dua. Karena
tidak ada bilangan ganjil yang habis dibagi dua, maka A tidak memiliki anggota sehingga
merupakan himpunan kosong. Ditulis menjadi B = { } atau B = Ø.
Himpunan Bagian
Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika setiap anggota A juga anggota B dan
dinotasikan A ⊂ B atau B ⊃ A.
Contoh soal:
P = {1, 2, 3}
Q = {1, 2, 3, 4, 5}
Maka P ⊂ Q atau Q ⊃ P
Jika ada anggota A yang bukan anggota B, maka A bukan himpunan bagian dari B dan
dinotasikan dengan A ⊄ B.
Contoh Soal:
Q = {1, 2, 3, 4, 5}
R = {4, 5, 6}
Maka R ⊄ Q
Operasi Himpunan
 1. irisan
Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya ada di
himpunan A dan ada di himpunan B. Irisan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh
tanda ‘∩’
Contoh Soal:
A = {a, b, c, d, e}
B = {b, c, e, g, k}
Maka A ∩ B = {b, c}
 2. Gabungan
Gabungan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan gabungan dari anggota himpunan A dan himpunan B. Gabungan antara dua
buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∪‘.
Contoh Soal:
A = {a, b, c, d, e}
B = {b, c, e, g, k}
Maka A ∪ B = {a, b, c, d, e, g, k}
 3. Selisih
A selisih B adalah himpunan dari anggota A yang tidak memuat anggota B. Selisih antara
dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘.
Contoh Soal:
A = {a, b, c, d, e}
B = {b, c, e, g, k}
Maka A – B = {a, d, e}
 4. Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan adalah unsur-unsur yang ada pada himpunan universal
(semesta pembicaraan) kecuali anggota himpunan tersebut. Komplemen dari A
dinotasikan   (dibaca A komplemen).
Contoh Soal:
A = {1, 3, 5, 7, 9}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
Maka   = {2, 4, 6, 8, 10}
Gimana temen-temen materi tentang himpunan? Cukup mudah dipahami kan. Sekarang
kamu jadi tahu apa itu himpunan, bagaimana cara menyatakanya, dan apa saja operasi
pada himpunan. Selain itu, kamu juga tahu apa yang dimaksud dengan himpunan semesta,
himpunan kosong, dan himpunan bagian.
Sekian artikel tentang definisi, notasi, dan operasi himpunan. Beserta penjelasan himpunan
semesta, kosong, dan bagian lengkap dengan contoh soal & pembahasan. Semoga artikel
ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Contoh soal :
Di ketahui :
A = { x | 1 < x  5, maka x ialah bilangan bulat }.
B = { x | x  5, maka x ialah bilangan prima }.
Maka tentukanlah hasil dari A ∪ B ?
Jawaban nya :
A = { 2, 3, 4 ,5 }.
B = { 2, 3, 5, 7, 11, 13 }.
Simbol dari  ( union atau gabungan ) yang artinya ialah salah satu cara untuk
menggabungkan anggota himpunan yang saling terkait.
A ∪ B = { 2, 3, 4, 5, 7, 11, 13 }.
Jadi, hasil dari A ∪ B ialah = { 2, 3, 4, 5, 7, 11, 13 }.

3. RELASI DAN FUNGSI


Secara sederhana, relasi dapat diartikan sebagai hubungan. Hubungan yang dimaksud di
sini adalah hubungan antara daerah asal (domain) dan daerah kawan (kodomain). Kedua
jenis daerah akan dijelaskan kemudian. Sedangkan fungsi adalah relasi yang memasangkan
setiap anggota himpunan daerah asal tepat satu ke himpunan daerah kawannya.
Perbedaan antara relasi dan fungsi terletak pada cara memasangkan anggota himpunan ke
daerah asalnya.
Pada relasi, tidak ada aturan khusus untuk memasangkan setiap anggota himpunan daerah
asal ke daerah kawan. Aturan hanya terikat atas pernyataan relasi tersebut. Setiap anggota
himpunan daerah asal boleh mempunyai pasangan lebih dari satu atau boleh juga tidak
memiliki pasangan. Sedangkan pada fungsi, setiap anggota himpunan daerah asal
dipasangkan dengan aturan khusus. Aturan tersebut mengharuskan setiap anggota
himpunan daerah asal mempunyai pasangan dan hanya tepat satu dipasangkan dengan
daerah kawannya.
Kesimpulannya, setiap relasi belum tentu fungsi, namun setiap fungsi pasti merupakan
relasi. Penjelasan mengenai relasi dan fungsi dapat dilihat pada gambar di bawah.
Selanjutnya, mari simak pembahasan lebih lanjut mengenai relasi dan fungsi pada
pembahasan di bawah.
Daerah Asal, Kawan, dan Hasil
Dalam pembahasan relasi dan fungsi, himpunan yang terlibat digolongkan ke dalam tiga
jenis daerah. Ketiga daerah tersebut adalah daerah asal (domain), daerah kawan
(kodomain), dan daerah hasil (range). Secara umum, himpunan ketiga daerah tersebut
dapat dilihat pada gambar di bawah.

Relasi
Seperti yang telah dijelaskan secara singkat di atas, relasi dapat diartikan sebagai
hubungan. Misalkan sebuah relasi menyatakan hubungan perkalian. Hasil relasi tersebut
dapat dinyatakan dalam himpunan pasangan terurut x dan y dan dapat juga digambar pada
bidang kartesius.
Cara menyatakan hasil relasi perkalian antara himpunan A dan B dapat dilihat pada contoh
permasalahan di bawah.

  

  
 

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai fungsi, simak dengan baik sammpai akhir ya!
 
 
Fungsi atau Pemetaan
Fungsi atau yang sering disebut juga dengan pemetaan masih termasuk dalam relasi. Suatu
relasi disebut fungsi jika semua anggota himpunan daerah asal dipasangkan tepat satu ke
daerah kawannya.
Simbol fungsi yang memetakan himpunan A ke B adalah

  
Contoh soal :
Diketahui himpunan A dan B diberikan seperti di bawah.

  
  

Didefinisikan fungsi   dengan f(x) = x + 5.

Tentukan hasil pemetaan dari   oleh fungsi  ,  ,  , dan  !


Pembahasan:
Peta dari   oleh fungsi f yaitu y = f(x):

  

  

  

  
 
 = Daerah Asal
  
 
 = Daerah Kawan

  
 
Daerah Hasil = 
  
Suatu fungsi ditentukan dengan rumus f(x) = px + q. Jika f(-2) = 17 dan f(5) = -32, maka
f(12) = …
a. -81                                                      c. 29
b. -43                                                      d. 87
Jawab:
f(x) = px + q
f(-2) = 17 → -2p + q = 17
f(5) = -32 →  5p + q = -32
__________________-
-7p  = 49
p  = 49/-7
p  = -7
Substitusikan p = -7 ke salah satu persamaan, kita daoat memilih persamaan mana saja.
Disini akan kita ambil -2p + q = 17, sehingga akan diperoleh:
-2p + q = 17
⇔ -2(-7) + q = 17
⇔       14 + q = 17
⇔               q  = 17 – 14
⇔                q  = 3
Maka,
f(x) = px + q
f(x) = -7x + 3
f(12) = -7(12) + 3
f(12) = -84 + 3
f(12) = -81Contoh
4. POHON (TREE)
Definisi Pohon dan Hutan 
Pohon (tree) telah digunakan sejak tahun 1857 oleh matematikawan Inggris yang bernama
Arthur Cayley untuk menghitung jumlah senyawa kimia.Silsilah keluarga biasanya juga
digambarkan pasa bentuk pohon.
Pohon (tree) adalah merupakan graf yang tak berarah terhubung yang tidak memuat sirkuit
sederhana. Diagram pohon dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah
dengan menggambarkan semua alternative  pemecahan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pohon adalah suatu graph yang banyak vertexnya sama
dengan n (n>1), jika :
~ Graph tersebut tidak mempunyai lingkar (cycle free) dan banyaknya rusuk (n-1).
~ Graph tersebut terhubung .
Contoh   : 

 
Hutan ( forest ) merupakan kumpulan pohon yang saling lepas. Dengan kata lain, hutan
merupakan graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit.
Ciri – ciri hutan :
banyaknya titik = n
banyaknya pohon = k
banyaknya rusuk = n-k 
   
Berikut adalah beberapa sifat pohon :
1. Misalkan G merupakan suatu graf dengan n buah simpul dan tepat n – 1 buah sisi.
2. Jika G tidak mempunyai sirkuit maka G merupakan pohon.
3. Suatu pohon dengan n buah simpul mempunyai n – 1 buah sisi.
4. Setiap pasang simpul di dalam suatu pohon terhubung dengan lintasan tunggal.
5.
Misalkan G adalah graf sederhana dengan jumlah simpul n,jika G tidak mengandung sirkuit 
maka penambahan satu sisi pada graf hanya akan membuat satu sirkuit. 

Spanning Tree
Spanning Tree adalah subgraph G merupakan pohon dan mencakup semua titik dari
G. Pohon merentang di peroleh dengan cara menghilangkan sirkuit didalam graf tersebut. 
Contoh :

T1, T2, T3, T4  merupakan spanning tree dari G

Minimal spanning tree dari labeled graph  Adalah spanning tree dari graph yang mempunyai
jumlah panjang edge minimum.
Contoh   :

2.3  Rooted Tree ( Pohon Berakar )


Rooted tree adalah suatu tree yang mempunyai akar . Istilah-istilah / unsur - unsur yang
ada  pada pohon berakar :
1.  Akar dinyatakan dengan lingkar-aN
2. Daun
3.  Cabang
4.  Tinggi / level / dept / dalamnya suatu vertex
Contoh   :
 

Sifat utama Pohon Berakar


1.      Jika Pohon mempunyai Simpul sebanyak n, maka banyaknya ruas atau edge adalah
(n-1).
2.      Mempunyai Simpul Khusus yang disebut Root, jika Simpul tersebut memiliki derajat
keluar >= 0, dan derajat masuk = 0.
3.      Mempunyai Simpul yang disebut sebagai Daun / Leaf, jika Simpul tersebut berderajat
keluar = 0, dan berderajat masuk = 1.
4.      Setiap Simpul mempunyai Tingkatan / Level yang dimulai dari Root yang Levelnya = 1
sampai dengan Level ke - n pada daun paling bawah. Simpul yang mempunyai Level sama
disebut Bersaudara atau Brother atau Stribling
5.      Pohon mempunyai Ketinggian atau Kedalaman atau Height, yang merupakan Level
tertinggi
6.      Pohon mempunyai Weight atau Berat atau Bobot, yang banyaknya daun (leaf) pada
Pohon.
7.      Banyaknya Simpul Maksimum sampai Level N
8.      Banyaknya Simpul untuk setiap Level I adalah

              N
             ∑ 2 (I -1)
             (I-1)

 
Pohon Berurut Berakar (Ordered Rooted Tree) adalah  pohon berakar yang diberi label
berurut secara sistematis. Sistem itu disebut Universal Adress System.
Contoh : dengan memberi nomor urutan; NOL pada akar, kemudian memberikan nomor
atas n gugus pada setiap titik simpul yang berjarak n dari akar.
 
Gambar pohon berurut berakar di atas disebut Lexicographic order.
Pernyataan arimetika (a-b) / [(cxd)+e] dapat digambar dalam Lexicographic.

Contoh Soal Pohon


1.      Spanning Tree
Perhatikan gambar suatu graf berikut :
Penyelesaian dengan Spanning Tree adalah

2.      Rooted Tree
Diketahui suatu bentuk Pohon Berakar T sebagai berikut :

Pohon diatas mempunyai :


a.       Simpul sebanyak = 8 dan edge = n - 1 = 8 – 1 = 7
b.      Root pada Pohon T diatas adalah Simpul P
c.       Mempunyai daun (Leaf) = 4, yaitu = R, S, V dan W
d.      Level (tingkatan) Pohon = 4 yaitu :
Level 1 = Simpul P 
Level 2 = Simpul Q dan T
Level 3 = Simpul R, S dan U
Level 4 = Simpul V dan W
e.       Ketinggian atau kedalaman = jumlah level = 4
f.       Weight atau berat atau bobot = jumlah daun = 4
Dalam gambar Pohon T diatas dapat dibentuk 2 buah hutan (forest), bila simpul P
dihilangkan, yaitu :
Hutan 1 : Q,R,S
Hutan 2 : T,U,V,W
g.      Banyaknya Simpul Maksimum yang dapat terbentuk sampai Level 4 (bila simpul pada
pohon dianggap penuh) adalah
2(N) – 1
2(4) – 1 = 16 – 1 = 15

h.      Banyaknya Simpul maksimum untuk setiap Level I(bila simpul pada pohon dianggap
penuh) adalah :
Maksimum Simpul pada level 2 = 2 ( I – 1)=
 2 ( 2 - 1 )  = 2
Maksimum Simpul pada level 3 = 2 (3-1)= 4
Maksimum Simpul pada level 4 = 2 (4-1)= 2

3. Terdapat sebuah permainan sederhana sebagai berikut: Seseorang memikirkan
sebuah angka antara 1 sampai 31. Anda harus menebak angka dengan benar.
Anda bertanya, ”Apakah angkanya x?” kemudian orang tersebut menjawab
dengan ”Ya”,”Lebih kecil dari x”, atau ”Lebih besar dari x”. Tunjukkan bahwa Anda
mampu menebak angka tersebut tidak lebih dari 5 kali tebakan.

Penyelesaian :
Petunjuknya adalah dengan selalu menebak angka yang menjadi titik tengah dari
jangkauan angka yang tersisa. Kemudian, jika tebakan salah akan mengurangi
separuh angka, hingga akhirnya akan tersisa satu angka. Gambar 11.6
memperlihatkan bagaimana proses tebakan berlangsung,mulai dari 16.

Setiap verteks adalah titik yang memutuskan nilai benar atau salah, jika salah maka nilai
tersebut berada di salah satu subtree dari dua subtree. Subtree pada sisi kiri berisi
nilai yang lebih kecil, dan subtree pada sisi kanan berisi nilai yang lebih besar.
Tree yang terbentuk hanya empat level, maka diperlukan tidak lebih dari 5 kali
tebakan.

Contoh soal :
Nyatakan pernyataan berikut apakah benar atau salah, serta berikan alasannya.
Sebuah titik vv dari pohon TT adalah titik potong jika dan hanya jika d(v)≥1d(v)≥1
Jika GG adalah sebuah graf yang tepat memiliki sebuah spanning tree, maka GG adalah
pohon.
Pembahasan
Jawaban a)
Pernyataan salah. Titik vv pada pohon merupakan titik potong jika dan hanya
jika d(v)≥2d(v)≥2. Ini terjadi karena penghilangannya mengakibatkan sisi yang bersisian
dengan titik itu juga hilang, padahal sisi tersebut merupakan jembatan, sehingga
membuat graf menjadi tak terhubung. Di lain pihak, titik pada pohon dengan derajat 11 (titik
ujung) bukan titik potong karena penghilangan titik ini beserta satu sisinya tidak
membuat graf menjadi tak terhubung.
Jawaban b)
Pernyataan benar. Pohon merentang (spanning tree) dari suatu graf adalah pohon yang
memuat semua titik pada graf itu. Karena spanning tree pada graf itu tunggal (berarti semua
titik dan semua sisi dilewati), maka graf itu sendiri adalah pohon

5. PEWARNAAN GRAF
on December 25, 2017

Pengertian Graf
Dalam matematika dan ilmu komputer, sebuah graf adalah objek dasar pelajaran dalam teori
graf.  Dalam bahasa sehari-hari, sebuah graf adalah himpunan dari objek-objek yang
dinamakan titik, simpul, atau sudut dihubungkan oleh penghubung yang
dinamakan garis atau sisi. Dalam graf yang memenuhi syarat, di mana biasanya tidak
berarah, sebuah garis dari titik A ke titik B dianggap sama dengan garis dari titik B ke titik A.
Dalam graf berarah, garis tersebut memiliki arah. Pada dasarnya, sebuah graf digambarkan
dengan bentuk diagram sebagai himpunan dari titik-titik (sudut atau simpul) yang
digabungkan dengan kurva (garis atau sisi).

Pewarnaan Graf
Dalam sebuah teori graf, metode pewarnaan graf merupakan sebuah kasus khusus untuk
pelabelansebuah graf. Pewarnaan graf merupakan penambahanwarna pada elemen sebuah
graf itu sendiri.

Pewarnaan Simpul 
Dalam menggunakan spesifikasi yang lain, pewarnaansebuah graf sering disebut dengan
pewarnaan dari simpul graf itu sendiri. Pewarnaan simpul pada graf adalah memberi warna
pada simpul-simpul suatu graf sedemikian sehingga tidak ada dua simpul bertetanggayang
memiliki warna yang sama 

Pewarnaan Sisi
Pewarnaan sebuah sisi graf, pewarnaan sisi-sisinyasecara tepat berarti cara pemberian
warna pada garissedemikian rupa sehingga setiap garis yang bertumpuan pada titik yang
sama diberi warna yang berbeda. Pewarnaan sisi dengan warna-warna (sebutsaja dengan
variabel k) dinamakan sebagai pewarnaansisi k.

Pewarnaan Wilayah
Pewarnaan wilayah adalah pemberian warna padasetiap wilayah pada graf sehingga tidak
ada wilayah bersebelahan yang memiliki warna yang sama.Pewarnaan wilayah ini
diterapkan pada pewarnaan peta. Pada pewarnaan peta, diberikan warna yang berbeda
pada setiap propinsi yang saling bersebelahan. Dalam mengerjakan pewarnaanwilayah, kita
dapat menggunakap prinsip pewarnaansimpul pada graf. Misalnya adalah masalah
pewarnaan peta. Tiapwilayah pada peta dinyatakan sebagai simpul graf.Sedangkan sisi
menyatakan bahwa terdapat duawilayah yang berbatasan langsung (disebut
juga bertetangga).

Ada tiga macam pewarnaan graf :

Pertama, pewarnaan titik (vertex coloring) yaitu memeberikan warna berbeda pada setiap
titik yang bertetangga sehingga tidak ada dua titik yang bertengga dengan warna yang
sama.

Kedua, pewarnna sisi (edge coloring), yaitu memberikan warna berbeda pada sisi yang
bertetangga sehingga tidak ada dua sisi yang bertetangga memepunya warna yang sama.
Ketiga, pewarnaan bidang, yaitu memberikan warna pada bidang sehingga tidak ada bidang
yang bertetangga mempunyai warna yang sama.

Contoh Pewaraan Graf :

Gambar 1. Contoh graf

Pada gambar diatas, sisi e3 = (1,3) dan sisi e4 = (1,3) dinamakan sisi-ganda (multiple edges
atau parallel edges) karena kedua sisi tersebut menghubungkan dua simpul yang sama,
yaitu simpul 1 dan simpul 3. Sedangkan sisi e8 = (3,3) dinamakan sisi gelang atau kalang
(loop) karena ia berawal dan berakhir pada simpul yang sama. Berdasarkan ada tidaknya
gelang atau sisi ganda pada suatu graf, maka graf dapat digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu graf sederhana dan graf tak-sederhana.
Graf sederhana adalah graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi-ganda.

Gambar 2. Contoh graf sederhana


Sedangkan graf tak-sederhana adalah graf yang mengandung sisi ganda atau gelang. Ada
dua jenis graf-tak-sederhana, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf semu (pseudograph).
Graf ganda adalah graf yang mengandung sisi ganda. Graf semu adalah graf yang
mengandung gelang termasuk jika mempunyai sisi ganda pada graf tersebut. Graf pada
Gambar 1 merupakan salah satu contoh graf semu. Gambar di bawah ini adalah graf ganda.

Gambar 3. Contoh graf ganda

Berikut ini beberapa terminologi dasar yang menyangkut tentang graf :


1. Bertetangga
Dua buah simpul pada graf tak berarah G dikatakan bertetangga bila keduanya terhubung
langsung dengan sebuah sisi pada graf G.
2. Bersisian
Untuk sembarang sisi e = (vj,vk), sisi e dikatakan bersisian dengan simpul vj dan simpul vk.
3. Simpul Terpencil
Simpul terpencil ialah simpul yang tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya. Atau,
dapat juga simpul terpencil adalah simpul yang tidak satupun bertetangga dengan simpul-
simpul lainnya.
4. Graf Kosong
Graf kosong adalah graf yang himpunan sisinya merupakan himpunan kosong. Dan ditulis
sebagai Nn, yang dalam hal ini n adalah jumlah simpul.
5. Derajat
Derajat suatu simpul pada graf tak berarah adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul
tersebut.
6. Lintasan
Lintasan yang panjangnya n dan simpul awal v0 ke simpul tujuan vn di dalam graf G ialah
barisan selang-seling simpul-simpul dan sisi-sisi yang berbentuk v0, e1, v1, e2, v2, … , vn-1,
en, vn sedemikian sehingga i1 = (v0,v1), e2 = (v1,v2), … , en = (vn-1,vn), adalah sisi – sisi
dari graf G. 7. Siklus atau Sirkuit
Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut siklus atau sirkuit. 8.
Terhubung
Graf tak berarah G disebut graf terhubung jika untuk setiap pasang simpul u dan v di dalam
himpunan V terdapat lintasan dari u ke v.
”MATERI DAN CONTOH SOAL MATEMATIKA”

OLEH :

Nama : Nur Afni Oktafia


Nim : 201974055
Prodi : PWK
Kelas :A
Semester : I ( GANJIL)

PROGRAM STUDI S1 PWK


UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
TAHUN AJARAN 2019-2020

Anda mungkin juga menyukai