Keanekaragaman hayati
berperan sebagai indikator dari sistem ekologi dan sarana untuk mengetahui adanya perubahan
spesies. Keanekaragaman hayati juga mencakup kekayaan spesies dan kompleksitas ekosistem
sehingga dapat memengaruhi komunitas organisme, perkembangan dan stabilitas ekosistem .
Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia sebagai salah satu negara megabiodiversity. Sebutan ini
didukung oleh keadaan alam di Indonesia dengan iklim tropis yang menjadi habitat yang cocok
bagi berbagai flora dan fauna. Hal ini menjadikan keanekaragaman hayati (biodiversitas) di
Indonesia menjadi terhitung sangat tinggi
Frasa keanekaragaman hayati sendiri sering pula disebut sebagai biodiversitas. Biodiversitas ini
dapat kita temui di sekitar kita, berbagai makhluk hidup yang kita temui menggambarkan adanya
perbedaan-perbedaan antara makhluk hidup yang saling menyeimbangkan.
Biodiversitas pada tingkatan ini menyebabkan variasi antar individu dalam satau spesies. Contoh
dari biodiversitas pada tingkat gen ini misalnya perbedaan antara varietas padi, varietas padi ini
sangat bermacam-macam misalnya varietas rojolele, cianjur, IPB 3S, IR, dan kapuas.
Tanaman mangga pun memiliki biodiversitas gen yang cukup mencolok, misalnya terdapat
mangga (Mangifera indica) varietas harum manis, bali, gadung, dan si manalagi.
Manusia pun merupakan contoh biodiversitas gen yang paling mencolok. Manusia meskipun
merupakan spesies yang sama yaitu Homo sapiens, tetapi manusia memiliki bentuk yang sangat
berbeda dengan manusia lainnya.
Biodiversitas ini terjadi akibat adanya variasi gen yang berbeda pada setiap individu sejenis. Gen
sendiri adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen
ini menyebabkan adanya suatu variasi yang nampak (fenotipe) dan variasi yang tidak nampak
(genotipe). Susunan gen ini pada setiap makhluk hidup akan berbeda karena gen merupakan hasil
dari campuran gen betina dan gen jantan ketika dalam proses perkawinan.
2.2 Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman pada tingkat spesies sangat mudah diamati karena perbedaan yang sangat mencolok.
Sebagai contoh kucing, harimau, dan macan memiliki morfologi yang berbeda satu sama lain, tetapi
mereka sebenarnya berkerabat dekat.
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu faktor biotik maupun faktor
abiotik. Faktor biotik merupakan bagian-bagian dalam ekosistem yang merupakan makhluk-
makhluk hidup misalnya tumbuhan, sedangkan faktor abiotik merupakan bagian dalam
ekosistem yang tidak hidup misalnya iklim, cahaya, air, tanah, tingkat keasaman tanah, dan
kandungan mineral dalam tanah.
Faktor biotik maupun faktor abiotik ini sangat beragam, oleh sebab itu ekosistem yang tersusun
atas dua faktor tersebut pun memiliki perbedaan antar ekosistem satu dengan ekosistem lainnya.
1. Ekosistem Lumut
Ekosistem lumut merupakan ekosistem yang mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh tumbuhan
lumut. Biasanya ekosistem ini terdapat di daerah yang bertemperatur rendah, seperti di puncak
gunung, perbukitan, dan di daerah dekat kutub. Hewan yang berada di ekosistem ini biasanya
adalah hewan yang berbulu tebal dan toleran terhadap suhu yang dingin.
Ekosistem hutan berdaun jarum berada di daerah sub tropis. Ekosistem ini biasanya tumbuh pada
suhu yang relatif rendah.
Ekosistem ini terdapat di daerah tropis dengan ciri khas utama tumbuhan yang beranekaragam.
Ekosistem ini biasanya memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar. Indonesia yang
memiliki ekosistem jenis ini dikenal sebagai negara megabiodiversity karena memiliki jutaan
spesies makhluk hidup.
Ekosistem ini didominasi oleh rerumputan dan terdapat di daerah yang memiliki iklim yang
cukup kering. Ekosistem ini misalnya terdapat di hutan-hutan Afrika.
6. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai didominasi oleh hewan-hewan seperti kepiting, serangga, dan burung-burung
pantai.
1). Abrasi
Abrasi dari ombak laut juga dapat menjadi penyebab dari degradasi lahan secara alami. sebab
ombak yang melibas sisi pantai terus menerus, meskipun lama tapi apabila dibiarkan terus-
menerus akan tetap menjadi masalah di masa selanjutnya.
2). Erosi
Erosi dapat dari alam dapat juga dari manusia. Namun yang paling cepat ialah dari manusia
sendiri. Penebangan liar untuk perluasan pemukiman atau untuk pembangunan pabrik. Secara
alam umumnya di tebing saat hujan sehingga terjadi erosi atau longsor.
Populasi manusia saat ini sangat cepat sekali meningkat sehingga jumlah manusia membutuhkan
tempat tinggal tetap semakin banyak. Sehingga mau atau tidak mau harus menambah lahan
pemukiman atau rumah huni baru.
4). Kurangnya hukum
Hukum pada zaman ini hampir tidak berlaku lagi. Hukum bisa dibeli. Dan pada jaman sekarang
ada uang ada barang, bagi yang mempunyai uang tinggal membeli dan siapa juga yang tidak mau
dengan uang. Uang merupakan segalanya.
Pembuangan limbah sembarangan di laut, di tanah akan mengakibatkan jumlah unsur hara tanah
jadi berkurang dan menjadi hilang. Aktivitas industry harusnya daat di atasi jika industry itu
bertanggung jawab dengan caranya membuang atau mengolah dengan baik limbahnya.
Pemanasan Global pada saat siang hari akan sangat terasa panas dan malam menjadi dingin itu
disebabkan kurangnya hayati yang menopang keseimbangan lingkungan.
Walaupun manusia mendapatkan tempat tinggal, tetapi ketersediaan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari semakin berkurang apaalagi musim panas, maka akan sulit memeroleh air.
Saat musim hujan akan berdampak banjir sebab hayati serta tanah di gerus untuk perumahan
sehingga penahan atau penyerapan air ke tanah tidak maksimal berjalan dengan lanacar.
Petani akan susah untuk bercocok tanam, akibat fatalnya berkurangnya penghasilan petani dan
berkurangnya makanan pokok contohnya seperti nasi hasil dari petani dalam negeri.
Unsur hara akan semakin berkurang, akibatnya tanaman sulit untuk tumbuh. Misalnya sayur dan
buah sehingga berkurangnya ketersediaan makanan sehat.
6). berkurangnya habitat hewan
Habitat hewan berkurang dan banyak yang mati disebabkan wilayahnya dipakai untuk
memperluasan pemukiman dan pembangunan pabrik.
Kurangnya hayati juga bisa membuat erosi, abrasi, dan polusi udara yang mengakibatkan lapisan
ozon berlubang dan penyakit pernafasan baik menular ataupun tidak.
Pencemaran air bisa menjadi masalah kota sebab sifat air yang mengalir dan dibutuhkan, semua
penduduk kota. Penduduk kota mendapatkan air dari air permukaan dan air tanah (sumur).
Sumber pencemaran air yaitu sampah rumah tangga, air bekas pencucian (detergen), limbah cair
industry serta sampah hasil metabolisme tubuh.
Pencemaran udara bisa meliputi wilayah yang luas, pencemaran ini diakibatkan oleh pembakaran
sampah dan gas buang dari kendaraan bermotor serta asap pabrik.
Suara yang diakibatkan dari kegiatan pembangunan wilayah dapat mengganggu atau merusak
pendengaran. Suara yang melebihi 75 desibel bisa mengganggu saraf serta konsentrasi kerja.
Suara yang mencapai 145 desibel dan terus-menerus didengar akan mengakibatkan rasa sakit.
Suara kendaraan pada biasanya antara 45-120 desibel. Pencemaran suara bisa berasal dari
klakson kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik dan alat-alat berat.