Iman Islam Ihsan, Islam Dan Sains, Islam Dan Penegakan Hukum, Amar Makruf Dan Nahi Munkar, Fitnah Akhir Zaman.
Iman Islam Ihsan, Islam Dan Sains, Islam Dan Penegakan Hukum, Amar Makruf Dan Nahi Munkar, Fitnah Akhir Zaman.
Iman Islam Ihsan, Islam Dan Sains, Islam Dan Penegakan Hukum, Amar Makruf Dan Nahi Munkar, Fitnah Akhir Zaman.
1. Iman,Islam,Ihsan
2. Islam dan Sains
3. Islam dan Penegakan Hukum
4. Kewajiban Menegakkan Amar,Makruf dan Nahi Munkar
5. Fitnah Akhir Zaman
DosenPengampuh:
DisusunOleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
ini dengan tepat waktu.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi penulis dan pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER............................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTARISI............................................................................................................. iii
I. Iman,Islam,Ihsan................................................................................................1
a.Hadist Iman,Islam dan Ihsan...........................................................................1
b.Iman................................................................................................................ 2
c.Islam................................................................................................................ 3
d.Ihsan................................................................................................................ 3
II. Islam dan Sains.................................................................................................. 5
a.Kemajuan Sains Dalam Peradaban Islam....................................................... 6
b.Kemunduran Sains Dalam Peradaban Islam.................................................. 9
c.Strategi Pengembangan Sains Teknologi Di Dunia Islam............................ 10
III. Islam dan Penegakan Hukum........................................................................... 12
a.Konstruksi Hukum Dalam A-Qur’an.............................................................13
b.Manfaat Dan Tujuan memberikkan Hukuman Pada Pelaku Kriminal...........14
IV. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf danNahi Munkar.............................. 16
a.HukumAmar Ma’ruf Dan Nahi Mungkar..................................................... 17
b.Syarat Beramar Ma’ruf dan Nahi Mungkar................................................. 17
c.Contoh Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar Dalam Kehidupan sehari-Hari... 19
V. FitnahAkhir Zaman........................................................................................ 21
a.Tanda-tanda Fitnah Akhir Zaman............................................................... 22
b.Cara Menjaga Diri Dan Keluarga Dari Fitnah Akhir Zaman..................... 25
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................... IV
LAMPIRAN........................................................................................................ V
iii
BAB 1
Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhu, dia berkata : ketika kami tengah berada di
majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak di hadapan kami seorang
laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya
tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun di antara kami yang
mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada
lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia
berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam "Rasulullah
menjawab,"Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah
dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan sholat,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke
Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar," kami
pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi," Beritahukan
kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Alloh, kepada
para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat
dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi berkata," Engkau benar"
Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah
menjawab,"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika
engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata
lagi,"Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya
itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." selanjutnya orang itu berkata lagi,"beritahukan
kepadaku tentang tanda-tandanya" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah
melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki,
tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan
bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah
berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya
menjawab," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah
1
Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu" HR. Muslim
no. 8
B.Iman
Iman berasal dari bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minuimanan.Artinya beriman
atau percaya.Percaya dalam bahasa Indonesia artinya menyakini atau yakin bahwa
sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya. Keimanan merupakan
sesuatu yang lebih khusus dibandingkan keislaman. Jadi, ketika seseorang disebut
sebagai mukmin, maka orang tersebut sudah pasti seorang muslim. Namun, tidak setiap
muslim adalah seorang mukmin.Bila kita perhatikan penggunaan kata iman dalam Al-
Qur’an,akan mendapatinya dalam dua pengertian dasar yaitu:
2
C.Islam
Dalam hadits Arbain yang kedua, Rasulullah pernah ditanya oleh malaikat Jibril
tentang Islam. Kemudian Nabi Muhammad menjawab:
“Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh dan
bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat,
berpuasa romadhon dan berhaji ke Baitulloh jika engkau mampu untuk menempuh
perjalanan ke sana.”
Jawaban Nabi mengatakan bahwa Islam adalah apa yang disebut dengan rukun Islam.
Yaitu amalan – amalan lahiriyah yang mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat, dan
haji. Saat seseorang melakukan 5 amalan ini, maka orang tersebut dikatakan sebagai
muslim.
D.Ihsan
Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu engkau beribadah
kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa
(beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu
Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah
penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah
yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun
sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna.
Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di
derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut
dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena itulah Nabi bersabda, “Jika kamu tidak
3
bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu
menyembah-Nya seolah-olah kamu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
(Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 21). Jadi tingkatan ihsan ini mencakup perkara lahir
maupun batin.
Jadi Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut
kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan
rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah
SWT. Ibarat bangunan rumah, iman sebagai fondamennya. Islam sebagai tembok dan
bangunan lainnya. Sedangkan Ihsan adalah atap dan ornamen lainnya. Jadi ketiganya
adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan,
Intinya Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang dinamakan agama Islam,
semuanya berjalan bersama beriringan, barang siapa memisahkannya maka telah
berkurang sebagian dari agama," jelasnya.
4
BAB 2
Berdasarkan kajian ilmuwan bahwa tidak kurang 750 ayat dalam Al-qur’an yang
berbicara tentang sains dan teknologi.Hal ini menunjukkan bahwa seorang muslim tidak
hanya diwajibkan memahami keilmuwan agama saja,tetapi ilmu sains juga harus
diperhatikan.Berikut beberapa arti ayat Al-Qur’an yang berbicara struktur keilmuan
islam dan berbicara tentang sains dan teknologi:
5
Allah memerintahkan manusia untuk memperhatikan alam
raya,lamgit,bumi,lautan dan sebagainya agar manusia mendapat manfaat
ganda,yakni:
1. Menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan,dengan ini manusia akan
lebih beriman dan memiliki pedoman hidup dalam menjalankan segala
aktifitasnya.
2. Memanfaatkan segala sesuatu untuk membangun dan memakmurkan
bumi ini.Tuhan telah memilih manusia sebagai khalifah dubumi dengan
dibekali indra,akal,hati dan pedoman wahyu (Al-Qur’an) dan
penjelasannya (as-sunnah).
Manusia dapat memperhatikan fenomena alam yang dapat diteliti dan
observasi dengan indra dan akalnya,sehingga didapati bermacam-macam
informasi ilmu.Manusia dengan akal dan hatinya juga dapat mengkaji rahasia-
rahasia Al-Qur’an yang telah banyak menyinggung berbagai ilmu yang akan
hadir dimasa yang akan datang demi kemakmuran manusia.
A. Kemajuan Sains Dalam Peradaban Islam
Umat Islam mulai mempelajari atau melakukan penafsiran ilmiah sejak
generasi pertama sampai abad ke-lima hijriyah hingga menjadikan diri mereka
sebagai pelopor Ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.Umat Islam juga
telah menjadi pelopor dalam research tentang alam, sekaligus sebagai
masyarakat pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan yang
melakukan experimental science atau ilmu thabi’i berdasarkan percobaan yang
kemudian berkembang menjadi applied science atau technology.Islam
mendorong ummatnya untuk selalu berupaya mengembangkan sains
diantarannya yang tercantum dibebarapa ayat Al-Qu’an yaitu:
*Q.S. Al-’alaq: 1-5
Artinya : “(1)Bacalah dengan(menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan
(2).Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah
(3). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia
(4). Yang mengajar (manusia )dengan pena
(5). Dia mengajar manusia apa yang ia tidak ketahui.
*Q.S. Ali-Imran: 190-191
6
Artinya: “(190)”.Sungguh, dalam penciptaan langit dan bumi, dan dalam
pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (Kebesran Allah) bagi
orang-orang yang berakal.
(191). (Yaitu) orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam
keadan berbaring.Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadaklah engkau menciptakan semua ini sia-
sia, Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari adzab api neraka”
*Q.S. Al-Jasiyah: 13
Artinya : “Dan Ia menundukkan apa yang ada dilangit dan apa yang ada
dibumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.Sungguh, dalam hal yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-
orang yang berpikir.”
Q.S. Al-Mujadilah: 11
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bila dikatakan kepadamu ‘Berilah
ruang dalam majelis’, maka berilah ruang, Dan Allah akan memberimu ruang.
Dan apabila dikatakan kepadamu ‘Pergilah’, maka keluarlah kamu. Niscaya
Allah akan menaikkan derajat orang yang beriman, dan orang yang diberi
pengetahuan diantara kamu. Dan Allah tahu benar apa yang kamu lakukan.”
Pandangan Al-Qur’an terhadap Sains
Berikut beberapa pandangan Al-Qur’an terhadap sains:
Seluruh pengetahuan, termasuk pengetahuan kealaman (sains), terdapat dalam
al-Qur’an. Pendapat ini didukung antara lain oleh al-Ghazali, al-Suyuti, dan
Maurice Bucaile.
1. Al-Qur’an hanya sebagai petunjuk untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Pendapat ini didukung antara lain oleh Ibnu Sina, al-Biruni, dan al-Haitam.
7
Dalam Al-Quran surat Ali-Imran:110 disebutkan bahwa, orang yang beriman,
mengajak kepada kebaikan, dan mencegah yang mungkar, dikategorikan sebagai
manusia yang lebih baik daripada ahli kitab sekalipun.
*Toleransi
Adanya toleransi antar umat, toleransi akan kemauan untuk berbagi ilmu an
kemauan menerima ilmu, menyebabkan perkembangan sains atau pengetahuan
berkembang pesat.
*Karakter pasar internasional
Luasnya jaringan perdagangan pada masa itu sangat mempengaruhi
perkembangan sains masa itu. Luas daerah kekuasaan Islam pada Dinasti
Abbasiyah dari India di Timur sampai dengan Andalusia di Barat. Pengaruh lain
adalah Rihlah ilmiyah (perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan). Selain itu,
gelombang ekspansi atau perluasan daerah kekuasaan yang cukup besar juga
mempengaruhi perkembangan sains dalam peradaban islam.
8
*Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan
toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
*Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang
bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium, yang
memerintah mereka.
*Mesir, Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu
penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
9
2) Epietemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,
metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that
investigates the origin, nature, methods and limits of human
knowledge). Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of
knowledge). berasal dari kata Yunani episteme, yang berarti
“pengetahuan”, “pengetahuan yang benar”, “pengetahuan ilrniah”,
dan logos = teori. Epistemologi dapat didefmisikan sebagai cabang filsafat
yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitas) pengetahuan. Dengan demikian, epistemologi dapat diartikan
sebagai ilmu tentang bagaimana seorang ilmuwan akan membangun
ilmunya.
o Bayani
Dalam bahasa filsaat yang disederhanakan, pendekatan bayani dapat
diartikan sebagai Model metodologi berpikir yang didasarkan atas teks.
Dalam hal ini teks sucilah yang memilki otoritas penuh menentukan
arah kebenaran sebuah khitab. Fungsi akal hanya sebagai pengawa
lmakna yang terkandung di dalamnya. Makna yang dikandung dalam,
dikehendaki oleh, dan diekspresikan melalui teks dapat diketahui dengan
mencermati hubungan antaramaknadanlafadz.
o b.Burhani
Nalar burhani (demonstratif) merupakan pengaruh dari tradisi pikir
Yunani, nalar burhani (demonstratif logic) sebagaimana dikatakan oleh
Abed al-Jabiri merupakan hasil dari tradisi berpikir Yunani yang
memposisikan pemikiran manusia pada upaya untuk mencari sebab-
sebab dari sesuatu. Masuknya pengaruh nalar burhani dalam pemikiran
Islam ditandai dengan penerjemahan besar-besaran karya-karya filsafat
Yunani ke dalam bahasa Arab di masa khalifah al-Makmun. Menurut al-
Jabiri hal ini merupakan tonggak pertemuan antara nalar rasional Yunani
dengan nalar teks Arab. Berbeda dengan epistemologi bayani yang
mendasarkan kebenaran pada teks, epistemologi burhani sangat
menekankan pada kekuatan rasio yang dilakukan lewat dalil-dalil logika.
10
Bahkan dalil-dalil agama hanya bisa diterima sepanjang ia sesuai dengan
logika rasional. Epistemologi burhani menghasilkan pengetahuan
melalui prinsip-prinsip logika atas pengetahuan sebelumnya yang telah
diyakini kebenarannya. Dengan demikian epistemologi burhani
memberikan porsi yang sangat besar pada kekuatan rasio manusia dalam
mencapai kebenaran.
o c. Irfani
Secara terminologis, irfan bisa diartikan sebagai pengungkapan atas
pengetahuan yang diperoleh melalui penyinaran hakekat oleh Tuhan
kepada hambaNya (kasyf) setelah adanya latihan (riyadhah) yang
dilakukan atas cinta (mahabbah). Berdasarkan pengertian
tersebut, irfan merupakan dimensi spiritualisme Islam yang tidak
memisahkan pengetahuan dengan spiritualitas, akal dengan hati, serta
mensinergiskan antara pencapaian pencerahan mistikal dengan
pemahaman rasional-filosofis mengenai pengalaman-pengalaman
spiritualitas atau batiniah tersebut.
3) Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti
nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah
“teori tentang nilai”. aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-
nilai etika seorang ilmuwan.
11
BAB 3
Bagi seorang Muslim, hukum yang paling adil adalah hukum Allah yang Maha
Penyayang dan Bijaksana. Tidak ada hukum yang lebih baik dan lebih adil daripada
hukum Allah.Allah SWT berfirman dalam Q.S.Al-Maidah : 50 yang artinya,
“Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang
yang yakin?” (QS. Al Maidah: 50).
Seorang Muslim juga yakin bahwa penerapan hukum Allah akan membawa kepada
kebaikan bagi individu, masyarakat dan negara. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
12
agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.Berikt pesan Rasulullah SAW
kepada penegak hukum yaitu:
13
Disamping itu secara garis besar ,ada beberapa cara yang digunakan Al-
Qur’an untuk menjelaskan tentang hukum yaitu:
1. Juz’i (terperinci),yaitu Al-Qur’an menjelaskan hukum secara
terperinci,seperti hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah
aqidah,hukum waris,pidana dan lain-lain.Pemaparan hukum secara
terperinci ini menurut para ulama tidak memberikan ruang kereatifitas
penafsiran bagi manusia.
2. Kulli (global),yaitu penjelasan hukum secara global dan umum,sehingga
masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dalam tahap
aplikasinya.Untuk hukum-hukum yang bersifat global dan umum ini
sunnah berfungsi menjelaskan,mengkhususkan dan membatasinya.
3. Isyari (petunjuk).Disamping memberikan penjelasan hukum melalui
petunjuk teks langsung,Al-Qur’an juga memberikan penjelasan hukum
melalui petunjuk-petunjuk yang tersirat dibalik teks.
B. Manfaat dan Tujuan Memberikan Hukuman Bagi perilaku Kriminal
1. Menjaga kemaslahatan pokok manusia
Islam menjaga kebutuhan pokok manusia berupa agama, jiwa, akal, nasab dan
harta manusia. Adanya hukum tersebut adalah untuk menjaga kebutuhan pokok
manusia. Hukum bagi murtad untuk menjaga agama, hukum qishash untuk
menjaga nyawa, hukum rajam untuk menjaga nasab, hukum potong tangan
untuk menjaga harta, dan hukum cambuk untuk peminum khamr untuk menjaga
akal.
2. Menegakkan keadilan di antara manusia
Keadilan adalah pokok syariat yang harus ditegakkan. Dan termasuk keadilah
apabila orang yang bersalah dan melalukan kriminal harus di hukum, sebab bila
pelaku dibirkan saja maka akan menyebabkan suburnya kejahatan.
3. Kasih sayang kepada pelaku dan masyarakat
Adanya hukuman dapat mengerem pelakunya dan tindak kejahatan dan
menyadarkan dari kekeliruannya selama ini. Semua itu merupakan kasih sayang
Islam baginya, sebagaimana penegakkan hukum ini dapat menyebabkan
keamanan semakin tersebar di masyarakat. Alangkah bagusnya ucapan Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, “Hukum itu adalah obat yang mujarab untuk
14
mengobati orang-orang yang sakit hatinya. Dan ini termasuk kasih sayang Allah
kepada hamba-Nya.
4. Peringatan bagi masyarakat
Hikmah lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai peringatan bagi
masyarakat agar tidak meniru perbuatan tersebut sehingga setiap kali mereka
akan melakukan kriminal tersebut maka harus berpikir seribu kali. Oleh karena
itu, Islam mensyariatkan agar penegakkan hukum itu disaksikan oleh masyarakat
luas.
5. Pelebur dosa bagi pelaku kriminal
Sesungguhnya penegakkan hukum itu bisa melebur dosa pelaku kejahatan.
Adapun bagi orang yang tidak menyusikan dirinya dari dosa dengan taubat atau
penegakkan hukum maka dia akan mendapat hukuman yang lebih berat dan
lebih pedih pada hari kiamat.
15
BAB 4
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar Ma’ruf dan
Nahi Munkar.Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar merupakan pilar dasar dari pilar-pilar
akhlak yang mulia lagi agung. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah upaya menciptakan
kemaslahatan umat dan memperbaiki kekeliruan yang ada pada tiap-tiap individunya.
Dengan demikian, segala hal yang bertentangan dengan urusan agama dan merusak
keutuhannya, wajib dihilangkan demi menjaga kesucian para pemeluknya. Kita sebagai
umat Islam punya misi, yaitu memerintahkan amar makruf nahi mungkar dan melarang
kemungkaran dan beriman kepada Allah SWT.Kewajiban menegakkan kedua hal itu
adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang
mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya.Sesungguhnya diantara peran-
peran terpenting dan sebaik-baiknya amalan yang mendkatkan diri kepada Allah
SWT,adalah kita bisa saling menasehati,saling mengarahkan kepada kebaikan,salin
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Al-Qur’an Al-Karim telah menjadikan rahasia kebaikan yang menjadikan umat islam
istimewa adalah karena dalam Al-Qur’an mengajak kita kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran dan beriman kepada Allah.Seperti yang terdapat dalam Q.S.Al-Imran:110
yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Seperti halnya diutusnya para rasul dan diturunkannya Al-Kitab adalah dalam rangka
memerintah dan mewujudkan yang ma’ruf, yaitu tauhid yang menjadi intinya, kemudian
untuk mencegah dan menghilangkan yang mungkar, yaitu kesyirikan yang menjadi
sumbernya.Sehingga segala perintah Allah subhanahu wa ta’ala yang disampaikan
melalui rasul-Nya adalah perkara yang ma’ruf. Begitu pula dengan seluruh larangan-
Nya adalah perkara yang mungkar. Kemudian, Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan
amar ma’ruf nahi mungkar ini sebagai sifat yang melekat dalam diri nabi-Nya dan kaum
16
mukminin secara menyeluruh. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Q.S.At-
Taubah :71 yang artinya :“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan,
sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat,
menunaikan zakat, serta taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat
oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
a. Hukum Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar
Amar ma’ruf nahi mungkar adalah kewajiban bagi tiap-tiap muslim yang
memiliki kemampuan. Artinya, jika ada sebagian yang melakukannya,
yang lainnya terwakili. Dengan kata lain, hukumnya fardhu kifayah.
Namun, boleh jadi, hukumnya menjadi fardhu ‘ain bagi siapa yang
mampu dan tidak ada lagi yang menegakkannya. Al-Imam an-
Nawawi rahimahullah mengatakan, “Amar ma’ruf nahi mungkar menjadi
wajib ‘ain bagi seseorang, terutama jika ia berada di suatu tempat yang
tidak ada seorang pun yang mengenal (ma’ruf dan mungkar) selain
dirinya; atau jika tidak ada yang dapat mencegah yang (mungkar) selain
dirinya. Misalnya, saat melihat anak, istri, atau pembantunya, melakukan
kemungkaran atau mengabaikan kebaikan.
17
ada orang yang membenci apa saja yang dia anggap aneh meskipun
bermanfaat bagi manusia. Sebaliknya ada orang yang menggampangkan,
memandang apa saja sebagai hal yang ma’ruf/ baik. Sedangkan kebaikan
dan kemungkaran harusnya dikembalikan kepada pembuat syari’at,
bukan kembali kepada perasaan atau pemikiran masing-masing
orang.Untuk mengetahui hal tersebut yaitu dengan Al-Qur’an dan as-
sunnah,atau ijma’atau qiyas yang shahih,yang mana ijma’ dan qiyas
terbut harus disandarkan kepada Al-Qur’an dan as-sunnah.
* Syarat kedua
Mengetahui (dengan pasti, -pent) terjadinya kemungkaran atau
ditinggalkannya kebaikan. Jika tidak, maka tidak boleh menduga-duga
hal yang tidak diketahuinya.
Contohnya : apabila ada seseorang masuk ke dalam masjid kemudian
langsung duduk tanpa sholat-tahiyyatu al-masjid– maka yang sesuai
dengan hikmah adalah dengan bertanya kepadanya, mengapa dia
langsung duduk dan tidak melakukan shalat ? Dia tidak boleh untuk
langsung dilarang dan dicela.
Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam pernah pada saat berkhutbah di hari
Jum’at, tiba-tiba masuklah seseorang ke dalam masjid dan langsung
duduk. Beliau bertanya kepadanya, “Apakah engkau sudah shalat?” Dia
menjawab, “belum”. Beliau bersabda, “Bangun dan shalatlah dua
raka’at.” Beliau tidak mencelanya karena mungkin saja orang itu sudah
shalat tapi Nabi tidak mengetahuinya.
Begitu pula apabila ada seseorang yang sedang makan ketika siang hari
bulan Ramdhan, tidak boleh langsung mencelanya. Akan tetapi harus
ditanya terlebih dulu, karena boleh jadi dia sedang punya udzur.
* Syarat ketiga
Tidak boleh mencegah kemungkaran yang berakibat kepada
kemungkaran yang lebih besar.
Misalnya, apabila kita melihat ada seseorang sedang merokok,
sedangkan tidak ragu lagi bahwa hukum merokok adalah haram, akan
tetapi boleh jadi apabila diingkari dia malah beralih kepada minuman
18
keras. Maka dalam keadaan seperti ini kita tidak perlu mengingkari
perbuatannya –merokok- karena kemungkaran rokok lebih ringan
dibanding kemungkaran minuman keras. Mengerjakan salah satu dari
dua mafsadat (kerusakan) yang paling ringan adalah wajib dengan
syarat mafsadat yang lebih besar juga tidak bisa ditinggalkan. Dalilnya
adalah firman Allah Ta’ala :
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka
sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan
melampaui batas tanpa pengetahuan” [Al-An’am : 108]
Mencela sesembahan orang-orang musyrik termasuk yang
diperintahkan oleh syari’at. Wajib atas kita untuk mencela tuhan-
tuhannya musyrikin, mencela hari raya mereka, meperingatkan darinya,
tidak ridha dengannya, dan memberitahukan kepada saudara-saudara kita
yang bodoh bahwasannya tidak boleh bergabung dengan mereka di
dalam hari raya mereka, karena keridhaan terhadap kekufuran
dikuatirkan orang tersebut akan terjatuh ke dalam kekufuran –semoga
Allah melindungi kita dari hal tersebut-.
Ibnu Al-Qoyyim,murid Syaikh al-islam ibnu
Taimiyyah rahimahumallah berkata, “sesungguhnya orang-orang yang
bergabung bersama orang-orang musyrik di dalam hari raya mereka dan
memberi ucapan selamat dengannya, meskipun seandainya mereka tidak
melakukan kekufuran, tidak ragu lagi mereka telah melakukan perbuatan
haram.”
C. Contoh Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar Dalam Kehidupan Sehari-
Hari
1.Mengajak orang untuk melaksanakan sholat di masjid
2. Mengajak orang untuk berpuasa di bulan ramadhan
3. Berdakwah sebagai seorang uztads
4. Mengajarkan cara mengaji kepada anak" sekolah
5. Mengajak orang untuk besedekah di masjid
6. Menganjurkan seseorang untuk mengenakan hijab
7. Mencegah orang lain dari menggunakan narkoba
19
8. Melakukan penyuluhan kepada remaja untuk menjauhi sex bebas
9. Mengajak untuk rajin belajar
10. Mengajak untuk selalu membantu orang tua
20
BAB 5
FITNAH AKHIR ZAMAN
Fitnah dalam bahasa Arab bisa berarti ujian keimanan, fitnah atau huru hara atau
menuduh tanpa bukti. Allah Ta'ala berfirman:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan,
'Kami telah Beriman' dan mereka tidak diuji?' (QS Al-Ankabut: 2
Rasulullah SAW pernah bersabda,”Akan datang akhir zaman fitnah seperti sepotong
malam yang gelap.Seseorang beriman dipagi hari dan kufur disore hari,beriman di sore
hari dan kufur dipagi hari.”Begitu mudahnya agama di ombang-ambingkan.Banyak
manusia yang mengabaikan agama.Agama dianggap sebagai hal yang sepele.Seolah-
olah agama adalah perkara yang bisa dimainkan,bisa keluar masuk seperti rumah
sendiri.
Beberapa orang merasa tidak butuh dengan agama.Mereka menjalani hidup dengan
bekerja memeras keringat tanpa mengingat kepada yang memberi rezeki.Terkadang
mereka meninggalkan kewajiban hanya untuk kesenangan duniawi.Terkadang mereka
juga tidak peduli dengan keadaan sekitar,merampas hak-hak orang lain,dan
menyesatkan orang-orang yang tidak tahu.
Pada saat ini, banyak sekali bahaya yang mengintai kita sebagaimana yang dikabarkan
oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits tentang fitnah akhir
zaman. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasul yang penuh kasih sayang
kepada umatnya, tidak hanya memberitahukan tentang fitnah ini saja, tapi juga
memberitahukan solusinya. Al-Qur’ân dan sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam merupakan solusi yang tidak bisa ditawar-tawar. Kalau tidak, kesengsaraan mesti
akan menimpa. Allâh Azza wa Jalla befirman :
“Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-
Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia, “Ya
21
Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku
dahulunya adalah seorang yang melihat ?” Allâh berfirman, “Demikianlah, telah
datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari ini kamupun dilupakan”. [Thaha/20:123-126]
* Diantara ujian yang juga sangat mengkhawatirkan pada zaman ini yaitu fitnah yang
ditimbulkan kaum wanita. Dalam hadits yang diriwayatkan Usâmah bin Zaid
Radhiyallahu anhu Radhiyallahu anhuma, beliau Radhiyallahu anhu mengatakan,
“Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Saya tidak meninggalkan satu fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain
(ujian) wanita” [HR. Bukhâri dan Muslim]
Ujian yang diakibatkan prilaku kaum wanita pada masa ini semakin parah, karena
perilaku sebagian wanita yang tidak merasa malu sema sekali. Dengan dalih mengikuti
perkembangan zaman, mereka mengenakan pakaian tipis nan ketat, sehingga bentuk
anggota tubuh mereka nampak dengan jelas. Ada juga yang berdalih untuk menambah
penghasilan, semua dilakukan tanpa memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan
syari’at. Akibatnya, bukan kebaikan yang timbul namun sebaliknya.
* Namun ujian yang paling besar dan paling berbahaya bagi kaum Muslimin yang
selalu kita waspadai yaitu ujian dajjal yang akan datang menjelang hari kiamat. Maka
hendaklah kita senantiasa waspada dan menjaga diri serta keluarga kita. Hendaklah kita
memperbanyak do’a kepada Allâh Azza wa Jalla agar senantiasa menjaga kita dari
keburukan berbagai fitnah ini.Seperti yang telah tercantum dalam Q.S.al-Ankabut/29:1-
3 Allah SWT berfirman yang artinya:
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allâh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia
mengetahui orang-orang yang dusta”. [al-Ankabut/29:1-3]
22
1. Bersamanya ada surga dan neraka
Ada beberapa ciri Dajjal, yaitu mata kirinya mengalami cacat dan keriting
rambutnya. Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam berkata:
Dajjal cacat matanya yang kiri, keriting rambutnya, bersamanya surga dan
nerakanya. Nerakanya adalah surga Allah dan surganya adalah neraka Allah.”
(HR. Muslim, no. 2934).
2. Bersamanya air, sungai, dan gunung roti, api, dan air.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya bersama dia
ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti.
Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga.
(HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: sanadnya shahih.
Lihat Qishshatu Masihid Dajjal) Uqbah bin Amr radhiyallahu anhu, dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang dilihat
manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang dilihat manusia
api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar. Barangsiapa di antara
kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang dilihatnya api, karena itu
adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935).
3. Akan diikuti perbendaharaan harta
Dajjal biasanya akan diikuti banyaknya harta. Hal ini tertera dalam hadits An-
Nawwas bin Sam'an radhiyallahu anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam berkata:
...Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: 'Keluarkanlah perbendaharaanmu.'
Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah.
(HR. Muslim no. 2937).
4. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan
Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turun hujan merupakan
salah satu sifat Dajjal.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu anhu: Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam berkata:
23
...Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman
kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk
hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah
hujan dan tumbuhlah tanaman (HR. Muslim no. 2937)
Orang-orang yang beriman tidak akan menerima dakwah dari Dajjal dan tidak
ada sedikit pun harta yang tersisa pada mereka.
5. Membunuh suatu jiwa kemudian menghidupkannya kembali
Dajjal akan membunuh manusia dan berjanji akan menghidupkan kembali orang
yang telah mati.
"Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkata: Keluarlah pada hari itu
seorang yang terbaik atau di antara orang terbaik. Dia berkata: Aku bersaksi
engkau adalah Dajjal yang telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam. Dajjal berkata (kepada pengikutnya): "Apa
pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian
masih ragu kepadaku?" Mereka berkata: "Tidak." Maka Dajjal membunuhnya
dan menghidupkannya kembali. (HR. Muslim no. 2938)
6. Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya kembali. (HR.
Muslim, 2938/113)
Berdasarkan riwayat oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari sahabat Abu
Sai’d Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu [No. 2938] berkata: Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami sebuah hadits yang panjang
tentang Dajal pada suatu hari. Di antara apa yang beliau sampaikan adalah:
Dajal datang dan dia diharamkan untuk masuk ke kota Madinah, maka dia
berakhir di daerah yang tanahnya bergaram yang berada di sekitar Madinah.
Maka keluarlah kepadanya seorang yang paling baik dan dia berkata:
"‘Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajal yang telah diceritakan oleh
Rasulullah.’" Lalu Dajal berkata (kepada pengikutnya): ‘Bagaimana jika aku
membunuh orang ini kemudian menghidupkannya, apakah kalian masih tetap
ragu tentang urusanku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Dia pun membunuhnya
kemudian menghidupkannya.
24
Orang yang baik itu berkata setelah dihidupkan: ‘Demi Allah, aku semakin
yakin tentang dirimu.’ Rasulullah berkata: ‘Lalu Dajjal ingin membunuhnya lagi
namun dia tidak sanggup melakukannya’.”
B. Cara Menjaga Diri dan Keluarga dari Fitnah Akhir Zaman:
1. Bentengi dengan aqidah dan Tauhid yang benar Syaratnya yaitu kembalikan
semua hal kepada Alqur'an dan Hadits.
2. Ikhlas kepada Allah Ta'ala dalam semua Amal.
3.Meninggalkan riya dan kemunafikan.
Tidak boleh taqlid, yaitu hanya mengikuti kebiasaan pendahulu tanpa dasar yang
benar. Allah Ta'ala berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah
(mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul." Mereka
menjawab, "Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami
(mengerjakannya)." Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang
mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak
(pula) mendapat petunjuk?" (QS Al-Maidah : 104)
25
DAFTAR PUSTAKA
: https://tafsirweb.com/1242-quran-surat-ali-imran-ayat-110.html
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/hukumislam/article/view/115
http://majelispenulis.blogspot.com/2011/05/iman-islam-dan-ikhsan.html?m=1
https://almanhaj.or.id/3693-mewaspadai-fitnah-ujian-di-zaman-modern.html
https://asysyariah.com/kewajiban-amar-maruf-nahi-mungkar-2/
https://islamandsains.wordpress.com/
https://kalam.sindonews.com/berita/1457803/69/cara-menjaga-diri-dan-keluarga-dari-
fitnah-akhir-zaman
https://m.republika.co.id/berita/qcjm5u366/islam-iman-dan-ihsan-tak-bisa-dipisahkan
https://muslim.or.id/26767-pilih-kasih-dalam-penegakan-hukum-faktor-hancurnya-
sebuah-negara.html
https://muslim.or.id/425-islam-iman-ihsan.html
https://paudit.alhasanah.sch.id/tahukah-anda/apa-perbedaan-islam-iman-dan-ihsan/
https://reevy.wordpress.com/2012/03/01/syarat-ber-amar-maruf-dan-nahi-munkar/
https://republika.co.id/berita/oh6pth313/4-pesan-rasulullah-untuk-penegak-hukum
https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/Pjs4D5r/muncul-di-akhir-zaman-ini-6-
macam-fitnah-dajjal-nomor-5-bikin-ngeri
iv
LAMPIRAN