IDENTIFIKASI DAN
Oleh:
IRMA RAHAYU NINGRUM
361941333076
1C
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Daging merupakan salah satu produk ternak yang mudah mengalami perubahan
selama periode tertentu. Hal ini karena daging memiliki sifat fisik ,kimiawi ,dan
biologis yang mampu mempercepat perubahan tersebut .
Sifat fisik daging mempengaruhi kualitas pengolahan daging . daging yang
memiliki kualitas sifat fisik yang bagus tentunya akan memberikan produk
pengolahan yang bagus dan akan mempermudah selama proses pengolahannya.
Pengolahan , penyimpanan dan pengawetan daging akan mempengaruhi sifat
daging akan mempengaruhi sifat daging ini, sehingga ketika daging akan digunakan
kembali akan berbeda dengan jika menggunakan daging segar. Untuk menghindari
perubahansifat fisik yang terlalu besar diperlukan pengetahuan tentang faktor yang
mempengaruhi perubahan sifat fisik daging tersebut.
1.2 Tujuan dan manfaat
1. Memperkenalkan beberapa jenis daging yang berasal dari beberapa jenis hewan
ternak ruminansia (kambing dan sapi)
2. Mengamati daging ternak berdasarkan sifat fisiknya yang meliputi warna ,
struktur, bau(aroma),pH.
menambahkan aquades ke
dalam daging
mg H2O=
%WHC=
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
B. Uji Ph
C. Uji Susut Masak
D. WHC
3.2 Pembahasan
A. Uji Organoleptik
Daging segar cenderung memiliki kualitas kandungan nutrisi dan penampakan lebih baik.
Hal ini terjadi karena daging belum mengalami pengolahan lebih lanjut dan belum disimpan
lama. Indikator yang dapat dijadikan kualitas daging ini adalah kekenyalan, warna daging,
bau, dan tekstur. Selain itu, daging segar tidak berlendir, tidak terasa lengket ditangan dan
terasa kebasahannya
B. Uji pH
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pH daging seperti stress sebelum
pemotongan,iklim, tingkah laku agresif diantara ternak sapi atau gerakan yang berlebihan,
juga mempunyai pengaruh besar terhadap penurunan atau habisnya glikogen otot dan akan
menghasilkan daging yang gelap dengan pH yang tinggi(lebih besar dari 5,9). Nilai pH
daging ini perlu diketahui karena pH dagingnya akan menentukan tumbuh dan
berkembangnya bakteri. Hampir semua bakteri tumbuh secara optimal pada ph sekitar 7 dan
tidak akan tumbuh persis dibawah pH 4 atau diatas 9.
Nilai pH merupakan salah satu kriteria dalam penentuan kealitas daging, khususnya di
Rumah Pemotongan Hewan(RPH).
Nilai pH otot saat hewan hidup sekitar 7,0-7,2(pH netral). Setelah hewan
disembelih(mati). Nilai pH dalam otot(ph daging )akan menurun akibat adanya akumulasi
asam laktat. Penurunan nilai pH dalam otot hewan yang sehat dan ditangani dengan baik
sebelum pemotongan akan berjalan seacara bertahap dari 7,0 sampai 5,6-5,7 dalam waktu 6-8
jam postmortem dan akan mencapai nilai ph akhir sampai sekitar 5,5-5,6 . nilai pH akhir
(ultimate pH volue)adalah pH terendah yang dicapai pada otot setelah
pemotongan(kematian). Nilai pH daging tidak akan pernah mencapai nilai dibawah 5,3 .hal
ini disebabkan karena pada nilai pH dibawah 5,3 enzim-enzim yang terlibat dalam glikolisis
anaerob tidak aktif bekerja.
C. Uji Susut Masak
Nilai susut masak merupakan nilai massa daging yang berkurang setelah proses
pemanasan atau pengolahan masak. Nilai susut masak ini erat kaitannya dengan daya
mengikat air.semakin tinggi daya mengikat air maka ketika proses pemanasan air dan cairan
nutrisi pun akan sedikit yang keluar atau yang terbuang sehingga massa dengan yang
berkurang pun sedikit. Daging yang mempunyai angka susut masak rendah, memiliki
kualitas yang baik karena kemungkinan keluarnya nutrisi daging selama pemasakan juga
rendah.
D. WHC
Pengujian daya mengikat air merupakan pengujian untuk mengetahui seberapa besar
daging tersebut mampu mengikat air bebas. Daya mengikat air diukur dengan menggunakan
metode penekanan. Selain itu parameter yang dapat digunakan untuk melihat daya mengikat
air pada daging dapat dilakukan dengan melihat tingkat kelembaban daging, daging yang
lembab mengindikasikan bahwa daya mengikat daging tersebut terhadap air cukup tinggi ,
sedangkan daging yang agak kering mengindikasikan daya mengikat daging tersebut lebih
berkurang hal ini biasanya ditandai dengan penampakan warna daging yang agak kehitaman.
3.3 Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kita dapat dapat disimpulkan bahwa:
1. Daging yang kami uji memiliki kualitas yang baik, karena dapat dilihat dari hasil
praktikum yang menunjukkan ciri-ciri daging yang baik menurut warna,tekstur, bau.
2. Daging yang kami uji mendapatkan hasil ph 6 yang menunjukkan ph normal
3. Daging yang kami uji dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik karena memiliki
susut masak yang rendah 26%,36%,36%,32%
4. Daging yang kami uji memiliki kelembaban yang bervariasi dari yang memiliki
prosentase daya ikat air yang tinggi sampai rendah.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih adanya kekurangan dan ketidak tepatan mohon
dimaklumi,serta lebih teliti saat melakukan peaktikum agan mendapatkan hasil yang akurat.