Anda di halaman 1dari 7

Nama : Salma Nurul Fitriya

NIM : 1401419230

Rombel :E

Pengembangan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di SD


A. Pengertian pembelajaran Student Center Learning
Pendekatan Student Centered Learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran
yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar.
SCL merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan  mahasiswa sebagai
peserta didik (subyek) aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai adult 
learner, bertanggung  jawab  sepenuhnya  atas  pembelajarannya, serta mampu belajar
beyond the classroom. Kelak, para alumni diharapkan memiliki dan menghayati
karakteristik life-long  learning yang menguasai hard skills, soft skills, dan life-skills
yang saling mendukung. Di sisi lain, para dosen beralih fungsi, dari pengajar menjadi
mitra pembelajaran maupun sebagai fasilitator  (from mentor  in  the center  to guide on
the side).
Pengertian SCL menurut para ahli:
 Rogers (1983)
SCL merupakan hasil dari transisis perpidahan kekuatan dalam proses
pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa
sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi
atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.
 Kember (1997)
SCL merupakan sebua kutub proses pembelajaran yang menekankan mahasiswa
sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai
agen yang memberikan pengetahuan.
 Harden dan Crosby (2000)
SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan
siswa untuk sukses dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.
Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning
(SCL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai
pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari model belajar
Instructor-Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan dari guru
ke murid yang relatif bersikap pasif.
Dibandingkan dengan sistem pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL)
yang berpusat pada Dosen sebagai sumber informasi, Student Centered Learning
(SCL) membuat pemahaman mahasiswa lebih dalam dan lebih spesifik mengenai
bidang yang ditekuni dengan menjadikan mahasiswa sebagai pusat pembelajaran,
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.

B. Ragam pembelajaran dan konsep pembelajaran SCL


Konsep pada pembelajaran berbasis SCL peserta didik menjadi pusat dari proses
belajar. Dengan adanya konsep ini peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan
mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinitiatif untuk
mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat
menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya
berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas
tertentu peserta didik dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya (Harsono,
2005:176).
Ada beberapa metode dalam pembelajaran berbasis SCL yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yaitu antara lain :
1. Small Group Disscussion
Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan
bagian dari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CbL, PBL
dan lain-lain. Di dalam kelas, kita dapat meminta para siswa untuk membuat
kelompok kecil (misalnya 3-5 orang) untuk mendiskusikan bahan yang dapat
diberikan oleh guru atau bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok
tersebut.
Metode ini dapat digunakan ketika akan menggali ide, menyimpulkan poin
penting, mengakses tingkat skill dan pengetahuan siswa, mengkaji kembali topik
dikelas sebelumnya, membandingkan isu, teori dan interprestasi serta dapat juga
untuk menyelesaikan masalah.
Ketika metode ini diterapkan didalam kelas siswa akan belajar untuk
menjadi pendengar yang baik, bekerjasama untuk tugas bersama, memberikan
dan menerima umpan balik yang konstruktif, mendukung pendapat dengan bukti
serta menghargai sudut pandang yang bervariasi.
2. Simulation
Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip dengan
sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya simulasi sebagai seorang manajer atau
pemimpin, siswa diminta untuk membuat perusahaan fiktif, kemudian diminta
untuk berperan sebagai manajer atau pemimpin dalam perusahaan tersebut.
Simulasi ini dapat membentuk permainan peran (Role Playing).
Manfaat dari model simulasi ini dapat mengubah cara pandang (Mindset)
siswa dengan jalan mempraktekkn kemampuan umum, mempraktekkan
kemampuan khusus dan tim, mengembangkan kemampuan menyelesaikan
masalah, serta mengembangkan kemampuan empati.
3. Discovery Learning (DL)
Discovery Learning (DL) merupakan metode belajar yang difokuskan
pada pemanfaatan informasi yang tersedia baik yang diberikan oleh guru maupun
yang dicari sendiri oleh siswa. Tujuannya untuk membangun pengetahuan dengan
cara bellajar mandiri.
Metode ini dapat dilakukan misalnya dengan memberi tugas kepada siswa
untuk memperoleh bahan ajar dari sumber-sumber dapat diperoleh melalui buku,
koran, majalah maupun internet.
4. Self Directed Learning (SDL)
Self Directed Learning (SDL) merupakan proses belajar yang dilakukan
atas inisiatif siswa itu sendiri. Siswa yang merencanakan, melaksanakan dan
menilai sendiri terhadap pengalaman beajar yang telah dijalani, semua dilakukan
oleh individu itu sendiri. Peran guru disini hanya bertindak sebagai fasilitator
yang memberikan arahan, bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar
yang telah dilakukan individu tersebut.
Manfaat dari metode ini yaitu menyadarkan dan memberdayakan siswa,
bahwa belajar adalah tanggungjawab siswa itu sendiri. Siswa didorong untuk
bertanggungjawab terhadap semua fikiran dan tindakan yang dilakukan. Untuk
dapat menerapkan metode ini, sebelumnya guru harus dapat memenuhi asumsi
bahwa kemampuan siswa semetinya bergeser dari orang yang tergantung pada
orang lain menjadi individu yang mampu belajar mandiri.
5. Cooperative Learning (CL)
Cooperative Learning (CL) merupakan metode belajar berkelompok yang
dirancang oleh guru untuk memecahkan suatu masalah atau kasus atau
mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini terdiri beberapa siswa yang memiliki
kemampuan akademik yang beragam.
Metode ini sangat terstruktur, karena pembentukan kelompok, materi yang
dibahas langkah-langkah diskusi serta hasil akhir semua ditentukan dan dikontrol
oleh guru. Siswa hanya mengikuti prosedur diskusi yang dirancang oleh guru.
Cooperative Learning (CL) bermanfaat untuk membantu menumbuhkandan
mengasah kebiasaan belajar aktif pada diri siswa, rasa tanggungjawab individu
maupun kelompok, kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa serta
ketrampilan sosial siswa.
6. Collaborative Learning (CbL)
Collaborative Learning (CbL) merupakan metode belajar yang
menitikberatkan pada kerjasama antar siswa yang didasarkan pada consensus
yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok. Tugas memang berasal dari guru
dan bersifat open ended, tetapi pembentukan kelompok didasarkan pada minat,
prosedur kerja kelompok, penentuan waktu dan tempat diskusi kelompok, sampai
dengan bagaimana hasil diskusi kelompok ingin dinilai oleh guru, semua
ditentukan melalui consensus bersama antar anggota kelompok
7. Contextual Intruction (CI)
Contextual Intruction (CI) merupakan konsep belajar yang membantu
pendidikatau guru mengaitkan isi mata pelajaran dengan situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari dan memotivasi siswa untuk membuat keterhubungan
antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota
masyarakat, pelaku kerja profesional, manajerial, entepreneur maupun investor.
8. Project-based Learning (PjBL)
Project-based Learning (PjBL) merupakan metode belajar yang sistematis,
yang melibatkan siswa dalam belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses
pencarian atau penggalian (inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap
pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang dirancang
dengan sangat hati-hati.
9. Problem-based Learning/Inquiry (PBL/I)
Problem-based Learning/Inquiry (PBL/I) merupakan belajar dengan
memanfaatkan masalah dan siswa harus melakukan pencarin/penggalian
informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Pada umumnya
terdapat empat langkah yang perlu dilakukan siswa dalam PBL/I yaitu :
a) Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa
kompetensi yang dituntut mata pelajaran dari gurunya.
b) Melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk
memecahkan masalah.
c) Menganalisis strategi pemecahan masalah.
d) Menata data dan mengaitkan data dengan masalah.

C. Prinsip-prinsip Pendekatan Student Centered Learning


1) Tanggung jawab, yaitu peserta didik mempunyai tanggung jawab pada
pelajarannya. Dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempunyai
tanggung jawab pada pelajarannya, peserta didik diharapkan akan lebih berusaha dan
lebih termotivasi dalam memaknai pelajarannya.
2) Peran serta, yaitu peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam pembelajaran,
diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga
mendorong bertumbuhnya kreativitas dan inovasi.
3) Keadilan, yaitu semua peserta didik mempunyai hak yang sama untuk tumbuh
dan berkembang. Dengan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang tersebut
akan menutup keunggulan hanya didominasi mahasiswa tertentu saja dan diharapkan
semua peserta didik dapat bersama-sama berhasil mencapai tujuan secara maksimal. 
4) Mandiri, yaitu semua peserta didik harus mengembangkan segala kecerdasannya
(intelektual, emosi, moral, dsb) karena guru hanya fasilitator dan nara sumber (mitra
belajar).
5) Berfikir kritis dan kreatif, yaitu peserta didik harus menggunakan segala
kecerdasan intelektual dan emosinya yang berwujud kreativitas, inovasi, dan analisa
untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi karena siswa akan mengalami
perpaduan antara prakonsepsi dan konsepsi. 
6) Komunikatif, yaitu peserta didik harus menggunakan kemampuannya
berkomunikasi baik lisan maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep dengan
cara yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya, sehingga diperlukan media dan
sarana yang efektif untuk menyamakan presepsi.
7) Kerjasama, yaitu kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan
saling mendukung pencapaian keberhasilan atau tujuan yang ditetapkan dalam
pembelajaran.
8) Integritas, yaitu peserta didik harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi, dan
percaya diri dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya dalam situasi apapun.
D. Penerapan Student Center Learning (SCL)
Penerapan SCL dalam pembelajaran :
 Kadar SCL dilihat dari proses perencanaan yaitu Adanya keterlibatan siswa dalam :
1. Perumusan tujuan pembelajaran
2. Menyusun rancangan pembelajaran
3. Menentukan dan memilih sumber belajar
4. Menentukan dan pengadaan media.
 Kadar SCL dilihat dari proses pembelajaran yaitu :
1. Adanya keterlibatan siswa secara fisik,mental,emosional dan spiritual dalam
proses pembelajaran
2. Siswa belajar secara langsung,
3. Adanya keinginan siswa untuk terciptanya iklim belajar yang kondusif,
4. Prakarsa siswa dalam memecahkan masalah,
5. Terjadi interaksi multi arah.
 Kadar SCL dilihat dari kegiatan evaluasi yaitu :
1. Adanya self assessment,
2. Kemandirian siswa dalam kegiatan evaluasi,
3. Kemauan siswa dalam menyusun laporan kegiatan belajar.

SUMBER
http://modelpembelajaranmukhlis.blogspot.com/2015/09/pengertian-langkah-prinsip-
kelebihan.html

http://hellokittykartika.blogspot.com/2016/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://mooza-alkaz.blogspot.com/2014/03/student-centre-learning.html

DAFTAR RUJUKAN AHLI

Depdiknas. 2004. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdiknas


Hamalik, O. 1993. Metode dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :Dirjen Dikti Depdikbud.
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana, N. 1989. Cara Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Lembaga
Penelitian IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai