Anda di halaman 1dari 9

EDAJ 4 (1) (2015)

Economics Development Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI


DAN INFORMASI PERTANIAN USAHA TERNAK DOMBA

Desy Anggar Sary

PT Laksana Gas Abadi, Indonesia


Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pemberdayaan SDM pertanian perlu terus dikembangkan agar semakin maju dan efisien serta
Diterima Januari 2015 diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Tujuan penelitian ini adalah
Disetujui Januari 2015 mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan program, kendala yang dihadapi dan solusi program,
Dipublikasikan Februari strategi program pemberdayaan petani melalui teknologi dan informasi pertanian pada usaha ternak
2015 domba di Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan 1) pelaksanaan program tersebut
______________ telah sesuai dengan komponen A, B dan E, 2) kendala yang dihadapi penyuluh berkaitan dengan
Keywords: SDM termasuk rendah dengan solusi memberikan penyuluhan dengan bahasa yang mudah
Evaluation of dipahami oleh petani; kendala yang dihadapi petani adalah kesulitan mendapatkan pakan ternak
Implementation, Farmer segar pada musim kemarau dengan solusi mencari sumber protein lain, pemasaran hasil ternak
Empowerment, Sheep domba terbatas dan munculnya pesaing dengan solusi peningkatan kualitas hasil ternak yang
Livestock Business kompetitif, 3) strategi pemberdayaan mencakupi kegiatan memberi pelatihan secara nyata dan tepat
____________________ guna serta intensifikasi pengelolaan pertanian dan peternakan domba. Kesimpulan dalam penelitian
ini bahwa program FEATI/P3TIP komponen A,B dan E telah dilaksanakan di Desa Purwodadi
Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung sehingga mampu memberdayakan petani melalui
UP FMA menjadi embrio agribisnis. Diajukan saran agar diberikan pelatihan dasar pertanian dan
peternakan untuk meningkatkan pengetahuan petani peserta program pemberdayaan.

Abstract
________________________________________________________________

The agricultural human resources empowermentneed to develop to be more advanced and efficient and directed
to improve the quantity and quality of production. The purpose of this study was to evaluate and analyze the
execution of the program, the obstacles encountered and solutions programs, strategies farmer empowerment
through technology and information on the business of sheep farming in the district Temanggung.The results
showed; 1) implementation of the program in accordance with the component A, B and E, 2) constraints faced
by extension related to human resources, including in a language that is easily understood by farmers; constraints
faced by farmers is difficult to get fresh fodder during the dry season with a solution looking for other protein
sources, limited marketing of sheep and the emergence of competitors with solutions to improve the quality of
livestock products competitive, 3) empowerment strategy includes providing training activities significantly and
appropriate and intensification of agriculture and sheep farm management. Conclusions in this study that the
program FEATI/P3TIP components A, B and E was done and aligned with the agricultural potential of the
farming community in the Village Purwodadi Kecamatan Tembarak Kabupaten . Temanggung. Submitted
suggestions that are given basic training courses to improve agricultural and livestock farmers' knowledge
empowerment program participants.
© 2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: edaj_unnes@yahoo.com

16
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

membantu meningkatkan pertanggungjawaban


PENDAHULUAN
dan efektifitas pelayanan pertanian melalui
Pemberdayaan sumber daya manusia kemampuan mengembangkan kelembagaan
pertanian perlu terus dikembangkan agar petani, dan meningkatkan kemampuan petani
semakin maju dan efisien serta diarahkan untuk dalam mengadopsi teknologi serta responsive
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi terhadap permintaan pasar. Program
melalui usaha diverisifikasi, intensifikasi dan Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan
ekstensifikasi sehingga taraf hidup kesejahteraan Informasi Pertanian (FEATI) mempunyai arah
petani dapat diperbaiki. Pemberdayaan adalah bahwa meningkatkan kemampuan petani dalam
bentuk dari pembangunan berkelanjutan ( penyuluhan secara pertisipatif dan mendorong
(Sianipar, et al., 2013). Bukti nyata sistem usaha agribisnis di masyarakat, ini
pemberdayaan sumber daya manusia pertanian merupakan salah satu alat untuk meningkatkan
adalah pelaksanaan program pemberdayaan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program
petani melalui teknologi dan informasi pertanian penyuluhan para petani.
(FEATI) pada usaha ternak domba. Program Provinsi Jawa Tengah menyediakan
FEATI bertujuan untuk meningkatkan dana hibah Farmer Managed Extension
produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan Activities (FMA) untuk kegiatan penyuluhan
petani melalui pemberdayaan keluarga petani pertanian yang dikelola oleh petani, untuk
dan organisasi petani dalam mengakses terhadap mendukung pelaksanaan kegiatan penyuluhan
informasi, teknologi, modal dan sarana produksi yang dikelola petani dialokasikan di empat
untuk mengembangkan usaha agribisnis dan Kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang,
mengembangkan kemitraan dengan sektor Kabupaten Temanggung, Kabupaten Batang,
swasta. Program Pemberdayaan Petani melalui dan Kabupaten Brebes. Berdasarkan Peraturan
Teknologi dan Informasi Pertanian atau FEATI Daerah Nomor 21/2008, tanggal 21 November
juga untuk mewujudkan penyelenggaraan 2008, Kabupaten Temanggung telah membentuk
penyuluhan pertanian yang berorientasi pasar kelembagaan, yang menangani penyuluhan
dan dibangun berdasarkan kemitraan yang setara pertanian. Jumlah Balai Penyuluhan Pertanian
antara petani, pemerintah dan swasta. Kecamatan sebanyak 20 unit, memiliki fasilitas
Secara khusus, Pemberdayaan Petani melalui gedung baru 10 unit dan Pos Penyuluhan Desa
Teknologi dan Informasi Pertanian bertujuan sebanyak 289 unit. Kabupaten Temanggung
untuk menyelenggarakan penyuluhan yang memiliki komitmen yang diterapkan dalam pola
dikelola petani secara mandiri, sehingga dasar pembangunan ekonomi dan rencana
kegiatan penyuluhan akan memberikan strategis pembangunan pertanian didukung oleh
manfaat langsung terhadap petani untuk banyak pihak, yaitu terwujudnya Kabupaten
mampu mengelola usaha agribisnis yang Temanggung sebagai kabupaten agribisnis
menguntungkan yang pada gilirannya akan terdepan di Provinsi Jawa Tengah.
meningkatkan kesejahteraan petani. Menyadari bahwa pelaku utama di sektor
Proses pemberdayaan petani sebagai solusi pertanian itu adalah masyarakat tani, maka
teknis dalam rangka menciptakan campuran pemberdayaannya hanya dapat diwujudkan
yang tepat dari teknologi dan sosial untuk melalui proses pendidikan orang dewasa yang
kemajuan proses pembangunan yang bersifat non formal yaitu dengan penyelenggaraan
berkelanjutan di alam (Duveskog, 2012). penyuluhan pertanian. Adanya teknologi
.Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan diharapkan meningkatkan kinerja penyuluh
Informasi Pertanian (FEATI) menawarkan sehingga mereka memiliki kompetensi
peluang dan kesempatan untuk menentukan pengembangan program (Moayedi & Azizi, 2011).
penyampaian pelayanan pertanian untuk sistem Dalam meningkatkan keberhasilan pembangunan,
yang lebih dinamis antara pemerintah dan terdapat permasalahan yang mendasar yaitu belum
swasta untuk meningkatkan kemampuan meningkatnya proses pemberdayaan petani. Hal
kompetisi sektor pertanian tingkat lokal, ini dirasakan oleh para penyuluh dilokasi
regional dan internasional. FEATI diharapkan penelitian. Tingkat pengetahuan yang masih
17
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

rendah, sikap dan rendahnya ketrampilan, petani melalui teknologi dan informasi pertanian
lambatnya mengadopsi teknologi, rendahnya pada usaha ternak domba di Desa Purwodadi
usaha kelompok, tingkat pemasaran hasil Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung
pertanian yang terbatas rendah. Para petani diadakan dengan tujuan utama meningkatkan
tersebut membutuhkan pendampingan penyuluh produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan
yang aktif dilapangan untuk proses petani. Pemilihan Desa Purwodadi sebagai desa
pemberdayaan dan membantu memecahkan pelaksana program pemberdayaan petani
persoalan-persoalan petani. Berkaitan dengan disebabkan wilayah Desa Purwodadi termasuk
hal tersebut, diperlukan proses pemberdayaan desa agraris dengan penduduk
petani secara signifikan dan membantu bermatapencaharian petani pangan, sayur
memecahkan permasalahan yang dihadapi sekaligus peternak.
petani. Kondisi tersebut merupakan potensi
desa yang menjadi acuan pemerintah untuk
melaksanakan program pemberdayaan petani
METODE PENELITIAN
melalui teknologi dan informasi pertanian pada
Penelitian ini menggunakan pendekatan usaha ternak domba. Berdasarkan data
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian disebutkan bahwa sejak tahun
penelitian yang bermaksud untuk memahami anggaran 2007/2008 telah digulirkan program
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek pemberdayaan petani melalui teknologi dan
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, informasi pertanian pada usaha ternak domba di
tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan
wilayah Kecamatan Tembarak.
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata Kabupaten Temanggung melaksanakan
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
program Pemberdayaan Petani melalui
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) pada
metode alamiah (Moleong, 2007:6). Lokasi tiga komponen yaitu komponen A, B dan E. Hal
penelitian dipilih pada Kecamatan Tembarak, itu dilakukan sesuai dengan karakterisitik wilyah
karena terdapat potensi peternakan domba. dan petani peserta program. Komponen A pada
Pengambilan sampling lokasi tersebut meliputi penguatan sistem penyuluhan berorientasi pada
beberapa UP-FMA (Unit Pengelola – Farmer kebutuhan petani. Kegiatan yang dilakukan
Managed Extension Activities) yang diambil dari sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan petani
5 desa yaitu di desa Tembarak, Menggoro,
seperti penyelenggaraan penyuluhan mandiri
Gandu, Botoputih dan Purwodadi. Sumber data oleh petani, sosialisasi kegiatan FEATI,
primer diperoleh dari hasil wawancara langsung pengajuan dana FMA ketika membutuhkan
dengan informan penelitian yaitu: satu orang modal, mengembangkan kelembagaan dan
penyuluh, satu orang aparat pemerintah dan satu
kemitraan usaha dengan pihak swasta dan
orang petani peserta program sedangkan data pemerintah, menyusun struktur organisasi petani
sekunder bersumber dari hasil sebaran angket berupa pembentukan kelompok tani.
tanggapan petani peserta program, hasil
Komponen B pada penguatan
observasi dan dokumentasi. Teknik
kelembagaan dan Kapasitas Petugas Penyuluhan
pengumpulan data menggunakan teknik
dengan melaksanakan sistem penyuluhan
observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.
terdesentralisasi melalui kerjasama antara
Keabsahan data menggunakan triangulasi
penyedia layanan penyuluhan swasta dengan
sumber dan metode. Data penelitian yang
kelompok tani dan perusahaan untuk keuntungan
diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif
bersama. Untuk keperluan tersebut dilakukan
dan disajikan dalam bentuk kalimat sederhana.
kegiatan-kegiatan yang mencakup penyediaan
pelatihan, perbaikan infrastruktur beserta
HASIL DAN PEMBAHASAN perlengkapan (pembuatan kandang domba dengan
Pelaksanaan Program ukuran dan bentuk tertentu), penyediaan dana
operasional dari pemerintah untuk pelayanan
Pelaksanaan program pemberdayaan
penyuluhan (pemberian tunjangan finansial bagi
18
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

fasilitator kelurahan/petani pemandu). petani melalui teknologi dan informasi pertanian


Komponen E merupakan dukungan kebijakan pada usaha ternak domba membawa manfaat
penyuluhan dan manajemen P3TIP. Dasar nyata bagi kesejahteraan petani peserta program
kegiatan mengacu pada penerapan undang- yaitu berkaitan dengan peningkatan pendapatan
undang no: 16 tahun 2006 tentang sistem petani. Petani dapat bercocok tanam sekaligus
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan memelihara ternak domba. Sisa hasil pertanian
(UU SP3K. Terbentuk forum petani dan berupa dedaunan tanaman pangan dan sayur
penyuluh di lingkup wilayah Kabupaten dimanfaatkan menjadi bahan pakan ternak
Temanggung. domba, sebaliknya hasil kotoran ternak domba
Esensi dari program FEATI/P3TIP dapat dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi
yang dilaksanakan di Kabupaten Temanggung pupuk kompos kemudian disebarkan di lahan
adalah; (1) Mengubah paradigma pembangunan pertanian. Hubungan simbiosis yang saling
pertanian dari sentralisasi ke desentralisasi. menguntungkan antara sisi pertanian tanaman
Sejarah mencatat bahwa program penyuluhan pangan, sayur dan peternakan menjadikan
dengan pola desentralisasi atau pola top down program pemberdayaan itu berjalan efektif,
telah menimbulkan dampak negatif (a) Makin efisien. Petani dapat menghemat pengeluaran
besarnya ketimpangan dan kecemburuan sosial uang untuk membeli pupuk pertanian dan
pada masyarakat pedesaan (b) Prioritas target membeli pakan ternak dengan memanfaatkan
lebih mengarah ke peningkatan produksi tanpa hubungan saling menguntungkan tersebut.
memperhatikan aspek-aspek pertanian yang Program pemberdayaan ini menekan
berkelanjutan (c) Banyak terjadi penyimpangan- pengeluaran petani sehingga pendapatan dapat
penyimpangan yang diakibatkan apa yang meningkat. Pemilihan domba sebagai hewan
dikerjakan petani hanya mengikuti instruksi dari ternak program pemberdayaan petani ini
pemerintah bukan merupakan apa yang didasari oleh harga jual ternak domba lebih
dibutuhkan oleh petani; (2) Mengubah mahal dibandingkan dengan harga ternak
paradigma perilaku petani dari petani tradisional kambing di pasaran. Petani memperoleh
yang hanya berorientasi produksi untuk keuntungan lebih besar dengan beternak domba.
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi Sehingga dapat dinyatakan bahwa program
petani modern yang yang berorientasikan pemberdayaan petani melalui teknologi dan
agribisnis; (3) Learning by doing, kegiatan yang informasi pertanian pada usaha ternak domba
dilakukan harus dirancang terintegrasi dengan meningkatkan pendapatan. Hal itu dipaparkan
pelaksanaan usahatani untuk memenuhi dalam tabel tanggapan responden terhadap
kebutuhan belajar petani. peningkatan pendapatan sebagaimana berikut
Pelaksanaan program pemberdayaan ini.

Tabel 1. Pendapatan Petani


Kategori F %
Sangat Tinggi 1 3,57%
Tinggi 17 60,71%
Sedang 8 28,57%
Rendah 2 7,14%
Sangat Rendah 0 0,00%
Total 28 100
Sumber: Data Primer Penelitian, 2014
informasi pertanian pada usaha ternak domba
Tabel 1 tersebut menunjukkan dengan kategori sangat tinggi 1 orang atau
pendapatan petani setelah mengikuti program 3,57%, tinggi 17 orang atau 60,71%, sedang
pemberdayaan petani melalui teknologi dan sebanyak 8 orang atau 28,57%, rendah sebanyak
19
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

2 orang atau 7.14 dan tidak ada dalam kategori Petani peserta program memiliki kesadaran
sangat rendah. Hal tersebut mengindikasikan untuk mempersiapkan peralatan penyuluhan
bahwa mayoritas petani dalam kategori tinggi secara mandiri, petani berani mengajukan
sebanyak 17 orang atau 60,71% menyatakan pertanyaan kepada pendamping berkaitan
pendapatan meningkat setelah mengikuti dengan masalah yang dihadapi secara tepat dan
program pemberdayaan petani melalui jelas, materi yang diterima mudah dipahami,
teknologi dan informasi pertanian pada usaha mengadakan diskusi dengan sesame anggota
ternak domba. kelompok tani, pendamping dapat memotivasi
Secara khusus pemberdayaan petani petani untuk maju dan tidak takut gagal,
melalui Teknologi Informasi Pertanian pendamping dapat menggugah penggunaan
bertujuan untuk menyelenggarakan teknologgu tepat guna, petani mengikuti anjuran
penyuluhan yang dikelola petani secara yang diberikan pendamping. Berikut ini disajikan
mandiri. Diperlukan edukasi dan induksi tabel tanggapan petani peserta program terhadap
kegiatan penyuluhan yang berawal dari pemberdayaan penyuluhan mandiri.
aktivitas pendamping atau fasilitator program
selanjutnya dilakukan petani secara mandiri.

Tabel 2. Pemberdayaan Penyuluhan


Kategori F %
Sangat Tinggi 6 21,43%
Tinggi 22 78,57%
Sedang 0 0,00%
Rendah 0 0,00%
Sangat Rendah 0 0,00%
Total 28 100
Sumber: Data Primer Penelitian, 2014

pendidikan rendah. Kondisi tersebut


Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa menyebabkan petani mengalami kesulitan untuk
tingkat partisipasi petani dalam pemberdayaan memahami materi penyuluhan. Solusi yang
penyuluhan program sebanyak 6 orang atau dilakukan pendamping adalah ketika melakukan
21,43% termasuk kategori sangat tinggi, kegiatan penyuluhan menggunakan bahasa yang
sebanyak 22 orang atau 78,57% termasuk mudah dan jelas dimengerti oleh petani semisal
kategori tinggi dan tidak ada petani termasuk melakukan penyuluhan dengan menggunakan
kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Hal
itu mengindikasikan bahwa tingkat bahasa Jawa. Hal ini sesuai dengan Komponen A
pemberdayaan penyuluhan petani mayoritas (Penguatan sistem Penyuluhan berorientasi pada
termasuk kategori tinggi dengan jumlah 22 orang kebutuhan petani) pada item A.1 (Departemen
atau 78,57%. Petani memiliki kesadaran penuh Pertanian 2007) mengenai dukungan untuk
untuk melaksanakan program pemberdayaan pelaksanaan penyuluhan di desa yang dikelola
petani melalui teknologi dan informasi pertanian oleh organisasi petani. Empat sub kegiatan yang
pada usaha ternak domba. akan dilaksanakan pada komponen A.1, yaitu: 1)
Sosialisasi dan diseminasi program, 2) Pelatihan
Kendala
untuk Penyuluh Swadaya (Fasilitator desa/petani
1. Hambatan dari Pihak Penyuluh Sebagian
pemandu), 3) Penyusunan proposal FMA secara
besar petani di Desa
partisipatif, 4) Dukungan fasilitasi dari Tim
Purwodadi Kecamatan Tembarak
Penyuluh Lapangan dan Tim Pengembangan
Kabupaten Temanggung memiliki latar latar
Organisasi (Organization Development)
belakang pendidikan tingkat SD. Artinya petani
kabupaten. Diperkuat oleh pendapat Slamet
peserta program mayoritas lulusan pendidikan
(1992:67) tentang peran penyuluh pada poin 1 dan
dasar yang dapat dikategorikan berlatar belakang
2 sebagai berikut ini; 1) Penyuluh pertanian
20
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

sebagai sumber informasi bagi petani-nelayan agar petani Desa Purwodadi tetap mampu
baik informasi mengenai pembangunan menjaga kelangsungan produksi pertanian dan
pertanian maupun yang bersifat umum, untuk peternakan.
dijadikan masukan dan pertimbangan dalam Kondisi tersebut selaras dengan pendapat
pengambilan keputusan, 2) Penyuluh sebagai Slamet (1992:67) tentang peran penyuluh pada
pendidik, berperan dalam meningkatkan poin 3 bahwa penyuluh pertanian sebagai
pengetahuan petani serta menambah penghubung antara masyarakat tani-nelayan
kepercayaan diri mereka. Penyuluh yang dengan berbagai sumber, baik informasi yang
bertindak sebagai pelatih terutama dalam hal bersifat teknis, ekonomis,manajemen maupun
kesempatan usaha tani. Artinya kemasyarakatan. Kemudian karena memiliki
penyuluh/pendamping program berperan tingkat pendidikan lebih tinggi, pengetahuan dan
sebagaai sumber informasi dan pendidik bagi wawasan lebih luas, maka penyuluh dapat menjadi
petani Desa Purwodadi peserta program katalisator dan dinamisator pembangunan
pemberdayaan. Penyuluh memiliki kebijakan pertanian. Penyuluh pertanian dapat memberi
menyampaikan informasi sesuai dengan motivasi pada masyarakat tani- nelayan untuk
kemampuan daya pemahaman petani. meningkatkan kegiatan usaha tani serta
mempererat kerjasama, baik pada tingkat
Hambatan dari Pihak Petani
kelompok tani maupun dalam kehidupan
(a) Kualitas Lingkungan
bermasyarakat. Penyuluh memiliki peran sebagai
Hasil wawancara penelitian dan hasil mediator atau penghubung. Peran dapat
pengamatan menunjukkan bahwa petani Desa mengembangkan kekondusifan lingkungan belajar
Purwodadi Kecamatan Tembarak Kabupeten bagi sasaran penyuluhan untuk belajar secara
Temanggung peserta program pemberdayaan mandiri dan memberikan konsultasi bagi petani
petani melalui teknologi dan informasi pertanian yang memerlukan. Penyuluh berkewajiban
pada usaha ternak domba terpengaruh dengan menyadarkan sasaran penyuluhan tentang adanya
pergantian musim dari musim penghujan kebutuhan yang nyata (real need atau unfelt need)
berpindah menjadi musim kemarau. Ketika menjadi kebutuhan yang dirasakan (felt need).
musim kemarau datang petani mengalami Ketika petani Desa Purwodadi
kesulitan mendapatkan pakan ternak berupa mengalami kesuliltan penyuluh dapat memotivasi
tumbuhan yang hijau, segar dan berkualitas. petani peserta program untuk mengajukan dana
Solusi untuk menyiasati kondisi tersebut adalah usaha sebagai langkah antisipasi perubahan
mencari sumber protein lain seperti ampas tahu musim yang berpengaruh terhadap kuantitas hasil
atau ampas tempe kemudian dicampur dengan ternak. Penyuluh mampu mengajak sasaran
tumbuhan hijau yang ada dan diberikan kepada penyuluhan berpikir, berdiskusi, menyelesaikan
ternak. masalahnya, merencanakan dan bertindak
Musim panen tembakau menjadikan bersama sama sehingga terjadi pemecahan
petani kurang fokus mengikuti program ketika masalah dari mereka, oleh mereka dan untuk
datang musim panen tembakau, petani lebih mereka. Diperkuat oleh kebijakan Departemen
memilih mengurus lahan tembakau dan pertanian dalam Komponen A item A.2 yaitu
meninggalkan kegiatan program FEATI. Ketika Penyediaan dana FMA bahwa kegiatan
musim panen tembakau habis, petani kembali penyediaan dana FMA adalah untuk mendukung
memulai kegiatan pelatihan program FEATI. pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dikelola
Hal itu menjadikan kuantitas domba ternak petani ditingkat desa, mengembangkan
berkurang yang berakibat pada menurunnya kelembagaan dan kemitraan usaha sertapada item
pasokan domba dipasar. Solusi mengatasi A.3 Penguatan Organisasi Petani pada poin 5.
menurunnya produksi ternak domba adalah Temu petani / kelompok tani / organisasi petani
dengan intensifikasi usaha ternak domba, tetap dengan lembaga keuangan.
mempertahankan populasi ternak domba. (b) Pemasaran Produk
Kelompok tani dapat mengucurkan bantuan Pemasaran produk hasil peternakan
modal usaha pertanian sekaligus peternakan memiliki hambatan tersendiri berkaitan dengan

21
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

lokasi pasar hewan yang telah disediakan di Strategi pemberdayaan petani melalui
wilayah Desa Purwodadi Kecamatan Tembarak teknologi dan informasi pertanian dalam usaha
Kabupaten Temanggung. Terdapat pasar ternak domba di Desa Purwodadi Kecamatan
hewan yang sudah lebih dulu ada diluar desa Tembarak Kabupaten Temanggung yaitu: 1)
Purwodadi. Lokasi yang berdekatan dengan memberi pelatihan secara nyata (modeling) dan
pasar hewan lama menjadikan minat pembeli tepat guna agar petani tetap berminat
ternak domba di Desa Purwodadi semakin menjalankan program pemberdayaan, 2)
menurun. Pasar menjadi sepi yang berakibat Intensifikasi pengelolaan pertanian dan
petani menjadi malas untuk menghidupkan peternakan domba sesuai dengan karakteristik
kembali pasar domba Desa Purwodadi. wilayah. Dengan ini strategi yang dilakukan oleh
Peneliti menemukan pada saat penyuluh harus mengadaptasi karakteristik
penelitian lokasi dan bangunan pasar domba subjek dan wilayah program. Telah diketahui
Desa Purwodadi masih ada namun hewan yang bahwa sebagian besar petani Desa Purwodadi
dijual yaitu ternak domba tidak ada. Solusi memiliki latar belakang pendidikan rendah
mengatasi kendala tersebut adalah menjaga dikarenakan mayoritas lulusan SD/sederajat.
kualitas ternak domba yang dihasilkan oleh Oleh sebab itu strategi yang tepat dan akurat
petani peserta program serta menjalin adalah memberi pelatihan dengan contoh nyata
hubungan kemitran dengan pelaku usaha mulai atau sistem modeling. Cara memilih bibit harus
tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga dipraktekan di depan petani Desa Purwodadi
tingkat provinsi. Mengadakan kontes domba peserta program secara langsung. Cara memilih
sehat untuk menaikkan daya saing produk pakan ternak, mengolah pakan ternak, mengobati
ternak dan menarik minat pembeli dari luar ternak yang sakit dipraktekkan langsung di depan
Desa Purwodadi sehingga mampu menaikkan mata petani Desa Purwodadi peserta program.
target penjualan hasil ternak domba. Hasil Sehingga jika menemu kesulitan petani dapat
ternak domba yang berkualitas dan memiliki langsung bertanya untuk mendapatkan
daya saing diyakini tetap diburu dan dibeli oleh pemahaman dan pengertian yang jelas.
konsumen dengan harga layak. Dengan teknik modeling diharapkan
Hal tersebut selaras dengan paradigma setelah proses mengamati petani peserta program
perubahan pembangunan pertanian Indonesia pemberdayaan Desa Purwodadi dapat meniru
bahwa membangun sistem dan usaha agribisnis atau mencontoh pelatihan yang diberikan
yang berdaya saing, berkerakyatan, penyuluh untuk diterapkan dalam pengelolaan
berkelanjutan dan lebih desentralisasi pertanian dan peternakan domba. Hal itu sesuai
menggunakan pendekatan pembangunan dengan pendapat Slamet (1992:23) seorang
agribisnis didesain dalam bentuk sentra atau profesional harus mampu memadukan unsur
kawasan yang bertumpu pada keunggulan kemampuan teknis (kompetensi) dan
agribisnis komparatif dan kompetitif. kematangan etik, moral, dan akal. Aktifitas
(Departemen Pertanian, 1984). Pengembangan penyuluhan memerlukan kesungguhan dan
agribisnis menjadi sangat penting dan perlu ketelitian kerja yang dapat diperoleh melalui
diarahkan kewilayah pedesaan, karena dapat pengalaman dan kebiasaan. Slamet (1992:23)
menjembatani transformasi ke industri, mengemukakan bahwa penyuluh pertanian
menciptakan nilai tambah bagi petani, sebagai sumber informasi bagi petani-nelayan
meningkatkan permintaan hasil pertanian, baik informasi mengenai pembangunan
kandungan impor rendah dan mudah diakses pertanian maupun yang bersifat umum, untuk
petani. Program ini memberdayakan organisasi dijadikan masukan dan pertimbangan dalam
petani agar lebih berperan dalam pelayanan pengambilan keputusan.
terhadap kebutuhan petani, dan meningkatkan Tingkat pengetahuan petani Desa
kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi Purwodadi peserta program pemberdayaan yang
serta responsif terhadap permintaan pasar. masih rendah, lambatnya mengadopsi teknologi,
rendahnya usaha kelompok, tingkat pemasaran
Strategi
hasil pertanian yang terbatas rendah

22
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

mengdindikasikan petani tersebut informasi pertanian (FEATI) pada usaha ternak


membutuhkan pendampingan penyuluh yang domba di Kabupaten Temanggung telah
aktif dilapangan untuk proses pemberdayaan dilaksanakan sesuai dengan komponen A, B dan E
dan membantu memecahkan persoalan- sehingga program FEATI mampu
persoalan petani. memberdayakan petani melalui UP FMA menjadi
Intensifikasi pengelolaan pertanian dan embryo agribisnis. Kendala yang dihadapi
peternakan domba sesuai dengan karakteristik penyuluh sangat rendahnya kualitas SDM petani
wilayah sebagai strategi pemberdayaan peserta program dan dari pihak petani mengalami
pemertahanan kuantitas dan kualitas produk kesulitan mencari pakan ternak pada musim
sehingga dapat bersaing dan menjadi komoditi kemarau. Maka sidampaikan saran berkaitan
unggulan di wilayah Kabupaten Temanggung dengan pelaksanaan program FEATI agar dapat
khususnya serta wilayah Jawa Tengah pada terus berjalan secara berkelanjutan sehingga
umumnya. Secara intensif artinya secara menciptakan kesejahteraan bagi petani setempat.
kontinyu dan berkesinambungan pengelolaan
program pertanian dan peternakan dijalankan DAFTAR PUSTAKA
secara bersama-sama, tidak berat sebelah. Duveskog, E. F.-H., 2012. The Empowerment Route
Diberikan motivasi pada para petani Desa to Well-being: An Analysis of Farmer Field
Purwodadi peserta program bahwa Schools in East Africa. World Development,
keberhasilan peternakan berkaitan dengan 40(2), p. 414–427.
keberhasilan pertanian begitu pula sebaliknya.
Moayedi, A. A. & Azizi, M., 2011. Participatory
SIMPULAN management opportunity for optimizing in
agricultural extension education. Procedia -
Program pembangunan pertanian yang
Social and Behavioral Sciences, Volume 15,
mampu menunjang peningkatan pendapatan pp. 1531-1534.
petani adalah Pemberdayaan Petani melalui
Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) atau
Moleong, Lexy J. 1998. Metodologi Penelitian
Farmer Empowerment through Agricultural Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Technology and Information (FEATI) di provinsi
dan kabupaten. Desa Purwodadi Kecamatan Peraturan Daerah Nomor 21/2008, tanggal 21
Tembarak Kabupaten Temanggung menjadi November 2008. Kabupaten
salah satu desa yang melaksanakan program Temanggung.
tersebut. Pemilihan Desa Purwodadi
dikarenakan memiliki potensi pertanian dan Slamet, M. M. 2003. Pola, Strategi dan Pendekatan
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian pada
peternakan yang layak diberdayakan sesuai
PJP II. Dalam Membentuk Pola Perilaku
karakteristik sosial sebagai penduduk agraris dan
Manusia Pembangunan. Bogor: IPB Press.
sumber daya manusia yang berprofesi menajdi
petani sekaligus peternak. Terdapat hambatan UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
dalam pelaksanaan program pemberdayaan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (UU
petani berkaitan dengan pemasaran produk, SP3K). Departemen Pertanian dan
kualitas lingkungan dan kualitas SDM sebagian Peternakan.
petani peserta program. Diperlukan strategi
tertentu untuk mengatasi kendala tersebut. Anonym. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan
Termasuk kegiatan evaluasi untuk menilai Agribisnis Kambing dan Domba Jakarta :
Badan penelitian dan pengembangan
capaian target dan tingkat keberhasilan program
Pertanian, Departemen Pertanian.
pemberdayaan petani dan peternak di Desa
Purwodadi Kecamatan Tembarak Kabupaten Sianipar, C. P. M., Yudoko, G., Adhiutama, A.
Temanggung. &Dowaki, K., 2013. Community
Berdasarkan hasil penelitian dapat Empowerment through Appropriate
disimpulkan bahwa pelaksanaan program Technology: Sustaining the Sustainable
pemberdayaan petani melalui teknologi dan Development. Procedia Environmental

23
Desy Anggar Sary/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

Sciences, Volume 17, pp. 1007-1016.

Suparta, N. 2001. “Perilaku Agribisnis dan


Kebutuhan Penyuluhan Peternak Ayam
Ras Pedaging”. Disertasi. Bogor : Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

24

Anda mungkin juga menyukai