Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA IDE

PSIKOLOGI OLAHRAGA

MUHAMMAD FARID (6182111012)


RIZKY HIDAYAT(6181111010)
NISAVINEA (6101417089)
OTTA SILALAHI(6181111014)

PJKR V B
2018

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya tentang
REKAYASA IDE PSIKOLOGI OLAHRAGA tugas ini untuk memenuhi salah
satu tugas dari PSIKOLOGI OLAHRAGA

Dan juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada yang telah


membantu dan ikut berkontribusi dalam menyelesaikan makalah kami ini.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan terlepas dari itu
pasti ada kelemahan kelemahan yang saya harap dimaklumkan didalam makalah
saya ini baik kata maupun kalimat yang ada didalamnya.

Akhir kata saya sampaikan, kami berharap makalah saya ini banyak
membantu dan bermanfaat bagi pembaca yang membaca makalah saya ini dan
mendapat inovasi maupun inspirasi didalamnya.

Medan, 2 Desember 2020

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….…...…i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..…ii

RINGKASAN/ABSTRAK…………………………………………………....…iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………...................1


B. Rumusan Masalah………………………………………………….…2
C. Tujuan ……………………………………………………………..…2

BAB II : KERANGKA PEMIKIRAN………………………………………..…3

BAB III : METODE PELAKSANAAN………………………………..….……5

BAB IV : PEMBAHASAN/HASIL PENELITIAN……………………...….….6

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….……....…....7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...……....8

ii
RINGKASAN/ABSTRAK

Tujuan :

Penelitian ini bertujuan untuk agar kita bisa membuat program latihan mental
untuk atlet maupun bukan atlet

Subjek dan Metode :

Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah Teori tentang latihan mental
bagi atlet BulutangkisMetode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan observasi dan meneliti

Hasil Penelitian:

Hasil yang kami dapat dari penlitian membuat program latihan mental adalah
yang pertama perbanyak latihan sparing dengan lawan yang senior atau lebih kuat
dari atlet tersebut dan yang kedua melakukkan jogging di jalan dengan bersama
para atlet bulutangkis lainnya sambil menyanyikan yel yel.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang
kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak
disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar
ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang dikenal
sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini
adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang
dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan faktor-faktor
yang ada dalam kepribadiannya.
Olahraga psikologi adalah kedisiplinan untuk memahami hambatan
mental pada atlet yang dapat mempengaruhi prestasi yang diinginkan. Prinsip-
prinsip dalam psikologi olahraga didasarkan pada hubungan pikiran dan
tubuh. Dari prinsip-prinsip psikologi olahraga, muncul konsep persiapan
mental untuk olahraga. Konsep persiapan mental dalam olahraga benar-benar
sangat penting demi tercapainya prestasi yang diharapkan.
Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara penulis dengan para pelatih cabang olahraga, latihan keterampilan
mental belum dilakukan secara seksama dan spesifik dalam proses latihan.
Kondisi inilah yang harus segera dibenahi sebab jika pelatih masih memiliki
pemikiran yang salah dalam melatih, misalnya selalu fokus pada melatih
kemampuan fisik, teknik, taktik saja, akan terjadi ketimpangan pada diri atlet.
Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa seorang atlet maka
atlet perlu memiliki mental yang tangguh, sehingga ia dapat berlatih dan
bertanding dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah,tidak
mudah terganggu oleh masalah-masalah non-teknis atau masalah pribadi.
Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya dengan sungguh-
sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi
bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh

1
pelatih. Dengan demikian terlihatlah bahwa latihan mental bertujuan agar atlet
dapat mencapai prestasi puncak, atau prestasi yang lebih baik dari sebelumnya

B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk agar kita bisa membuat program latihan
mental untuk atlet maupun bukan atlet

C. MANFAAT
Manfaat penelitian ini adalah agar kita mengetahui dan bisa membuat
program latihan mental untuk atlet maupun bukan atlet

2
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM

Munculnya pengertian mental training berawal dari konsep mental itu


sendiri yang diungkapkan oleh Drever (1971) yaitu “mental adalah keseluruhan
struktur dan proses-proses kejiwaan, baik yang disadari maupun tidak, dari bagian
dalam psyche yang terorganisir”. Ungkapan lain muncul dari Unestahl pada tahun
1988 mengenai pengertian mental training ini. Unestahl berpendapat bahwa
“Mental training is a systematic and long-term training to develop and learn, to
control: 1. behavior, 2. performance, 3. emotion and mood state, 4. bodily
processes“.

Demi dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, seorang


atlit perlu memiliki mental tangguh. Sehingga ia dapat berlatih dan bertanding
dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu
oleh masalah-masalah pribadi. Untuk dapat memiliki mental yang tangguh
tersebut, atlit perlu melakukan latihan mental yang sistematis. Jika kemampuan
atlit menurun karena faktor kesalahan teknik, maka persepsi atlit terhadap
kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah kesalahan ini tidak
teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka dampaknya akan menetap.
Akibatnya, kemampuan atlit tidak meningkat dan hal tersebut lama kelamaan bisa
menimbulkan sikap negatif (misalnya kecewa) terhadap prestasi olahraganya.

Berikut adalah beberapa jenis latihan mental atau mental training yang dapat
dilakukan seorang atlit:

1. Membuat catatan harian mental (mental log)

Catatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis setiap atlit
selesai melakukan latihan, pertandingan, atau acara lain yang berkaitan dengan
olah raganya. Dalam buku catatan latihan mental ini dapat dituliskan pikiran,
bayangan, ketakutan, emosi, dan hal lain-lain yang dianggap penting dan relevan
oleh atlit. catatan ini semestinya dapat menceritakan bagaimana atlit berpikir,
bertindak, bereaksi, juga merupakan tempat untuk mencurahkan segala perasaan
negatif jika melakukan kegagalan atau tampil buruk.

3
2. Penetapan Sasaran (goal setting)

Penetapan sasaran (goal setting) perlu dilakukan agar atlit memiliki arah
yang harus dituju. Penetapan sasaran ini sedapat mungkin harus bisa diukur agar
dapat melihat perkembangan dari pencapaian sasaran yang ditetapkan. Sasaran ini
sebaiknya dikonsultasikan juga dengan pelatih. Sasaran tersebut harus membuat
atlit tertantang tetapi tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sulit agar dapat
berfungsi juga sebagai pembangkit motivasi.

3. Latihan Relaksasi

Tujuan daripada latihan relaksasi seperti latihan manajemen stress adalah


untuk mengendalikan ketegangan, baik itu ketegangan fisik maupun psikologis.
Ada berbagai macam bentuk latihan relaksasi, namun yang paling mendasar
adalah latihan relaksasi otot secara progresif. Tujuan daripada latihan ini adalah
agar atlit dapat mengenali kapan saatnya harus rileks dan membedakannya dengan
keadaan tegang.

4. Latihan visualisasi (mental imagery)

Latihan visualisasi (mental imagery) merupakan suatu bentuk latihan


mental yang berupa pembayangan diri di dalam pikiran. Manfaat daripada latihan
imajeri antara lain adalah untuk mempelajari teknik baru, memperbaiki Teknik
yang masih salah atau belum sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, dan
latihan bagi atlit yang sedang rehabilitasi cedera. Di dalam imajeri si atlit bukan
hanya ‘melihat’ dirinya melakukan teknik-teknik, tapi juga memfungsikan indera
pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai
latihan imajeri, seorang atlit harus dapat mahir dulu dalam melakukan latihan
relaksasi.

5. Latihan Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju


kepada suatu objek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang
paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi
lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran

4
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian tentulah ada metode atau bagaimana cara


melakukan penelitian ini. Dan disini saya akan memaparkan suatu metode dalam
penelitian ini baik dari subjek penelitian, metode apa yang digunakan dan
bagaimana pengumpulan datanya.

A. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah Teori tentang latihan
mental bagi atlet Bulutangkis

B. METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan observasi dan meneliti

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data ialah dengan mengobservasi dan meneliti teori
latihan mental traning bagi atlet bulutangkis

5
BAB IV

PEMBAHASAN/HASIL PENELITIAN

Program Latihan Mental atau Mental Training yang kami lakukkan bagi
atlet bulutangkis adalah, sebagai berikut.

A. Yang pertama ialah melatih mental bagi atlet bulutangkis dilapangan ialah
dengan melawan atau sparing dengan senior yang lebih bagus
permainanya dari mereka, latihan ini berfungsi melatih mental atlet ketika
berjumpa dengan lawan yang lebih baik dari dia agar mental anak tersebut
tidak jatuh dan terus berusaha untuk menang.
Dan tidak hanya melatih mental tetapi melatih permainan atlet tersebut
agar lebih baik lagi semakin banyak lawan sparing kuat yang dilawan
maka semakin baik pula mental dan permaianan atlet tersebut.

B. Pada latihan kali ini kita akan melatih mental seorang atlet bulutangkis. Disini
kita akan melatih kepercayaan diri atlet bulutangkis dengan melakukan latihan
berlari sambil bernyanyi iyel iyel. Daam latihan ini kita membutuhkan lapangan
yang luas atau bisa juga belari disekitaran komplek perumahan. Para atlet
bulutangkis dikumpullkan menjadi dua barisan. Selanjutnya pelatih mengarahkan
langsung para atlet untuk berlari dan bernyanyi iyel – iyel. Tujuan dari latihan ini
adalah untuk meningkatkan keercayaan diri atlet apabila pada saat bertandingan
mengalami tekanan yang kuat dari para penonton sehingga dengan latihan ini
atlet tersebut dapat lebih percaya diri. Kepercayaan diri didapat pada saat mereka
mampu melakukan berlari sambil bernyanyi dikeramaian orang tanpa ada rasa
malu, maka hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri dan dapat
membentuk mental atlet tersebut.

6
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa dari program latihan mental atlet yang kami
buat ialah yang pertama perbanyak latihan sparing dengan lawan yang senior atau
lebih kuat dari atlet tersebut dan yang kedua melakukkan jogging di jalan dengan
bersama para atlet bulutangkis lainnya sambil menyanyikan yel yel.

B. SARAN

Terdapat beberapa saran yaitu dalam meningkatkan mental anak tidak


hanya dari luar saja tetapi yang paling penting ialah dari dalam diri si atlet ia harus
meyakinkan diri bahwa di jauh lebih kuat dan harus terus berusaha

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.hiithighintensityintervaltraining.ga/2017/06/pengertian-
mental-training-dalam-olahraga.html

http://simbolonbermanhot.blogspot.co.id/2013/08/latihan-mental-
bagiatlet.html

http://andifirdayanti21.blogspot.com/2018/

Anda mungkin juga menyukai