Anda di halaman 1dari 20

PENGHILANGAN KESADAHAN DI

DALAM AIR MINUM


Dari segi pemanfaatan, penggunaan air dapat dikatagorikan dalam
2 katagori, yaitu air rumah tangga dan air industri yang masing-
masing mempunyai persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut
meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis yang merupakan
suatu kesatuan, sehingga apabila ada satu parameter yang tidak
memenuhi syarat, maka air tersebut tidak layak untuk digunakan.
Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air
adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang
keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air
sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga
maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah tangga tingkat
kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih
banyak karena sabun jadi kurang efektif akibat salah satu bagian
dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca atau Mg. Bagi air industri
unsur Ca dapat menyebabkan kerak pada dinding peralatan sistem
pemanasan sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
industri, disamping itu dapat menghambat proses pemanasan.
Akibat adanya masalah ini, persyaratan kesadahan pada air industri
sangat diperhatikan. Pada umumnya jumlah kesadahan dalam air
industri harus nol, berarti unsur Ca dan Mg dihilangkan sama
sekali. Masalah air sadah banyak ditemukan di daerah yang
mengandung kapur.
Kesadahan adalah istilah yang digunakan pada air yang
mengandung kation penyebab kesadahan. Pada umumnya
kesadahan disebabkan oleh adanya logam-logam atau kation-kation
yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab
utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium
terdapat dalam air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat,
sulfat dan khlorida.
Tingkat kesadahan di berbagai tempat perairan berbeda-beda,
pada umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang
tinggi, hal ini terjadi, karena air tanah mengalami kontak dengan
batuan kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air. Air
permukaan tingkat kesadahannya rendah (air lunak), kesadahan non
karbonat dalam air permukaan bersumber dari kalsium sulfat yang
terdapat dalam tanah liat dan endapan lainnya.
Tingkat kesadahan air biasanya digolongkan seperti ditunjukkan
pada tabel berikut ini.
Tabel 1 : Klasifikasi tingkat kesadahan.
Mg/l CaCO3 Tingkat Kesadahan
0 – 75 Lunak (soft)
75 - 150 Sedang (moderately hard)
150 - 300 Tinggi (hard)
>300 Tinggi sekali (very hard)
Tingkat kesadahan air dapat dinyatakan dalam satuan mg/l
CaCO3 atau ppm CaCO3 atau dalam satuan Grain atau derajat.
Hubungan antara satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :
1 grain per US galon = 1o (derajat) = 17,1 ppm CaCO3
100 ppm CaCO3 = 40 ppm kalsium
1 derajat (Inggris) = 10 mg CaCO3/ 0,7 l air
= 14,3 mg CaCO3/ l air
1 derajat (Jerman) = 10 mg CaCO3 = 17,8 mg CaCO3/ l air
1 derajat (perancis ) = 10 mg CaCO3/ l air
A. Jenis Kesadahan
Kesadahan air dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu kesadahan
sementara (temporer) dan kesadahan tetap (permanen). Kesadahan
sementara disebabkan oleh garam-garam karbonat4
(CO 2-) dan
bikarbonat (HCO -) dari kalsium dan magnesium, kesadahan ini
dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan
pembubuhan kapur tohor. Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya
garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO 2-) dari kalsium dan
magnesium. Kesadahan ini disebut juga kesadahan non karbonat
yang tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, tetapi dapat
dihilangkan dengan cara pertukaran ion.
B. Bar Graf Miliekivalen Per Liter
Untuk menyatakan konsentrasi ion atau senyawa kimia yang ada di
dalam air umumnya dinyatakan dengan berat unsur atau senyawa
dalam miligram per liter disingkat dengan mg/l. Kadang- kadang
untuk menyatakan konsentrasi ditunjukkan dengan part per
millions (ppm) dibanding dengan miligram per liter. Part per
million identik dengan 1 mg/1.000.000.
Sebagai contoh, air mengandung 1,0 mg/l fluoride artinya
terdapat 1,0 mg ion F di dalam satu liter air.
Akan tetapi dalam beberapa kasus, konsentrasi yang dinyatakan
dalam miligram berat tidak berhubungan dengan unsur tertentu
seperti yang ditunjukkan. Misalnya, untuk kesadahan dimana untuk
mengukur kandungan ion kalsium dan ion magnesium di dalam air,
dinyatakan dalam bentuk unit berat kalsium karbonat. Hal ini untuk
memfasilitasi pengukuran kesadahan dalam bentuk nilai tunggal
dari pada dinyatakan dalam unit berat yang berbeda yakni satu
untuk ion kalsium dan satunya ion magnesium.
Alkalinitas air mungkin terdiri dari beberapa ion antara lain
dalam bentuk ion OH-, CO 2-, dan HCO -. Untuk mempermudah,
konsentrasi beberapa jenis ion radikal tersebut dinyatakan dalam
bentuk mg/l sebagai CaCO3.
Berat ekivalen suatu unsur atau senyawa adalah berat atom
unsur atau berat molekul senyawa dibagi dengan muatan positip
atau negatip yang dihasilkan akibat pelarutan di dalam air.
Misalnya asam sulfat (H2SO4) dengan berat molekul 98,1, jika
dilarutkan
4 ke dalam air akan terionisasi dan melepaskan dua Ion H +
dan satu ion SO 2-. Oleh karena itu berat ekivalen asam sulfat
adalah 98,1 dibagi 2 sama dengan 49,0.
Istilah miliekivalen per liter (meq/l) adalah menunjukkan
konsentrasi zat terlarut dalam bentuk berat ekivalen. Miliekivalen
per liter unsur, radikal atau senyawa dapat dihitung dengan
persaman sebagai berikut :
Valensi mg/l
meq/l=mg/l x =
Berat Atom Berat Ekivalen

Muatan Listrik mg/l


meq/l=mg/l x =
Berat Molekul Berat Ekivalen
Berat ekivalen beberapa unsur, radikal dan senyawa dapat dilihat
pada Tabel 9.1, sedangkan nama, rumus molekul, penggunaan,
berat molekul dan berat ekivalen dari beberapa senyawa anorganik
yang umum digunakan di dalam proses pengolahan air minum
maupun air limbah ditunjukkan pada Tabel 9.2.
Hasil analisa kualitas air biasanya dinyatakan dalam miligram
per liter dan dilaporkan dalam bentuk tabel. Untuk menggambarkan
supaya lebih biak komopsisi kimia, maka data tersebut dinyatakan
dalam bentuk miliekivalen per liter dalam bentuk diagram batang
(bar graf). Diagram batang miliekivalen per liter terdiri dari dua
baris (batang). Baris atas menunjukan konsentrasi ion positip
(kation) utama yang dijajar mulai dari kalsium, magnesium, sodium
(natrium) dan potasium (kalium). Sedangkan baris bawah
menunjukkan konsentrasi ion negatip (anion) utama yang dijajar
mlai dari ion karbonat (bila ada), bikarbonat, sulfat dan khlorida.
Jumlah miliekivalen per liter dari ion positip (kation) harus sama
dengan jumlah miliekivalen per liter dari ion negatip (anion) untuk
air dalam keadaan kesetimbangan. Hipotesa kombinasi ion positip
dan negatip dapat ditulis dari diagram batang (bar graf). Hipotesa
kombinasi tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi pelunakan
air dengan proses lime dan soda ash.
Hasil analisa air menunjukkan konsentrasi sebagai berikut :
Kalsium 40,0 mg/l.
Magnesium 10,0 mg/l.
Sodium (natrium) 11,7 mg/l.
Potasium (Kalium) 7,0 mg/l.
Bikarbonat 110 mg/l.
Sulfat 67,2 mg/l.
Khlorida 11,0 mg/l.
Dari hasil analisa tersebut dibuat diagram batang miliekivaen
per liter dan hipotesa kombinasi ion serta dihitung konsentrasi
kesadahan dan alkalinitas dalam unit mg/l sebagai CaCO3.
Tabel 1: Berat ekivalen beberapa unsur, radikal dan senyawa.
Nama Simbol BA/BM BE
/Rumus
Aluminum Al3+ 27,0 9
,
0
Nama Simbol BA/BM BE
/Rumus
Kalsium Ca2+ 40,1 2
0
,
0
Karbon C 12,0 -
Hidrogen H+ 1,0 1
,
0
Magnesium Mg2+ 24,3 1
2
,
2
Mangan Mn2+ 54,9 2
7
,
5
Nitrogen N 14,0 -
Oksigen O 16,0 -
Fosfor P 31,0 -
Sodium (Natrium) Na+ 23,0 2
3
,
0
Amonium NH4+ 18,0 1
8
,
0
Bicarbonat HCO3- 61,0 6
1
,
0
carbonat CO32- 60,0 3
0
,
Nama Simbol BA/BM BE
/Rumus
0
-
Hidroksil OH 17,0 1
7
,
0
Hipokhlorit OCl- 51,5 5
1
,
5
Nitrat NO3- 62,0 6
2
,
0
Orthofosfat PO43- 95,0 3
1
,
7
Sulfat SO42- 96,0 4
8
,
0
Aluminum hidrksida Al(OH)3 78,0 2
6
,
0
Kalsium bicarbonat Ca(HCO3)2 162,0 8
1
,
0
Kasium karbonat CaCO3 100,0 5
0
,
0
Kalsium sulfat CaSO4 136,0 6
Nama Simbol BA/BM BE
/Rumus
8
,
0
Karbon dioksida CO2 44,0 2
2
,
0
Feri hidroksida Fe(OH)3 107 3
5
,
6
Asam khlorida HCl 36,5 3
6
,
5
Magnesium karbonat MgCO3 84,3 4
2
,
1
Magnesium hidrksida Mg(OH)2 58,3 2
9
,
1
Magnesium sulfat MgSO4 120 6
0
,
1
Sodium sulfat Na2SO4 142 7
1
,
0
Sumber : Warren Viessman,JR, and Mark J. Hammer, " Water Supply and Pollution
Control".

Tabel 2: Senyawa kimia yang umum digunakan di dalam


pengolahan air minum dan air limbah.
Nama Rumus Penggunaan BM BE
Karbon aktif C Kontrol bau dan 12,0 _
rasa
Aluminium sulfat Al2(SO4)3.14,3H Koagulasi 600 100
2O
Amoniak NH3 Disinfeksi 17,0 -
khloramine
Amonium sulfat (NH4)2SO4 Koagulasi 132 66,1
Kalsium Ca(OH)2 Pelunak air 74,1 37,0
hidroksida
Kalsium Ca(ClO)2.2H2O Disinfeksi 179 -
hipokhlorit
Kalsium oksida CaO Pelunak air 56,1 28,0
Karbon dioksida CO2 Rekarbonasi 44,0 22,0
Khlorine Cl2 Disinfeksi 71,0 -
Khlorine dioksida ClO2 Kontrol bau dan 67,0 -
rasa
Copper sulfat CuSO4 Kontrol alga 160 79,8
Ferri khlorida FeCl3 Koagulasi 162 54,1
Ferri sulfat Fe2(SO4)3 Koagulasi 400 66,7
Ferro sulfat Fe(SO4).7H2O Koagulasi 278 139
Asam fluosilikat H2SiF6 Fluoridasi 144 -
(fluosilicate acid)
Magnesium Mg(OH)2 Defluoridasi 58,3 29,2
hidroksida
Kalium K(MnO)4 Oksidasi 158 -
permanganat
Sodium aluminat NaAlO2 Koagulasi 82,0 -
Sodium bicarbonat NaHCO3 Kontrol pH 84,4 84,4
Sodium carbonat Na2CO3 Pelunakan air 106 53,0
Sodium khlorida NaCl Regenerasi 58,4 58,4
pertukaran ion
Sodium Fluorida NaF Fuoridasi 42,0 -
Sodium fluosilikat Na2SiF6 Fluoridasi 188 -
Sodium (NaPO3)n Kontrol korosi - -
heksametafosfat
Sodium hidroksida NaOH Pengatur pH 40,0 40,0
Sodium NaClO Disinfeksi 74,4 -
hipokhlorit
Sodium silikat Na4SiO4 Pembantu 184 -
koagulasi
Natrium thiosulfat NaS2O3 Dekhlorinasi 158 -
Sulfur dioksida SO2 Dekhlorinasi 64,1 -
Asam sulfat H2SO4 Pengatur pH 98,1 49,0

Untuk membuat diagram batang miliekivalen per liter, maka


konsentrasi ion-ion dalam mg/l harus diubah menjadi miliekivalen
per liter (Meq/l) yang ditunjukkan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 :
Komponen mg/l BE meq/l
Ca2+ 40,0 20,0 2,00

Mg2+ 10,0 12,2 0,82


Na+ 11,7 23,0 0,51
K+ 7,0 39,1 0,18
Total Kation = 3,51
-
HCO3 110 61,0 1,80
SO42- 67,2 39,1 1,40
Cl- 11,0 35,5 0,31
Total Anion = 3,51
Dari Tabel 3 tersebut di atas dibuat diagram batang miliekivalen
per liter seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram batang miliekivalen per liter untuk analisis


kualitas air.
Dari gambar diagram batang miliekivalen per liter dapat
diperkirakan atau dihitung hipotesa kombinasi kimia yang ada di
dalam air sebagai berikut :
1,80 meq/l Ca(HCO3) 0,38 meq/l Na2SO4
0,2 meq/l CaSO4 0,13 meq/l NaCl
0,82 meq/l MgSO4 0,18 meq/l KCl
Kesadahan adalah jumlah konsentrasi ion Ca2+ dan Mg2+ yang
ditunjukkan dalam mg/l CaCO3, dan alkalinitas adalah sama dengan
konsentrasi bikarbonat.
Jadi,
mg/l CaCO3
Kesadahan=2,82 meq x 50 =141 mg/l
meq/l
mg/lCaCO3
Alkalinitas=1,8 meq x 50 =90 mg/l
meq /l
C. Metoda Penentuan Kesadahan
Kesadahan air dinyatakan dengan mg/liter CaCO3. Metoda yang
dapat digunakan dalam menentukan kesadahan air adalah dengan
metoda perhitungan dan metoda titrasi EDTA. Metoda perhitungan
didasarkan atas perhitungan dari ion-ion yang bervalensi 2 yang
didapat dari hasil analisis. Perhitungan kesadahan dilakukan dengan
menggunakan rumus umum berikut ini.
Kesadahan ¿

M2+ = mewakili ion logam bervalensi 2


Metoda titrasi EDTA banyak digunakan di laboratorium untuk
penentuan kesadahan. Metoda ini berhubungan dengan penggunaan
larutan EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic) atau garam sodium
sebagai agent titrasi. Indikator yang digunakan adalah Eriochroma
Blak T.
1. Penghilangan Kesadahan (Pelunakan)
Penghilangan kesadahan (pelunakan) air dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi kation Ca2+ dan Mg2+. Kation
penyebab kesadahan dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
proses-proses sebagai berikut :
1) Pemanasan
2) Proses pengendapan kimia, dan
3) Pertukaran ion (Ion Exchange)
Penghilangan kesadahan dapat dilakukan di dalam instalasi
pengolahan (treatment plant) untuk kapasitas yang besar atau
dalam skala rumah tangga untuk skala yang kecil. Untuk kesadahan
yang tinggi umumnya dilakukan di instalasi pengolahan air sampai
derajad kesadahan moderat yakni 50 -150 mg/l kesadahan. Untuk
skala rumah tangga penghilangan kesadahan umumnya dilakukan
dengan cara pertukaran ion.
2. Penghilangan Kesadahan Dengan Cara Pemanasan
Penghilangan kesadahan dengan cara pemanasan hanya dapat
menghilangkan kesadahan sementara yakni garam Ca(HCO3)2 dan
Mg(HCO3)2. Jika air yang mangandung garam- garam tersebut
dipanaskan maka akan terjadi senyawa CaCO 3 dan MgCO3 yang
mempunyai sifat kelarutan yang kecil di dalam air sehingga dapat
diendapkan. Proses penghilangan kesadahan dengan cara
pemanasan secara sederhana dapat diterangkan seperti pada reaksi
berikut :

2Ca(HCO3)2  2 CaCO3 + H2O + 2 CO2 (1)


(Dipanaskan) (Mengendap)
2 Mg(HCO3)2  2 MgCO3 + H2O + 2 CO2 (2)
(Dipanaskan) (Mengendap)
Garam MgCO3 mempunyai kelarutan yang lebih besar di dalam
air panas, namun semakin rendah temperatur air kelarutan MgCO 3
semakin kecil, bahkan hingga menjadi tidak larut dan dapat
mengendap.
Garam CaCO3 kelarutannya lebih kecil dari pada MgCO3,
sehingga pada air panas sebagian CaCO3 mengendap, pada air
dingin pengendapannya akan lebih banyak lagi. Oleh karena sifat
ini maka air sadah tidak dikehendaki pada air industri karena dapat
menimbulkan endapan/kerak pada peralatan pemanas seperti boiler
dan lain sebagainya. Untuk skala rumah tangga jika air yang
mengadung kesadahan yang cukup tinggi jika dimasak atau
dididihkan maka akan menimbulkan endapan di dalam ketel dan
jika air yang telah dimasak didinginkan maka kesadahan sementara
yang ada di dalam air dapat diturunkan.
3. Penghilangan Kesadahan dengan Pengendapan Kimia
Tiap jenis senyawa yang menyebabkan kesadahan mempunai
tingkat kelarutan yang berbeda dalam air seperti ditunjukkan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Kelarutan beberapa jenis garam kalsium, magnesium dan
sodium.
Jenis Mineral Rumus Kelarutan , mg/l CaCO3
di dalam air pada 0oC.
Kalsium Bikarbonat Ca(HCO3)2 1.620
Kalsium Karbonat CaCO3 15
Kalsium Khlorida CaCl2 336.000
Kalsium Sulfat CaSO4 1.290
Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 2.390
Magnesium Mg(HCO3)2 37.100
Bikarbonat
Magnesium Karbonat MgCO3 101
Magnesium Khlorida MgCl2 362.000
Magnesium Sulfat MgSO4 170.000
Sodium Bikarbonat Na(HCO3) 38.700
Sodium Karbonat Na2CO3 61.400
Sodium Khlorida NaCl 225.000
Sodium Hidroksida NaOH 370.000
Sodium Sulfat Na2SO4 33.600
Sumber :Peavy, Rowe and Tchobanoglous, " Environmental Engineering".

Di dalam proses penghilangan kesadahan dengan pengendapan


kimia tujuannya adalah untuk membentuk garam-garam kalsium
dan magnesium menjadi bentuk garam-garam yang tidak larut,
sehingga dapat diendapkan dan dapat dipisahkan dari air. Bentuk
garam kalsium dan magnesium yang tidak larut dalam air adalah :
1) Kalsium Karbonat [ CaCO3 ]
2) Magnesium Hidroksida [ Mg(OH)2 ]
Penghilangan kesadahan dengan pengendapan kimia dapat
dilakukan dengan proses Kapur-Soda Ash (Lime Soda Softening)
atau dengan proses soda kaustik.
a. Proses Kapur-Soda Ash (Lime-Soda Softening)
Seluruh bentuk kesadahan karbonat dan juga kesadahan bikarbonat
dapat dihilangkan dengan cara pengendapan dengan menambahkan
kapur atau lime (CaO). Endapan yang terjadi dapat dipisahkan dari
air dengan cara pengendapan. Reaksi penghilangan kesadahan
dengan penambahan kapur (lime) adalah sebagai berikut:
Ca2+ + 2 (HCO3)- + CaO + H2O  2 CaCO3 + 2 H2O (3)
(mengendap)
Mg2+ + 2 (HCO3)- + CaO + H2O  CaCO3 + Mg2+ + CO32- + 2H2O (4)
(mengendap)
Mg2+ + CO3+ CaO + H2O  CaCO3 + Mg(OH)2 (5)
(mengendap) (mengendap)
Mg2+ +SO4 2- + CaO + H2O  Ca2+ + SO42- + Mg(OH)2
(6a)
(mengendap)
Mg2+ +2 Cl- + CaO + H2O  Ca2+ + 2 Cl- + Mg(OH)2
(6b)
(mengendap)
Mg2+ + 2 NO3 + CaO + H2O  Ca + 2 NO3-1+ Mg(OH)2
(6c)
(mengendap)
Seperti terlihat pada persamaan reaksi 6a sampai dengan 6c,
penghilangan kesadahan magnesium non karbonat menghasilkan
pembentukan kesadahan kalsium non karbonat. Kesadahan kalsium
non karbonat yang terbentuk maupun yang ada di dalam air
sebelumnya dapat dihilangkan dengan cara penambahan soda abu
atau soda ash (Na2CO3) seperti terlihat pada persamaan reaksi 9.7a
sampai dengan 9.7c. Garam natrium yang terbentuk adalah larut di
dalam air yang mana sampai konsentrasi tertentu masih
diperbolehkan untuk air minum.
Ca2+ +SO4 2- + Na2CO3  CaCO3 + 2 Na+ + SO42-
(7a)
Ca2+ + 2 Cl- + Na2CO3  CaCO3 + 2 Na+ + 2 Cl-
(7b)
Ca2+ + 2 NO3- + Na2CO3  CaCO3 + 2 Na + 2 NO3-
(7c)
Pengendapan CaCO3 maupun Mg(OH)2 sangat tergatung pada
pH air. pH optimum untuk pengendapan CaCO3 berkisar antara 9,0
sampai 9,5, sedangkan untuk pengendapan Mg(OH)2 memerlukan
pH sekitar 11,0. Oleh karena hampir kebanyakan air secara alami
mempunyai pH di bawah harga tersebut, maka untuk proses
pengendapan CaCO3 maupun Mg(OH)2 pH air perlu dinaikan
dengan cara penambahan kapur berlebih (excess lime) dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
CaO + H2O  Ca2+ + 2 OH-
(8)
Dengan penambahan kapur sekitar 1,25 meq/l umumnya dapat
menaikkan pH sampai 11,0. Jika di dalam air bakunya terdapat gas
CO2 terlarut, maka CO2 juga akan bereaksi dengan kapur seperti
persamaan reaksi berikut :
CO2 + CaO  CaCO3
(9)
Meskipun reaksi 9 tersebut tidak mereduksi kesadahan tetapi
mengkonsumsi kapur sehingga kebutuhan kapur menjadi lebih
banyak. Untuk menghilangkan CO2 yang terlarut di dalam air
sering kali dlakukan dengan cara aerasi untuk mereduksi kebutuhan
kapur. Jika konsentrasi CO2 di dalam air melebihi 10 g/l, maka
akan lebih ekonomis jika CO2 dihilangkan sebelum proses
penghilangan kesadahan.
b. Penghilangan Kesadahan dengan Proses Soda Kaustik
Seluruh bentuk kesadahan juga dapat diendapkan dengan cara
penambahan soda kaustik (caustic soda, NaOH). Perasamaan
reaksinya adalah sebagai berikut :
CO2 + 2 NaOH  2 Na+ + CO3 + H2O (10
Ca2+ + 2 (HCO3)- + 2 NaOH  CaCO3 + 2 Na+ + CO 2- + 2 H O (11)
(mengendap)
Mg2+ + 2 (HCO3)- + 4 NaOH  Mg(OH)2 + 4 Na+ + 2 CO 2- + 2 H O (12)
(mengendap)
Soda ash yang terbentuk akan bereaksi dengan kesadahan
kalsium non karbonat seperti pada persamaan reaksi sebelumnya
(persamaan 7a sampai dengan 7c). Seperti halnya proses kapur-
soda ash, untuk mengendapkan magnesium hidroksida, Mg(OH)2
perlu menaikkan pH sampai 11,0 dengan menambahkan natrium
hidroksida berlebih sekitar 1,25 meq/l.
c. Proses Stabilisasi
Penghilangan kesadahan secara sempurna tidak dapat dilakukan
dengan proses pengendapan kimia. Pada kondisi normal
penghilangan kesadahan dengan proses pengendapan kima hanya
masih mengandung CaCO3 sampai 40 mg/l dan Mg(OH)2 mg/l di
dalam air olahan. Pengendapan CaCO3 yang larut lewat jenuh di
dalam air akan berlangsung lambat yang dapat menyebabkan
pengendapan di dalam perpipaan atau bak penampung. Oleh kerena
itu perlu proses stablisasi dengan cara merubah CaCO3 yang larut
lewat jenuh menjadi bentuk yang larut di dalam air yaitu
Ca(HCO3)2. Proses stabilisasi dapat dilakukan dengan cara
penambahan beberapa jenis larutan asam, misalnya asam sulfat.
2 CaCO3 + H2SO4  Ca2+ + 2 (HCO3)- + SO4 (13)
Mg(OH)2 + H2SO4  Mg2+ + SO42- + 2 H2 (14)
Akan tetapi, proses stabilisasi yang paling umum digunakan
adalah konversi CaCO3 atau Mg(OH)2 menjadi bentuk yang larut
dengan penambahan karbon dioksida (CO2). Proses tersebut
dinamakan proses rekarbonasi (recarbonation process). Derajat
keasaman (pH) akhir umumnya adalah 8,5 – 9,5 tergantung ratio
karbonat dan bikarbonat yang diharapkan.
CaCO3 + CO2 + H2O  Ca2+ + 2 (HCO3) (15)
Mg(OH)2 + CO2  Mg2+ 2 (HCO3)- (16)
Peralatan yang digunakan untuk menghasilkan gas CO 2 terdiri
dari alat pembakar (furnace) untuk membakar bahan bakar
misalnya batubara, minyak, atau gas, scrubber untuk
menghilangkan jelaga dan kotoran lain (impurities) dari gas,
kompresor untuk memasukkan gas CO2 ke dalam air. Selain itu
kadang-kadang rekarbonasi dilakukan dengan gas CO2 yang
dimampatkan dalam tabung.
Proses rekarbonasi untuk reduksi pH dan stabilisasi dilakukan
dalam suatu reaktor tertutup. Gas karbon dioksida dimasukkan ke
dalam air dengan menggunakan tekanan. Gas CO2 akan terlarut di
dalam air sesuai dengan prinsip perpindahan masa. Salah satu
contoh proses rekarbonasi dapat dilihat pada Gambar 9.2.
Proses terdiri dari dua ruang, pertama adalah ruang
pencampuran (mixing) antara gas CO2 dan air, dan ruang kedua
adalah tempat dimana terjadi reaksi gas CO2. Waktu tinggal di
dalam ruang pencampuran berkisar antara 3 – 5 menit, sedangkan
waktu tinggal total minimal 20 menit. Seluruh unit peralatan
rekabonasi harus dibersihkan secara periodik karena adanya
endapan yang terjadi. Sumber gas CO2 dapat juga berasal dari gas
buang dari pembakaran yang telah dibersihkan atau dimurnikan
dari kotoran.
d. Proses Pelunakan (Softening)
Proses pelunakan air terdiri dari beberapa tahap, dan mungkin
dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap.Proses operasi terdiri
dari pencampuran bahan kimia ke dalam air, flokulasi untuk
membantu tumbuhnya endapan, pengendapan dan proses
stabilisasi.
Untuk penghilangan kesadahan dengan proses kapur-soda
menggunakan penambahan kapur (lime) berlebih, umumnya
dilakukan proses dua tahap seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3 : Diagram alir penghilangan kesadahan dengan proses
kapur-soda.
Penambahan kapur dilakukan pada tahap pertama untuk
mengendapkan kalsium maupun magnesium, kemudian
ditambahkan gas CO2 untuk menetralkan kelebihan kapur.
Selanjutnya dilakukan penambahan soda ash untuk menghilangkan
atau menurunkan kesadahan non karbonat. Padatan yang terbentuk
diendapkan di dalam bak pengendap ke dua dan selanjutnya
dilakukan penyaringan (filtrasi). Proses rekarbonasi perlu dilakukan
sebelum proses penyaringan untuk mencegah terjadinya
pengerakan di dalam filter. Cara ini cukup rumit serta perlu kontrol
proses yang ketat, oleh karena itu jarang digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan umumnya digunakan untuk skala
besar.
Parameter disain proses penghilangan kesadahan hampir sama
dengan proses koagulasi-flokulasi untuk menghilangkan
kekeruhan. Kriteria disain untuk sistem pelunakan air dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5 : Tipikal kriteria disain untuk proses pelunakan air.
Parameter Mixer Flokulat Bak Solids
or pengend -
ap Conta
ct
Basin
Waktu Tingal (WTH) 5 menit 30-50 2 – 4 jam 1–4
menit jam
Gradident Kecepatan (1/detik) 700 10-100 - -
Kecepatan Aliran (ft/detik) - 0,15– 0,15 – -
0,45 0,45
Beban permukaan - - 0,85 – 4,27
(gal/ft2.menit) 1,71
Sumber : Peavy, H.S., Rowe, D.R, And Tchobanoglous, S.G., "Environmental Engineering ",
Mc Graw-Hill Book Company, Singapore, 1986

Untuk air dengan kesadahan magnesium yang tinggi sering kali


dilakukan pelunakan dengan proses yang disebut "Split Treatment".
Proses ini dilakukan dengan mem- By Pass unit pelunakan tahap
pertama dengan sebagian air baku (inlet water). Pemberian kapur
yang berlebih (exess lime) dilakukan untuk penghilangan
magnesium pada proses pelunakan tahap pertama dan juga untuk
menghilangkan kesadahan kalium di dalam air by pass di dalam
proses tahap ke dua.
Oleh karena tidak ada penghilangan magnesium di dalam air by
pass maka konsentrasi magnesium sebelum proses pelunakan dan
konsentrasi magnesium di dalam air olahan yang diharapkan akan
menentukan jumlah air akan di by pass. Salah satu contoh tipikal
sistem split teratment untuk menghilangkan kesadahan magnesium
dapat dilihat seperti Gambar 4.
Penambahan bahan koagulan atau bahan pembantu koagulan
(coagulant aid) dapat meningkatkan efisiensi penghilangan
kesadahan dengan proses kapur-soda. Bahan koagulan yang sering
digunakan adalah alum. Silika aktif (activated silica) sering
digunakan untuk pelunakan air yang mengandung konsentrasi
kalsium yang tinggi.
Jumlah fraksi air yang akan di bypass dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Mg F – Mg i
Q x=
Mg R – Mgi
Qx = Fraksi ttal aliran yang di bypass.
MgF = Konsentrasi Magnesium di dalam air olahan (finished
water), biasanya 40 – 50 mg/l sebagai CaCO3.
MgR = Konsentrasi Magnesium di dalam air baku (raw
water), mg/l .
Mg I = Konsentrasi Magnesium di dalam air olahan setelah
pelunakan tahap pertama, di dalam prakateknya
minimal 10 mg/l sebagai CaCO3.

Gambar 4 : Diagram proses pelunakan dengan proses "Split Treatment"


e. Proses Rekarbonasi (Recabonation)
Proses rekarbonasi dilakukan untuk proses stabiliasasi dan
penurunan pH air olahan. Proses rekarbonasi biasanya dilakukan di
dalam suatu reaktor yang tertutup. Untuk proses rekarbonasi
dilakuan dengan cara menginjeksikan gas karbon dioksida (CO2)
ke dalam air dengan tekanan tertentu agar gas karbon dioksida larut
di dalam air.
Unit rekarbonasi biasanya terdiri dari dua bak (chamber), yang
pertama adalah untuk pencampuran gas karbon dioksida, sedangkan
bak ke dua untuk mereaksikan gas karbon dioksida dengan kasium
karbonat atau magnesium karbonat menjadi bentuk bikarbonat.
Waktu tinggal di bak pencampuran (mixing chamber) berkisar
antara 3 sampai 5 menit, sedangkan total waktu tinggal di dalam
unit rekarbonasi minimal 20 menit.
Untuk proses pelunakan dengan split treatment, apabila air inlet
yang masuk unit rekarbonasi mengandung exess lime maka setelah
proses rekarbonasi kemungkinan perlu diikuti dengan proses
pengendapan. Unit rekarbonasi harus dilengkapi dengan peralatan
untuk pembersihan atau pencucian endapan yang mungkin terjadi
secara periodik.
Sumber gas karbon dioksida yang digunakan bisa menggunakan
gas hasil pembakaran gas alam (CH4) atau menggunakan gas CO2
yang telah dimurnikan dan disimpan di dalam kontainer. Jika
injeksi gas karbon dioksida menggunakan gas buang dengan burner
tercelup (submerged burner), jumlah gas CO2 yang dinjeksikan
disarankan dua kali lebih besar dari kebutuhan teoritis secara
stoichiometri. Hal ini untuk pertimbangan efisiensi transfer gas CO2
di dalam air. Penggunakan gas CO 2 cair dengan kemurnian tinggi
(99,5 %) dapat meningkatkan efisiensi proses rekarbonasi, tetapi
penyimpanan CO2 pada suhu kamar yang relatif tinggi dapat
menyebabkan kenaikan tekakan uap gas CO2 yang sanggat tinggi.
Oleh karena itu, untuk penyimpanan CO2 cair membutuhkan tangki
penyimpanan yang kuat yang tahan tekanan sampai 2000 kPa dan
suhu sekitar – 20 0 C.

Anda mungkin juga menyukai