Anda di halaman 1dari 3

Nomor : B/7957/032020 26 Maret 2020

Yth. Bapak/Ibu Pimpinan


Perusahaan Peserta
di Tempat

Perihal : Ruang Lingkup Perlindungan Program JKK-JKM dalam Menghadapi Masa


Wabah Infeksi Novel Coronavirus (Covid-19) dan Masa Selama Bekerja
Di Rumah (Work From Home)

Dengan hormat,

Semoga Bapak/Ibu dalam keadaan sehat wal afiat dan bisnisnya berjalan semakin sukses.
Berkenaan dengan perkembangan kasus Penyakit Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-
nCOV) atau disebut Covid-19 yang semakin meningkat dan penyebarannya hampir di seluruh
Indonesia bahkan didunia, serta telah dinyatakan sebagai suatu penyakit yang dapat
menimbulkan wabah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019
nCOV) sebagai Penyakit yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya,
bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Covid-19 ini merupakan wabah penyakit pandemis, yang terjadi diseluruh
wilayah/daerah, sehingga dalam hal terjadi infeksi Covid-19 maka pembiayaan yang timbul
dalam penanggulangannya dibebankan pada anggaran Kementrian Kesehatan, Pemerintah
Daerah, dan atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Pembiayaan sebagaimana dimaksud, termasuk biaya perawatan bagi kasus
suspek/dugaan yang dilaporkan. Hal ini dikuatkan dalam Surat Edaran Menteri
Ketenagakerjaan RI Nomor : M/3/HK.04/III/2020 Tentang Perlindungan Pekerja/ Buruh dan
Kelangsungan Usaha dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19

2. Sehubungan Penyakit Covid-19 ini telah ditetapkan sebagai wabah atau penyakit
pandemis, maka sesuai ketentuan pada Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program JKK dan JKM dan Keputusan Presiden RI Nomor 7
Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK), maka penyakit tersebut bukan
merupakan kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK).

Kantor Cabang Jakarta Menara Jamsostek


Menara Jamsostek – Menara Utara Lt. 2 Jl. Jend Gatot Subroto Kav. 38 Jakarta Selatan – 12710
T (021) 527 9318 (Hunting) F (021) 527 9324 – 25
Email : kacab.menarajamsostek@bpjsketenagakerjaan.go.id
3. Dalam hal ini, penyakit Covid-19 pada Tenaga Kerja kesehatan yang telah terdaftar
sebagai Peserta BPJS Ketenagakerjaan dan Tenaga Kerja tersebut bekerja atau
merawat pasien di rumah sakit yang merawat penyakit Covid-19, maka dijelaskan beberapa
ketentuan sebagai berikut:

3.1 Perlindungan khusus pada tenaga kerja kesehatan yang dimaksud hanya terbatas
pada dokter dan perawat yang bertugas merawat/ mengobati pasien di ruang
khusus/ isolasi pasien terinfeksi Covid-19 pada rumah sakit yang telah ditunjuk
pemerintah untuk merawat kasus covid-19. Tenaga kerja tersebut tidak termasuk
tenaga kerja kesehatan (dokter/ perawat) yang bertugas diluar ruangan isolasi dan
petugas pendukung/ supporting di rumah sakit, yaitu: laboratorium, petugas cleaning
service, petugas pengantar makanan dan lainnya.
3.2 Dalam hal tenaga kerja kesehatan tersebut mengalami sakit akibat terinfeksi Covid-19,
maka biaya pengobatan dan perawatan dibebankan pada anggaran Kementrian
Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan atau sumber dana lain yang sah sesuai
ketentuan butir 1 diatas yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020.
3.3 Dalam hal tenaga kerja kesehatan sesuai butir 3.1 diatas meninggal dunia/mengalami
kematian yang dapat dipastikan disebabkan Covid-19, BPJS Ketenagakerjaan
memberikan perlindungan dan membayarkan santunan kematian sesuai Manfaat
Program JKK kepada ahli waris sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
3.4 Manfaat JKK yang dibayarkan sebagaimana dimaksud pada butir 3.2 dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tenaga kerja kesehatan yang bekerja diruangan isolasi khusus penyakit Covid-19
tersebut memiliki risiko tinggi untuk kemungkinan tertular Covid-19, karena
intensitas kontak langsung dengan pasien cukup tinggi sehubungan dengan
pekerjaan yang bersangkutan.
b. Untuk pengajuan klaim, tetap melampirkan dokumen pengajuan Klaim JKK dan
ditambahkan dokumen yang menguatkan, antara lain :
 Bahwa tenaga kerja kesehatan tersebut memang ditugaskan khusus
merawat/ mengobati pasien di bangsal isolasi khusus terinfeksi Covid-19,
seperti absensi ruang isolasi atau surat penugasan atau surat pernyataan
dari rumah sakit
 Bukti tenaga kerja kesehatan tersebut terinfeksi Covid-19, missal hasil
laboratorium atau keterangan dokter yang menyatakan penyakitnya.
c. Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan manfaat JKK adalah upah
terakhir yang dilaporkan atau dibayarkan pada saat Tenaga Kerja kesehatan
tersebut dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
4. Guna mencegah dan menekan laju penyebaran Covid-19, pemerintah menghimbau
pelaksanaan Gerakan Melakukan Pekerjaan dari Rumah (Work From Home/ WFH) secara
nasional, berkenaan dengan hal tersebut maka perlindungan Manfaat Program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) disampaikan sebagai berikut :

4.1 Ruang Lingkup kecelakaan kerja tetap mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 44 Tahun 2015 beserta peraturan turunannya, namun perlu diperhatikan data
atau berkas pendukung yang perlu dilampirkan pada saat pelaporan JKK adalah:
a. Pemberitahuan pemberlakuan Work From Home (WFH) ditempat kerja oleh
Perusahaan berupa Surat atau bukti perintah dari Pimpinan untuk melakukan
Work From Home (WFH).
b. Pengaturan atau mekanisme pelaksanaan Work From Home (WFH) yang
diterapkan perusahaan, misal perusahaan menerapkan sistem shift, Work From
Home (WFH) secara bergantian atau batasan lainnya.
c. Bukti kehadiran atau bekerja di rumah (shareloc/ geo tagging) tergantung
kebijaksanaan perusahaan.
d. Jam kerja Work From Home (WFH) yang ditetapkan perusahaan.
e. Jenis pekerjaan apa saja yang dilakukan pada saat Work From Home (WFH).
f. Dokumen pendukung lainnya agar dapat ditarik kesimpulan apakah trauma yang
dilaporkan tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.
g. Dalam hal dilaksanakannya Work From Home (WFH), pekerja sebelumnya telah
ijin untuk tidak masuk kerja karena sakit atau cuti, maka perlindungan JKK saat
Work From Home (WFH) tidak berlaku, dan tenaga kerja hanya mendapatkan
perlindungan JKM jika yang bersangkutan meninggal dunia.
4.2 Selama pandemi Covid-19 ini, kategori “Meninggal Mendadak” dalam kaitan bekerja
dirumah, mengacu pada definisi rumah sebagai tempat bekerja, maka akan
dilakukan verifikasi sesuai peraturan yang berlaku berdasarkan dokumen pendukung
dalam poin 4.1 diatas dan kronologis kejadian serta dilakukan pengecekkan kasus
yang berkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan.
5. Pemberlakuan perlindungan manfaat Program JKK untuk tenaga kerja kesehatan akibat
penyakit Covid-19 dan selama masa Work From Home (WFH) hanya berlaku selama masa
ditetapkannya wabah penyakit Covid-19 sampai dengan terbitnya pemberitahuan
selanjutnya.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih

HA/DE/KP 00.02

Anda mungkin juga menyukai