Anda di halaman 1dari 7

KONSEP-KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK

MAKALAH ILMIAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Literasi Komputer materi menyusun daftar
pustaka menggunakan aplikasi pengolah pustaka

disusun oleh:
MUHAMMAD MASHURI UTAMA
NIM. 195090200111010

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
DAFTAR ISI

KONSEP-KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK 1


DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
Latar Belakang 3
Rumusan Masalah 3
BAB II PEMBAHASAN 4
Sampling dalam Analisis 4
Analisis Kualitatif 4
Analisis Gravimetri 5
Analisis Volumetri 5
BAB III PENUTUP 6
Kesimpulan 6
Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7

2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kimia Analisis Dasar merupakan suatu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa kimia MIPA, kependidikan, maupun farmasi. Untuk dapat memahami kimia
analisis sebagai percabangan ilmu kimia, maka diperlukan pembahasan yang komprehensif
sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh mahasiswa. Sebagai suatu disipilin yang tidak
dapat dipisahkan dari pemahaman kimia, ketidakmampuan dalam menguasai kimia analisis
akan berakibat terjadinya penurunan kemampuan analisis seorang peneliti.
Ketika seorang mahasiswa atau peneliti menggunakan metode kualitatif klasik seperti uji
pendahaluan kation dan anion maupun metode kuantitatif klasik seperti gravimetri dan
volumetri maka presisi dan akurasi menjadi mutlak diperlukan. Namun, kebanyakan buku
yang beredar belum mampu dipahami dengan mudah oleh mahasiswa karena terlalu memiliki
banyak uraian sehingga kurang praktis untuk dijadikan bahan belajar. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka Penulis menyusun makalah ini dengan tujuan dapat digunakan
sebagai pedoman dasar bagi mahasiswa sebagai peneliti sehingga dapat dengan lebih mudah
memahami konsep dasar kimia analitik.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah metode sampling dalam analisis kimia?
2. Bagaimanakah cara melakukan identifikasi kation dan anion melalu analisa kualitatif
sederhana?
3. Bagaimanakah langkah dalam melakukan analisis gravimetri?
4. Bagaimanakah langkah dalam melakukan analisis volumetri?

3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sampling dalam Analisis
Hal-hal yang harus dilakukan ketika menerima sampel dalam laboratorium yaitu harus
memastikan asal-usul sampel dengan memberikan label atau tanda. Berikut merupakan
beberapa informasi yang seharusnya tercantum pada label suatu sampel :
1. nomor sampel;
2. nomor identifikasi;
3. waktu dan tanggal sampel diterima;
4. asal sampel;
5. perkiraan berat atau volume sampel;
6. nomor dan jenis wadah sampel; dan
7. apa hasil yang akan diperoleh terhadap sampel (Patnaik & Dean, 2004).
Dengan memberikan setidaknya tujuh informasi tersebut, maka kesalahan dalam analisis
sampel diharapkan dapat diminimalisir sekecil mungkin.
Suatu unit sampling dapat diartikan sebagai ukuran minimum suatu paket materi yang
akan dipakai sebagai sampel. Suatu sampel dikatakan ideal jika semua sifat internal yang
dimilikinya bersifat identik dengan keseluruhan materi asalnya. Pemilihan sampel yang
dilakukan secara acak merupakan suatu bentuk penyimpangan dalam sampling. Salah satu
teknik sampling yang paling disukai adalah cairan homogen atau padatan yang dihaluskan.
Dewasa ini mesin sampling cenderung lebih banyak dipakai ketimbang sampling manual
karena tingkat ketilitiannya yang lebih tinggi (Khopkar & Saptorahardjo, 1990).

2.2. Analisis Kualitatif


Dalam melakukan analisis kimia dapat dilakukan dengan melalui dua langkah utama
yakni identifikasi serta estimasi komponen dalam suatu senyawa. Analisis kualitatif
merupakan langkah identifikasi dan langkah estimasi merupakan analisis kuantitatif
(Khopkar & Saptorahardjo, 1990). Analisis kualitatif dapat kita lakukan dalam berbagai skala
maupun ukuran. Setidaknya dibutuhkan 0,5 sampai 1 gram dalam melakukan analisis makro
dan dengan volume larutan 20 mL. Sedangkan untuk melakukan analisis semi-mikro adalah
sekitar 0,05 gram sampel dan volume larutan 1 mL. Analisis semi-mikro lebih dipilih untuk

4
dilakukan oleh mahasiswa dengan pertimbangan lebih hemat bahan kimia dan analisis dapat
dilakukan dengan lebih cepat sehingga lebih menghemat waktu (Vogel & Svehla, 1979).

2.3. Analisis Gravimetri


Analisis gravimetri dapat didefinisikan sebagai proses mengisolasi dan mengukur berat
suatu unsur atau senyawa yang akan dianalisis. Pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa
cara seperti metode pengendapan, metode penguapan, dan metode elektroanalisis 2. Dalam
gravimetri pengendapan, suatu analit akan diubah menjadi endapan yang mudah larut.
Endapan tersebut kemudian dilakukan penyaringan, dibersihkan dari kotoran, dipanaskan dan
kemudian ditimbang. Salah satu contoh analisis gravimetri yaitu menentukan kandungan
kalsium dalam air. Dalam hal ini, asam oksalat yang berlebih ditambahkan pada larutan air
yang berisi sampel. Kemudian ditambahkan ammonia yang dapat menetralkan asam sehingga
mendorong kalsium dalam sampel untuk mengendap sebagai kalsium oksalat. Endapan
kalsium oksalat kemudian disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan. Setelah dipanaskan akan
diperoleh kalsium oksida sehingga massa kalsium dapat dihitung jumlahnya (Skoog, 2012).
Selain itu, analisis gravimetri juga dapat digunakan untuk menghitung absorbsi dan desorbsi
CO2 pada susunan kanteliver (Lee et al., 2011) serta tingkat pertumbuhan autokatalitik
partikel mikrotembaga dalam larutan berair (Byun et al., 2019).

2.4. Analisis Volumetri


Analisis volumetri yang juga disebut sebagai titrimetri merupakan salah satu metode
analisis dimana sampel yang dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang sudah
diketahui konsentrasinya melalui buret. Berdasarkan reaksi yang terlibat, titrimetri dapat
dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu titrasi asam-basa yang melibatkan reaksi antara
titran dengan analit berupa asam atau basa, titrasi kompleksometri yang melibatkan reaksi
kompleksasi antara logam dengan ligan, titrasi redoks dengan melibatkan agen pereduksi atau
pengoksidasi sebagai titran, dan titrasi pengendapan. Untuk mendapatkan hasil titrasi yang
akurat maka harus ditambahkan sejumlah titran yang ekuivalen secara stoikiometrik ke dalam
larutan yang mengandung analit. Campuran yang ekuivalen secara stoikiometrik tersebut
disebut sebagai titik ekuivalen (TE) dimana menjadi penting untuk mengetahui volume titran
yang dibutuhkan untuk mencapai TE (Harvey, 2000).

5
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sampling menjadi
sangat penting dalam melakukan analisis karena merupakan langkah awal untuk mengetahui
kandungan zat atau senyawa apa yang terkandung dalam larutan tersebut. Analisis kualitatif
juga menjadi bagian penting karena merupakan awal identifikasi kation maupun anion dalam
sampel. Analisis volumetri dapat dinilai lebih cepat dan akurat dalam menentukan kadar
analit daripada analisis gravimetri yang membutuhkan lebih banyak tahapan.

3.2. Saran

Sebaiknya digunakan sumber pustaka yang lebih banyak sehingga menambah ulasan
dalam makalah serta mempertajam pemahaman pembaca. Selain itu, diharapkan lebih banyak
penulis yang membuat karya tulis serupa agar menambah wawasan pembaca dan dapat
dijadikan bahan rujukan.

GAYA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MENGGUNAKAN GAYA/STYLE


AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION EDISI KETUJUH.

6
DAFTAR PUSTAKA
Byun, J., Kim, K. H., Kim, B. K., Chang, J. W., Cho, S. K., & Kim, J. J. (2019). Gravimetric

analysis of the autocatalytic growth of copper microparticles in aqueous solution.

RSC Advances, 9(65), 37895–37900. https://doi.org/10.1039/C9RA06842B

Harvey, D. (2000). Modern analytical chemistry. McGraw-Hill.

Khopkar, S. M., & Saptorahardjo, A. (1990). Konsep dasar kimia analitik. Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta.

Lee, D., Jin, Y., Jung, N., Lee, J., Lee, J., Jeong, Y. S., & Jeon, S. (2011). Gravimetric

Analysis of the Adsorption and Desorption of CO 2 on Amine-Functionalized

Mesoporous Silica Mounted on a Microcantilever Array. Environmental Science &

Technology, 45(13), 5704–5709. https://doi.org/10.1021/es200680v

Patnaik, P., & Dean, J. A. (2004). Dean’s analytical chemistry handbook (2nd ed). McGraw-

Hill.

Skoog, D. A. (2012). Fundamentals of analytical chemistry (9th Ed). Cengage - Brooks/Cole.

Vogel, A. I., & Svehla, G. (1979). Vogel’s Textbook of Macro and semimicro qualitative

inorganic analysis (5th ed). Longman.

Anda mungkin juga menyukai